Anda di halaman 1dari 3

NAMA : NUGROHO AJI WIBOWO

NPM : 227040078
KELAS :B

PENYEBAB KORUPSI

Korupsi adalah ancaman dan permasalahan penting yang dialami oleh banyak negara.
Karena dampak dari korupsi tak hanya berpengaruh pada bidang ekonomi saja. Kehidupan
masyarakat pun juga ikut terkena imbas dari kejahatan ini. Kegagalan proyek, masalah
kemiskinan, atau pengangguran adalah beberapa akibat dari sifat rakus para koruptor. Korupsi
adalah perilaku tidak jujur yang umumnya dilakukan oleh seseorang yang memiliki kekuasaan,
seperti kepala perusahaan atau pejabat pemerintahan. Korupsi dapat mencakup pemberian atau
penerimaan suap atau hadiah yang tidak pantas, transaksi ganda, transaksi di bawah meja,
manipulasi pemilihan, mengalihkan dana, mencuci uang, dan menipu investor. Tindak korupsi
sendiri dapat terjadi di mana saja dan tak sebatas dalam bisnis atau pemerintahan, Pengadilan,
media, dan masyarakat sipil, serta di semua sektor mulai dari kesehatan, pendidikan hingga
infrastruktur dan bahkan olahraga dapat terjangkit korupsi. Faktor penyebab korupsi bisa
bermacam-macam, ada yang berasal dari internal dan ada juga yang berasal dari lingkup
eksternal. Faktor penyebab korupsi internal dan eksternal ini perlu diketahui oleh setiap
masyarakat. Mengetahui faktor penyebab korupsi internal dan eksternal juga menjadi pengingat
untuk masyarakat agar tidak terjebak dalam praktik korupsi. Penyebab korupsi secara internal
berasal dari diri sendiri atau dorongan keluarga. Sedangkan penyebab korupsi secara eksternal
berasal dari luar kehidupan pribadi seseorang.
Penyebab korupsi bisa juga terjadi karena lemahnya pendidikan agama dan etika,
kolonialisme, kurangnya pendidikan, kemiskinan, tidak adanya sanksi yang keras, kelangkaan
lingkungan yang subur untuk perilaku antikorupsi, perubahan radikal, keadaan masyarakat yang
tidak seimbang. ada juga contoh tindakan korupsi dalam pemerintahan, seperti memberi atau
menerima hadiah (penyuapan), penggelapan dalam jabatan, pemerasan dalam jabatan, ikut serta
dalam pengadaan dan menerima gratifikasi. Sementara itu, berdasarkan hasil analisa yang
dilakukan oleh Kemendagri, penyebab utama korupsi di Indonesia adalah “celah” yang
memuluskan niat jahat para koruptor. Celah ini bisa berbagai macam jenisnya, dari sistem yang
tidak transparan, politik yang berbiaya tinggi, hingga terlalu berambisi untuk menjadi Aparatur
Sipil Negara (ASN). Penyebab lainnya yaitu adanya kekurangan integritas pada setiap individu
yang berada di pemerintahan. Ini merupakan turunan dari kurangnya kesejahteraan para
penyelenggara negara sehingga mereka memilih jalur lain untuk meraup keuntungan lebih.
Salah satu teori korupsi menurut Jack Bologne Gone Theory menyebutkan bahwa faktor
penyebab korupsi adalah keserakahan, kesempatan, kebutuhan, dan pengungkapan. Keserakahan
berpotensi dimiliki setiap orang dan berkaitan dengan individu pelaku korupsi. Teori penyebab
menurut korupsi Jack Bologne GONE Theory adalah keserakahan (greed), kesempatan
(opportunity), kebutuhan (needs), dan pengungkapan (expose). Keserakahan berpotensi dimiliki
setiap orang dan berkaitan dengan individu pelaku korupsi. Organisasi, instansi, atau masyarakat
luas dalam keadaan tertentu membuka Faktor Kesempatan melakukan kecurangan. Faktor
kebutuhan erat dengan individu-individu untuk menunjang hidupnya yang wajar. Dan, faktor
pengungkapan berkaitan dengan tindakan atau konsekuensi yang dihadapi oleh pelaku
kecurangan apabila pelaku diketemukan melakukan kecurangan.
Dalam teori Rational choice theory dinyatakan bahwa seseorang melakukan korupsi
ketika manfaat dari melakukan korupsi lebih besar dibandingkan dengan kerugian yang akan
diderita karena melakukan korupsi. Makna rasional dalam teori ini adalah cara pandang pelaku
korupsi yang ingin memperoleh manfaat berupa uang dalam jumlah yang banyak tanpa harus
menderita kerugian yang lebih besar dibandingkan dengan manfaat yang diterimanya.
Berdasarkan teori ini, manusia adalah pribadi yang rasional, penuh perhitungan dan akan
