229
230 Jurnal Riset dan Aplikasi: Akuntansi dan Manajemen, Vol. 4, No. 2, Maret 2020, hlm. 229 – 238
efisiensi (sumber daya) pada setiap proses melaksanakan aktivitas tersebut, kemudian
aktivitasnya. Tujuan utama kegiatan ini bagaimana semestinya suatu aktivitas
pastinya agar perusahaan mendapatkan laba tersebut dilaksanakan.
dan nilai yang optimal di mata pelanggan. Setelah informasi dari ABC digunakan,
Activity Based Management (ABM) maka penerapan ABM akan berkontribusi
merupakan konsep yang sangat potensial besar bagi perusahaan terhadap peningkatan
untuk diterapkan agar dapat mencapai titik sistem informasi manajemen biayanya tanpa
temu antara peningkatan kualitas dan nilai mempengaruhi sistem informasi
bagi pelanggan [1,2]. ABM merupakan transaksional rutin [5]. Manajemen dapat
pengembangan dari sistem tradisional [3] mengetahui segala aktivitas yang bernilai
(sering juga disebut Volume Based Costing) tambah (Value Added) dan tidak bernilai
yang hanya memberikan informasi berupa tambah (Non-Value Added) bagi perusahaan
jumlah biaya/ sumber daya, serta tujuan dan pelanggannya melalui ABM [8].
penggunaannya. Hal tersebut menyebabkan Analisa aktivitas (Value – Non Value
penentuan harga pokok produksi mengalami Added) dapat mencapai peningkatan proses
undercosting atau overcosting. Sistem melalui: (1) Reduction (menurunkan waktu
pengendalian manajemen terpadu dari ABM atau usaha yang dibutuhkan untuk melakukan
patut dipertimbangkan, bersifat kompleks aktivitas), (2) Elimination (menghilangkan
dan terintegrasi, dimana konsep ini memiliki aktivitas secara keseluruhan), (3) Selection
informasi biaya akurat yang didasarkan pada (memilih alternatif aktivitas yang memiliki
proses dan kegiatan produksi [4][1]. low-cost), (4) Sharing (membuat perubahan
Muara dari kegiatan ABM ini fokus pada yang memungkinkan pembagian kerja) [9].
bagaimana perbaikan suatu aktivitas Keunggulan dan potensi penerapan
dilakukan bukan semata – mata pada besaran ABM harus dimanfaatkan PT. Cakra Guna
biayanya. Dimulai dengan langkah awal agar Cipta yang merupakan pabrik rokok di
manajemen dapat menerapkan ABM adalah kabupaten Malang. Melihat kebiasaan serta
dengan menganalisa perhitungan dan permintaan masyarakat Malang terhadap
estimasi biaya produksi dari Activity Based rokok yang cukup tinggi, maka terdapat
Costing (ABC). Singkatnya, ABC mengubah banyak pilihan atau variasi selera yang
angka matematis menjadi informasi, diproduksi oleh perusahaan rokok besar
selanjutnya ABM menyebarkan informasi maupun kecil. Tahapan aktivitas dalam
dari ABC untuk analisis dan menentukan memproduksi rokok dimulai dari bahan baku
keputusan strategis [5]. utama berupa tambakau serta bahan
ABC memungkinkan tersedianya data pendukung berupa rempah-rempah yang
awal yang digunakan untuk analisis struktur didapat dari petani lokal, kemudian diproses
biaya, analisis nilai tambah, dan manajemen sampai akhir menjadi produk jadi berupa
biaya strategis yang paling lengkap [6]. rokok. Sejauh ini PT. Cakra Guna Cipta telah
Melalui ABC dapat diketahui konsumsi biaya melakukan perbaikan secara terus-menerus
dan aktivitas yang dapat mengakibatkan (continuous improvement) dalam mengelola
pemborosan yang cukup merugikan [7]. aktivitas manajemen serta sumber daya
Pemborosan tersebut bisa terkait aktivitas, perusahaan dalam operasional maupun
sumberdaya, produk, dan pelanggan. Hal ini proses produksi.
