Bab I
Bab I
Disusun oleh:
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2022
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Ramdhan K. H. Pers Menjawab Bang Ali Menjawab. Jakarta: Pustaka Jaya, 1995. hlm. 24.
2
Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah (Edisi ke-2). Yogyakarta. Tiara Wacana Yogya, 2003. hlm.
63-72.
41,8%. Angka ini masih bisa bertambah seiring berkembangnya waktu, dan 33.575
Jiwa atau 1,2% yang tidak diketahui tempat lahirnya.3
Tugas Ali Sadikin untuk membangun ulang kota Jakarta menjadi kota
metropolitan tidak mudah, Gubernur Ali Sadikin merujuk kepada Master Plan
(rencana Induk pembangunan Jakarta) 1965-1985. Secara umum, Rencana Induk
Jakarta mengatur tentang penggunaan tanah yang di dalamnya meliputi kegunaan
untuk tempat tinggal, perkantoran, perindustrian, tempat-tempat rekreasi dan lain
sebaginya.4 Ali Sadikin dikenal sebagai gubernur yang tegas dan keras dalam
bersikap. Latar belakang Ali Sadikin yang berasal dari kalangan militer yang
membuat sikapnya seperti itu. Dalam kaitannya memimpin Jakarta, Ali Sadikin
menganggap perlunya suatu terobosan baru untuk menata dan membangun Jakarta,
mengingat permasalahan Jakarta begitu kompleks pada masa itu. Setelah selesai
memetakan situasi Kota Jakarta, perhatian Ali Sadikin langsung tertuju pada Rencana
Induk Jakarta yang telah disusun gubernur pendahulunya. Rencana Induk Jakarta
diaangap penting dan sebagai solusi atas permasalahan yang sedang di alami Jakarta
saat itu dan juga kedepannya.
3
Lamce Castle, Profil Etnik Jakarta (terj). Depok, Masup Jakarta, 2007. Hlm. 35-36.
4
Soetjipto Wirosardjono. Gita Jaya: Catatan H. Ali Sadikin, Gubernur Kepala Daerah Khusus
Ibukota Jakarta 1966-1977. Jakarta: Pemerintah DKI Jakarta, 1997. hlm. 223.
5
. Ibid. hlm. 24.
dengan industry seksnya. Setelah bertanya ke KBRI, Ali Sadikin diberitahu bahwa
para praktek prostitusi di Bangkok telah dilokalisasi oleh pemerintah. 6 Setelah
kunjungannya ke Thailand, Ali Sadikin mulai mempunyai ide untuk menerapkannya
di Jakarta. Apalagi di Surabaya sudah ada praktek lokalisasi yang sudah di lokalisasi.7
Alasan penulis mengangkat tema Panti Sosial Karya Wanita Teratai Harapan
Kramat Tunggak Jakarta Utara 1971-1999 adalah penulis sebagai masyarakat Jakarta
yang lahir dan dibesarkan di Jakarta ingin menghasilkan sutau karya Ilmiah yang
menarik dan juga berkenaan bagi Jakarta. Dari berbagai bacaan dan juga peristiwa
yang terjadi di Kota Jakarta, penulis tertarik untuk meneliti tentang peran Lokalisasi
Kramat Tunggak sebagai tempat rehabilitasi bagi para pekerja seks komersial yang
ada di Lokalisasi Kramat Tunggak yang berlokasi di Koja, Jakarta Utara yang di
resmikan oleh Gubernur Ali Sadikin. Memang sudah banyak karya ilmiah yang
meneliti tentang prostitusi di Jakarta khusunya di zaman Gubernur Ali Sadikin,
namun penulis belum banyak menemukan karya ilmiah yang membahas atau meneliti
tentang peran panti sosial tersebut.
