Anda di halaman 1dari 17

AKUNTANSI BERBASIS AKTIVITAS

Tuweb ke 3
Mata Kuliah : Akuntansi Manajemen
Tinjauan Mata Kuliah

Mata kuliah Akuntansi Manajemen membahas mengenai


konsep-konsep akuntansi manajemen dan memberikan
gambaran tentang bagaimana peran dan pekerjaan
seorang akuntan manajemen dalam sebuah perusahaan
yang mana berkaitan dengan fungsi perencanaan,
pengendalian, pengambilan keputusan, dan lainnya.
Konsep-konsep tersebut di antaranya adalah pengantar
akuntansi manajemen, konsep perilaku kos, akuntansi
berbasis aktivitas, analisis kos volume laba,
penganggaran, anggaran fleksibel, kos standar, analisis kos
diferensial, kos kualitas, dan evaluasi kinerja.
Perhitungan Kos Berbasis Aktivitas
Pengantar
Pendekatan konvensional dan ABC merupakan dua pendekatan yang
saling bersaing dalam hal penetapan kos produksi ke kos objek. Baik pendekatan
konvensional maupun ABC, kos produksi yang dihasilkanpada akhirnya sama-
sama ditetapkan ke suatu objek kos seperti produk, pelanggan, pemasok, lini
pemasaran, dan lain sebagainya.

Ketika kos telah ditetapkan pada suatu objek kos maka selanjutnya dapat
dihitung berapa kos per unit dengan membagi total kos dengan unitnya. Kos
produksi per unit merupakan informasi kritikal bagi jenis perusahaan apapun.
Perhitungan Kos Berbasis Aktivitas

Penentuan kos produk yang salah menyebabkan pengambilan keputusan


dalam hal penentuan harga jual produk yang salah pula, akibatnya profit tidak
dapat dicapai secara maksimum dan dalam jangka panjang dapat menyebabkan
perusahaan kalah bersaing.

Selain itu informasi yang disajikan ke pihak eksternal menjadi tidak tepat
dan dapat menyebabkan pihak eksternal salah dalam menilai kondisi perusahaan.
Oleh karenanya, keakuratan dalam penetapan kos ke kos produksi tentu saja
menjadi hal yang diprioritaskan.
Prosedur Dua Tahap dalam Sistem Penetapan Kos
Konvensional

Pada tahap pertama, semua kos produksi tidak langsung baik yang
menyangkut produksi maupun penunjang dibebankan ke pusat-pusat kos
produksi. Jumlah yang akhirnya tertampung dalam pusat-pusat kos tersebut
merupakan hasil kali antara nilai yang melekat pada sumber daya dengan jumlah
kuantitas sumber daya

(C = P x Q).

Hasil pembebanan pada tahap pertama ini digunakan untuk dua tujuan,
yaitu:
• Mengevaluasi kinerja manajer pusat kos,
• Dibebankan ke produk dalam rangka penetapan kos sediaan guna pelaporan
eksternal.
Tahap kedua, adalah membebankan kos yang tertampung di pusat-pusat
kos produksi ke produk. Pada tahap ini para perancang sistem kos perlu memilih
suatu ukuran yang seragam (uniform) sebagai dasar alokasi.

Pada pendekatan konvensional, dasar alokasi yang dimaksud bersifat unit-


level.

Contoh dari driver unit-level tersebut umumnya adalah:


• Unit yang diproduksi,
• Jam tenaga kerja langsung,
• Jam mesin,
• Kos tenaga kerja langsung,
• Kos bahan baku langsung.
Prosedur dua tahap ini dapat mengakibatkan distorsi dengan dua cara:

1. Distorsi harga, yaitu distorsi yang terjadi karena pembebanan sumber daya ke
pusat kos tidak dapat menyerap secara akurat konsumsi sumber daya
penunjang.

2. Distorsi kuantitas. Distorsi ini terjadi sebagai akibat pembebanan kos ke


produk pada tahap kedua menggunakan dasar alokasi yang tidak sepenuhnya
proporsional dengan kuantitas aktual sumber daya yang dikonsumsi
Perhitungan Kos Berdasarkan ABC

• ABC  suatu metode penetapan harga pokok produksi


yang pertama-tama menelusuri kos-kos ke aktivitas,
kemudian ke produk.
Hubungan antara SDM, Aktivitas, Kos dan Produk

Sumber
Aktivitas KOS Produk
Daya
Aktivitas-aktivitas yang dilakukan dalam ABC:
• Unit level activity
• Batch level activity
• Product level activity
• Facility sustaining level activity

Dalam menentukan aktivitas-aktivitas yang terjadi, langkah pertama:


