Anda di halaman 1dari 23

Activity B a s e d C o s t i n g ( A B C )

Activity B a s e d M a n a g e m e n t
(ABM)
KELOMPOK 7 :

1. Abdul Wachid ( 2142001 )


2. Achmad Fajrul Falah ( 2142002 )
3. Fachrur Rozieq Maulana ( 2142018 )
0 1
DE FE NISI
LANDASAN
B E,R F I K I R , d a n
TUJUAN
A c ti v i t y B a s e d C o s ti n g ( A B C )
&
A c ti v i t y B a s e d M a n a g e m e n t ( A B M )
D e fe n is i
Activity B a s e d C o s t i n g Activity B a s e d
(ABC) Management (ABM)
Pendekatan yang terintegrasi yang
Pendekatan terhadap sistem
memfokuskan perhatian manajemen pada
akuntansi yang memfokuskan pada aktivitas yang bertujuan untuk
aktivitas yang dilakukan untuk meningkatkan nilai yang diterima oleh
memproduksi produk, dimana pelanggan dan meningkatkan laba
aktivitas tersebut merupakan titik perusahaan melalau penyediaan nilai
akumulasi biaya yang mendasar. pelanggan tersebut dengan menggunakan
informasi yang diperoleh dari Activity Based
Costing System, dimana antara ABM dan
ABC saling berkaitan satu sama lain.
L a n d a s a n Berfikir
1
4 Activity Based Costing (ABC) adalah sistem pembebanan biaya
Persaingan global yang tajam memaksa perusahaan untuk cost yang membebankan BOP ke setiap jenis produk berdasarkan
effective, sedangkan kebutuhan manajemen akan informasi aktivitas. ABC menunjukkan adanya penelusuran biaya yang lebih
akuntansi harus terus mampu mencerminkan konsumsi sumber teliti dengan menggunakan dasar pembebanan yang didasarkan
data dalam berbagai aktivitas untuk menghasilkan produk oleh konsep Cost is caused (Biaya ada penyebabnya yaitu aktivitas)
secara akurat. serta the caused of cost can be managed (penyebab munculnya
biaya dapat dikelola).
2 5
Aktivitas adalah hal utama dalam pengendalian dan penilaian
Pendekatan tradisional tidak dapat memberikan informasi biaya kinerja lingkungan yang dinamis. Akuntansi berbasis aktivitas
yang akurat apabila jumlah biaya overhead yang bersifat non-unit adalah pendekatan yang tepat untuk lingkungan dinamis yang
cukup material. Begitu juga dengan produk-produk yang memaksa perusahaan untuk melakukan continues improvement.
dihasilkan perusahaan mempunyai tingkat diversifitas yang tinggi. Proses perbaikan ini harus mampu menunjukkan sekumpulan
aktivitas yang dapat menentukan kinerja suatu pekerjaan tertentu.

6
3
Oleh karena itu, yang diperlukan adalah pengelolaan aktivitas
bukan biayanya. Activity Based Management (ABM) adalah sistem
Hal tersebut menyebabkan hasil pembebanan BOP ke setiap yang terintegrasi yang memfokuskan perhatian manajemen untuk
produk menjadi tidak akurat. meningkatkan “costumer value” serta keuntungan yang akan
diperoleh perusahaan dengan peningkatan value tersebut bagi
konsumen.
-Tujuan A B C S y s t e m -
Tujuan AB C adalah
untuk mengatasi
kelemahan akuntansi
-Tujuan A B M System-
Tujuan A B M biaya tradisional yan g

T U JU A
adalah untuk didesain khusus untuk
meningkatkan
kualitas pengambilan perusahaan manufaktur
keputusan dengan dalam meningkatkan
N menyajikan informasi
biaya yang akurat ,
akurasi analisis
biaya
dengan memperbaiki
meningkatkan nilai cara penulusuran biaya
produk atau jasa yang ke objek biaya.
diserahkan ke konsumen,
dan melakukan
pengurangan biaya secara
berkelanjutan,
02
TAHAPAN
P E N E R A PA N
Activity Based Costing (ABC)
&
Activity Based Management
(ABM)
Tahapan Penerapan A B C
System
ABC System membebankan biaya (BOP) ke produk melalui 2 tahap yaitu :

