Anda di halaman 1dari 4

NAMA : ....

NIM ....

TUGAS 2 AUDITING 1

1. Menurut anda, opini apa yang seharusnya diberikan terhadap laporan keuangan
perusahaan Toshiba dan jelaskan pendapat anda!

Jawab :

Toshiba termasuk kedalam opini Pernyataan tidak memberikan Pendapat.

Suatu pernyataan tidak memberikan pendapat menyatakan bahwa auditor tidak


menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Auditor dapat tidak menyatakan suatu
pendapat bilamana ia tidak dapat merumuskan atau tidak merumuskan suatu pendapat
tentang kewajaran laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum. Jika auditor menyatakan tidak memberikan pendapat, laporan auditor harus
memberikan semua alasan substantif yang mendukung pernyataannya tersebut.
Pernyataan tidak memberikan pendapat adalah cocok jika auditor tidak melaksanakan
audit yang lingkupnya memadai untuk memungkinkannya memberikan pendapat atas
laporan keuangan.

Pernyataan tidak memberikan pendapat hars tidak diberikan karena auditor yakin,
atas dasar auditnya, bahwa terdapat penyimpangan material dari prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia. Jika pernyataan tidak memberikan pendapat
disebabkan pembatasan lingkup audit, auditor harus menunjukkan dalam paragraf
terpisah semua alasan substantif yang mendukung pernyataannya tersebut. la haruss
menyatakan bahwa lingkup auditnya tidak memadai untuk menyatakan pendapat atas
laporan keuangan. Auditor tidak harus menujukan prosedur yang dilaksanakan dan
tidak harus menjelaskan karakteristik auditnya dalam satu paragraf (yaitu, paragraf
lingkup audit dalam laporan auditor bentuk baku). Jika auditor menjelaskan bahwa
auditnya dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan
Indonesia, tindakan ini dapat mengakibatkan kaburnya pernyataan tidak memberikan
pendapat. Sebagai tambahan, is haruss menjelaskan keberatan lain yang berkaitan
dengan kewajaran penyajian laporan keuangan berdasarkan prinsip akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia.

2. Bedasarkan pendapat saudara atas opini tersebut berikan penjelasan terhadap laporan
auditor independen atas opini yang anda berikan untuk laporan keuangan kasus
diatas!

Jawab :
Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat
Auditor dapat memberikan pernyataan tidak memberikan pendapat atas laporan
keuangan jika is tidak dapat merumuskan pendapat atau tidak merumuskan suatu
pendapat tentang kewajaran laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum. Jika auditor menyatakan tidak memberikan pendapat, laporan auditor
harus memberikan semua alasan substantif yang mendukung pernyataannya tersebut.
Pernyataan tidak memberikan pendapat cocok jika auditor tidak melaksanakan audit
yang lingkupnya memadai untuk memungkinkannya memberikan pendapat atas
laporan keuangan.
Pernyataan tidak memberikan pendapat harus tidak diberikan karena auditor
yakin, atas dasar auditnya, bahwa terdapat penyimpangan material dari prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia seperti telah dijelaskan pada pendapat
wajar dengan pengecualiaan.
3. Bedasarkan Pedoman Standar Audit No.07 SA Seksi 326 Paragraf 21 bahwa dalam
memperoleh bukti untuk menguji keabsahan dan bermanfaat penyelesaian kasus
kecurangan salah satunya apabila bukti dapat diperoleh dari pihak independen di luar
perusahaan dan bukti tersebut memberikan jaminan keandalan yang lebih dari bukti
yang diperoleh oleh perusahaan itu sendiri. Menurut pendapat anda, jelaskan cara
memperoleh bukti pada kasus diatas bedasarkan Pedoman Standar Audit No.07 SA
Seksi 326 Paragraf 21 dengan memperoleh bukti dari pihak independen diluar
perusahaan!

Jawab :
Apabila bukti dapat diperoleh dari pihak independen di luar perusahaan, untuk
tujuan audit auditor independen, bukti tersebut memberikan jaminan keandalan yang
lebih daripada bukti yang diperoleh dari dalam perusahaan itu sendiri.

