Anda di halaman 1dari 3

1001 Cerita Tangguh

Sebuah biografi tentang Tangguh Rizky Rinonce

Setiap manusia tentunya memiliki turning point dalam hidupnya, namun bagaimana jika setiap
babak kehidupan menjadi sebuah turning point yang selalu mengembangkan sebuah pribadi ?
perkenalkan ini Tangguh, memiliki nama lengakap Tangguh Rizky Rinonce, pemuda kelahiran
Cibubur Yang lahir pada tanggal 14 Januari 2007, saat ini ia tengah melanjutkan studinya di
SMA Kolese De Britto. Usianya memang baru 15 tahun, namun pada kenyataannya, pemuda ini
memiliki banyak kisah yang menarik dan memiliki banyak nilai yang dapat kita pelajari.

Tangguh tumbuh besar daerah Cibubur, siapa sangka Bahasa pertama yang dipelajari Tangguh
bukanlah Bahasa Indonesia ataupun Inggris, melainkan Bahasa Protugis waktu ia kecil ia sering
bermain dengan tetangganya, pernah seklai pristiwa mereke bertengkar namun karena Tangguh
belum fasih berbicara Indonesia ia menggunakan Bahasa portugis sedangkan tetangganya yang
belum fasih menggunakan Bahasa indoensia membalas Tangguh menggunakan Bahasa Inggris.
Kemudian Tangguh tumbuh semakin besar, usianya kira – kira 2 tahun, karena Tangguh tinggal
diarea yang memiliki kesenjangan sosial yang cukup tinggi, beruntungnya ia tinggal di daerah
yang cukup bagus namun sayangnya jika ia ingin ke masjid ia akan seperti bejalan ke dunia lain
dimana daerah masjid itu sangat kumuh dan kotor sangat berbeda dengan lingkungan rumahnya.
Pada masa ini juga Tangguh sudah harus belajar untuk dewasa dimana ketika melahirkan
Tangguh kondisi mental ibunya sedang tergangu sehingga Tangguh dirawat oleh Mbok’e orang
ini juga yang merwat ibunya. Sejak Tangguh semakin bertumbuh ia lebih nyaman untuk bergaul
dan bermain dengan anak – anak masjid, anak – anak masjid pun nyaman untuk bermain dengan
Tangguh mengingat mereka dari area kumuh bisa bermain di area yang bagus, namun disini
Tangguh belajar sebuah pelajaran berharga, suatu ketika ia sedang bermain dengan teman –
teman masjidnya, ia diminta untuk membeli es krim di minimarket yang kira – kira jaraknya 1
KM dari rumahnya. Setelah kejadian itu ia bepikir bahwa ia sebenernya telah dimanfaatkan oleh
teman – temannya mulai dari saat itu Tangguh sudah tidak pernah bermain ataupun diijinkan
bermain dengan anak – anak dari masjid itu lagi.

Ketika Tangguh berusia 4 tahun ia memasuki TK, namun sayangnya tidak ada satupun sekolah
yang cocok baginya, bahkan orang tuanya sudah mencoba sekolah dimana – mana tapi tidak ada
yang cocok sampai akhirnya orang tua Tangguh, mengajaknya untuk mengunjungi sekolah alam
Bekasi, Tangguh yang merasa sangat bersemangat ketika melihat sekolah itu, yang seharusnya ia
baru boleh bersekolah keesok harinya karena ia harus menyelasikan administrasi, ia menjadi
bersekolah dihari itu juga karena sekolah itu sangat senang melihat antusiasme Tangguh. Di
sekolah ala mini Tangguh sangat Bahagia karena akhirnya bisa menemukan sekolah yang cocok
dengannya. Sejak tk Tangguh selalu dikenal sebagai orang yang sangat mudah bergaul dan
bahkan sangat suka untuk bersosialisasi ia mengajak semua temannya untuk bermain, pada masa
ini bisa dibilang Tangguh terkenal sebagai anak yang pecicilan dan sangat ramah terhadap semua
orang.
Tangguh semakin beranjak dewasa, sifatnya pun masih sama setidaknya sampai ia menginjak
kelas 2. Saat kelas 3 ia harus pindah ke cilacap karena ada sebuah keperluan, Tangguh yang ada
di Cilacap sangat berbeda dengan Tangguh yang berada di Cibubur. Tangguh menjadi siswa yang
kasar dan brutal ia sangat suka untuk berkelahi bahkan hinga benar – benar melukai teman -
temannya, sampai – sampai banyak teman sebayanya yang takut kepadanya. Namun sifat
pecicilan Tangguh masih ada, walaupun sikapnya yang seperti itu Tangguh tetap memiliki
banyak teman, bahkan teman yang pernah ia pukuli pun menjadi teman dekatnya.
Setelah kelas 3 selesai Tangguh Kembali ke cibubur, Tangguh sifatnya berubah Kembali menjadi
orang yang aktif, ramah dan sifat nakalnya hilang, saat saya mewawancarainya sampai saat ini ia
tidak tau alasan mengapa bisa di cilacap ia menjadi anak nakal dan di cibubur ia menjadi anak
yang normal lagi. Dari kelas 4 – 6 Tangguh benar – benar belajar menjadi pribadi yang Tangguh,
karena pada saat ia kelas 6 ia seperti melakukan lktd, Ia berjalan berkilo – kilo Bersama gurunya,
mendaki gunung dan semua kegiatan ini benar – benar dilakukan oleh anak SD tentunya dengan
pendampingan guru. Namun sayangnya ia harus pindah ke cilacap lagi saat beranjak SMP.
Disinilah Tangguh memiliki sifat yang berbeda, ia menjadi pendiam dan Wibu, namun menurut
saya dimasa inilah dia beljar untuk merefleksikan hidupnya dan menjadi Tangguh yang sekarang
ini. Di masa SMP ia merupakan anak yang aktif dalam kegiatan – kegiatan sekolah contonya ikut
serta menjadi bagian dari penggurus OSIS SMPnya, namun ia juga sepeerti anak yang malas
bergaul sehingga lebih banyak memilih untuk menyendiri. Di SMP ini ia menyadari 1 pelajaran
berhaga lagi dimana ia tidak bisa senaknya membantu orang, karena pada akhirnya ia juga tidak
akan mendapaktan penghargaan yang layak dari orang sekitarnya. Menurut saya disini lah
turning Poin paling yang dialami Tangguh dimana ia beljar untuk merneima setiap masa lalunya,
dan merefelksinkannya.
Pribadi Tangguh yang selalu berani mencoba hal baru, dan selalu berjuang di masa sesulit
apapun dapat kita jadikan contoh dalam kehidupan kita sehari – hari sebagai pribadi De Britto,
memang mungkin pegamlamannya baru sedikit namun sudah memiliki banyak arti dan makna.

Anda mungkin juga menyukai