Anda di halaman 1dari 21

Self Management pada

Pasien Diabetes
Mellitus
Dr. Fitria Handayani, M.Kep., Sp.KMB
Definisi
• Manajemen diri mengacu pada kemampuan individu untuk mengelola
gejala fisik, psikososoal, medikasi dan perubahan gaya hidup yang terkait
dengan kondisi penyakit yang membutuhkan perawatan jangka panjang
• Pelibatan individu dengan penyakit kronis dalam pengelolaan dan
peningkatan status kesehatannya melalui pemantauan dan pengelolaan
tanda dan gejala penyakit, dampak penyakit ada fungsi sehari-hari,
hubungan interpersonal dan kepatuhan pengobatan
• Program menejemen diri berusaha memberdayakan pasien dengan cara
meningkatkan self efficacy (Tingkat keyakinan bahwa seorang individu
memiliki kemampuan untuk berhasil dalam pengelolaan penyakitnya)
Hasil yang diharapkan
• An improvement in HbA1c concentrations in patients with unstable DM control
• 2. An improvement in blood pressure
• 3. An improvement in body mass index (BMI)
• 4. An improvement in waist: hip ratio
• 5. An improvement in the DM self efficacy scale
• 6. An improvement in diet habits
• 7. An improvement in physical exercise frequency
Edukasi Self Management
• Media : Boolet, leaflat, Aplikasi
• Jumlah pertemuan minimal 4 kali, ada activity dan latihan
• Hasil : manajemen diri, pengetahuan
Materi edukasi
• Pengetahuan dasar tentang diabetes melitus
• Diet Diabetes Melitus
• Kontrol Gula Darah
• Aktivitas Fisik Pada Pasien Diabetes Melitus, Senam Kaki Diabetes,
Pencegahan Dan Perawatan Komplikasi Diabetes Melitus
• Obat-Obat Pada Pasien Dengan Diabetes Melitus
Intervensi Empowering
• Oucome: self care, Self efficacy, dan kualitas hidup, HbAIc
• Outcome jangka pendek: glukosa darah
Tahap empowering
• Step I: Explore the Problem or Issue (Past) • What is the hardest thing
about caring for your diabetes? • Please tell me more about that. • Are
there some specific examples you can give me?
• Step II: Clarify Feelings and Meaning (Present) • What are your thoughts
about this? • Are you feeling (insert feeling) because (insert meaning)?
• Step III: Develop a Plan (Future) • What do you want? • How would this
situation have to change for you to feel better about it? • Where would you
like to be regarding this situation in (specific time, e.g., 1 month, 3
months, 1 year)? • What are your options? • What are barriers for you? •
Who could help you? • What are the costs and benefits for each of your
choices? • What would happen if you do not do anything about it? • How
important is it, on a scale of 1 to 10, for you to do something about this? •
Let’s develop a plan.
• Step IV: Commit to Action (Future) • Are you willing to do what you need
to do to solve this problem? • What are some steps you could take? • What
are you going to do? • When are you going to do it? • How will you know
if you have succeeded? • What is one thing you will do when you leave
here today?
• Step V: Experience and Evaluate the Plan (Future) • How did it go? •
What did you learn? • What barriers did you encounter? • What, if
anything, would you do differently next time? • What will you do when
you leave here today?
Partnership care model
• Motivating, Preparing, Involving, evaluating
• The diabetes team (dokter, apoteker, nutrisionis, perawat pekerja social)
typically provides personalized patient education, develop treatment plans
and priorities, and design appropriate action plans in consultation with the
patient.
Terapi Kognitif dan Dukungan Sosial
• Intervensi lima pilar terhadap keluarga/pasangan
Self Monitoring
• Personal Digital Assessment (mencatat asupan makanan, aktifitas, obat
obatan)
• Blood glucose
• Sensitivitas
• Program edukasi dan terapi kognitif dan dukungan social mampu
meningkatkan perilaku manajemen diri pasien yang ditunjukan pada
perbaikan gaya hidup, pengetahuan,
• Program empowering, self monitoring dan partnership care model secara
langsung melibatkan pasien dalam kegiatan seperti pencatatan gejala,
berat badan, perawatan harian dalam sebuah diary. Berefek dala jangka
panjang pada kualitas hidup dan HbAIc
• Pasien memiliki feeling in Control
Faktor yang berkaitan dengan self
management
• Emosi
• Tingkat menejemen emosional
Pengelolaan Emosi
• Level I (Pada level I, penderita DM menikmati kondisi yang dialami, dan
justru yang terjadi pada dirinya menjadi penyemangat dalam hidup.
Perasaan lelah, capek, bosan tidak dialami oleh penderita DM)
• Level II (Pada level ini penderita DM merasa capek, mengantuk, tidak
ada mood, bosan dan lelah. Namun, pada keadaan ini, penderita DM tetap
melakukan penatalaksanaan DM meskipun dengan terpaksa)
• Level III (Pada level ini, penderita DM merasa ingin lari dari kenyataan,
sering menangis, histeris dan tidak melakukan apa-apa).
• Mengelola stress level 1.
• Mengelola gaya hidup.
• Menjadikan nilai-nilai sabar, berfikir positif menjadi gaya hidup dengan
cara latihan selama 21 hari.
• Mengelola lingkungan
Mengelola stress level 2.

• Relaksasi :
• Belajar rileks dan berfikir apa manfaat rileks. Latih diri kamu untuk mampu menikmati kesenangan-
kesenangan kecil pada saat melakukan hal yang rutin. Ada beberapa latihan yang mungkin bisa kamu
kembangkan sesuai dengan rutinitas yang dilakukan.
• Latihan fisik :
• Latihan fisik adalah cara untuk mengelola bagaimana berespon terhadap stres. Ini akan berpengaruh terhadap
pengeluaran adrenalin dan endoprin yang meurpakan hormon perasaan.
• Latihan mengeluarkan emosi :
• Bicara tentang perasaan teman dan keluarga yang mendukung kamu ini akan menolong mengatasi emosi yang
negatif. Menangis bisa mengeluarkan sakit hati atau kemarahan sehingga membuat kamu merasa nyaman.
Apabila kamu tidak melakukannya kamu bisa menulis secara harian untuk mengurangi stress.
Pengelolaan Level III
• Konseling :
• Konseling diperlukan untuk memberi ruang secara regular untuk refleksi
apa yang terjadi secara emosi mental dan fisikal yang membuat kamu bisa
berubah menjadi lebih baik.
• Berkunjung ke dokter jika dibutuhkan.

Anda mungkin juga menyukai