Anda di halaman 1dari 8

Available online at: http://journal.unimed.ac.id/index.

php/jce

Journal of Millennial Community, 3 (2), 2021, 68-74

Peran Kewirausahaan Berbasis Digital Dalam Mengurangi


Tingkat Pengangguran
Page | 68
Isra Mirna Noventri 1*, Juli Perawitan Pakpahan2, Juli Wardani Pane3, Lia Hutabarat4
12 Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Optima, Sumatera Utara
34 Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Ayah Bunda, Tapanuli Utara
Email : hutabaratlia13@gmail.com

Abstrak
Penciptaan wirausaha (entrepreneur) menjadi alternatif solusi atas berbagai masalah di
masyarakat seperti kemiskinan dan kesenjangan sosial, meningkatnya pengangguran usia
produktif dan menipisnya cadangan pasokan energi, yang kesemuanya menuntut adanya
tindakan kreatif dan inovatif. Kewirausahaan adalah orang-orang yang mampu mengubah
sebuah kesempatan menjadi sebuah usaha yang menghasilkan, yang diolah melalui kreatifitas,
inovasi dan keunikan dalam membuat suatu produk dan berani mengambil segala
kemungkinan resiko yang menyertainya serta tidak menjadikannya mudah putus asa jika
mengalami kegagalan dalam membangun usaha tersebut. Dalam hal ini penulis mengkaji
bahwa kewirausahaan turut berpartisipasi dalam pembangunan Negara, kewirausahaan
berbasis digital memanfaatkan teknologi yang semakin canggih, kewirausahaan berbasis digital
sebagai solusi dalam mengurangi tingkat pengangguran, banyaknya pengangguran di
Indonesia, kewirausahaan adalah sesuatu yang harus ditanamkan oleh para pemuda dan
masyarakat Indonesia.

Kata Kunci : Kewirausahan, Digital, Pengangguran

The Role Of Digital Based Entrepreneurs In Reducing The Unemployment Level

Abstract
Entrepreneurial creation becomes an alternative solution to various problems in society
such as poverty and social inequality, increasing unemployment of productive age and depletion
of energy supply reserves, all of which require creative and innovative action. Entrepreneurship is
people who are able to turn an opportunity into a business that produces, which is processed
through creativity, innovation and uniqueness in making a product and dare to take all possible
risks that accompany it and not make it easy to despair if it fails to build the business. It was
concluded that entrepreneurship also participated in the development of the State, digital-based
entrepreneurship made use of increasingly sophisticated technology, digital-based
entrepreneurship as a solution to reduce the unemployment rate, the number of unemployment in
indonesia, entrepreneurship is something that must be instilled by the youth and the people of
indonesia.

Keywords: entrepreneurship, digital, unemployment.

_________________________________________________________________________________

Copyright © 2021, JMIC, ISSN 2685-4554 (print), ISSN 2685-3671 (online)


Journal of Millennial Community, 3 (2), September 2021
Isra Mirna Noventri, Juli Perawitan Pakpahan, Juli Wardani Pane, Lia Hutabarat