dikarenakan ABC mampu memberikan Perusahaan juga harus mencari penyebab
informasi mengenai analisis rantai aktivitas suatu kegiatan melebihi kapasitasnya yang
produksi dari bahan baku sampai ke tangan dikhawatirkan akan menciptakan hambatan
konsumen, apa saja jenis aktivitas yang produksi. Sebaliknya, jika terdapat kapasitas
dilakukan, mengapa aktivitas tersebut harus menganggur menandakan perlunya untuk
dilaksanakan, kapan waktu yang tepat untuk menggunakan kembali sumber daya yang
Fatimah dan Santoso. Peningkatan Efisiensi Biaya... 231
tidak terpakai untuk area lain dari operasi Mengumpulkan data kapasitas driver
perusahaan atau mengurangi jumlah sumber aktivitas dan dari driver sumber daya; 4)
daya terikat [10]. Membebankan biaya sumber daya aktivitas;
Pengukuran ekonomi dari keputusan 5) Membebankan biaya aktivitas pendukung
alokasi sumber daya yang dibuat dengan (secondary activities) ke aktivitas utama
ABC terkait pula dengan metode ABM untuk (primary activities); 6) Mengklasifikasikan
menghilangkan aktivitas yang tidak bernilai aktivitas yang ada berdasarkan tingkat
tambah agar kinerja kegiatan operasi dapat aktivitas dan driver aktivitas; 7) Menghitung
lebih efektif dan efisien karena metode tarif aktivitas, serta 8) Membebankan biaya
tersebut dapat meningkatkan kualitas dan aktivitas ke produk [9].
menurunkan biaya. Setelah dapat menghitung HPP
menggunakan ABC, maka tahapan
2. Metode selanjutnya adalah menghitung adanya
Sumber data dalam penelitian terdiri dari distorsi harga pokok produksi dengan cara
data primer meliputi data aktivitas produksi, membandingkan harga pokok produksi
perhitungan harga pokok produksi, dan cost sistem konvensional dengan ABC sehingga
driver serta data sekunder yang meliputi data selisih harga pokok produksi nantinya dapat
keuangan khususnya biaya yang dikeluarkan menunjukkan undercost dan overcost.
untuk produksi. Teknik pengumpulan data Setelah itu, penerapan ABM dilakukan
yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan cara: identifikasi aktivitas (baik yang
dengan observasi, wawancara, dan memiliki Value maupun non value added)
dokumentasi. agar dapat menentukan biaya aktivitas
Metode analisis data dalam penelitian ini tersebut [12]; hingga menyusun laporan
adalah metode analisis deskriptif kuantitatif biaya bernilai tambah dan biaya tidak
yang menguji data berdasar angka [11] untuk bernilai tambah. Setelah semua langkah
mengetahui perubahan biaya yang tidak tersebut dilakukan maka perusahaan dapat
bernilai tambah pada setiap lini aktivitas menghitung efisiensi biaya yang diperoleh
produksi secara rinci dan akurat serta Berdasarkan hasil ini perusahaan dapat
menganalisis penerapan ABM sesuai teori. memutuskan strategi untuk keunggulan
Tahapan-tahapan dalam menerapkan kompetitifnya [13–16].
metode ABC di antaranya ialah: 1)
Mengidentifikasi aktivitas dan pemicu 3. Hasil dan Pembahasan
(driver) aktivitas; 2) Mengidentifikasi Perhitungan harga pokok produksi
sumber daya, biaya sumber daya, dan jumlah metode konvensional pada PT. Cakra Guna
driver sumber daya untuk biaya tidak Cipta ditunjukkan sebagai berikut:
langsung dari suatu aktivitas; 3)
Tabel 1 HPP Metode Konvensional
(dalam rupiah)
Jenis Produk Total
HPP
SKT SKM SPM TIS
B. Baku 173.996.638.007 196.293.328.800 775.985.848 160.531.459.371 531.597.412.026
BTKL 12.650.553.072 10.914.857.136 1.301.771.952 3.838.558.320 28.705.740.480
BOP + 29.231.095.816 42.327.935.674 650.253.031 71.571.471 72.280.855.992
Dalam kedua metode tersebut yang akan ditunjukkan pada Tabel 5. Dengan
konvensional dan ABC memiliki karateristik demikian manajemen dapat mengetahui dan
yang berbeda, pada perhitungan harga pokok menentukan aktivitas-aktivitas bernilai
produksi metode konvensional hanya tambah serta yang tidak bernilai tambah.
memiliki satu jenis pemicu biaya (cost Aktivitas yang tidak bernilai tambah dapat
driver) yakni, berupa unit produksi. Maka, ditindaklanjuti dengan elimination,
hasil dari perhitungan tersebut dalam reduction, sharing, dan selection.