Tahap 1 : Penelusuran dan penentuan biaya ke setiap aktivitas


Dalam tahap pertama dilakukan pembebanan biaya-biaya sumber ekonomi yang dikonsumsi ke setiap
aktivitas. Dapat dilakukan dengan pengelompokan aktivitas-aktivitas ke dalam kelompok aktivitas yang
homogen (Cost Pool). Kelompok biaya yang homogen merupakan suatu kumpulan dari beberapa aktivitas
yang mempunya rasio konsumsi yang sama untuk semua produk sehingga dapat dijelaskan oleh satu pemacu
biaya (cost driver) yang sama. Dalam tahap pertama terdiri dari 5 langkah yaitu :
• Indentifikasi aktivitas yang terjadi
• Pengasosiasian sumber ekonomi ke setiap aktivitas
• Pengelompokan aktivitas (unit, batch, produk serta fasilitas)
• Pengelompokan biaya pada setiap kelompok aktivitas ke dalam kelompok biaya yang homogen (cost
pool
yang homogen)
• Penentuan tarif pembebanan BOP setiap kelompok aktivitas dalam pusat biaya yang homogen (pool
rate)
Tahapan Penerapan A B C
System
Tahap 2 : Pembebanan biaya aktivitas ke setiap produk
Pada tahap kedua, biaya overhead pabrik akan ditelusuri ke produk. Hal ini dilakukan dengan menggunakan
tarif kelompok yang dihitung pada tahap pertama (Pool rate) dan dikalikan dengan jumlah aktivitas yang
dikonsumsi yang dikonsumsi oleh setiap produk. Jumlah aktivitas yang dikonsumsi setiap produk dapat
dijelaskan melalui kuantitas cost driver (pemacu biaya) yang digunakan oleh setiap produk. Overhead yang
dibebankan ke tiap kelompok biaya produk dihitung dengan :

BOP dibebankan = tarif kelompok x jumlah konsumsi pemacu biaya

Dalam tahap kedua ini ada dua langkah yaitu :


• Penentuan jumlah konsumsi aktivitas bagi setiap jenis
• produk
Pembebanan BOP setiap kelompok aktivitas homogen pada setiap produk berdasarkan pool rate
yang
sudah ditentukan sebelumnya.
Ta h a p a n
Penerapan
Process Value
Analysis ABM System
Merupakan suatu analisa yang menghasilkan informasi tentang mengapa dan bagaimana suatu aktivitas
atau pekerjaan dilakukan. Process Value Analysis dilakukan dengan 3 langkah yaitu :
• Driver Analysis untuk menentukan faktor-faktor yang menyebabkan biaya suatu aktivitas
• Activity Analysis untuk menentukan aktivitas apa yang dilakukan, jumlah pekerja yang terlibat,
waktu
dan sumber ekonomi yang digunakan serta rekomendasi dan evaluasi bagi manajemen tentang
aktivitas tersebut. Analisa aktivitas dapat dibedakan menjadi dua aktivitas yaitu : aktivitas bernilai
tambah dan aktivitas tidak bernilai tambah. Hasil akhir dalam analisa aktivitas adalah penurunan biaya
(cost redution) yang ditimbulkan karena adanya continues improvement
• Activity Performance Measurement yaitu pengukuran kinerja dalam pelaksanaan suatu aktivitas
dengan
menggunakan alat ukur finansial dan non finansial. Alat ukur yang digunakan harus mampu mengetahui
bagaimana suatu aktivitas dilaksanakan dan hasil yang dicapai. Alat ukur ini juga diharapkan mampu
menunjukkan perbaikan yang secara terus menerus dilakukan perusahan. Penilaian dipusatkan pada 3
hal yaitu waktu, kualitas serta efisiensi.
03
K E U N G G U LA N
Activity Based Costing (ABC)
&
Activity Based Management
(ABM)
ABC SYSTEM ABM SYSTEM
Biaya produk(cost) yang lebih realistik, khususnya pada
industri manufaktur teknologi tinggi dan semakin banyak ● Mengukur efektivitas proses dan aktivitas bisnis
overhead dapat ditelusuri ke produk. dan mengindentifikasi bagaimana proses
Sistem ABC mengakui kompleksitas dari diversitas dan tersebut
aktivitas dapat diperbaiki untuk
produksi yang modem dengan menggunakan banyak
pemicu biaya (multiple Cost Drivers), banyak dari pemicu menurunkan biaya dan meningkatkan nilai (value)
biaya tersebut adalah berbasis transaksi (transaction-based) bagi pelanggan.
dari pada berbasis volume produk.
Sistem biaya ABC memberikan suatu indikasi yang dapat ● ABM memperbaiki fokus manajemen dengan cara
diandalkan dari biaya produk variabel jangka panjang (long mengalokasikan sumber daya untuk menambah
run variabel product cost) yang relevan terhadap
nilai aktivitas , pelanggan , produk , dan metode
pengambilan keputusan yang strategik.
Sistem biaya ABC cukup fleksibel untuk menelusuri biaya untuk mempertahankan keunggulan kompetitif
ke proses, pelanggan, area tanggungjawab manajerial, dan perusahaan
juga biaya produk. Sistem ABC ini akan menghilangkan
aktivitas-aktivitas dan waktu yang tidak memiliki nilai
tambah pada proses pembuatan suatu produk.
Sistem ABC meningkatkan kualitas keputusan yang
diambil manajemen
04
Aplikasi A B C d a n A B M S y s t e m da l a m Operasional
P r o d u k s i / L a y a n a n d a n / a t a u P e n g u k u r a n Kinerja
Manajemen:
Studi K a s u s