PENDAHULUAN
baru. Bahkan pandangan yang dikemukakan
Permasalahan ketenagakerjaan secara
Bryd & Brown (2003) dalam (Siti Martiah,
langsung maupun tidak langsung salah
2017:76) bahwa inovasi bisa dilakukan secara
menyebabkan timbulnya pengangguran. Hal
incremental maupun radikal. Spektrum
ini akan berkaitan dengan masalah-masalah
akhir adalah invention atau menemukan
lainnya seperti ketidakmerataan pendapatan,
sesuatu yang baru yang benar-benar belum Page | 69
kemiskinan, perlambatan pertumbuhan
diketemukan.
ekonomi, urbanisasi, dan instabilitas politik
Untuk meningkatkan minat
(Siti Martiah,2017: 76 ). Semua ini secara
berwirausaha/entrepreneur salah satunya
intuitif tampaknya telah dipahami oleh para
adalah dengan meningkatkan pemahaman
pengambil kebijakan. Oleh karena itu,
dan minat masyarakat terhadap bidang
berbagai upaya terus dilakukan pemerintah
wirausaha. Kegiatan wirausaha harus
dalam rangka meningkatkan kesempatan
didorong dengan keberanian dan keuletan
kerja untuk mengurangi jumlah
serta tekad yang kuat, karena berwirausaha
pengangguran yang berimplikasi terhadap
pada dasarnya berhimpitan dengan
lambatnya laju pertumbuhan ekonomi,
ketidakpastian, dalam hal keberhasilan
mengingat semakin meningkatnya jumlah
maupun kegagalan. Karena hanya dengan
angkatan kerja baru yang memasuki pasar
menggeluti usaha secara penuh keberanian
kerja.
dan beresiko tinggi maka usaha akan tumbuh
Sedangkan penciptaan wirausaha
berkembang.
(entrepreneur) menjadi alternatif solusi atas
Untuk itu Technopreneur adalah
berbagai masalah di masyarakat seperti
salah satu bagian dari perkembangan
kemiskinan dan kesenjangan sosial,
berwirausaha (entrepreneur) memberikan
meningkatnya pengangguran usia produktif
gambaran berwirausaha dengan
dan menipisnya cadangan pasokan energi,
menggunakan inovasi basis technologi.
yang kesemuanya menuntut adanya tindakan
Konsep technopreneur didasarkan pada basis
kreatif dan inovatif. Jiwa kewirausahaan
tekhnologi yang dijadikan sebagai alat
bukan hanya sebatas kecerdasan akademik
berwirausaha, misalnya munculnya bisnis
dan keterampilan menghasilkan produk
aplikasi online, bisnis security system, dsb.
tetapi juga jiwa dinamis dalam menangkap
Technopreneurship berasal dari
tantangan dan resiko kemudian
gabungan kata “technology” dan
mengubahnya menjadi peluang dan potensi
“entrepreneurship” (Depositario, et al., 2011).
pertumbuhan (Soegoto 2009, dalam Herwin
Technopreneurship merupakan proses
Moppangga, 2015).
sinergi dari kemampuan yang kuat pada
Lebih lanjut dikemukakan bahwa
penguasaan teknologi serta pemahaman
entrepreneur mulai berkembang bukan
menyeluruh tentang konsep kewirausahaan
hanya berdasarkan pada imitasi belaka,
(Sosrowinarsidiono, 2010) dalam (Siti
melainkan sudah mengikuti pada tiga
Martiah, 2017:76). Sudarsih dalam Prosiding
tahapan spektrum, yaitu spectrum invensi,
KNIT RAMP-IPB (2013:57) mengemukakan
inovasi serta imitasi. Spektrum invensi
bahwa technopreneurship adalah proses dan
merupakan tataran entrepreneur yang
pembentukan usaha baru yang melibatkan
paling tinggi, setelah inovasi dan imitasi
teknologi sebagai basisnya dengan harapan
dimana pada spectrum imitasi pelaku bisnis
bahwa penciptaan strategi dan inovasi yang
hanya mendasarkan pada meniru produk
tepat kelak bisa menempatkan teknologi
atau bisnis yang sudah ada untuk
sebagai salah satu faktor untuk
mendapatkan bagian pasar dari produk
pengembangan ekonomi nasional. Pendapat
tersebut. Sementara spectrum inovasi
lainnya menyebutkan bahwa
dimaknai sebagai kegiatan berentrepreneur
technopreneurship adalah proses dalam
dengan sentuhan-sentuhan perubahan pada
sebuah organisasi yang mengutamakan
berbagai aspek, sehingga menimbulkan nilai
inovasi dan secara terus menerus
menemukan problem utama organisasi,
memecahkan permasalahannya, dan mengimplementasikan cara-cara pemecahan

Copyright © 2021, JMIC, ISSN 2685-4554 (print), ISSN 2685-3671 (online)


