Anda di halaman 1dari 3

1.

SOAL: Dalam makalah disebutkan terdapat salah satu isu kontroversi dimana meskipun
Konstitusi Indonesia menjamin hak atas kebebasan berpendapat dan kebebasan
berekspresi, tetapi dalam praktiknya, terkadang terdapat upaya untuk membatasi hak ini.
Misalnya, beberapa kasus penangkapan aktivis, jurnalis, bahkan terdapat juga tenaga
pendidik maupun kesehatan yang dianggap menyuarakan kritik terhadap pemerintah lalu
diberhentikan secara paksa di tempat kerjanya karena hal tersebut.
Disini saya ingin bertanya, apa saja batas-batas yang dimaksud dalam kebebasan
berpendapat dan berekspresi tersebut? Serta bagaimana cara untuk mengatasi
penangkapan atau ancaman dari kebebasan berpendapat tersebut?
JAWABAN:
Hak atas kebebasan berpendapat dan berekspresi merupakan salah satu hal asasi manusia
yang dilindungi oleh undang-undang Dasar RI tahun 1945. Kebebasan berpendapat dan
berekspresi adalah hak yang fundamental dan penting dalam kehidupan demokratis.
Namun, seperti hal hak lainnya, hak tersebut juga memiliki batas-batas tertentu. beberapa
batasan dalam kebebasan berpendapat dan berekspresi yaitu :
1. kebebasan berpendapat dan berekspresi tidak boleh mengancam atau merugikan
kepentingan nasional, keamanan, dan ketertiban masyarakat.
2. Kebebasan berpendapat dan berekspresi tidak boleh melanggar hak asasi manusia,
seperti hak privasi, kehormatan, dan martabat.
3. Kebebasan berpendapat dan berekspresi tidak boleh merendahkan agama, suku, atau
kelompok tertentu.
4. Kebebasan berpendapat dan berekspresi tidak boleh melanggar hukum atau norma-
norma yang berlaku.
Sebagai suatu negara, Indonesia memiliki kewajiban untuk melindungi, memajukan,
menegakkan dan memenuhi hak atas kebebasan berpendapat dan berekspresi tersebut,
sebagai salah satu bagian dari hak asasi manusia, sebagaimana yang diamanatkan dalam
pasal 28 I ayat (4) UUD 1945. Yang berbunyi “Perlindungan, pemajuan, penegakan dan
pemenuhan hak asasi manusia adalah tanggung jawab Negara terutama pemerintahan”.
# Untuk mengatasi penangkapan atau ancaman dari kebebasan berpendapat, yang dapat
dilakukan yaitu:
1. Konsultasikan dengan pengacara atau organisasi yang memperjuangkan hak asasi
manusia untuk mendapatkan bantuan dan saran.
2. Laporkan penangkapan atau ancaman yang Anda alami kepada pihak berwenang,
seperti polisi atau kejaksaan.
3. Gunakan media sosial atau platform online lainnya untuk menyuarakan pendapat atau
ekspresi Anda secara aman dan bertanggung jawab.
4. Terlibat dalam gerakan atau organisasi yang memperjuangkan kebebasan berpendapat
dan berekspresi.
pertanyaan lingga
2. SOAL: Seperti yang sudah dijelaskan bahwasannya hak warga negara dalam konstitusi
adalah kebebasan berpendapat, tapi kadang kala mereka yang memiliki jabatan tidak mau
mendengarkan suara rakyat yang diwakilkan oleh wakil rakyat, seperti kejadia Ibu Puan
Maharani yang mematikan mikrofon ketika salah 1 wakil rakyat ingin mengajukan
pendapatnya, apa tanggapan anda sebagai mahasiswa mengenai hal tersebut?
JAWABAN: Sebagai mahasiswa yang memiliki pemahaman tentang demokrasi dan hak
asasi manusia, saya percaya bahwa setiap warga negara memiliki hak yang sama untuk
berpendapat dan berekspresi, termasuk di dalamnya wakil rakyat yang diangkat melalui
pemilihan. Tindakan mematikan mikrofon yang dilakukan oleh Ibu Puan Maharani
tersebut sangat bertentangan dengan prinsip demokrasi yang seharusnya dijunjung tinggi.
Sebagai pemimpin di lembaga legislatif, seharusnya Ibu Puan Maharani memastikan
bahwa setiap wakil rakyat memiliki kesempatan yang sama untuk menyampaikan
