Anda di halaman 1dari 3

Nama : Farhan Nauval

NIM : 043323714

Makul: auditing

Jawaban

1. Pernyataan tidak Metnberikan Pendapat

Suatu .pcrnyataan tidak tncnlberikan pcndapat menyatakan bahwa auditor tidak mcnyatakan pendapat
atas laporan keuangan, Auditor dapat tidak menvatakan suatu pcndapat bilamana ia tidak dapat
merumuskan atau tidak merumuskan suatu pendapat tentang kewajaran laporan keuangan sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Jika auditor menyatakan tidak memberikan pcndapat,
laporan auditor harus memberikan semua alasan substantif yang mendukung pernyataannya tersebut.

Pernyataan tidak memberikan pendapat adalah cocok jika auditor tidak melaksanakan audit yang
lingkupnya memadai untuk memungkinkannya memberikan pendapat atas laporan keuangan.
Pernyataan tidak memberikan pendapat harus tidak diberikan karena auditor yakin, atas dasar auditnya,
bahwa terdapat penyimpangan material dari prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, Jika
pernyataan tidak memberikan pendapat disebabkan pembatasan lingkup audit, auditor harus
menunjukkan dalam paragraf terpisah semua alasan substantif yang mendukung pernyataannya
tersebut. la harus menyatakan bahwa lingkup auditnya tidak memadai untuk menyatakan pendapat
atas laporan keuangan, Auditor tidak harus menujukan prosedur yang dilaksanakan dan tidak harus
menjelaskan karakteristik auditnya dalam satu paragraf (yaitu, paragraf lingkup audit dalam laporan
auditor bentilk baku). Jika auditor menjelaskan bahwa auditnya dilaksanakan berdasarkan standar
auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia, tindakan ini dapat mengakibatkan kaburnya
pernyataan tidak memberikan pendaPat• Sebagai tambahan, ia harus menjelaskan keberatan lain yang
berkaitan dengan kewajaran penyajian laporan keuangan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia.

2. a, Relevansi bukti
Bukti audit harus relevan dengan tujuan audit yang dapat dicapai ole auditor sebelum bukti tersebut
dianggap tepat. Sebagai contoh, audito

prihatin bahwa klien belum menagih pelanggan atas barang yang di (tujuan transaksi kelengkapan). Jika
auditor memilih suatu salinan faktur penjualan dan menelusuri setiap salinan faktur penjualan tersebut
ke dokumen pengiriman terkait, bukti tersebut tidak relevan dengan tujuan kelengkapan dan dengan
demikian, bukan merupakan bukti yang untuk tujuan tersebut.
Prosedur yang relevan adalah menelusuri sampel dokumen pengiriman ke salinan faktur penjualan
terkait untuk menentukan apakah setiap pengiriman barang tersebut telah ditagihkan. Dengan
menelusuri dokumen pengiriman ke salinan faktur penjualan, auditor dapat menentukan apakah
pengiriman barang telah ditagihkan kepada pelanggan. Sebaliknya, jika auditor menelusuri dari salinan
faktur penjualan ke dokumen pengiriman, auditor tidak dapat menemukan apakah pengiriman barang
telah ditagihkan atau belum. Relevansi hanya dapat dipertimbangkan dalam tujuan audit khusus, karena
bukti audit mungkin relevan untuk satu tujuan audit, tetapi tidak relevan untuk tujuan audit lainnya
(Arens et al. , 2008).
b. Reliabilitas bukti
Reliabilitas bukti mengacu pada tingkat dalam hal bukti tersebut dianggap dapat dipercaya atau layak
dipercaya. Jika bukti dapat dianggap diandalkan, bukti tersebut sangat membantu dalam meyakinkan
auditor bahwa laporan keuangan telah disajikan secara wajar. Menurut Arens et al. (2008), reliabilitas
tergantung pada énam karakteristik bukti yang dapat diandalkan berikut.
l) Independensi penyedia bukti
Bukti yang diperoleh dari sumber luar entitas lebih dapat diandalkan daripada bukti audit yang diperoleh
dari sumber di dalam entitas. Bukti yang diperoleh dari sumber luar entitas seperti rekonsiliasi bank
keterangan pengacara, ataupun dari pelanggan sedangkan bukti atau dokumen yang bersumber dari
dalam entitas seperti wawancara dengan karyawan dan permintaan pembelian.
2) Efektivitas pengendalian internal klien
Jika pengendalian internal klien efektif, bukti audit yang diperoleh lebih dapat diandalkan daripada jika
klien mempunyai Pengendalian internal yang lemah, Sebagai contoh, jika Pengendalian internal atas
penjualan dan penagihan efektif, auditor dapat memperoleh lebih banyak buktl