Journal of Millennial Community, 3 (2), September 2021
Isra Mirna Noventri, Juli Perawitan Pakpahan, Juli Wardani Pane, Lia Hutabarat

masalah dalam rangka meningkatakan daya menjadi sebuah usaha yang menghasilkan,
saing di pasar global (Okorie, 2014) dalam yang diolah melalui kreatifitas, inovasi dan
(Siti Martiah, 2017:77). Dari pandangan keunikan dalam membuat suatu produk dan
pandangan diatas maka technopreneurship berani mengambil segala kemungkinan
pada intinya akan menggabungkan antara resiko yang menyertainya serta tidak
teknologi dan kewirausahaan. menjadikannya mudah putus asa jika
Dengan melakukan kajian terhadap mengalami kegagalan dalam membangun Page |
peraturan dan kebijakan terkait usaha tersebut. 70
kewirausahaan berbasis technology digital di Dalam rangka turut berpartisipasi
Indonesia serta fakta -fakta yang berasal dari dalam pembangunan negara, sebagai
data sekunder yang berasal dari instansi warganegara harusnya ikut andil, apapun
tekait, tulisan ini diharapkan dapat menjadi profesinya. Hal ini bisa dilakukan dengan
sebuah gambaran tentang pentingnya turut mendukung program pemerintah. Salah
technoprenuership melalui dunia usaha. satu program pemerintah yakni
meningkatkan jumlah wirausahawan untuk
PEMBAHASAN mendukung visi Indonesia menjadi Negara
1. Pengertian kewirausahaan maju di tahun 2045. Salah satu indicator
Zimmerer mengartikan kewirausahaan negara maju adalah terciptanya lapangan
sebagai suatu proses penerapan kreativitas pekerjaan yang lebih banyak. Hal ini tidak
dan inovasi dalam memecahkan persoalan mungkin terjadi jika para lulusan dari
dan menemukan peluang untuk perguruan tinggi bergantung pada lapangan
memperbaiki kehidupan (usaha). Dalam pekerjaan yang dibuka oleh pemerintah.
Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 tahun Untuk mewujudkan visi tersebut, Indonesia
1995 tanggal 30 Juni 1995 tentang Gerakan harus menambah jumlah pengusaha
Nasional Memasyarakatkan dan (wirausahawan) yang tidak hanya bergantung
Membudayakan Kewirausahaan, bahwasanya pada aspek sumberdaya alam tapi juga
; “Kewirausahaan adalah semangat, sikap, mampu bergerak di bidang industri. Jika
perilaku dan kemampuan seseorang dalam dibandingkan dengan negara negara lain di
menangani usaha dan kegiatan yang dunia, maka jumlah wirausahawan di
mengarah pada upaya mencari, menciptakan, Indonesia masih tergolong sedikit.
menerapkan cara kerja, teknologi dan Gambar 1. Data Rasio Pengusaha
produksi baru dengan meningkatkan efisiensi Terhadap Jumlah Penduduk Di Beberapa
dalam rangka memberikan pelayanan yang Negara 2013
lebih baik dan atau memperoleh keuntungan
yang lebih besar.
Sedangkan menurut Robbin dan
Coulter, kewirausahaan adalah sebuah proses
dimana seseorang atau kelompok orang
menggunakan segala daya upayanya yang
terorganisasi untuk mencari sebuah peluang
dan menciptakan sesuatu yang memiliki daya
guna serta manfaat yang bersumber dari
inovasi dan keunikan tanpa memperhatikan
sumber daya yang digunakan saat itu.
Jadi Kewirausahaan adalah orang orang
yang mampu mengubah sebuah kesempatan
Berdasarkan data di atas, terlihat bahwa Puspayoga selaku Menteri Koperasi dan UKM
jumlah pengusaha di Indonesia masih sedikit dalam acara Gerakan Kewirausahaan
karena masih di bawah 2%. Selanjutnya Nasional (GKN) 2017 di Institut Pertanian
sampai tahun 2017, rasio pengusaha di Bogor (IPB) pada Maret 2017. Beliau
Indonesia sudah naik menjadi 3,1%. Hal ini mengatakan: “rasio wirausaha Indonesia yang
sesuai dengan pernyataan dari Bapak pada 2013/2014 lalu masih 1,67% kini

Copyright © 2021, JMIC, ISSN 2685-4554 (print), ISSN 2685-3671 (online)


