Anda di halaman 1dari 4

Apa itu budgeting?

Budgeting adalah sebuah kata kerja dari bahasa Inggris yang mempunyai kata dasar budget. Budget
sendiri mempunyai makna “anggaran” atau “rencana keuangan”. Maka dari itu, bisa disimpulkan bahwa
budgeting adalah proses pembuatan anggaran atau perencanaan keuangan.

Budgeting bisa dilakukan untuk perencanaan keuangan perusahaan maupun pribadi. Biasanya budget
ditentukan pada jangka waktu tertentu secara berkala.
Fungsi budgeting

Proses budgeting juga melibatkan pembuatan laporan terhadap perkiraan uang yang akan masuk
(expected income) dan keluar (expected expenditures) dari suatu perusahaan pada rentan waktu yang
sudah ditentukan. Budgeting digunakan untuk membantu perusahaan melihat apakah mereka akan bisa
terus beroperasi di masa depan. 

Berikut fungsi budgeting secara spesifik:


 Menentukan modal awal. Dengan menentukan budget, kita bisa tahu berapa modal uang yang akan
digunakan untuk menjalankan bisnis.
 Sebagai target penjualan. Budgeting bisa menjadi alat banding penjualan dengan pengeluaran. Jika
memang target pendapatan tidak sesuai budget, maka harus ada yang disesuaikan agar bisnis bisa
berjalan secara efektif. 
 Membantu mengontrol pengeluaran. Tanpa adanya budgeting, sebuah perusahaan bisa mengeluarkan
uang lebih banyak daripada yang mereka bisa bayar. Budget membantu mengurangi risiko bangkrut
karena pengeluarannya dibatasi.
 Mendukung rencana strategis pengembangan bisnis. Untuk lebih lanjut, kamu bisa membaca
tentang proposal bisnis plan. 

Dengan begitu, budgeting pun juga bisa menjadi suatu alat untuk mengukur perkembangan suatu bisnis.
Bisnis yang baik harus bisa mencapai dan bahkan melebihi target penjualan dalam budgeting, namun
dengan modal yang tidak lebih atau bahkan kurang dari budget yang ditetapkan.

 
7 Fungsi Penting Asuransi yang Perlu Kamu tahu
Apa Saja? Baca Disini
Tips Efektif dalam Budgeting
Berikut beberapa tips budgeting yang kamu bisa terapkan pada usaha atau perusahaan:
1. Pilih cara penyusunan budget yang sesuai
Ada dua tipe cara penyusunan budget, yaitu top-down budgeting dan bottom-top budgeting:

 Top-down budgeting berarti budget ditentukan oleh pemimpin tertinggi perusahaan dan semua divisi
harus mengikuti budget yang sudah ditetapkan. 
 Bottom-top budgeting berarti budget ditentukan oleh masing-masing divisi, kemudian dirangkum
menjadi satu budget keseluruhan untuk perusahaan. 

Hal ini biasanya disesuaikan kembali dengan masing-masing perusahaan. Nyatanya bottom-top
budgeting memberi keleluasaan bagi setiap divisi, sehingga karyawan pun lebih termotivasi untuk
membangun bisnis. Namun, di saat yang sama top-down budgeting memakan waktu yang lebih singkat,
serta prosesnya pun lebih dipermudah.

Baca Juga : Perhatikan 7 Hal ini dalam Perencanaan Keuangan Pribadi

 
2. Bagi rencana budgeting menjadi beberapa bagian
Budget tidak hanya terdiri dari satu hal, tetapi berbagai bagian. Budgeting minimal mempunyai 3 bagian,
yaitu variable cost (pengeluaran yang bisa berubah setiap bulannya), fixed cost (pengeluaran yang tetap
setiap bulannya, seperti gaji karyawan dan tagihan sewa bangunan), dan juga expected income
(pemasukan bulanan).

Namun, kamu juga bisa membaginya berdasarkan kategori berikut:

 Sales budget: Biaya dari target penjualan produk dikali harga produk.
 Stock & production budget: Merupakan biaya modal untuk produksi produk atau pembelian bahan
baku.
 Non-manufacturing cost budget: Biaya modal produk yang tidak berhubungan dengan produksi,
seperti biaya pemasaran (marketing), biaya administratif perusahaan, seperti biaya legal, audit, riset dan
pengembangan produk.
 Overhead budget: Biaya lainnya yang berkenaan dengan perusahaan, biasanya tetap, seperti gaji
karyawan, tagihan listrik, biaya sewa tempat, dan lainnya.
 Capital budget: Biaya untuk membantu meningkatkan produktivitas kerja, seperti meningkatkan sistem
komputer, penyediaan kendaraan, fasilitas, dan peralatan perusahaan.
 Cash budget: Biaya perusahaan yang likuid yang digunakan untuk mengatur cash flow. Cash budget
digunakan untuk mengatur kapan uang tunai masuk dan keluar dari rekening perusahaan.

Kamu pun bisa membaginya menjadi bagian yang berbeda sesuai kebutuhan perusahaan.

Baca Juga : Apa yang Dimaksud Dengan Generasi Sandwich


3. Lakukan riset / evaluasi 
Sebelum menentukan budget, pastikan budget kamu melakukan riset untuk membandingkan apakah
harga yang kamu tetapkan dalam budgeting realistis. Selain itu, kamu juga bisa mengambil perkiraan
budget dari hasil evaluasi budgeting dan performa perusahaan periode yang sebelumnya.
4. Bandingkan budget dengan laporan keuangan
Selain membuat budget saja, kamu juga harus melakukan laporan keuangan seiring berjalannya periode
waktu tersebut. Jika ada perbedaan antara perkiraan budget dan laporan keuangan pada aslinya, kamu
harus menyesuaikan kembali agar bisa kembali mencapai target yang sudah ditetapkan dalam budgeting.
5. Lakukan evaluasi kembali untuk budgeting periode selanjutnya
Setelah periode waktu tersebut selesai, kamu bisa mengevaluasi kembali budget dengan
membandingkannya dengan laporan keuangan. Dari sini, kamu bisa menganalisa dengan melihat berapa
jumlah perbedaan antara laporan keuangan dan budget yang sudah ditentukan.

Perbandingan ini bisa dibagi ke budget awal dan kamu akan mendapatkan angka varian dari hasil laporan
keuangan. Jika angka variannya besar, maka budgeting kamu perlu disesuaikan kembali dan dicari tahu
lebih apa yang menyebabkan perbedaan begitu besar.

Anda mungkin juga menyukai