Laporan Praktikum 1
Laporan Praktikum 1
PDGK4107 MODUL 1
MAKHLUK HIDUP
NIM : 1. F1081211001
2. F1081211017
3. F1081211025
4. F1081211029
a. Hasil Pengamatan
1) Seismonasti dan Niktinasti
Tabel 1.2.
Hasil pengamatan seismonasti
Tabel 1.3.
Hasil Pengamatan Niktinasti
2) Geotropisme
Tabel 1.4.
Hasil pengamatan geotropisme negatif
b. Pembahasan
Dari data pada Tabel 1.2. hasil pengamatan seismonasti, jenis sentuhan yang
diberikan pada daun putri malu secara halus, reaksi yang terjadi yaitu daun putri
malu menguncup dengan lambat, ketika belum tersentuh atau hanya terkena angin
kibasan dari penggaris daun putri malu sudah mulai menguncup. Kemudian, jenis
sentuhan yang diberikan secara sedang, reaksi daun putri malu menguncup secara
wajar yaitu tidak cepat dan tidak lambat, pada saat daun putri malu terkena
sentuhan secara normal. Selanjutnya, jenis sentuhan secara kasar pada daun putri
malu, reaksi yang diberikan adalah menguncup dengan cepat, daun putri malu
menguncup dengan cepat karena terkena sentuhan penggaris yang diayunkan
secara keras.
Dari data pada Tabel 1.3. hasil pengamatan niktinasti, terdapat dua buah pot putri
malu, yaitu pot A dan pot B. Pada pot A diletakkan di tempat terang dan terbuka,
sedangkan pot B diletakkan di tempat yang ditutupi kardus. Pada hasil
pengamatan, mula-mula pot A yang berisi daun putri malu dengan keadaan
terbuka, pot B juga mula-mula yang berisi daun putri malu dengan keadaan
terbuka. Kemudian, kedua pot tersebut didiamkan selama lebih kurang ½ jam.
Hasil yang didapat pada pot A setelah didiamkan selama lebih kurang ½ jam
adalah keadaan daun putri malu yang tetap terbuka, sedangkan hasil pada pot B
adalah keadaan daun putri malu yang telah menguncup.
Berdasarkan data pada Tabel 1.4. tentang pengamatan gerak Geotropisme negatif
yang telah dilakukan selama 7 hari/seminggu, data di dalam tabel menunjukkan
pada hari pertama sampai hari ke tiga pertumbuhan kecambah (kacang hijau) di
dalam pot A mengalami pertumbuhan batang yang lebih cepat dari kecambah
yang ada di dalam pot B, dimana pada saat itu keadaan kedua pot masih dibiarkan
sama-sama berdiri (vertikal), tetapi pada hari keempat pada saat pot B telah
diubah keadaannya pada hari sebelumnya (hari ketiga) menjadi horizontal (arah
mendatar) pertumbuhan kecambah di dalam pot B mengalami pertumbuhan
batang yang lebuh cepat di bandingkan dengan pertumbuhan pada kecambah yang
ada pada pot A, dimana hal ini terus berlanjut sampai hari ke tujuh pada saat
pengamatan berakhir. Selain itu ada juga perubahan lain yang dialamai kecambah
di dalam pot B pada saat letak pot B telah diubah menjadi horizontal. Dimana
yang pada awalnya keadaan kecambah/batang kacang hijau di dalam pot B adalah
lurus (tegak), tapi pada saat keadaan pot B diubah menjadi horizontal arah
pertumbuhan kecambah/batang kacang hijau mengalami perubahan dimana arah
pertumbuhan kecambah/batang kacang hijau adalah mengikuti arah sinar
mataharai.
c. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil pada praktikum ini sebagai berikut:
1. Berbagai jenis sentuhan yang telah diberikan pada putri malu mendapatkan
reaksi yang berbeda dari tiap sentuhannya, jika sentuhan secara halus reaksi
daun putri malu menguncup dengan lambat, jika secara sedang reaksinya
menguncup secara wajar, jika secara kasar reaksinya menguncup dengan
cepat.