Journal of Millennial Community, 3 (2), September 2021
Isra Mirna Noventri, Juli Perawitan Pakpahan, Juli Wardani Pane, Lia Hutabarat

berdasarkan data BPS naik menjadi 3,1%” . technopreneurship disebut sebagai


Meskipun sudah mengalami peningkatan, wirausaha digital.
jumlah wirausahawan di Indonesia masih Data dari We Are Social dan Hootsuite
jauh di bawah negara negara lainnya. Hal ini menyebutkan bahwa Indonesia merupakan negara
terlihat dari pernyataan presiden Republik dengan pertumbuhan internet terbesar di dunia,
Indonesia, Bapak Joko Widodo: “hampir di yaitu sebesar 51% dalam kurun satu tahun terakhir.
Angka ini jauh dari rata-rata pertumbuhanPage | 71
setiap Negara maju, standarnya itu memiliki
internet global yang hanya sebesar 10%.vi
(penduduk) entrepreneur di atas 14%.
Indonesia juga berada dalam 12 besar negara di
Sementara kita, angkanya masih 3,1%. Artinya dunia dengan penetrasi penggunaan telepon
perlu percepatan”. pintar terbesar di dunia. vii Angka ini
menunjukkan potensi yang besar jika pelaku bisnis
2. Kewirausahaan berbasis digital dapat memulai go digital. 9 Masyarakat di era
Istilah technopreneurship atau digital pada umumnya cenderung menginginkan
kewirausahaan digital didefinisikan inovasi dan kemudahan dalam kehidupan sehari-
pemanfaatan teknologi pada kegiatan hari. Hadirnya platform jual beli online, media
berwirausaha. Pemanfaatan teknologi dalam sosial, dan transaksi pembayaran secara elektronik
pilihan yang efisien bagi masyarakat.
hal ini dipahami mulai dari proses produksi
Kehadiran wirausaha digital berpotensi
(dengan mesin dan teknologi terbarukan)
memunculkan perusahaan rintisan (startup
hingga pemasaran (memanfaatkan media
company) yang sering kali membuat
sosial, platform online, aplikasi, dan lain lain).
terobosanterobosan melalui teknologi disruptif
Istilah lain yang lebih umum digunakan oleh
(disruptive technology). Kehadiran perusahaan
generasi millennial adalah start-up atau
jenis ini dirasakan sangat membantu konsumen,
bisnis pemula. Start-up pada dasarnya
karena umumnya menawarkan solusi berupa
aktivitas perintisan bisnis yang memiliki
kemudahan dan kenyamanan dengan harga/ tarif
model bisnis yang terencana dan
yang lebih murah. Kemunculan wirausaha digital
memanfaatkan teknologi dalam bentuk
di Indonesia tentunya akan menarik banyak
platform dana atau aplikasi.
aktivitas ekonomi yang pada akhirnya berpotensi
Kewirausahaan merupakan
meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
kemampuan mengubah setiap peluang
menjadi tantangan yang bernilai ekonomi.
Saat kemampuan ini disinergikan dengan
kompetensi di bidang teknologi, maka
lahirlah kemampuan wirausaha di bidang
teknologi yang lazim dikenal sebagai
technopreneurship. Suparno menjelaskan
technopreneurship bersumber dari riset dan
temuan-temuan baru dalam bidang teknologi
yang dikembangkan dengan saksama,
sehingga dapat memberikan
keuntungan bagi penciptanya dan
masyarakat penggunanya. Penggiat

3. Pengangguran mendapatkan kerja tetapi mereka belum


Pengangguran merupakan suatu dapat memperoleh pekerjaan tersebut.
ukuran yang dilakukan jika seseorang tidak Pengangguran dapat terjadi disebabkan oleh
memiliki pekerjaan tetapi mereka sedang ketidakseimbangan pada pasar tenaga kerja.
melakukan usaha secara aktif dalam empat Hal ini menunjukkan bahwa jumlah tenaga
minggu terakhir untuk mencari pekerjaan kerja yang ditawarkan melebihi jumlah
(Kaufman dan Hotchkiss, 1999). Sedangkan tenaga kerja yang diminta.
menurut Sukirno (2006:13) pengangguran
adalah suatu keadaan dimana seseorang yang
tergolong dalam angkatan kerja yang ingin

Copyright © 2021, JMIC, ISSN 2685-4554 (print), ISSN 2685-3671 (online)