Permasalahan yang diangkat dalam penelitin kali ini yakni tentang peran
Lokalisasi Kramat Tunggak selain menjadi tempat lokalisasi di Jakarta, Lokalisasi
Kramat Tnuggak juga berperan sebagai tempat rehabilitasi untuk pekrja seks yang
12
Terence Hull dkk., Pelacuran di Indonesia: Sejarah dan Perkembangannya, Jakarta: Sinar
Harapan, 1997. hlm. 31.
13
Hendri F. Isnaeni , “Prostitusi di Jakarta, Sejak Zaman Ali Sadikin Sampai Ahok”,
Historia.id, diakses dari https://historia.id/politik/articles/prostitusi-di-jakarta-sejak-zaman-ali-sadikin-
sampai-ahok-6kRgr/page/2, pada tanggal 21 April 2021 pukul 02.20.
berada di komplek Lokalisasi Kramat Tunggak. Sebagai tempat rehabalitisai tentu
saja Panti social Karya Wanita (PSKW) Teratai Harapan Kramat Tunggak, nama lain
dai Lokalisasi Kramat Tunggak memeiliki kebijakan serta program yang ditujukan
untuk para pekerja seks agar mereka bisa keluar dari dunia prostitusi.
1. Apa saja yang dilakukan Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) Teratai
Harapan Kramat Tunggak dalam membimbing maupun membina pekerja
seks komersial di Kramat Tunggak?
1.3. Tujuan Penelitian
Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah sebagai kajian mengenai keberadaan
Panti Sosial Karya Wanita Teratai Harapan yang ada di Lokalisasi Kramat Tunggak
di bidang Ilmu Sejarah. Manfaat penelitian Praktis dari penelitian ini adalah
menambah nuansa Historiografi Indonesia mengenai prostitusi dan juga panti sosial
yang mempunyai peran vital dalam menjalankan tugas untuk mendampingi dan
mengawasi para pekerja seks di lokalisasi Kramat Tunggak yang berada di Jakarta
Utara. Dan manfaat lain dari penelitian ini dapat dijadikan referensi terhadap
penulisan selanjutnya yang berhubungan dengan tema ini.
Batasan Spasial pada penelitian ini adalah daerah Kramat Tunggak yang
berada di Koja, Jakarta Utara. Wilayah tersebut dijadikan tempat lokalisasi prostitusi
sekaligus tempat rehabilitasi di Jakarta pada masa Gubernur Ali Sadikin.
Pelacuran saat ini lebih dikenal dengan sebutan Pekerja Seks Komersial
(PSK) atau prostitusi. Menurut Kartin Kartono, prostitusi merupakan sebuah bentuk
penyimpangan seksual dengan adanya pola-pola oraganisasi impus/dorongan yang
tidak wajar dan tidak terintregrasi dalam bentuk promiskuitas disertai eksploitasi dan
komersialisasi seks yang impersonal tanpa afeksi sifatnya.15
14
Kuntowijoyo. op. cit. hlm. 35.
15
Siiti Munawaroh. PEKERJA SEKS KOMERSIAL (PSK DI WILAYAH PRAMBANAN,
KABUPATEN KLATEN, JAWA TENGAH. DIMENSIA. Volume 4, No. 2, September, 2010. hlm. 71
16
Kamus Bahasa Indonesia (edisi ketiga). Jakarta: Balai Pustaka, 2007. hlm. 680.
17
Thanh-Dam Truong (terj), Seks, Uang dan Kekuasaan: parawisata dan Pelacuran di Asia
Tenggara. Jakarta: LP3ES, 1992. hlm. 15.
18
W.A. Bonger, Maatschappelijke Oorzaken der Prostitue, Verspreide Geschriften, del II,
Amsterdam, 1950 terjemahan B.Simanjutak, Mimbar Demokrasi, Bandung, April 1967 dikutip oleh
Kartini Kartono,hlm. 182 - 183
Sementara itu, menurut Enyclopedia Britannica (1973-1974), rehabilitasi
didefinisikan sebagi “pemulihan kepada kedudukan (keadaan, nama baik) yang
semula: perbaikan anggota tubuh yang cacat dan sebagainya atas idividu (pasien
rumah sakit, atau korban bencana). Supaya menjadi manusia yang dapat berguna dan
memiliki tempat dalam masyarakat19
19
Kamus Bahasa Indonesa (edisi ketiga). op. cit.
