A
DENGAN DIAGNOSA MEDIS HEPATOBLASTOMA SUSPEK
BRONKOPNEUMONIA
DI RUANG ANAK LT. DASAR RSUP Dr. KARIADI SEMARANG
Oleh :
ANNISA HASNA YUANIHSAN
P1337420919058
1
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. A
DENGAN DIAGNOSA MEDIS HEPATOBLASTOMA SUSPEK
BRONKOPNEUMONIA
DI RUANG ANAK LT. DASAR RSUP Dr. KARIADI SEMARANG
A. IDENTITAS
1. Identitas Klien
a. Nama : An.A
b. Umur : 1 tahun 4 bulan 15 hari
c. Alamat : Kebondalem. Pemalang
d. Pendidikan : SMA
e. Pekerjaan : Swasta
f. Tanggal Masuk : 4 November 2019
g. Diagnosa Medis : Hepatoblastoma
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada tanggal 29 Oktober 2019, klien selesai menjalani kemoterapi siklus I,
kemudian saat dibawa kerumah, klien mengalami sesak nafas, batuk, mual ,muntah,
nafsu makan menurun dan lemas. Kemudian pada tanggal 4 November klien dibawa
2
ke RSUP Dr.Kariadi untuk control rutin, namun karena kondisinya klien disarankan
untuk rawat inap.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien pernah dirawat di rumah sakit RSUP Dr. Kariadi pada bulan Agustus
dengan diagnosa Hepatoblastoma, kemudian klien menjalani kemoterapi siklus I dan
berakhir pada 29 Oktober 2019.
5. Riwayat persalinan
An. A merupakan anak pertama dan belum memiliki saudara. Berat
badan saat lahir 2,9 Kg. Pada saat proses ANC, ibu An. A melahirkan secara normal.
6. Riwayat Imunisasi
An. A mendapatkan imunisasi secara lengkap sesuai dengan usianya
7. Riwayat alergi
An. A tidak memiliki riwayat alergi makanan maupun obat.
8. Riwayat pemakaian obat – obatan
An.A tidak pernah memiliki riwayat pemakaian obat-obatan
9. Riwayat tumbuh kembang
a) Motorik halus
Sebelum sakit An. A dapat berman sesuai hobinya. Selama sakit An. A dapat
bermain namun hanya dengan terbaring dan keadaan lemah
b) Motorik kasar
Sebelum sakit An. A dapat berjalan seperti seusianya namun setelah sakit An.
A kehilangan kemampuan berjalan dan duduk sehingga hanya bisa berbaring
c) Bahasa
Sebelum sakit An. A dapat melakukan percakapan-percakapan kecil seperti
anak seusianya, namun setelah sakit An. A kehilangan kemampuan dalam
mengucapkan kalimat
d) Personal sosial
An. A kurang dapat diajak berkomunikasi
3
Keluarga klien tidak mempunyai riwayat penyakit keganasan seperti kanker,
penyakit keturunan dan penyakit menular.
4
Q : Nyeri seperti dicengkeram
R : Nyeri An. A pada bagian perut
S : Skala 5 (hurt little more/sedikit lebih nyeri)
T : Nyeri dirasakan hilang timbul dengan durasi jarak 30 menit
5. Pemeriksaan Fisik (Head to Toe)
a. Leher : tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid
b. Kepala : normochepal, simetris, terdapat lesi post VP shunt
c. Mata : simetris, konjunctiva tidak anemis, pupil isokhor, sklera non ikterik,
sklera memerah, keluarga mengatakan bahwa pandangan anak kabur dibuktikan saat
ditanya apakah anak melihat tulisan nama perawat kemudian anak menjawab tidak
dengan melambaikan tangan.