Journal of Millennial Community, 3 (2), September 2021
Isra Mirna Noventri, Juli Perawitan Pakpahan, Juli Wardani Pane, Lia Hutabarat

persen poin.
4. Peran wirausaha berbasis digital untuk
mengurangi tingkat pengangguran
Pengangguran yang terjadi di indonesia
merupakan masalah yang kompleks dan
bersifat multidimensional. Faktor terjadinya
pengangguran adalah ketidkaseimbangan Page |
antara lapangan pekerjaan dengan jumlah 72
tenaga kerja -- adanya perubahan tekhnologi -
- kurangnya pendidikan dan keterampilan
Pada Teori Klasik dijelaskan ada dua
banyaknya kemiskinan- dan lainlain. Banyak
alasan yang menyebabkan terjadinya
pengangguran yaitu:
1. Kekakuan Tingkat Upah. Serikat serikat
buruh tidak bersedia menerima tingkat
upah yang lebih rendah, ketika mereka
bersedia menerima tingkat upah yang
lebih rendah, maka permintaan terhadap
tenaga buruh akan meningkat, sehingga
pengangguran dapat diturunkan.
2. Kekakuan yang kedua muncul dari pihak
pengusaha besar, yang meningkat
kekuatan monopolinya, sehingga mereka
lebih leluasa menentukan tingkat harga
pasar. peluang untuk melakukan kegiatan ekonomi
Tingkat Pengangguran Terbuka khususnya dibidang usaha. Namun
(TPT) adalah indikator yang dapat masyarakat indonesia masih banyak yang
digunakan untuk mengukur tingkat kurang menyadari itu, masyarakat banyak
penawaran tenaga kerja yang tidak yang menginginkan bekerja di perusahaan
digunakan atau tidak terserap oleh pasar perusahaan yang ternama demi dipandang
kerja. TPT pada Februari 2017 sebesar 5,33 keren dan hebat.
persen turun menjadi 5,13 persen pada Dengan adanya atau banyaknya angka
Februari 2018. Dilihat dari daerah tempat pengangguran di Indonesia maka solusi
tinggalnya, TPT di perkotaan tercatat lebih yang dapat diberikan yaitu dengan
tinggi dibanding di perdesaan. Pada Februari memberikan pengetahuan mengenai
2018, TPT di perkotaan sebesar 6,34 persen, kewirausahaan berbasis digital, dimana
sedangkan TPT di wilayah perdesaan hanya para masyarakat dapat membuka suatu
sebesar 3,72 persen. Dibandingkan setahun usaha yang dapat menambah pendapatan
yang lalu, TPT di perkotaan dan TPT di dan dapat membuka lapangan kerja.
perdesaan mengalami penurunan masing Sehingga dapat menampung
masing sebesar 0,16 persen poin dan 0,28
masyarakat yang penangguran, dimana acara kerja, teknologi dan produk baru dengan
dengan memberikan bekal pengetahuan, meningkatkan efisiensi dalam rangka
keterampilan serta menumbuhkan sikap memberikan pelayanan yang lebih baik dan
kewirausahaan pada para pencari kerja atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.
melalui pengembangan Untuk mengurangi tingkat
kewirausahaan. Menurut Gerakan Nasional pengangguran perlu ditanamkan sikap
Memasyarakatkan dan Membudayakan mental wirausaha sehingga pada diri
Kewirausahaan (GNMMK), yang dimaksud mereka akan tertanam ciri dan watak
kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku wirausaha yang akan mendasari setiap
dan kemampuan seseorang dalam menangani perilaku kehidupannya. Melalui
usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada pengembangan kewirausahaan
upaya mencari, menciptakan, menerapkan diharapkan para penganggur berani

Copyright © 2021, JMIC, ISSN 2685-4554 (print), ISSN 2685-3671 (online)


Journal of Millennial Community, 3 (2), September 2021
Isra Mirna Noventri, Juli Perawitan Pakpahan, Juli Wardani Pane, Lia Hutabarat