20
Sri Widati. REHABILITASI. 1984. hlm. 5.
buku ini menjelaskan Lokalisasi Kramat Tunggak melalui observasi langsung yang
dilakukan oleh Yuyu Krisna, selain Kramat Tunggak, beliau juga melakukan
observasi ke tempat-tempat prostitusi lainnya di Jakarta pada masa itu.
Kemudian, buku Bang Ali Demi Jakarta, 1966-1977, buku ini adalah buku
yang berisi memoir Ali Sadikin saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Buku
ini di susun oleh Ramadhan K. H. Di dalam buku ini berisi tulisan-tulisan para
wartawan dan juga komunitas koran dan majalah yang pernah ditulis saat Ali sadikin
menjabat Sebagai gubernur. Buku ini cukup menggambarkan sosok Ali Sadikin
secara apa adanya, salah satunya kebijakan-kebijakan yang di ambil oleh Ali Sadikin.
Penulis juga menggunakan buku karya Moammar Emka yang berjudul Jakarta
Undercover: Sex & City dalam menggali informasi mengenai dunia prostitusi di era
modern di Jakarta.
Selain itu, karya tulisan Lamijo yang berjudul Prostitusi di Jakarta Dalam
Tiga Kekuasaan, 1930-1995. Sejarah dan Pekembangannya. Tulisan ini
menggambarkan sejarah prostiusi yan ada di Jakarta pada masa colonial Belanda,
Jepang, hingga pasca kemerdekaan, Lamijo menyebutkan bahwa di pasca kemerdekaan
kegiatan prostitusi di Jakarta mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan oleh
tingginya angka urbanisasi pada saat itu dan ketidakmampuan pemerintah Jakarta
dalam menangani hal tersebut.
Terlebih dahulu dalam kritik ekstren dan kritik intern. kritik ekstren
merupakan pencarian keabsahan dalam sumber secara menyeluruh. Setelah kritik
21
Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodelogi Sejarah, (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utana, 1993) hlm. 19
22
Kuntowijoyo, Pegamtar Ilmu Sejarah. (Yogyakarta: Benteng Pustaka, 2005) hlm. 90
ekstern, kritik intern pengecekan data yang valid sesuai dengan kejadian masa
lampau.
Setelah dilakukan kritik atau verifikasi data, fakta yang di dapat dari sumber
dianalisis terlebih dahulu seperti urutan peristiwa-peristiwa yang terjadi dengan fakta
yang terdapat di dalam sumber. Interpretasi (analisis sumber) menggunakan
perspektif Sejarah dan harus objektif.
BAB II menjelaskan tentang dunia prostitusi yang ada di Jakarta pada masa
pasca kemerdekan sampai berdirinya Lokalisasi Kramat Tunggak yang berada di
Kramat Tunggak Jakarta Utara. DI dalam BAB II Juga di terangkan alasannya
Gubernur Ali Sadikin melokalisasi dunia prostitusi yang ada di Jakarta dan juga
pemilihan wilayah Kramat Tunggak sebagai tempat lokalisasi
BAB III menjelaskan tentang panti sosial karya wanita teratai harapan nama
lain dari Lokalisasi Kramat Tunggak dan juga peran serta kebijakan-kebijakan dalam
mendampingi dan juga membina para pekerja seks yang ada di lingkungan Lokalisasi
Kramat Tunggak. Tentu saja panti sosial ini juga bagian dari rencana pemerintah
dalam mengatasi kegiatan prostitusi yang terus menjamur di Jakarta.
BAB IV berisi kesimpulan dari penelitian ini, dan juga jawaban dari rumusan
masalah dan juga sebagai penutup dari penelitian ini.