yang dapat diandalkan davi faktur pcnjualan dan dokumcn pengiriman dathpada kctika pengendalian
internalnya Icmah,
3) Pengctahuan langsung auditor
Bukti audit yang diperolch langsung olch auditor melalui pemeriksaan fisik, observasi, penghitungan
ulang, dan inspeksi lebih dapat diandalkan daripada informasi yang diperoleh secara tidak langsung,
Contohnya, auditor melakukan pcmeriksaan fisik aset tetap dan membandingkannya dengan kondisi
periode sebelumnya, bukti tersebut dapat lebih diandalkan daripada bukti yang didapat dari kontrolir
perusahaan.
4) Kualifikasi individu yang menyediakan informasi
Meskipun sumber informasi bersifat independen, bukti audit tidak dapat diandalkan kecuali individu
yang menyediakan informasi tersebut memenuhi kualifikasi untuk itu. Komunikasi dengan pengacara
dan bank umumnya lebih dapat diandalkan daripada konfirmasi dengan orang orang yang kurang
memahami dunia bisnis. Selain itu, bukti yang diperoleh secara langsung oleh auditor juga tidak dapat
diandalkan jika auditor tidak memenuhi kualifikasi untuk mengevaluasi bukti. Sebagai contoh, pada
pemeriksaan sediaan permata oleh auditor yang tidak terlatih membedakan antara permata dan kaca
bukan merupakan bukti audit yang dapat diandalkan bagi eksistensi sediaan kaca. Auditor dapat
meminta ahli atau profesional terkait lain yang dapat menjelaskan serta memberikan pandangannya
terhadap pemeriksaan sediaan tersebut.
5) Tingkat objektivitas
Bukti yang objektif lebih dapat diandalkan daripada bukti yang memerlukan pertimbangan tertentu
untuk menentukan apakah bukti tersebut benar, Contoh bukti yang bersifat objektif seperti konfirmasi
piutang usaha dan saldo bank, perhitungan fisik kas serta penjumlahan saldo utang usaha untuk
menentukan apakah data sesuai dengan saldo pada buku besar, Bukti yang bersifat subjektif misalkan
seperti surat yang ditulis pengacara klien yang membahas hasil yang mungkin diperoleh dari gugatan
hukum yang sedang dihadapi oleh klien, observasi persediaan usang selarna pemeriksaan fisik. Apabila
reliabilitas bukti subjektif sedang dievaluasi, penting bagi auditor untuk menilai kualifikasi orang yang
menyediakan bukti tersebut seperti pada poin sebelumnya.

6) Ketepatan waktu
Ketepatan waktu bukti audit dapat merujuk pada kapan bukti itu dikumpulkan maupun pada periode
yang tercakup pada audit itu. Bukti audit biasanya lebih dapat diandalkan untuk akun-akun neraca
apabila diperoleh sedekat mungkin dengan tanggal neraca. Untuk akun-akun laporan laba rugi, bukti
yang diperoleh menjadi lebih dapat diandalkan, apabila ada sampel dari keseluruhan periode yang
diaudit.

3. a. Inspeksi (Inspecting)

Dalam Boynton et al. (2001), inspeksi (inspecting) meliputi pemeriksaan rinci terhadap dokumen dan
catatan, serta pemeriksaan aset berwujud. Inspeksi sering kali digunakan dalam mengumpulkan dan
mengevaluasi bukti bottom-up maupun top-down. Dengan melakukan inspeksi atas dokumen. auditor
dapat menentukan ketepatan persyaratan dalam faktur atau kontrak yang memerlukan pengujian
bottom-up atas akuntansi transaksi tersebut. Sebagai contoh, pada saat auditor memeriksa kontrak
sewa guna usaha, auditor melakukan verifikasi kesesuaian akuntansi yang digunakan untuk sewa guna
usaha, mengevaluasi bagaimana sewa guna usaha ini berpengaruh pada kegiatan pembiayaan dan
investasi entitas, dan akhirnya mempertimbangkan bagaimana sewa guna usaha ini dapat
mempengaruhi kemampuan entitas untuk menambah pendapatan dan bagaimana pengaruh transaksi
ini atas struktur biaya tetap entitas.

Melalui inspeksi, auditor dapat mengevaluasi bukti dokumenter dengan menilai keaslian dokumen,
mendeteksi keberadaan perubahan atas item-item yang dipertanyakan, Bukti lain yang dihasilkan dari
inspeksi adalah scanning atau memeriksa secara cepat dan tidak terlampau teliti atas dokumen atau
catatan. Auditor juga dapat melakukan pemeriksaan aset berwujud dan memungkinkan dapat
mengetahui secara langsung keberadaan dan ko.ndisi fisik aset yang juga memberikan bentuk bukti fisik.

b.penjelasan kecocokan prosedur inspeksi

produsen inspeksi sangat cocok untuk mendapatkan auditas atas transaksi karena metode inpeksi
(inpecting) melakukan pemeriksaan rinci terhadap dokumen dan catatan, serta serta pemeriksaan asset
berwujud. Oleh sebab itu metode inpeksi sangat cocok untuk dapat mendapatkan bukti audit atas
transaksi.

Anda mungkin juga menyukai