melakukan usaha sendiri sehingga dapat maka laju pertumbuhan ekonomi harus
menciptakan lapangan kerja baik untuk diusahakan sebesar 6% (Sukidjo, 2003: 425).
diri sendiri maupun orang lain. Untuk mengembangkan suatu
Wirausaha merupakan suatu hal yang wirausaha maka dapat dilakukan dengan
harus ditanamkan oleh para pemuda dan memanfaatkan teknologi yang semakin
masyarakat Indonesia. Karena dengan canggih, dimana dalam hal ini dapat
wirausaha masyarakat mampu membuka membuat suatu wirausaha yang berbasis Page | 73
lapangan pekerjaan untuk masyarakat yang digital. Teknologi merupakan cara atau
tidak memiliki pekerjaan atau pengangguran. metode untuk mengolah sesuatu agar terjadi
Membuka usaha pribadi, sekecil apapun efisiensi biaya dan waktu, sehingga dapat
usaha yang anda miliki, andalah yang menjadi menghasilkan produk yang lebih berkualitas.
pemimpin roda usaha tersebut. Ketika usaha Dasar-dasar penciptaan tekologi adalah:
anda berjalan dengan baik, maka anda dapat kebutuhan pasar, solusi atas permasalahan,
memperbaiki perekonomian negara, minimal aplikasi berbagai bidang keilmuan, perbaikan
masyarakat disekitar lingkungan ada efektivitas dan efisiensi produksi, serta
memiliki pengasilan dengan usaha yang anda modernisasi. Perkembangan teknologi digital
buat. Menjadi seorang Wirausaha merupakan dan digitalisasi telah memungkinkan
kegiatan bisnis yang mulia, memang untuk perolehan informasi dan pengetahuan
memulai satu usaha sendiri tidaklah mudah, dengan cara yang mudah dan cepat, sehingga
tapi seorang yang memiliki jiwa wirausaha dengan demikian dapat dikatakan bahwa
pasti orang tersebut mampu menaklukan dewasa ini setiap individu memiliki peluang
ketakuan- ketakuan yang ada dalam dirinya. yang relatif sama terhadap informasi dan
Serta ia mampu menghadapi tantangan pengetahuan.
tantangan yang terjadi dikemudian hari. Digitalisasi adalah kemampuan untuk
Dengan adanya pembukaan suatu merubah produk atau jasa yang ada ke dalam
usaha akan menambah peluang atau bentuk digital sehingga menawarkan
kesempatan bagi masyarakat untuk bekerja keuntungan yang melebihi produk berwujud’.
dan menambah pendapatan. Kesempatan Secara lebih ringkas Brennen dan Kreiss
kerja akan terjadi apabila laju ekonomi (2014) dalam Nia (2018:7) menyatakan bahwa
mengalami kenaikan sebagai akibat makin digitalisasi berkaitan dengan adopsi atau
tingginya ilktivitas ekonomi yang peningkatan penggunaan teknologi digital
memerlukan tambahan tenaga kerja. Secara atau komputer oleh organisasi, industri,
teori, setiap laju pertumb.uhan ekonomi negara, dan sebagainya.
sebesar 1 (satu) persen akan mampu Teknologi digital yang secara praktis
menyerap tenaga kerja sebesar 400.000 mewujudkan dalam pertumbuhan fungsi
orang. Jika setiap tahun terjadi tambahan serta peran teknologi informasi dan
angkatan kerja baru 2,3 juta orang maka komunikasi (ICT) menjadi pendorong
untuk menyerap tambahan angkat kerja baru pertumbuhan bisnis dan memungkinkan
berkembangnya bisnis pemula. Pelaku bisnis ekosistem kewirausahaan digital. Melalui
lokal serta merta dapat menjangkau pasar kewira-usahaan dalam bidang teknologi,
yang lebih luas melalui personalisasi aplikasi pembangunan yang berkelanjutan sebuah
dan layanan serta kemudahan konektivitas. negara, bahkan dunia, dapat terwujud.
Terkait dengan hal itu kewirausahaan Beberapa wirausaha digital yang dapat
berbasis digital ini dapat memperluas dikatakan sukses dalam meraih keuntungan
jangkauan penjualannya dan dengan mudah sekaligus memberi warna baru terhadap
orang-orang akan mengetahui terkait kehidupan masyarakat dunia, antara lain:
penjualan barang tersebut, sehingga target Mark Zuckerberg (Pendiri Facebook), Steve
atau keuntungannya lebih banyak. Jobs (Pendiri Apple), Jan Koum dan Brian
Pengembangan berbagai lembaga riset, Acton (Pendiri Whatsapp), dan lain-lain.
pusat inovasi dan inkubator bisnis ini juga Indonesia pun telah memiliki sejumlah
dalam bidang teknologi di tingkat pendidikan wirausaha digital, seperti: Andrew Darwis
tinggi (Akademi/ Institut/ Universitas) (Pendiri Kaskus), William Tanuwijaya
merupakan upaya positif untuk membangun (Pendiri Tokopedia), Nadiem Makarim

