Anda di halaman 1dari 8

Generasi Hebat Butuh Makanan Sehat

Muzamil HS

Anak yang sehat adalah harapan orang tua dan


amanah undang-undang yang harus dilaksanakan oleh
pengelola Negara. Kesehatan yang dimaksud adalah
Kesehatan secara ruhani dan jasmani. Kedua hal tersebut
adalah komponen penting untuk meanghadirkan manusia
Indonesia yang unggul. Oleh karenanya, amanah menjaga
Kesehatan ruhani dan jasmani terbaca dengan sangat jelas
dalam Pancasila kita.

Sila pertama menyatakan bahwa bangsa Indonesia


diwajibkan bertuhan. Tuhan yang dimaksud bukan
sembarang Tuhan. Tapi Tuhan yang dimaksud adalah
Tuhan yang maha esa. Penanaman keyakinan kepada
Tuhan yang maha esa ini menjadi faktor Kesehatan
ruhani manusia Indonesia. Orang yang bertuhan, yakin
kepada kehebatan Allah, maka dia akan memiliki
Kesehatan ruhani. Oleh karenanya, Sekolah Al Inayah
menjadikan pelajaran Iman menjadi pondasi bagi anak-
anak hebat yang akan meneruskan perjuangan kita.

Sedangkan sila kedua menyatakan bahwa dasar


undan-undang Negara kita menyatakan bahwa
kemanusiaan yang adil dan beradab. Kalau keyakinan
kepada Allah menjadi indikator Kesehatan ruhani kita,
maka keadilan dan keberadaban menjadi pancaran atau
penampakan dari Kesehatan ruhani tersebut. Jadi, orang
yang beriman kepada Allah akan tampil dengan sifat adil
dan beradab.

Karena sifat Adil dan beradab yang dimiliki oleh


bangsa Indonesia memancar, maka adil dan beradab
tersebut bersifat sosial. Artinya kedua sifat tersebut
terkait dengan warga negara yang lain dan harus
didistribusikan kepada warga Negara Indonesia. Untuk
mendistribusikannya, Anda, Saya dan siswa-siswi Al
Inayah memerlukan kemampuan dan kekuatan. Tanpa
kemampuan dan kekuatan, maka keadilan dan
keberadaban hanya akan menjadi koleksi pribadi dan
bersifat eksklusif.

Penguatan pesan yang terdapat dalam dua sila


tersebut dituangkan dengan sangat tegas dalam Undang-
undang Pendidikan No. 20 Tahun 2003, bab II tentang
tujuan Pendidikan Nasional.

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan


kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”

Sirah nabawiyah mencatat dengan sangat jelas


betapa umat Islam itu sangat kuat baik secara ruhani
maupun secara jasmani. Dalam pertempuran yang dijalani
oleh umat Islam, seringkali, secara jumlah mereka lebih
sedikit dibandingkan lawannya. Misalnya perang badar.
Jumlah umat Islam pada saat itu 313 sedangkan lawannya
berjumlah 1000 orang dengan peralatan yang lengkap.
Perang Mu’tah juga sangat mengerikan juga
membandingkan statistic kedua belah pihak. Pihak Islam
mengirimkan 3000 personel. Sedangkan pasukan Romawi
mengirimkan 200rb tentara. Keduanya dimenangkan oleh
pasukan Islam. Disamping kekuatan Iman para tentara,
kekuatan fisik juga menjadi kunci kemenangannya.

Nah, dalam tulisan sederhana ini, saya akan fokus


pada Tips sederhana tentang menjaga Kesehatan jasmani
anak kaitannya dengan proses menginstall Alquran ke
dalam diri anak. pada dasarnya, sumber sehat atau sakit
itu ada tiga; pikiran dan pola pikir, makanan dan pola
makan dan benturan. Tapi saya hanya akan mengupas dua
poin pertama saja. Menjaga pikiran/perasaan anak agar
tetap happy dan menjaga makanan anak.

Pertama, keep them happy. Menjaga mud mereka


agar tetap happy itu menjadi kunci keistiqomahan anak-
anak dalam menghafalkan Alquran. Anak yang diasuh
dengan riang gembira akan tumbuh menjadi pribadi yang
gembira. Proses menghafalkan Alquran mutlak
memerlukan situasi dan kondisi jiwa anak yang gembira
pula. Selain akan membuat semangat menghafal anak
bertahan lama, Anak yang tumbuh dalam keadaan
gembira akan lebih mudah melihat peluang-peluang
keberhasilan di masa depannya. Sebaliknya, anak yang
tinggal di lingkungan yang penuh dengan amarah dan
kebencian akan tumbuh menjadi anak yang tertekan dan
akan sulit melihat peluang-peluang keberhasilan di masa
depannya.

Mungkin orang tua bermaksud menerapkan


kedisiplinan tinggi kepada anak-anaknya sehingga mereka
bersikap ketat dan mungkin kadang-kadang marah
kepada mereka. sikap katat itu boleh dalam kondisi
tertentu. Bersikap longgar juga boleh, juga dalam kondisi
tertentu. Yang perlu dilatih oleh orang tua adalah
ketepatan mengambil sikap kepada anak-anaknya. Kapan
dia harus ketat dan kapan harus longgar. Ya, seperti orang
yang sedang memainkan laying-layang. Untuk menaikkan
laying-layang, si pemegang tali kadang harus
melonggarkan tali untuk kemudian meraiknya, sehingga
laying-layang akan naik semakin tinggi.