Activity Based Costing (ABC)


&
Activity Based Management (ABM)
Penerapan ABC dan ABM dalam Proses Produksi pada PT. Gunung
Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung
Tengah
• PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah merupakan perusahaan manufaktur yang
menghasilkan produk utama berupa gula. Dalam proses produksi, PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung
Batin Lampung Tengah melakukan berbagai aktivitas, mulai dari pembelian bahan mentah (tebu) yang kemudian
dipersiapkan dan diproses sampai menjadi produk jadi berupa Gula GMP.

• PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah melakukan pengelolaan aktivitas manajemen
(activity management) dengan melakukan perbaikan secara terus-menerus (continous improvement)
dalam proses produksi, sehingga aktivitas tidak bernilai tambah (non value added activity) dapat
dikurangi serta memberikan dampak terhadap pengurangan biaya produksi.

• Biaya produksi dalam setiap departemen mengalami peningkatan setiap tahun. Peningkatan ini terjadi karena
masih adanya aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah bagi perusahaan yaitu pada departemen masakan dan
putaran dalam sub aktivitas menyeleksi ukuran kristal gula serta pada departemen pengemasan dan
penyelesaian dalam sub aktivitas mengangkut gula ke gudang, dan sub aktivitas menyimpan gula digudang.

• Adanya perubahan jumlah biaya disetiap sub aktivitas tidak bernilai tambah yang mengalami peningkatan
dan penurunan. Akibat dari masih adanya aktivitas yang tidak bernilai tambah dalam departemen proses
biaya untuk produksi juga meningkat, dan kondisi laba pada perusahaan juga mengalami perubahan
produksi,
(berfluktuasi).
Penerapan ABC dan ABM dalam Proses Produksi pada PT.
GunungMadu Plantations IX Gunung Batin Lampung
Tengah
• Dari hasil penerapan Activity Based Management dalam proses produksi dan perhitungan biaya
aktivitas, maka terdapat 3 (tiga aktivitas) yang ternyata tidak memberikan nilai tambah dalam proses
produksi perusahaan, yaitu aktivitas menyeleksi ukuran kristal gula, aktivitas mengangkut gula ke
gudang, dan aktivitas menyimpan gula di gudang. Setelah mengetahui aktivitas serta biaya yang tidak
bernilai tambah, perusahaan melakukan pengurangan biaya dengan cara mengeliminasi dan
mengefisienkan aktivitas tersebut.

• Penerapan Activity Based Management (ABM) dapat meningkatkan efisiensi produksi serta
memberikan dampak penghematan biaya produksi dan meningkatkan laba perusahaan. Faktor-faktor
yang mendukung keberhasilan penerapan activity based manajemen di PT. GunungMadu Plantations
IX Gunung Batin Lampung Tengah : Budaya organisasi, dukungan dan komitmen manajemen
puncak, perubahan proses, dan pelatihan berkelanjutan.
ANALISIS PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN HARGA
POKOK PRODUKSI PADA PERUSAHAAN KECAP MURNI JAYA KEDIRI

Adapun rincian dari biaya overhead pabrik dan daftar Cost Driver yang dikeluarkan oleh Perusahaan Kecap Murni Jaya Kediri selama tahun 2015
adalah sebagai berikut.
ANALISIS PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN HARGA
POKOK PRODUKSI PADA PERUSAHAAN KECAP MURNI JAYA KEDIRI

Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Sistem Tradisional Perhitungan harga pokok produksi pada Perusahaan Kecap
Murni Jaya Kediri melalui dua tahap.