Copyright © 2021, JMIC, ISSN 2685-4554 (print), ISSN 2685-3671 (online)


Journal of Millennial Community, 3 (2), September 2021
Isra Mirna Noventri, Juli Perawitan Pakpahan, Juli Wardani Pane, Lia Hutabarat

(Pendiri GO-JEK), dan sebagainya. Mempengaruh Tingkat Pengangguran di


Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)
SIMPULAN Tahun 1985- 2011. Yogyakarta : MODUS
Berdasarkan pembahasan di atas Vol.26 (2): 173-187,
dapat disimpulkan bahwa (1) kewirausahaan Estiningsih, Wening. Zainal, Arifin, HM,
turut berpartisipasi dalam pembangunan (2014), Technoprenuership;Challenge For
Negara, (2) kewirausahaan berbasis digital Page |
Entrepreneurship Educational 74
memanfaatkan teknologi yang semakin Development in Indonesia, Forum
canggih, (3) kewirausahaan berbasis digital Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi
sebagai solusi dalam mengurangi tingkat Nasional IV, LIPI, Tahun (2014).
pengangguran, (4) banyaknya pengangguran
di Indonesia, (5) kewirausahaan adalah Herwin Moppanga, Studi Kasus
sesuatu yang harus ditanamkan oleh para Pengembangan Wirausaha Berbasis
pemuda dan masyarakat Indonesia. Demikian Tekhnologi (Technopreneurship) di
kesimpulan dari kajian pembahasan terkait Provinsi Gorontalo, Journal Trikonomika,
peran keirausahaan berbasisi digital untuk Volume.14 no.1 TH.(2015)
mengurangi tingkat pengangguran. Kurang Nia, Juliawati. (2018). Membangun
dan lebihnya penulis memohon saran dan Kewirausahaan: antara Digital Economy
kritik yang membangun agar proses dan Human Economy
pembuatan artikel ini dapat berlanjut sebagai
modal pengembangan keilmuan. Siti Marti’ah, (2017). Kewirausahaan
Berbasis Teknologi (Technopreneurship)
dalam Perspektif Ilmu Pendidikan. Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA Jurnal Ilmiah Edutic . 3(2). 75-82
.
Clelland, David MC. (1961). Entrepreneur Instruksi Presiden Republik Indonesia No.
Behavior And Characteristics Of 4 Tahun 1995 Tentang Gerakan Nasional
Entrepreneurs. The Achieving Society. Memasyarakatkan dan Membudayakan
Kewirausahaan (GNMMK)
Hartanti. (2008). “Manajeme pengembangan
kewirausahaan (entrepreneurship) siswa Jamaludin, Fauzan. Ini tahapan-tahapan
SMK 4 Yogyakara.” Universitas Negeri Kementerian Komunikasi dan Informasi,
Yogyakarta. kominfo (daring),, “Kominfo Luncurkan
Kaufman, Bruce E. And L. Hotchkiss. Gerakan Nasional 1000 Start Up Digital
(1999).The Economic Labor Markets. USA:
Georgia State University
Sukirno, Sadono. (2006). Makroekonomi
Teori Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada
Soekidjo, Notoatmodjo. (2003)
.Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Jakarta: PT Rineka Cipta
Anata, Firdaus, (2013), Pengaruh Tingkat
Pengangguran Terbuka, PDRB Perkapita,
Jumlah Penduduk dan Indeks Williamson
Terhadap Ttingkat Kriminalitas(Studi pada
31 Propinsi di Indonesia tahun 2007 - 2012),
Jurnal Ilmiah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis,
Universitas Brawijaya, Malang.
Aruan, Norman Luther dan D
Sriyono.(2014).Faktor-Faktor Yang

Copyright © 2021, JMIC, ISSN 2685-4554 (print), ISSN 2685-3671 (online)


Journal of Millennial Community, 3 (2), September 2021
Isra Mirna Noventri, Juli Perawitan Pakpahan, Juli Wardani Pane, Lia Hutabarat

Page | 75

Copyright © 2021, JMIC, ISSN 2685-4554 (print), ISSN 2685-3671 (online)

Anda mungkin juga menyukai