Disamping melatih diri dalam mengambil sikap,


Anda perlu memberi anak Anda hadiah jika berhasil
menghafalkan 1 Juz. Ceritakan keagungan Alquran.
Ceritakan betapa beruntung orang-orang yang
mengahfalakan Alquran karena dia menjadi keluarganya
Allah di dunia dan di akhirat kelak. Tunjukkan sikap
senang Anda sebagai orang tua atas aktifitas anak Anda
dalam menghafalkan Alquran. Sekali-kali temani mereka
dalam menjalankan proses menghafalkan Alquran dan
lain-lain.

Berdasarkan pengalaman saya dalam


membersamai anak-anak menghafalkan Alquran, anak-
anak itu tidak bisa semangat dengan sendirinya dalam
menghafalakan Alquran hanya dengan iming-iming
hadiah. Tidak! banyak sekali orang tua yang
mengandalkan iming-iming hadiah untuk memancing
semangat anak dalam menghafalkan Alquran. Tapi
akhirnya setres dan frustasi karena anaknya tetap saja
tidak semangat. Ingat, anak ya tetap anak. akal mereka itu
belum matang. Dia itu masih dalam masa Alfa yang
memang didominasi oleh pikiran imajinasi. Sedangkan
pikiran atas sadarnya masih belum matang. Sehingga, para
ahli menyebutnya bahwa masa tersebut adalah masa
stumulasi dan imajinasi. Jadi, sebagai orang tua, kita
dituntut untuk mengaturkan jadwal, menemani mereka
dan memberikan mereka hadiah setelah menyelesaikan
hafalannya.

Kedua, menjaga makanan dan pola makan sangat


penting untuk para penghafal Alquran. Makanan yang
dikonsumsi akan dirubah menjadi energi oleh tubuh. Dan
energi tersebut akan digunakan untuk menginstal Alquran
dalam diri anak-anak.

Pemilihan makanan ini benar-benar


membutuhkan perjuangan orang tua. Karena melarang
anak untuk memakan makanan yang mereka sukai tapi
tidak sehat jauh lebih sulit dibandingkan menuruti
kemauannya.

Saya tidak akan memberi tahu Anda betapa saat ini


makanan yang tidak sehat itu berseliweran di tengah-
tengah kita. Bahkan mengepung kehidupan kita. Dengan
aroma yang memancing air liur, makanan-makanan
tersebut cukup sulit untuk dihindari. Tidak sedikit
makanan yang dijual tersebut sebenarnya adalah racun
yang dipoles dengan warna dan aroma yang sangat
menarik terutama bagi anak-anak. Jadi, Tugas orang tua
adalah menyeleksi makanan yang dimakan oleh anak-
anaknya sambil memberikan penjelasan tentang makanan
sehat dan makanan yang tidak sehat. Jangan sampai
makanan tersebut membahayakan bagi kesehatakan anak-
anak sehingga mengganggu proses instalasi Alquran.

Menurut Dr. Zaidul Akbar, makanan yang thayyib


adalah makanan yang memenuhi para meter berikut;
aman dikonsumsi, baik jangka pendek maupun jangka
Panjang, tumbuh di tanah yang tinggi mineral, bebas
dari bahan kimia sintetik, mendapat cahaya
matahari dan tidak terpapar logam berat dan tidak
banyak pengolahan.

Secara lebih detail, Dr. Zaidul Akbar menyebutkan


contoh-contoh produk yang halal dan thayyib; air kelapa,
Madu, kurma, delima, labu, anggur, pisang, minyak
zaitun, susu kambing dan ikan disamping rempah dan
rimpang.
Sedangkan makanan yang tidak thayyib adalah
makanan yang mengandung penyedap, pengawet,
perisa, pewarna, gula pasir, produk olahan, makanan
cepat saji, makanan instan dan obat-obatan kimia.
Selain itu, Dr. Zaidul Akbar menyatakan bahwa ada tiga
bahan baku makanan yang perlu dihindari, gula pasir,
minyak goreng dan tepung.

Dalam Islam, bab makanan ini termasuk bab yang


sangat penting. Menurut Dr. Tauhid Nur Azhar, Alquran
mengulang tentang makanan tersebut sebanyak 27 kali.
Misalnya perintah mengkonsumsi makanan yang halal
dan thayyib dalam surat Al Baqarah ayat 168. Kemudian
dalam surat Al A’raf, Allah juga menjelaskan tentang
larangan berlebihan dalam volume makanan.

Dalam Hadis, Nabi Juga menghubungkan antara


makanan dan energi pendorong Doa. Nabi bersabda,
makanan yang haram akan menghambat terkabulnya doa
tersebut. Makanan yang buruk akan menjadi energi
negatif yang akan membebani peluncuran doa yang
dipanjatkan.

Uraian singkat tersebut tidaklah cukup bagi kita


untuk memahami makanan halal dan thayyib secara lebih
dalam. Tulisan singkat ini hanya menjadi stumulasi kecil
bagi kita yang saat ini sedang mempersiapkan lahirnya
generasi pejuang yang sehat secara ruhani dan jasmani.
Reference:
Alquran Al Karim
Sirah Nabawiyah
Imam Abi Zakaria Al Nawawi, Syarh Arbain Al
Nawawiyah
Dadan Gunawan, Teknik Mudah & Lengkap Pijat
Refleksi
Dr. Zaidul Akbar, Jurus Sehat Rasulullah

Anda mungkin juga menyukai