Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN MINGGUAN PRATIKUM

KIMIA FISIK I

ACARA II

PANAS PELARUT ASAM BENZOAT

DISUSUN OLEH:

NAMA : INDRA SOFIAN

NIM : G1C019029

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUNA ALAM

UNIVERSITAS MATARAM

2020
ACARA II
PANAS PELARUT ASAM BENZOAT

A. PELASANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat menentukan panas pelarutan asam bensoat melalui
sifat ketergantungan suhu pada proses pelarutan dalam air
2. Waktu Praktikum
Rabu, 21 Oktober 2020
3. Tempat Praktikum
Lantai II, Laboratorium Kimia Fisik dan Anorganik, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.

B. LANDASAN TEORI
Secara umum, meskipun tidak semua, kelarutan zat padatan
meningkat dengan meningkatnya suhu. Namun, tidak ada korelasi yang
jelas antara tanda dari ΔH larutan dengan variasi kelarutan terhadap suhu.
Contohnya, proses pelarutan CaCl2 ialah proses eksotermik dan pelarutan
NH4NO3 endotermik. Namun, kelarutan kedua senyawa itu meningkat
dengan meningkatnya suhu. Secara mempengaruh suhu terhadap kelarutan
lebih baik ditentukan lewat percobaan (Chang, 2005: 9).
Ada dua panas pelarutan yaitu panas pelrutan integral dan panas
pelarutan diferensial. Panas pelarutan didefinisikan sebagai perubahan
entalpi jika 1 mol zat dilarutkan dalam 1 mol pelarut. Panas pelarutan
diferensial didefinisikan sebagai peerubahan entalpi jika satu mol zat
terlarut dilarutkan dalam jumlah larutan yang tak
𝑑(𝑚∆𝐻)
...................................... pers.(1)
𝑑𝑚
terhingga, sehingga konsentrasinya tidak berubah dengan penambahan 1
mol zat terlarut, secara matematik didefinisikan sebagai: Yaitu, perubahan
panas diplot sebagai jumlah mol zat terlarut, dan panas pelarutan diferensial
dapat diperoleh dengan mendapatkan kemiringan kurva pada setiap
konsentrasi. Jadi panas pelarutan diferensial tergantung pada konsentrasi
larutan (Dogra, 2008: 336).
Kelarutan dipengaruhi oleh pada berbagai kondisi seperti suhu,
tekanan, konsentrasi bahan-bahan lain dalam larutan, pada komposisi
pelarutnya. Perubahan kelarutan dengan tekanan tidak terlalu penting dalam
analisis anorganik kualitatif, karena semua pekerjaan dilakukan dalam
bejana terbuka pada tekanan atmosfer, perubahan yang sedikit dari tekanan
atmosfer tak mempunyai pengaruh pada kelarutannya. Terlebih penting
adalah perubahan kelarutan karena suhu. Pada umumnya dapat dikatakan
bahwa kelarutan endapan bertambah besar searah kenaikan suhu, meskipun
dalam beberapa hal yang istimewa (seperti kalium sulfat) terjadi hal
sebaliknya. Laju kenaikan dengan suhu berbeda-beda dalam beberapa hal
sangat kecil dalam hal-dal lainnya sangat besar (Vogel, 1990: 72).
Sodium benzoate adalah pengawet yang diizinkan untuk digunakan
dalam makanan dan minuman. Batas maksimum penggunaan natrium
benzoat dalam makanan adalah 600 mg/L bahan yang dihitung sebagai asam
benzoat. Komposisi fase gerak yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metanol pro-HPLC: injeksi aqua pro (70:30) dan ditambahkan asam asetat
glasial hingga mencapai pH 3. Analisis dilakukan pada panjang gelombang
245 nm, dan laju alir ditetapkan sebesar 1.00 mL/ menit. (Astuti, dkk, 2019).
Minuman herbal cabe jamu cair merupakan inovasi produk baru
yang masih perlu dikaji tentang metode pengawetannya. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan konsentrasi natrium
benzoat dan suhu penyimpanan terhadap mutu minuman herbal cabe jamu
cair. Ada 2 faktor yaitu pengaruh konsentrasi natrium benzoat dan suhu
penyimpanan (35 dan 45 °C). Hasil analysis of variance menunjukkan
konsentrasi natrium benzoat berpengaruh nyata (P kurang dari 0,05)
terhadap total padatan terlarut, warna dan total mikroba. Suhu penyimpanan
berpengaruh nyata (P kurang dari 0,05) terhadap total padatan terlarut,
warna, dan total mikroba. Interaksi antara konsentrasi natrium benzoat dan
suhu penyimpanan berpengaruh nyata (P kurang dari 0,05) terhadap total
padatan terlarut (Ulya, dkk, 2020).
Metode sintesis kristal cair feroelektrik tipe ester benzoat turunan
dari asam (S)-(+)-2-metil butanoat telah berhasil dikembangkan melalui
metode esterifikasi (S)-(+)-p-hidroksifenil-2-metilbutanoat ((S)-(+)-2-
HFM) dengan akriloksi butiloksi benzoat. Senyawa kiral alkohol (S)-(+)-2-
HFM diperoleh dengan esterifikasi Steglich menggunakan hidrokuinon
dengan katalis disikloheksil karbodiimida (DCC) dan dimetil amino piridin
(DMAP). Sedangkan akrilat ABB diperoleh dari hasil sintesis senyawa
induk asam 4-klorobutil asetat melalui pembentukan eter Williamson yang
diikuti hidrolisis basa dan dilanjutkan dengan akrilasi. Karakterisasi struktur
kristal cair feroelektrik yang berasal dari kedua prekursor ini dengan Fourier
Transform - Infra Red (FT-IR) menunjukkan ester dengan gugus karbonil
dan fenil tanpa gugus hidroksi. Puncak serapan spektrum FT-IR produk
ester (Riswoko, dkk,).
Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis
sayuran yang bermanfaat bagi masyarakat Indonesia. Cabai merah
mengandung vitamin C (asam askorbat) dan beta karoten yang tinggi. Cabai
merah mudah busuk sehingga peneliti menggunakan natrium benzoat untuk
mengawetkan antifungi Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh natrium benzoat, penghematan waktu, penghematan suhu ruangan
dan penyimpanan dalam freezer terhadap kadar vitamin C cabai merah.
Penentuan kadar vitamin C berdasarkan titrasi iodin. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa perawatan hemat waktu berdampak nyata terhadap
Kadar vitamin C cabai. Penelitian ini menunjukkan kadar vitamin C
tertinggi pada perlakuan penambahan natrium benzoat 0,07% yang
menghemat suhu ruangan sejak dari H0 sampai H + 10 kadar vitamin C
semakin meningkat (Berlian, dkk, 2018)

C. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM


1. Alat-alat Praktikum
a. Buret 50 mL
b. Corong kaca 75 mm
c. Erlenmeyer 100 mL
d. Erlenmeyer 250 mL
e. Gelas kimia 1000 mL
f. Gelas kimia 250 mL
g. Gelas ukur 25 mL
h. Klem
i. Pipet tetes
j. Pipet volume 10 mL
k. Rubber bulb
l. Statif
m. Termometer 110o
2. Bahan-bahan Praktikum
a. Aquades (H2O(l)).
b. Es batu (H2O(s))
c. Larutan Asam Benzoat (C6H5COOH)
d. Larutan Indikator Fenolftalein (PP)
e. Larutan Narium Hidroksida (NaOH) 0,02 M.

D. SKEMA KERJA
20 mL larutan asam Benzoat jenuh
 Dimasukan kedalam enlenmeyer
 Diinkubasi kedalam air es hingga suhu larutan
masing- masing 5oC , 10oC , 20oC , dan 30oC
 Dikocok

Hasil

 Diambil 10 mL
 Dimasukan di dalam erlenmeyer 100 mL
 + 3 tetes indikator fenolftalein (PP)

Hasil

 Dititrasi dengan NaOH 0,02 M sampai warna larutan


berubah menjadi merah

Hasil
E. HASIL PENGAMATAN
No Suhu (oC) Volume NaOH (mL)
1 5 14,9
2 10 15
3 20 15,8
4 30 15,3

F. ANALISIS DATA
1. Persamaan reaksi
a. C6H6COOH(s) C6H6COOH (aq)
b. C6H5COOH(aq) + NaOH(aq) C6H5COONa (aq) + H2O (l)
2. Perhitungan
a. Menghitung konstrasi Asam Benzoat pada berbagai suhu
Diketahui :
V C6H5COOH =10 mL
M NaOH =0,02 M
Penyelesaian
 Untuk T =5oC
Diketahui
V NaOH =14,9 mL
M C6H5COOH x V C6H5COOH = M NaOH × V NaOH
M C6H5COOH = M NaOH × V NaOH
V C6H5COOH
= 0,02 M × 14,9 mL
10 mL
= 0,298 M
10
= 0,0298 M
 Untuk T =10 oC
Diketaahui
V NaOH =14,9 mL
M C6H5COOH x V C6H5COOH = M NaOH × V NaOH
M C6H5COOH = M NaOH × V NaOH
V C6H5COOH
= 0,02 M × 15 mL
10 mL