1. Klasifikasi aktivitas-aktivitas yang terjadi dikelompokkan menjadi empat
kelompok
2. Pengasosiasian kos dengan aktivitas
3. Seperangkat cost pool homogeny
4. Pool rates (tarif pool)
5. Kos aktivitas aras unit(unit level activity costs)
6. Kos aktivitas aras batch(Batch level activity costs)
7. Kos aktivitas aras produk (product level activity costs)
8. Kos aktivitas aras fasilitas (facility sustaining level activity costs)
ABC:Apakah Lebih Baik Dibandingkan Konvensional?
Untuk melihat apakah ABC lebih baik dari Konvensional harus memenuhi 2
yaitu:
1. ABC akan tepat diterapkan pada perusahaan yang memiliki karakteristik berikut ini.
Pertama, adalah pada perusahaan yang memiliki porsi non-unit overhead cost yang
sangat besar.Pada kenyataannya karakteristik besarnya kos FOH yang dimiliki
tersebut sering dikaitkan pada perusahaan manufaktur yang bersifat padat modal,
karena pabrik jenis inibanyak mempergunakan mesin-mesin sehingga jelas kos
overhead-nya memiliki porsi yang lebih besar dibandingkan kos bahan baku dan kos
tenaga kerja langsung. Namun demikian kondisi tersebut tidaklah cukup sebagai
penentu dari tepat atau tidaknya perusahaan menggunakan ABC.
2. diversity product, yang mana artinya produk-produk yang diproduksi mengkonsumsi
sumber daya dengan proporsi yang berbeda-beda. Misalkan perusahaan memproduksi
dua jenis produk (produk A dan B). Dalam proses produksinya, produk A lebih
banyak memerlukan sentuhan dan penanganan manual secara langsung dari tenaga
kerja langsung, sedangkan produk B bisa diproduksi hanya dengan menggunakan
mesin-mesin.
• Contoh Pendekatan Konvensional: Tarif Departemental (hal
3.12)

• Contoh Pendekatan ABC (hal 3.15)

• Perbandingan dan distorsi kos produksi perunit (konvensional


vs ABC) hal 3.16
Akuntansi Manajemen Berbasis Aktivitas

Konsep Dasar ABM

ABM adalah proses manajemen yang terintegrasi yang memfokuskan


perhatian manajer hanya pada aktivitas yang dapat meningkatkan nilai bagi
pelanggan sehingga peningkatan nilai tersebut dapat membantu perusahan untuk
mencapai profitabilitas jangka panjang.
Manajemen Berbasis Aktivitas

Cost Dimension
(Resources)

Process
Dimension Performance
(Driver Activities Analysis
Analysis)

Product and
Customers
Akuntansi Manajemen Berbasis Aktivitas

• Activity-Based Management lebih menekankan pada pertanggungjawaban


terhadap aktivitas daripada pertanggungjawaban terhadap kos.
• Filosofi dasarnya menyatakan bahwa kos hanyalah sebuah akibat dari
dilakukannya aktivitas.
• Dengan filosofi ini terjadilah reorientasi fokus pengendalian dari pengendalian
kos ke penyebab timbulnya kos.

• Dengan demikian terdapat dua tujuan umum dari ABM, yakni:


1. Memperbaiki kualitas pengambilan keputusan dengan disediakannya informasi
kos yang akurat;
2. Mereduksi kos dengan mendorong dan mendukung perbaikan berkelanjutan
lewat pengendalian penyebab timbulnya kos.
cara melaksanakan aktivitas secara lebih efisien dan menghilangkan aktivitas
yang tidak memberikan nilai tambah harus melalui tiga tahapan pada dimensi
proses:

1. Menganalisis Pemicu (Driver)


2. Kos Aktivitas
3. Pemicu kos (cost driver)
Aktivitas dalam suatu perusahaan sangat banyak. Dimulasi dari riset dan
pengembangan, membuat desain, memproduksi, memasarkan, mengirim ke
pelanggan, dan sampai pada layanan purnajual. Dari keseluruhan aktivitas yang
ada dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:
• Aktivitas penambah nilai real(real value added activities-RVAA)– adalah
aktivitas yang benar-benar dibutuhkan dilihat dari sudut kepentingan
konsumen (menambah nilai bagi konsumen)
• Aktivitas penambah nilai bisnis (business value added activities-BVAA)–
adalah aktivitas yang sebenarnya tidak menambah nilai bagi konsumen tetapi
sangat penting dan dibutuhkan oleh organisasi.
•Aktivitas tidak penambah nilai (non-value added activities-NVAA)—adalah
aktivitas-aktivitas yang tidak diperlukan baik oleh konsumen maupun organisasi
• Aktivitas penambah nilai bisnis (business value added activities-BVAA)–
adalah aktivitas yang sebenarnya tidak menambah nilai bagi konsumen tetapi
sangat penting dan dibutuhkan oleh organisasi.

• Aktivitas tidak penambah nilai (non-value added activities-NVAA)—adalah


aktivitas-aktivitas yang tidak diperlukan baik oleh konsumen maupun
organisasi.

Anda mungkin juga menyukai