membebankan biaya overhead pabrik ke Aktivitas pengeringan mendapat perbaikan
aktivitas menjadi kurang tepat dan aktivitas berupa reduction. Jumlah perbaikan
menimbulkan distorsi biaya. Sementara pada biaya aktivitas sebesar 30%, dimana biaya
metode ABC terdapat alternatif cost driver, aktivitas tersebut berkurang atau dilakukan
yaitu unit produksi, unit bahan baku, jam penghematan sebesar 30% kemudian 70%
kerja langsung, dan jam kerja mesin, dipertahankan karena aktivitas tersebut
sehingga dalam membebankan biaya merupakan serangkaian pengolahan bahan
overhead pabrik ke masing-masing menjadi baku yang cukup penting. Dilakukannya
lebih tepat dan akurat karena biaya yang reduction pada aktivitas ini dikarenakan
dikeluarkan sesuai dengan sebab akibat proses selanjutnya berupa aktivitas
timbulnya biaya. penyortiran dan pemisahan antara bunga dan
Langkah selanjutnya setelah tangkai, hal tersebut menciptakan waktu
menerapkan perhitungan harga pokok tunggu salama proses pengeringan,
produksi dengan metode ABC maka hasil sementara bahan baku cengkeh dapat
dari perhitungan tersebut dapat dilakukan pemilahan antara bunga dan
disempurnakan dan dijadikan sebagai sumber tangkai dalam kondisi tidak harus kering
penerapkan ABM. Dengan memanfaatkan secara keseluruhan.
informasi dari perhitungan harga pokok Aktivitas pendistribusian bahan baku
produksi metode ABC memudahkan cengkeh ke bagian pencampuran, dapat
manajemen untuk digunakan sebagai dasar ditindaklanjuti dengan perbaikan aktivitas
pengambilan keputusan dalam menganalisis berupa reduction, hasil dari perbaikan
aktivitas yang bernilai tambah tinggi atau aktivitas tersebut dapat dihemat atau
bernilai tambah rendah ataupun aktivitas dikurangi dengan estimasi sebesar 30%,
yang tidak bernilai tambah. Maka berikut ini biaya aktivitas ini timbul dikarenakan jarak
merupakan langkah-langkah penerapan antar departemen yang terpaut sedikit jauh.
ABM. Tahapan awal dalam menerapkan Biaya yang dipertahankan atau yang bernilai
sistem ABM sebagai dasar pengambilan tambah sebesar 70%, manfaat dari
keputusan, yaitu dengan mengidentifikasi penghematan aktivitas pendistribusian ialah
aktivitas yang bernilai tambah (value added pengurangan tenaga karyawan dalam
activities) dan aktivitas yang tidak bernilai penditribusian dan mengurangi waktu tunggu
tambah (non-added value activities) seperti untuk proses selanjutnya.
Fatimah dan Santoso. Peningkatan Efisiensi Biaya... 235
Elimination
Reduction
Selection
Sharing
Daftar Aktivitas VA
Aktivitas Primary
1 Persiapan Bahan Baku
1 Pemesanan Bahan ke Bagian Gudang Bahan Baku √
2 Administrasi Produksi √
Penjadwalan Produksi Pendistribusian Bahan ke Bagian
√
3 Pengolahan
4 Persiapan Pengolahan Bahan Baku √
2 Pengolahan Cengkeh
5 Perajangan Cengkeh √
6 Pembersihan Direndam dengan Air √
8 Pengeringan √
7 Penyortiran & Pemisahan antara Bunga & Tangkai √
9 Pendistribusian Bahan Baku Cengkeh ke Bagian Pencampuran √
3 Pengolahan Tembakau
10 Blending Tembakau √
11 Kondisioning + Air (Pelembapan) √
12 Penyimpanan dalam Silo √
13 Penyortiran & Pemisahan antara Daun & Ranting √
14 Pemberian Obat (Casing) √
15 Cutting √
16 Expanding √
17 Penurunan Kadar Air (Drying) √
18 Flavouring / Pemberian Saos √
19 Penyimpanan dalam Silo Besar √
20 Pendistribusian Bahan Baku Tembakau ke Bagian Pencampuran √
4 Pencampuran
21 Pencampuran Tembakau dan Cengkeh √
22 Penyimpanan ke Gudang Pencampuran (fermestasi) √
23 Penjadwalan Produksi Percetakan √
24 Pendistribusian ke Bagian Percetakan √
Aktivitas Secondary
5 Percetakan
25 Pelintingan Manual √
6 Quality Control
26 Pengguntingan atau Merapikan √
27 Penyortiran atau Mengecek Ulang Kelayakan √
28 Penditribusian ke Bagian Pengepakan √
7 Pengepakan
29 Pengemasan Pak Manual √
30 Quality Control Kemasan Pak √
31 Pemasangan Bandrol dan Pita Cukai √
32 Pemasangan Plastik √
33 Pengemasan Slop √
34 Pengemasan Bal √
35 Pengemasan Karton √
36 Pendistribusian ke Bagian Gudang Pengiriman √
236 Jurnal Riset dan Aplikasi: Akuntansi dan Manajemen, Vol. 4, No. 2, Maret 2020, hlm. 229 – 238