= 0,3 M
10
= 0,03 M
 Untuk T =20 oC
Diketahui
V NaOH =14,9 mL
M C6H5COOH x V C6H5COOH = M NaOH × V NaOH
M C6H5COOH = M NaOH × V NaOH
V C6H5COOH
= 0,02 M × 15,8 mL
10 mL
= 0,316 M
10
= 0,032 M

 Untuk T =30 oC
Diketahui
V NaOH =14,9 mL
M C6H5COOH x V C6H5COOH = M NaOH × V NaOH
M C6H5COOH = M NaOH × V NaOH
V C6H5COOH
= 0,02 M × 15,3 mL
10 mL
= 0,306 M
10
= 0,031 M

b. Menghitung persamaan In S dengan 1/T


In S = In K
Dimana :K = C6H5COOH(aq) x b C6H6COOH(s)
C6H6COOH(s)
Sehingga :In S =In C6H5COOH(aq)
 Untuk T = 5oC
Diketahui :
C6H5COOH(aq) = 0,0298 M
= In C6H5COOH(aq)
= In 0,0298
= -3,513
 Untuk T = 10oC
Diketahui :
C6H5COOH(aq) = 0,03 M
= In C6H5COOH(aq)
= In 0,03
= -3,507
 Untuk T = 20oC
Diketahui :
C6H5COOH(aq) = 0,0316 M
= In C6H5COOH(aq)
= In 0,0316
= -3,442
 Untuk T = 30oC
Diketahui :
C6H5COOH(aq) = 0,0306 M
= In C6H5COOH(aq)
= In 0,0306
= -3,474

c. Menghitung nilai I/T (T dalam K)


 Untuk T = 5oC
T =5 + 273
=278 K
1 = 1
T =278
=0,0035971 K
=3,6x10-3 K-1
 Untuk T = 10oC
T =10+ 273
=283 K
1 = 1
T =283
=0,0035335 K
=3,5x10-3 K-1
 Untuk T = 20oC
T =20 + 273
=293 K
1 = 1
T =293
=0,0034129 K
=3,4x10-3 K-1
 Untuk T = 30oC
T =30 + 273
=303 K
1 = 1
T =303
=0,0033003 K
=3,3x10-3 K-1
d. Tabel data In S dengan I/T
No Suhu (oC) In S I/T (K-1)
1 5 -3,513 3,6x10-3 K-1
2 10 -3,507 3,5x10-3 K-1
3 20 -3,442 3,4x10-3 K-1
4 30 -3,474 3,3x10-3 K-1

e. Grafik hubungan In S dengan I/T


 Slope =∆y
∆x
=y2 ˗ y1
x2 ˗ x1
= -182
 ∆H =-Slope x R
∆H =-(-182) × 8,314 J/mol. K
= 1513,148 J/mol. K