d. Hidung : lubang hidung simetris, tidak ada sekret
e. Mulut : simetris, tidak ada epistaksis dan sianosis
f. Telinga : simetris, tidak ada gangguan pendengaran
g. Dada
1) Jantung :
I : datar, tidak terjadi pembesaran, tidak tampak iktus kordis
Pa : iktus kordis teraba pada intercosta ke 4-5
Pe : Redup
A : tidak ada bunyi jantung tambahan
2) Paru :
I : simetris, bentuk normal, kosta tidak menonjol
Pa : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri dada
Pe : sonor
A : tidak ada suara nafas tambahan
h. Abdomen
a. Inspeksi : ada pembesaran perut (asites)
b. Auskultasi : terdengar bunyi bising usus
c. Palpasi : tidak ada massa feses, tidak ada nyeri tekan
d. Perkusi : timpani
i. Ekstremitas
1) Ekstremitas atas : tidak ada edema, turgor kembali kurang dari 2 detik
Kekuatan otot kanan 1 kiri 1
2) Ekstremitas bawah : tidak ada edema, turgor kembali kurang dari 2 detik
Kekuatan otot kanan 1 kiri 1
6. Resiko jatuh
Parameter Kriteria N S
ilai kor
Usia < 3 tahun 4 4
3 - 7 tahun 3
7 -13 tahun 2
>= 13 tahun 1
5
Jenis Laki-laki 2 1
kelamin Perempuan 1
Diagnosis Diagosis neurologi 4 3
Perubahan oksigenasi 3
(diagnosis respiratorik,
dehidrasi, anemia, anorekia, 2
sinkop, pusing dsb)
Gangguan perilaku/psikiatri 1
Diagnosisi lainnya
Gangguan Tidak menyadari keterbatsan 3 1
kognitif lainnya 2
Lupa akan adanya 1
keterbatasan
Orientasi baik terhadap diri
sendiri
Faktor Riwayat jatuh/bayi diletakan 4 2
lingkungan di tempat tidur dewasa 3
Klien menggunakan alat
bantu/bayi diletakan dalam 2
tempat tidur bayi/perabot 1
rumah
Klien diletakan pada tempat
tidur
Area diluar rumah sakit
6
Penggunaan salah satu obat
diatas
Penggunaan medikasi
lainnya/tidak ada medikasi
Jumlah 13
(Risiko
Tinggi )
Keterangan :
Skor assessment resiko jatuh : (skor minimum 7, skor maksimum 23)
Skor 7-11 : Resiko rendah
Skor ≥12 : Resiko tinggi
7. Psikososial anak dan keluarga
a. Respon hospitalisasi (rewel, tenang)
An. A kadang tenang dan kadang rewel dan menangis selama menjalani
perawatan di rumah sakit.
b. Kecemasan (anak dan orang tua)
Ibu An. A merasakan cemas karena penyakit yang dialami oleh anaknya
kemudian bertanya kepada perawat dan dokter mengenai bagaimana melakukan
tindakan yang baik untuk penyembuhan pada Klien.
c. Koping Klien/keluarga dalam menghadapi masalah
Ibu An. A imengatakan jika ada masalah yang terjadi pada salah satu anggota
keluarganya terutama menyangkut anaknya selalu dibicarakan bersama dengan
suami.
f. Konsep diri
Body image : tidak dapat terkaji
Identitas diri : tidak dapat terkaji
Harga diri : tidak dapatt terkaji
Peran diri : An. A masih berusia 1 tahun 4 bulan
Ideal diri : tidak dapat terkaji
7
g. Spritual
Keluarga selalu berdoa untuk kesembuhan An. A terkadang Ibu An. A
menidurkan sambal bersholawat
h. Adakah terapi lain selain medis yang dilakukan
Tidak ada terapi lain selain terapi medis yang dilakukan untuk An. A.
8. Pemeriksaan Penunjang
Tanggal 8 November 2019
PEMERIKS HAS SATU HASIL
AAN IL AN RUJUKAN
HEMATOLO
GI
Hemoglobin 9.4 g/dL 10.8-
12.8 L
Hematokrit 31.3 % 35-47
L
Eritrosit 4.96 10^6/u 3.9-5.6
L
MCH 19 Pg 23-31
MCV 63.1 fL 77-101
MCHC 30 g/dL 29-36
Leukosit 0.3 10^3/u 6-17
L
Trombosit 29 10^3/u 150-
L 400 H
RDW 25.1 % 11.60-
14.80
MPV -- fL 4.00-
11.00 H
LED 1 JAM 40 /mm 1.0-
14.0
LED 2 JAM 77 /mm 1.0-
14.0
KIMIA
KLINIK
CRP 22.40 mg/dL 0-0.30
Kuantitatif/HsCRP
8
IMMUNOSE
ROLOGI
Feritin 1334. ng/dL 20-250
2
KESAN :
Cor membesar
Infiltrar pada paracardial kanan kiri suspek bronkopneumonia
9. Terapi medis
N NAMA OBAT DOSIS RUTE
o
1 Paracetamol 100mg/ IV
6jam
2 Ampicillin sulbactam 450mg/ IV
6jam
3 Gentamicin 70mg/2 IV
4jam
4 Ondansentron 2mg/8j IV
am
5 N-asetyl sistein 50mg/8 PO
9
jam
6 Filgastrin 45mg/1 IV
2jam
7 Ca Gluconas 4,5mg/ IV
12jam
8 Fluconazole 100mg/ Inhalas
24jam i
9 Nebulizer Ventolin 1
+NaCl 0,9% resp/8jam
DAFTAR MASALAH
No Tgl/Jam Data Fokus Masalah Keperawatan
1 9 November DS : Gangguam nutrisi b.d
2019 Keluarga klien mengatakan An.A sulit Intake kurang akibat mual
makan dan setelah diberikan makan,
muntah.
An. A selalu muntah
17:00 DO :
- Klien terpasang NGT
- Klie mendapatkan diit cair
- Asupan kurang dari <80%
A : TB : 83 cm BB : 9 kg
IMT = Berat Badan / (Tinggi Badan x
Tinggi Badan) =
9 Kg/ 83,0x83,0 = 9/688 :
IMT : kg/m2
B:
Hemoglobin : 9.4 g/dL
Hematokrit : 31.3%
C:
Tanda Umum : Penurunan BB dari 11 Kg
sebelum sakit menjadi 9 Kg
Rambut : Kusut, tidak mudah rapuh,
Kulit : Kering, kusam, turgor kulit
kembali >2 detik
Mata : Konjugtiva anemis, sklera k ikterik
Mulut : Kering. Membra mukosa pucat
Gigi : Tidak terdapat karies
Neuromuskular : Tidak terdapat kekakuan
pada ekstremitas atas
10
Tulang : Tidak ada gangguan
Gastrointestinal : -
Endokrin : Tidak ada gangguan
Kardiovaskular : Tidak ada gangguan
Sistem saraf : Terdapat gangguan
neurologis
D:
Kebutuhan tubuh :
BMR Wanita = 55 + (9,6 x berat badan) +
(1,8x tinggi badan) – (4,7 x usia)
55 + (9,6x9) + (1,8x83) – (4,7x1)
55+86,4+149,9-3,7 = 287,6
Asupan :
Dalam sehari Diberikan diit cair
4x250 ml diit cair atau setara dengan
516 kalori ( 1 gelas 250 ml= 129
kalori)
11
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN.
1. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Intake kurang
akibat mual muntah.
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d akumulasi secret berlebih
12
Nutrition Monitoring
12. BB pasien dalam batas
normal
13. Monitor adanya penurunan
berat badan
14. Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa
dilakukan
15. Monitor interaksi anak atau
orangtua selama makan
16. Monitor lingkungan selama
makan
17. Jadwalkan pengobatan dan
tindakan tidak selama jam
makan
18. Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
19. Monitor turgor kulit
20. Monitor kekeringan,
rambut kusam, dan mudah
patah
21. Monitor mual dan muntah
22. Monitor kadar albumin,
total protein, Hb, dan kadar
Ht
23. Monitor makanan kesukaan
24. Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
25. Monitor pucat, kemerahan,
dan kekeringan jaringan
konjungtiva
26. Monitor kalori dan intake
nuntrisi
27. Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik
papila lidah dan cavitas
oral.
28. Catat jika lidah berwarna
magenta, scarlet
29.
Bersihan jalan nafas Setelah dilakukan tindakan 1. Auskultasi bunyi nafas,
9 tidak efektif b.d keperawatan selama 1x45 catat adanya bunyi nafas.
November akumulasi secret menit, diharapkan pasien Misalnya: mengi, krekels
2019 berlebih dan ronki.
dengan bersihan jalan
13
17: nafas tidak efektif dapat 2. Kaji/ pantau frekuensi
35 teratasi dengan kriteria pernafasan, catat rasio
hasil yaitu : inspirasi/ ekspirasi.
3. Berikan posisi yang
1. Menunjukkan bersihan
nyaman buat pasien,
jalan napas yang misalnya posisi semi fowler
efektif yang dibuktikan 4. Ajarkan cara batuk efektif
oleh, pencegahan 5. Observasi karakteristik
aspirasi, status batiu, bantu tindakan untuk
pernapasan: ventilasi memoerbaiki keefektifan
tidak terganggu dan upaya batuk.