a.Tahap pertama yaitu Biaya Overhead Pabrik diakumulasi menjadi satu kesatuan untuk keseluruhan pabrik dengan menggunakan
dasar pembebanan biaya berupa unit produk. Perhitungan tarif tunggal berdasarkan unit produk dapat disajikan sebagai berikut:

Tarif tunggal berdasarkan produk

Tarif BOP = Rp. 2.290.400.250 / 1.942.525 Unit = Rp. 1.179,08 / Unit

b.Tahap kedua yaitu Biaya Overhead Pabrik dibebankan ke produk dengan mengalikan tarif tersebut dengan biaya yang digunakan
masing-masing produk.
ANALISIS PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN HARGA
POKOK PRODUKSI PADA PERUSAHAAN KECAP MURNI JAYA KEDIRI

Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Sistem Activity Based Costing

a. Prosedur tahap pertama Tahap pertama menentukan harga pokok produksi berdasarkan Sistem Activity Based Costing adalah menelusuri biaya dari
sumber daya ke aktivitas yang mengkonsumsinya. Tahap ini terdiri dari:

1) Mengindentifikasi dan menggolongkan aktivitas. Aktivitas Perusahaan Kecap Murni Jaya Kediri dapat digolongkan menjadi tiga level aktivitas.

2) Menghubungkan berbagai biaya dengan berbagai aktivitas

3)Menentukan Cost Driver yang tepat untuk masing-masing aktivitas setelah aktivitas-aktivitas diidentifikasikan sesuai dengan levelnya, langkah
selanjutnya adalah mengidentifikasi Cost Driver dari setiap biaya. Pengidentifikasian ini dimaksudkan dalam penentuan tarif per unit Cost Driver pada
setiap produk di Perusahaan Kecap Murni Jaya Kediri Tahun 2015.

4) Penentuan kelompok-kelompok biaya yang homogen (Homogeneus Cost Pool)

5) Menentukan tarif kelompok (Pool Rate) Tarif per unit Cost Driver dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

b. Prosedur tahap kedua

Tahap kedua menentukan Harga Pokok Produksi berdasarkan aktivitas adalah membebankan tarif kelompok berdasarkan Cost Driver. Biaya untuk
setiap kelompok Biaya Overhead Pabrik dilacak ke berbagai jenis produk. Berdasarkan pembebanan biaya overhead pabrik yang telah dilakukan,
maka perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan Sistem Activity Based Costing pada Perusahaan Kecap Murni Jaya Kediri.
ANALISIS PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN HARGA
POKOK PRODUKSI PADA PERUSAHAAN KECAP MURNI JAYA KEDIRI
Dari analisis diatas, bahwa dapat dilihat Perhitungan Harga Pokok Produksi
menggunakan Sistem Activity Based Costing memberikan hasil yang lebih murah dari
Sistem Tradisional. Perbedaan yang terjadi disebabkan karena pembebanan Biaya
Overhead Pabrik pada masing-masing produk. Pada Sistem Tradisional biaya pada
masing-masing produk hanya dibebankan pada satu Cost Driver saja. Akibatnya
cenderung terjadi distorsi pada pembebanan Biaya Overhead Pabrik. Pada Sistem
Activity Based Costing, Biaya Overhead Pabrik pada masing-masing produk dibebankan
pada banyak Cost Driver, sehingga Sistem Activity Based Costing mampu
mengalokasikan biaya aktivitas kesetiap jenis produk secara tepat berdasarkan konsumsi
masing-masing aktivitas.
K E S IM P U LA N
Metode ABC dan A B M Sytem ini merupakan solusi y an g tepat
bagi perusahaan untuk menghadapi berbagai tuntutan saat ini.
Metode ini merupakan salah satu solusi y ang dibuat untuk mengatasi
berbagai kelemahan metode tradisional y an g selama ini selalu
digunakan oleh perusahaan. Metode ini juga m am pu menghasilkan
penelusuran biaya secara akurat sehingga memungkinkan para
manajer untuk membuat keputusan penentuan harga dan keputusan
yang berhubungan dengan pelanggan secara lebih baik, sehingga
dapat memperbaiki profitabilitas. Pengimplementasian metode ABC
maupun A B M system pada saat ini belumlah terlalu optimal,
term as uk didalam n ya itu adalah Neg ara Indones ia.
M a y oritas
perus ahaan di Indones ia belum m e ng im p leme ntas ikan me tode
ini dan masih menggunakan metode y an g tradisional.
GAK BAHAYA TA ?
Thankyou
!
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik.

Anda mungkin juga menyukai