Kontak Person:
Adhi Nugraha
Jl. Raya Tlogomas No.246 Tlp. (0341) 464318 Fax (0341) 466782
E-mail: adhinugraha@umm.ac.id
Abstrak
Usaha jasa memiliki karakteristik yang berbeda jika dibandingkan dengan perusahaan manufaktur dikarenakan tindakan
maupun perbuatan yang diperjualbelikan bersifat tidak berwujud. Namun demikian, kedua jenis usaha ini juga memiliki
kesamaan terutama tujuan dari perusahaan. Salah satu tujuan perusahaan adalah mencapai keuntungan setinggi-tingginya.
Indikator pencapaian keuntungan atau profitabilitas menjadi salah satu indikator utama dari kinerja perusahaan. Faktor -
faktor penentu besarnya probabilitas adalah pendapatan/pemasukan dan biaya/pengeluaran yang dihasilkan oleh perusahaan.
Cara untuk meningkatkan profitabilitas adalah meningkatkan pendapatan dan menurunkan biaya. Oleh sebab itu diperlukan
metode pencatatan biaya yang tepat agar efisiensi biaya dapat membantu pencatatan keuangan lebih akurat. Penelitian ini
membahas implementasi pada perusahaan khususnya usaha jasa berdasarkan penelitian – penelitian terdahulu dalam
memperhatikan hasil implementasi metode activity-based costing terhadap pencatatan biaya yang dilakukan perusahaan.
1. Pendahuluan
Perkembangan dunia yang didukung dan dipengaruhi perkembangan teknologi yang pesat
secara langsung maupun tidak langsung telah membawa perubahan yang signifikan bagi dunia bisnis
diantaranya peningkatan persaingan secara global, penurunan biaya yang berkaitan dengan informasi,
dan peningkatan permintaan akan inovasu dan variasi produk maupun jasa. Perusahaan dituntut tidak
hanya bertahan dalam persaingan secara local, tetapi juga harus bersaing dengan perusahaan lain yang
berbeda daerah maupun negara. Perubahan ini menjadi salah satu factor pendorong perusahaan
mempertimbangkan sistem perhitungan biaya yang lebih baik. [1]
Pengambilan keputusan investasi maupun operasional dalam organisasi, dimulai dari
perencanaan pasar, perancangan produk barang maupun jasa, penentuan kapasitas produksi, penempatan
lokasi, hingga penentuan harga produk, harus dilandasi oleh pengetahuan dan informasi yang berkaitan
dengan profitabilitas perusahaan. Kepuasan pelanggan tetap menjadi hal yang utama, tetapi profitabilitas
– yang diperoleh dari selisih harga jual dan biaya harga produksi – tetap harus dimaksimalkan. Sebagai
konsekuensi dari hal tersebut, perusahaan menghadapi tantangan untuk meningkatkan produktivitas.
Dengan cara menekan harga, sehingga metode yang digunakan untuk mengestimasi biaya yang
dihasilkan perusahaan secara ketat dan tepat, menjadi sebuah strategi penting. Namun, pengetahuan dan
informasi yang dimiliki perusahaan mengenai biaya yang dikeluarkan dalam penyediaan produk
maupun jasa belum dianggap cukup sebagai keunggulan kompetitif. Perusahaan perlu meningkatkan
proses dari setiap aktivitas yang dimiliki untuk memastikan ketercapaian efektifitas dan efisiensi, yang
mampu menghasilkan barang dan jasa yang lebih kompetitif dan berkualitas. Metode perhitungan biaya
activity-based costing (ABC) telah menunjukkan hasil perhitungan biaya yang lebih efisien, karena
mampu mengidentifikasi dan menganalisis aktivitas – aktivitas produksi yang merujung pada obyek
biaya produk. [2]
2. Metode Penelitian
Penelitian ini berfokus pada penggunaan metode activity based costing (ABC) pada beberapa
contoh perusahaan jasa terutama di Indonesia. Pada dasarnya, ABC memiliki perbedaan dengan metode
perhitungan biaya tradisional. Pada perhitungan menggunakan sistem perhitungan biaya tradisional,
biaya langsung akan dikaitkan dengan obyek biaya, sementara biaya tidak langsung akan dialokasikan
SENTRA 2020 IV - 13
Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2020
ISSN (Cetak) 2527-6042
eISSN (Online) 2527-6050
pada setiap obyek biaya pada satu atau lebih cost driver berdasarkan volume. Kelemahan metode
tradisional terletak pada keterbatasan dalam alokasi biaya tidak langsung dari berbagai sumber daya
perusahaan dengan akurat.
Sistem biaya tradisional hanya membebankan biaya pada produk sebesar biaya produksinya dan
belum ada pemisahan biaya produk sehingga biaya produk yang ditetapkan merupakan penghitungan
secara global. Dalam sistem biaya tradisional, biaya produk terdiri atas tiga elemen [3] yaitu:
a. Biaya Bahan Baku
Biaya Bahan Baku adalah semua bahan untuk membentuk suatu kesatuan yang tidak
bisa dipisahkan dari barang jadi dan dapat langsung diperhitungkan dalam harga
pokok produk.
b. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya Tenaga Kerja Langsung adalah upah untuk pekerja yang secara langsung
membuat produk dan jasanya dapat langsung diperhitungkan ke dalam harga pokok
produk.
c. Biaya Overhead Pabrik Biaya
Biaya yang termasuk dalam overhead pabrik diantaranya adalah bahan baku tidak
langsung, tenaga kerja tidak langsung dan semua biaya pabrik lainnya yang tidak dapat
diidentifikasi atau dibebankan langsung ke pesanan, produk atau biaya lain yang
spesifik
Dibandingkan pendekatan tradisional, ABC memberikan akurasi dan efisiensi yang lebih baik
terhadap biaya aktivitas karena mampu menggambarkan biaya tidak langsung yang lebih baik meskipun
aktivitas yang berbeda-beda. Gambar 1 memberikan ilustrasi bagaimana sistem ABC hubungan antara
alokasi biaya, cost driver, dan hubungan antara sumber daya, aktivitas, dan obyek.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengumpulan dan pembandingan isi dari jurnal –
jurnal yang membahas mengenai penerapan metode ABC dalam perhitungan biaya di perusahaan jasa
di Indonesia. Jurnal yang diambil dapat bersumber dari dalam negeri maupun jurnal luar negeri. Pada
penelitian ini, akan diambil beberapa perusahaan jasa sebagai referensi penggunaan ABC pada
perusahaan
Langkah-langkah pengerjaan analisis data yang dilakukan untuk metodologi ini diilustrasikan
dalam Gambar 2.
IV - 14 SENTRA 2020
Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2020
ISSN (Cetak) 2527-6042
eISSN (Online) 2527-6050
Dalam perhitungan biaya overhead menggunakan ABC ada dua tahapan yang harus dikerjakan,
yaitu [5] :
1. Mengalokasikan /membebankan sumber daya (biaya) ke aktivitas
i. Megidentifikasi aktivitas – aktivitas perusahaan
ii. Menentukan biaya yang terkait dengan masing – masing aktivitas
iii. Mengelompokkan aktivitas yang seragam menjadi satu
iv. Menggabungkan biaya aktivitas yang telahdikelompokkan
v. Menghitung tarif per kelompok aktivitas
Perbandingan hasil implementasi metode ABC pada perusahaan jasa yang telah dipilih dapat
dilihat dalam Tabel 1.
SENTRA 2020 IV - 15
Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2020
ISSN (Cetak) 2527-6042
eISSN (Online) 2527-6050
IV - 16 SENTRA 2020
Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2020
ISSN (Cetak) 2527-6042
eISSN (Online) 2527-6050
Ada empat aspek utama yang harus diperhatikan sebelum implementasi ABC [5]. Aspek – aspek
tersebut adalah integrase sistem ABC dengan sistem yang telah ada, tingkat presisi dari sistem,
sistem tersebut melaporkan biaya masa lalu atau masa depan, dan desain awal dari sistem.
4. Kesimpulan
Metodologi ABC memiliki proses yang dimulai dari pencatatan, pengalokasian kemudian
analisis informasi – informasi biaya yang timbul di perusahaan. Beberapa hasil penelitian terdahulu yang
terbatas pada implementasi ABC pada perusahaan jasa memberikan gambaran mengenai penggunaan
metode ABC. Penelitian ini secara umum memberikan gambaran penggunaan metode ABC pada
perusahaan jasa. Metode ABC sendiri dianggap memberikan informasi yang relevan dan bermanfaat
yang kemudian dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan, misalnya penentuan biaya
produksi, harga pokok penjualan, dan identifikasi proses untuk peningkatan maupun adaptasi terhadap
perubahan di pasar. Lebih lanjut lagi, ABC juga mampu menjelaskan dalam level yang lebih rinci,
pengeluaran perusahaan pada pengalokasian sumber daya yang habis pada aktivitas perusahaan,
sehingga diperlukan informasi yang lengkap dan rinci mengenai aktivitas – aktivitas dan sumber daya
yang dianalisis menggunakan ABC. Juga perlu diperhatikan bahwa dibutuhkan kemampuan
SENTRA 2020 IV - 17
Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2020
ISSN (Cetak) 2527-6042
eISSN (Online) 2527-6050
perencanaan dan penerapan yang baik pada perusahaan yang kompleks secara operasional agar harapan
dan tujuan dari implementasi ABC dapat terpenuhi.
Referensi
[1] Colin Drury & Mike Tayles. Product costing in UK manufacturing organizations, European
Accounting Review, 3:3, 443-470, 1994
[2] Almeida, A. and Cunha, J. ‘The implementation of an Activity-Based Costing (ABC) system in a
manufacturing company’, Procedia Manufacturing. Elsevier B.V., 13, pp. 932–939. doi:
10.1016/j.promfg.2017.09.162., 2017
[3] Adinagoro, N. S., Suhadak, & Azizah, D. F. Penerapan Analisis Activity Based Costing System
(ABC System) Untuk Penetapan Harga Pokok Produksi Secara Akurat (Studi Pada PR. Cemara Mas
Sidoarjo). Jurnal Administrasi Bisnis, 4(1)., 2013
[4] Gunasekaran, A. and Sarhadi, M. ‘Implementation of activity-based costing in manufacturing’,
International Journal of Production Economics, 56–57(97), pp. 231–242. doi: 10.1016/S0925-
5273(97)00139-4., 1998
[5] Farihah, A. and Sari, R. M. (2016) ‘Analisis Activity Based Costing System dalam Menentukan
Harga Jual Produk’, Jurnal PETA, 1(1), pp. 54–72.
[6] Kurniawan, W. O. (2019). Journals of Economics Development Issues ( JEDI ) PENERAPAN
METODE ABC ( ACTIVITY BASED COSTING ) DALAM MENENTUKAN HARGA JUAL
KAMAR HOTEL “ X .” 2(2), 32–42.
[7] Luthfita, A. (2016). Metode Activity Based Costing Dalam Penentuan Unit Cost Eksisi
Fibroadenoma Mammae. Jurnal Medicoeticolegal Dan Manajemen Rumah Sakit, 5(2), 85–92.
https://doi.org/10.18196/jmmr.5111
[8] Biaya, P., & Berbasis, P. (2017). Penerapan Biaya Pendidikan Berbasis Activity-Based Costing
dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di Perguruan Tinggi: Studi Kasus di Universitas
Pendidikan Indonesia. Mimbar Pendidikan, 2(1), 19–32.
https://doi.org/10.17509/mimbardik.v2i1.6020
IV - 18 SENTRA 2020