6. Kolaborasi pemberian O2
status pernapasan:
7. Kolaborasi pemberian
kepatenan jalan napas bronkodilator
2. Menunjukkan status 8. Lakukan suction bila perlu
pernapasan: kepatenan
jalan napas, yang
dibuktikan oleh
indicator sebagai
berikut:gangguan
eksterm, berat, sedang,
ringan, tidak ada
gangguan
14
TINDAKAN KEPERAWATAN / IMPLEMENTASI
Kode Respon
Tgl/Ja TT
Dx. Tindakan Keperawtan
m D
Kep
9 1 1. Mengkaji adanya alergi S:
November 2019 makanan Keluarga klien
17:45 2. Melakukan kolaborasi mengatakan An.A sulit
dengan ahli gizi untuk makan dan setelah
menentukan jumlah kalori diberikan makan,
dan nutrisi yang dibutuhkan An. A selalu muntah,
pasien klien muntah sebanyak 7
3. Melakukan kolaborasi kali
dengan ahli gizi untuk O :
menentukan jumlah kalori - Klien terpasang NGT
dan nutrisi yang dibutuhkan - Klie mendapatkan diit
pasien cair
4. Memonitor adanya - Asupan kurang dari
penurunan berat badan <80%
5. Memonitor kadar albumin, A : TB : 83 cm BB : 9 kg
total protein, Hb, dan kadar IMT = Berat Badan /
Ht (Tinggi Badan x
Tinggi Badan) =
9 Kg/ 83,0x83,0 = 9/688 :
IMT : kg/m2
B:
Hemoglobin : 9.4 g/dL
Hematokrit : 31.3%
C:
Tanda Umum : Penurunan
BB dari 11 Kg
sebelum sakit
menjadi 9 Kg
Rambut : Kusut, tidak
15
mudah rapuh,
Kulit : Kering, kusam,
turgor kulit kembali
>2 detik
Mata : Konjugtiva anemis,
sklera k ikterik
Mulut : Kering. Membra
mukosa pucat
Gigi : Tidak terdapat
karies
Neuromuskular : Tidak
terdapat kekakuan
pada ekstremitas
atas
Tulang : Tidak ada
gangguan
Gastrointestinal : -
Endokrin : Tidak ada
gangguan
Kardiovaskular : Tidak ada
gangguan
Sistem saraf : Terdapat
gangguan
neurologis
D:
Kebutuhan tubuh :
BMR Wanita = 55 + (9,6 x
berat badan) + (1,8x
tinggi badan) – (4,7
x usia)
55 + (9,6x9) + (1,8x83) –
(4,7x1)
55+86,4+149,9-3,7 = 287,6
Asupan :
Dalam sehari
Diberikan diit cair
4x250 ml diit cair atau
setara dengan 516
16
kalori ( 1 gelas 250
ml= 129 kalori)
PERKEMBANGAN / EVALUASI
O:
- BB Kg menjadi 9 Kg dari 11 kg
- Mukosa bibir kering
- Asupan nutrisi <80%
- Dalam sehari Diberikan diit cair
4x250 ml diit cair atau setara dengan
516 kalori ( 1 gelas susu 250 ml=
129 kalori)
17
A : Masalah keperawatan Gangguan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
intake cairan kurang akibat mual
muntah
P : Lanjutkan intervensi
1. Kolaborasi dengan ahli gizi
dalam pemberian nutrisi sesuai
kebutuhan tubuh
2. Monitor penurunan BB
3. Monitor keadaan umum
4. Monitor status elektrolit
9 November 2019 2 S:
21:05 Ibu klien mengatakan, klien masih
batuk, namun secret yang keluar
bertambah banyak
O:
- Terdengar suara napas tambahan
- Nadi : 94x/m
- Nafas : 120x/m
- Klien batuk dan sekret dapat kelyar
- Klien terpasang o2 nasal kanul
- Klien mendapat terapi bronkodilator
Ventolin 1 resp/8jam
P : Lanjutkan intervensi
1. Berikan posisi yang nyaman buat
pasien, misalnya posisi semi
fowler
2. Observasi karakteristik batuk,
bantu tindakan untuk memoerbaiki
keefektifan upaya batuk.
3. Kolaborasi pemberian O2
4. Kolaborasi pemberian
bronkodilator
5. Lakukan suction bila perlu
18
19