pendapat mereka. Tindakan mematikan mikrofon hanya akan menunjukkan ketidakadilan
dan ketidakberpihakan terhadap suara rakyat yang diwakilkan oleh para wakil rakyat.
Sebagai mahasiswa, saya percaya bahwa tindakan seperti ini harus dihindari dan jika
terjadi, maka perlu ada tindakan korektif dan evaluasi terhadap perilaku tersebut. Selain
itu, kita sebagai warga negara harus terus mengawasi dan menuntut agar para pemimpin
di lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif menjunjung tinggi prinsip demokrasi dan
menghargai hak asasi manusia.
3. SOAL: coba jelaskan yang mana di maksud dengan hak asasi manusia dan yang mana
dimaksud kewajiban warga negara, dan menurut pendapat kelompok penyaji di antara
kedua hal tersebut yang mana lebih didahulukan antara hak atau kewajiban dan mengapa
demikian ?
JAWABAN:Hak Asasi Manusia adalah hak dasar yang dibawa manusia sejak lahir, dan
merupakan anugerah Tuhan, sedangkan hak dan kewajiban warga negara adalah
pemberian negara. Kedua konsep tersebut termasuk dalam Perubahan Kedua UUD 1945
dan bahkan tidak dapat dipisahkan karena keduanya berkaitan erat. Hak dan kewajiban
warga negara sebagai nama lain hak asasi manusia atau (HAM) merupakan syarat penting
negara demokrasi yang diatur oleh hukum dan harus dilaksanakan oleh rakyat atau warga
negara. Dalam tatanan ini, warga negara memiliki acuan untuk menerapkannya, terlebih
dahulu ia perlu mengetahui aturan hukumnya. Pada dasarnya, kewajiban harus
didahulukan sebelum mendapat hak. Artinya kita harus melakukan suatu hal untuk bisa
mendapatkan apa yang menjadi hak kita. Contohnya bekerja (sebagai bentuk kewajiban)
untuk mendapat uang (sebagai bentuk hak). Contohnya bekerja (sebagai bentuk
kewajiban) untuk mendapat uang (sebagai bentuk hak).
4. SOAL: tadi kan sempat disampaikan John Salmond mengartikan kewajiban sebagai
suatu hal yang harus dikerjakan oleh seseorang dan jika tidak melakukan hal tersebut,
maka akan memperoleh sanksi. pertanyaan saya apa saja sanksi yang akan diterima
apabila seseorang tidak melakukan kewajibannya sebagai warga negara indonesia?
JAWABAN: Sanksi yang akan diterima oleh seseorang jika tidak melaksanakan
kewajiban sebagai warga negara Indonesia dapat beragam, tergantung pada jenis
kewajiban yang dilanggar dan sejauh mana pelanggaran tersebut merugikan negara atau
masyarakat. Beberapa sanksi yang mungkin diterapkan antara lain:
Sanksi administratif: Pelanggaran kewajiban warga negara Indonesia dapat dikenakan
sanksi administratif, seperti denda atau pengurangan hak-hak tertentu, seperti hak
memilih atau dipilih.
Sanksi pidana: Jika pelanggaran kewajiban warga negara Indonesia dianggap sebagai
tindak pidana, maka pelaku dapat dikenakan sanksi pidana, seperti hukuman penjara atau
denda.
Sanksi sosial: Sanksi sosial dapat berupa tindakan pengucilan atau penolakan dari
masyarakat karena tidak memenuhi kewajiban sebagai warga negara.
Sanksi administratif: Pelanggaran kewajiban warga negara Indonesia dapat dikenakan
sanksi administratif, seperti denda atau pengurangan hak-hak tertentu, seperti hak
memilih atau dipilih.
Namun, saya ingin menekankan bahwa kewajiban sebagai warga negara harus
dilaksanakan bukan semata-mata karena takut akan sanksi atau hukuman, melainkan
karena kesadaran untuk berkontribusi dalam menjaga keamanan, ketertiban, dan
kesejahteraan negara dan masyarakat. Dengan melaksanakan kewajiban sebagai warga
negara, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih baik dan bermartabat.

Anda mungkin juga menyukai