4. Dalam langkah kerja audit salah satunya adalah melaksanakan prosedur audit,
menurut saudara sebutkan dan jelaskan prosedur audit apa saja yang sedang
diajalankan dalam kasus diatas!

Jawab :
Prosedur Penelusuran
Auditor dapat melakukan penelusuran dengan cara (1) memilih dokumen yang
dibuat pada saat transaksi dilaksanakan, dan (2) menentukan bahwa informasi yang
diberikan oleh dokumen tersebut telah dicatat dengan benar dalam catatan akuntansi
(jurnal dan buku besar). Arah pengujian prosedur ini berawal dari dokumen menuju
catatan akuntansi sehingga menelusuri asal-usul aliran data melalui sistem akuntansi.
Oleh karena prosedur ini memberikan keyakinan bahwa data yang berasal dari
dokumen sumber pada akhirnya dicantumkan dalam akun, maka secara khusus data
ini sangat berguna mendeteksi terjadinya salah saji berupa penyajian yang lebih
rendah (understatement) dalam catatan akuntansi. Prosedur ini sangat penting dalam
memperoleh bukti yang berkaitan dengan asersi kelengkapan (Boynton et al., 2001).
Pemeriksaan Bukti Pendukung
Pemeriksaan bukti pendukung meliputi (1) pemilihan ayat jurnal dalam catatan
akuntansi, dan (2) mendapatkan serta memeriksa dokumentasi yang digunakan
sebagai dasar ayat jurnal tersebut untuk menentukan validitas dan ketelitian
pencatatan akuntansi. Arah pengujian vouching berlawanan dengan tracing. Prosedur
vouching digunakan secara luas untuk mendeteksi adanya salah saji berupa penyajian
yang lebih tinggi dari yang seharusnya (overstatement) dalam catatan akuntansi.
Prosedur ini penting untuk memperoleh bukti yang berkaitan dengan asersi
keberadaan atau keterjadian (Boynton et al., 2001). Perbedaan tracing dan vouching
dapat dilihat pada Gambar berikut.

Pengamatan
Menurut Arens et at (2008), observasi adalah pengamatan indra untuk menilai
aktivitas klien. Selama menjalani penugasan dengan klien, auditor memiliki banyak
kesempatan untuk menggunakan indranya (penglihatan, pendengaran, perasaan, dan
penciuman) guna mengevaluasi berbagai item. Auditor dapat mengunjungi lokasi
pabrik untuk memperoleh kesan umum atas fasilitas klien, atau mengamati para
individu yang melaksanakan tugasnya dengan baik. Namun, observasi kurang dapat
diandalkan, karena adanya risiko pada personel klien yang dapat mengubah
perilakunya akibat kehadiran auditor. Mereka mungkin melaksanakan tanggung
jawabnya sesuai dengan kebijakan perusahaan di hadapan auditor, tetapi kembali
melakukan hal yang biasa dilakukan setelah auditor tidak ada.
Sama halnya dengan Arens et al. (2008), menurut Boynton et al. (2001)
pengamatan berkaitan dengan memperhatikan dan menyaksikan pelaksanaan
beberapa kegiatan atau proses. Kegiatan dapat berupa pemrosesan rutin jenis
transaksi seperti penerimaan kas, untuk me Ii hat apakah para pekerja sedang
melaksanakan tugas yang diberikan sesuai dengan kebijakan dan prosedur
perusahaan. Pengamatan terutama penting dalam memperoleh pemahaman tentang
pengendalian internal. Contoh pengamatan seperti auditor mengamati kecermatan
seorang karyawan klien dalam melaksanakan pemeriksaan fisik atas sediaan.
Pengamatan semacam ini dapat memberikan peluang untuk membedakan antara
mengamati dan menginspeksi. Di satu sisi, auditor mengawasi prosesnya sedangkan
pekerja klien melaksanakan penghitungan fisik atas sediaan tersebut. Di sisi lain,
auditor juga dapat menginspeksi atau memeriksa item-item sediaan tertentu untuk
membuat penilaian sendiri atas kondisi tersebut.

Sumber :
BMP EKSI4308 – Auditing I (Edisi 3)

Anda mungkin juga menyukai