melakukan segala sesuatu berdasarkan perhitungan biaya dan manfaat (cost-benefit calculation).
Ketika pelaku korupsi melihat dirinya memiliki peluang untuk melakukan korupsi sehingga
dapat memperoleh uang banyak (manfaat) tanpa dapat diketahui karena pengendalian yang
lemah (kerugian) maka dia akan melakukan korupsi.
Dalam teori ini, seseorang akan melakukan korupsi ketika manfaat melakukan korupsi
lebih besar daripada biaya dan kerugian yang akan diderita akibat melakukan korupsi. Manfaat
melakukan korupsi dapat berupa kekayaan materiil, jabatan, kedudukan atau kepuasan pribadi
sedangkan kerugian melakukan korupsi dapat berupa potensi perbuatannya diketahui pihak
berwenang dan sanksi dari lembaga pengadilan dalam bentuk hukuman denda dan penjara.
Penyebab korupsi menurut Robert Klitgaard disingkat dengan istilah CDMA, yaitu Corruption,
Directionary, Monopoly dan Accountability. Sehingga dapat disimpulkan bahwa korupsi terjadi
karena disebabkan oleh faktor kekuasaan dan monopoli yang disertai adanya akuntabilitas.
Donald R. Cressey Fraud berpendapat bahwa penyebab korupsi karena adanya teori triangle,
yaitu kesempatan, motivasi, dan rasionalisasi. Dengan adanya ketiga faktor ini, seseorang atau
organisasi dapat melakukan korupsi secara besar-besar, tanpa memperhatikan kebutuhan orang
lain. Penyebab korupsi bisa didasari dengan adanya teori Cost-Benefit Model. Teori ini
menjelaskan bahwa orang yang melakukan tindak pidana korupsi, lebih memikirkan tentang
manfaat yang didapatkan saat melakukan korupsi daripada risikonya. Sehingga pelaku tindak
pidana korupsi sering mengabaikan konsekuensi atau risikonya. Penyebab korupsi yang terakhir
adalah adanya pandangan tentang teori Willingness and Opportunity to Corrupt. Teori ini
menjelaskan bahwa penyebab korupsi adalah adanya kesempatan atau peluang, yang didorong
dengan niat atau keinginan untuk kebutuhan atau kepentingan pribadi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa korupsi adalah permasalahan yang dialami oleh banyak
masyarakat, karena dampak dari korupsi ini tak hanya berpengaruh pada bidang ekonomi saja
tetapi kehidupan masyarakat pun ikut kena imbasnya. Tindakan korupsi sendiri dapat terjadi di
mana saja dan bisa terjadi dalam bisnis maupun pemerintahan, pengadilan, masyarakat sipil,
kesehatan, pendidikan, infrastruktur bahkan sampai olahraga pun bisa terkena korupsi. Penyebab
korupsi dapat terjadi di lingkungan internal maupun eksternal. Penyebab internal bisa dari
keluarga dan diri sendiri contohnya seperti gaya hidup, sifat tamak, kurang moral, dan adanya
dukungan melakukan hal tersebut dari keluarga. Sedangkan faktor eksternal bisa dari aspek
politik, aspek hukum, aspek ekonomi, aspek organisasi dan aspek masyarakat. Menurut teori
Jack Bologne faktor penyebab korupsi yaitu keserakahan, kesempatan, kebutuhan dan
pengungkapan. Menurut teori Choice Theory manusia melakukan korupsi ketika manfaat dari
melakukan korupsi lebih besar dibandingkan dengan kerugian yang akan dideritanya. Menurut
Robert Klitgaard korupsi bisa terjadi karena faktor kekuasaan dan monopoli yang disertai adanya
akuntabilitas. Menurut Donald R korupsi bisa terjadi karena adanya terori triangle (kesempatan,
motivasi, dan rasionalisasi). Menurut teori Cost-Benefit Model penyebab korupsi terjadi karena
orang yang melakukan tindakan korupsi lebih memilih manfaat yang didapat pada saat
melakukan korupsi daripada resiko terburuk yang akan terjadi kepada orang yang melakukan
korupsi. Menurut teori Willingness and Opportunity to Corrupt korupsi terjadi karena adanya
kesempatan atau peluang yang didorong dengan niat atau keinginan atau kebutuhan atau
kepentingan pribadi. Sementara itu, berdasarkan hasil analisa yang dilakukan KEMENDAGRI,
penyebab utama korupsi di Indonesia adalah celah atau kesempatan yang memuluskan niat jahat
para koruptor. Celah ini bisa berbagai macam bentuknya, seperti sistem yang tidak transparan,
politik yang berbiaya tinggi, hingga terlalu ambisius untuk menjadi aparatur sipil negara (ASN).

Anda mungkin juga menyukai