NIM :130731615694
Waktu:
100 tahun sejak umat Kristen menguasai Jerusalem (1184)
Sosial:
Penduduk Eropa dan tuan tanah pergi ke tanah suci (Holy Land) untuk
mencari keberuntungan atau keselamatan.
Umat Kristen percaya bahwa dengan pergi ke tanah suci mampu
menghapus dosa
Di Eropa banyak tuan tanah menindas rakyat sehingga rakyat miskin.
Kepercayaan orang Kristen adalah membunuh infidel (Muslim) bukanlah
sebuah dosa melainkan jalan menuju sorga.
Peziarah Muslim (Saracen) diijinkan beribadah apabila membayar pajak.
Tentara salib (templar) banyak yang mengatasnamakan agama menjadi
membunuh banyak orang Arab.
Banyak yang meninggal karena percaya dengan Paus, bukan karena Tuhan
dan bukan karena Raja.
Salahuddin (Saladin) dan Raja Jerusalem berusaha menciptakan
keharmonisan umat beragama di Jerusalem.
Raja tidak membunuh raja.
Karakter Tokoh
Balian :
Ksatria baik hati, sayang istri dan anak, mekipun berzina dengan Sibylla.
Godfrey :
Ksatria baik hati, penyanyang anak.
Saladin :
Bijaksana (komando perang dan cara menghentikan perang). Baik hati
meskipun musuh, namun tetap mengirim perawat kepada musuh. Taat agama.
Raja Jerusalem dikenal dengan Baldwin IV :
Penderita Lepra yang bijaksana, menepati janji, mendungi umat Jahudi
dan Islam bukan karena kebijaksaan saja namun juga karena kebenaran.
Sibylla :
baik hati, sayang anak, ibu yang baik meski bukan istri yang baik, karena
selingkuh dengan Balian. Rela membunuh anak sendiri agar anaknya tidak
menjadi seperti pamannya (raja Jerusalem)
Tiberias :
Ksatria baik, sangat patuh terhadap raja dan mencoba membawa perdamaian.
Guy de Lusignan : Membenci Muslim, gila kekuasaan, pembohong,
selingkuh.
Reynald de Chattilon : gila kekuasaan, pembohong.
Pendeta (Saudara Balian) : gila harta
Refleksi
Film ini mengajarkan kita bahwa sejak dahulu umat Islam dan Nasrani
mencoba untuk berdamai. Namun karena sebab bahwa manusia tamak akan
kekuasaan, mereka akhirnya berperang untuk mencapai apa yang disebut
kekuasaan. Oleh karena itu sikap tidak tamak akan harta, takhta dan wanita harus
dikembangkan seperti halnya Balian yang menolak menjadi raja dan menjadi
suami Sibylla. Pada dasarnya dijelaskan bahwa antara umat Nasrani (kristen) dan
Islam memiliki pedoman hidup yang sama yaitu berbuat kebaikan. Oleh karena itu
seharusnya mampu hidup berdampingan.
Banyak orang yang lebih percaya kepada pemimpin agama daripada
Tuhan. Oleh karena itu kita harus lebih mendekatkan diri kepada Tuhan.
Bahwa seorang ibu tidak akan tahan melihat anaknya menderita,
karenanya seorang ibu rela masuk neraka menggantikan anaknya. Artinya sebagai
seorang anak kita harus menghormati seorang Ibu.
Bahwa kita harus menggunakan akal dan pikiran dalam perang, tidak
hanya mengandalkan otot saja. Dalam berperang kita harus mempunyai sumber
daya cukup dan pasukan yang cukup seperti yang dijelaskan oleh Saladin. Seperti
halnya mencari ilmu, kita juga harus mempersiapkan sumber daya yang cukup
baik secara fisik maupun mental.
Bahwa kita harus memiliki ideologi sendiri, dalam film di jelaskan bahwa
manusia banyak yang tidak berpendirian sehingga berbuat tidak baik. Jika ingin
menjadi manusia yang baik harus menyelaraskan antara otak dan hati.
Balas budi juga merupakan salah satu hal yang bisa dijadikan refleksi dari
film ini. Seseorang tidak bisa melupakan kebaikan orang lain yang diperbuat
kepada dirinya.
Menepati janji merupakan hal yang penting. Terutama bagi seorang laki-
laki, karena yang dipercaya adalah ucapannya. Kita bisa ambil contoh bahwa
Saladin menepati janjinya.