2. Dua buah pot daun putri malu yang diletakkan dengan keadaan berbeda, yaitu
pot A di tempat terbuka, sedangkan pot B di dalam kardus, mula-mula pot A
dan pot B daun putri malunya dalam keadaan terbuka, setelah didiamkan
selama lebih kurang ½ jam pot A tetap terbuka, sedangkan pot B telah
menguncup.
3. Arah gerak pertumbuhan batang kacambah (kacang hijau) adalah menjauhi
tanah dan mengikuti arah sinar matahari, maka dapat disimpulkan bahwa
gerak yang dialami oleh batang kecambah kacang hijau didalam pot A
maupun pot B adalah gerak Geotropisme negatif karena sama-sama menjauhi
tanah (gravitasi bumi).
4. Kacang hijau mengalami perubahan arah pertumbuhan batang dan pertumbuhan
batang lebih cepat pada saat posisi pot dalam keadaan horizontal.
d. Jawaban Pertanyaan
1. Sebutkan dua jenis tanaman lain yang dapat melakukan niktinasti!
Jelaskan alasan Anda memilihnya!
Jawab:
- Daun leguminosae, alasannya yaitu daun kacang-kacangan yang juga
melakukan gerak niktinasti pada saat petang atau menjelang malam
daunnya akan menguncup.
- Daun tanaman polong, alasannya daun ini juga akan menguncup pada
malam hari akibat adanya perubahan keadaan dari terang menjadi gelap
dan akan kembali terbuka pada pagi hari ketika keadaan sudah terang.
2. Apa perbedaan antara niktinasti dengan seismonasti pada percobaan yang
telah Anda lakukan? Jelaskan!
Jawab:
Gerak niktinasti merupakan gerak yang dipengaruhi oleh keadaan gelap
maupun terang, seperti pot A yang keadaan terang tetap terbuka dan pot B
dengan keadaan gelap telah menguncup. Sedangkan gerak seismonasti
merupakan gerak yang dipengaruhi oleh sentuhan, seperti daun putri malu
yang memberikan reaksi berbeda pada setiap sentuhan yang berbeda pula.
3. Pada percobaan geotropisme yang telah Anda lakukan sebenarnya Anda juga
sekaligus telah membuktikan adanya gerak fototropisme. Mengapa? Jenis
fototropisme apakah yang terjadi? Jelaskan!
Jawab:
Karena pertumbuhan batang kacang hijau di dalam pot A dan pot B
dipengaruhi oleh rangsangan sinar matahari dan gerak fototropisme yang
dialami oleh batang kacang hijau di dalam pot A dan B adalah gerak
fototropisme positif karena arah pertumbuhan batang kacang hijau mengikuti,
mendekati, atau menuju arah datangnya sinar matahari.
Tabel 1.5.
Hasil pengamatan respirasi memerlukan udara (oksigen)
Respirometer Keadaan air berwarna pada respirometer, 5 menit
Pertama Kedua ketiga Keempat Kelima
A 2,6 5,4 9,1 11,5 11,5
B 0 0 0 0 0
C 0,8 0,9 3 6,7 7,1
Tabel 1.6
Hasil pengamatan respirasi menghasilkan karbondioksida
d. Jawaban pertanyaan
1) Apa guna kapur sirih dalam percobaan respirasi memerlukan oksigen?
Jawab:
Guna kapur sirih dalam percobaan respirasi memerlukan oksigen
adalah untuk mengikat karbondioksida dan pemicu agar respirasi
menjadi cepat.
2) Apa yang terjadi pada pergerakan tetesan pewarna (eosin) pada alat
respirometer (A). (B), dan (C)? Mengapa hal itu terjadi? Jelaskan!
Jawab:
Terjadi perubahan posisi pewarna (eosin) pada alat respirometer. Hal
ini dapat terlihat pada botol yang A diisi oleh makhluk hidup, yaitu
pada botol A yang diisi dengan kecambah dan pada botol B diisi
dengan belalang dengan demikian tetesan pewarna (eosin) pada alat
respirometer bergerak karena adanya pergerakan udara di dalam
respirometer.