G. PEMBAHASAN
Panas pelarutan adalah panas yang dilepaskan atau diserap ketika
satu mol senyawa dilarutkan dalam sejumlah pelarut. Secara teoritis panas
pelarutan suatu senyawa harus diukur pada proses pelarutan tak berhingga,
tetapi dalam prakteknya pelarut yang ditambahkan jumlahnya terbatas, yaitu
sampai tidak lagi timbul perubahan panas ketika ditambahkan lebih banyak
pelarut. Perubahan entalpi pelarutan adalah kalor yang menyertai proses
penambahan sejumlah tertentu zat terlarut terhadap zat pelarut pada suhu
dan tekanan tetap. Terdapat dua macam entalpi, pelarutan integral adalah
perubahan entalpi jika satu mol zat terlarut dilarutkan ke dalam n mol
pelarut. Entalpi pelarutan yang kedua, entalpi pelarutan diferensial. Entalpi
pelarutan diferensial adalah perubahan entalpi pada pelarutan satu mol zat
hingga tak berhingga. Zat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah
asam benzoat jenuh. Asam benzoat jenuh adalah larutan yang zat terlarutnya
telah maksimal pada suhu tertentu, sehingga dapat diketahui dari kelarutan
zat terlarutnya.
Praktikum kali ini bertujuan untuk dapat menentukan panas
pelarutan asam benzoat melalui sifat ketergantungan suhu pada proses
pelarutan dalam air. Pada percobaan penentuan panas pelarutan asam
benzoat ini dilakukan proses inkubasi. Hal ini dilakukan untuk mengatur
suhu yang diinginkan sebagai perbandingan pada percobaan yang akan
dilakukan. Suhu asam benzoat yang digunakan yaitu 5 ºC, 10 ºC, 20 ºC dan
30 ºC. Suhu sangatlah berpengaruh pada konsentrasi suatu zat, maka untuk
menentukan konsentrasi asam benzoat digunakan suhu yang berbeda-beda.
Kemudian pada larutan asam benzoat ditambahkan larutan indikator
pp sebelum larutan dititrasiagar tercapai titik ekivalennya. Indikator
fenolftalein ini memiliki rentang pH 8-10. Dalam suasana asam indikator
fenolftalein tidak berwarna sedangkan dalam suasana basa indikator
fenolftalein akan menunjukkan warna merah muda. Setelah itu larutan asam
benzoat dititrasi dengan menggunakan larutan NaOH. NaOH merupakan
suatu basa yang bisa digunakan untuk mengidentifikasi asam. Asam benzoat
sulit larut dalam air, alasan inilah yang menyebabkan kita menggunakan
NaOH, asam benzoat yang tidak larut dalam air, akan larut dalam NaOH
dan membentuk garam. Pada saat titrasi dilakukan larutan asam benzoat
perlahan-lahan berubah warna menjadi merah muda. Hal ini menandakan
bahwa titik akhir titrasi telah tercapai.
Panas pelarutan sangat bergantung pada konsentrasi. Dalam percobaan ini
dapat kita lihat perolehan konsentrasi asam benzoat dari suhu 5 ºC, 10 ºC,
20 ºC dan 30 ºC secara berturut-turut sebesar 0,0298 M; 0,03 M; 0,032;
0,031 M. Didapatkan pula volume NaOH yang didapat yaitu 14,9 mL; 15
mL; 15,8 mL; 15,3 mL. Dari hasil tersebut dapat kita ketahui bahwa
semakin banyak volume NaOH, konsentrasi larutan akan meningkat. Dalam
hal ini juga dapat kita ketahui bahwa semakin rendah suhunya, energi rata-
rata molekulnya juga semakin menurun, sehingga molekul-molekul tersebut
tidak lagi memiliki energi yang cukup untuk memisahkan dari tarikan
molekul lainnya. Kemudian, untuk menentukan nilai panas pelarutan asam
benzoat digunakan grafik hubungan antara 1/T dan ln S. Ln S merupakan ln
dari tetapan kesetimbangan atau konsentrasi. Berdasarkan grafik yang telah
dibuat didapatkan nilai slope sebesar -182. Selanjutnya, dari data tersebut
didapatkan nilai dari pelarutan asam benzoate sebesar 1513,148 J/mol. K.
Nilai yang diperoleh bernilai positif yang menunjukkan reaksi tersebut
berlangsung dalam keadaan endoterm atau menyerap panas (kalor).

H. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa kelarutan asam benzoat berbanding lurus dengan suhu, sehingga
semakin tinggi suhu larutan, semakin besar kelarutannya. Panas pelarutan
asam benzoat dapat ditentukan dengan sifat ketergantungan suhu pada
proses pelarutan air dengan menggunakan grafik hubungan antara 1/T dan
ln S. Nilai panas pelarutan asam benzoat yang didapat 1513,148 J/mol. K
DAFTAR PUSTAKA

Astuti E.J., Rohan F.N.L., dan Januar R., (2019), Validation Method For
Determinng Sodium Benzoate in Frut Juice In Malang, jurnal Farmasi dan
Ilmu Kesehatan, 4 (1): 19-23.
Berlian Z., Elfira R. P., dan Mardiana, (2018), Pengaruh Lama penyimpanan dan
Konsetrasi Natrium Benzoat pada Suhu Berbeda Terhadap Kadar Vitamin
C, Caibai Merah (Capsicum annuum L.) dan Sumbangsihnya Pada Material
Zat-zat Makan di kelas XI MA/SMA, jurnal pendidkan biologi, 1 (1): 1-7.
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar : Konsep-konsep Inti. Jakarta : Erlangga.

Dogra, S. K. 2008. Kimia Fisik dan Soal-soal. Jakarta : UI Press.

Purwaningsih’ I., Sri S., dan Jemmy A, 2016, Analisis senyaw Benzoat pada Saus
Sambal Rumah Makanan Ayam Goreng Cepat Saja Manado, jurna Ilmiah
Farmasi, 5 (3): 48-56.
Riswoko, A., Afrizal, dan Wahyu Setioko. (2017). Sintesis dan Karakterisasi
Struktur Kristal Cair Feroelektrik Tipe Benzoat Turunan dari Asam
(s)-(+)-2-Metil Butanoat, Jurnal Sains Materi Indonesia Indonesian
Journal of Materials Science, 12 (3): 175-180.

Vogel. 1990. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta : PT.
Kalman Media Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai