Anda di halaman 1dari 25

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1
WANAREJA
Jalan Srikaya Wanareja, Cilacap Kode Pos 53265 Telepon 0280 – 6260233
Faksimile : 0280 – 6260233 Surat Elektronik : smkonewan@yahoo.co.id

MODUL AJAR 4

Kelas / Semester : XI / 2
Tahun Pelajaran : 2022/ 2023

Nama Guru : Dedy Priyono, S. Kom


NIP : 19840401 202221 1 010
MODUL AJAR 1

Identitas
Nama Guru Dedy Priyono, S. Kom
Sekolah SMK N 1 Wanareja
Tahun Pelajaran 2022/2023
Jenjang SMK
Fase / Kelas F / XI
Domain / Topik Proses Pemotretan
Kata Kunci Zooming dan bluring
Alokasi Waktu 45 menit x 36
Jumlah Pertemuan (JP) 35 JP (9 pertemuan @4 x 45 menit)
Deskripsi Kompetensi  Meliputi Pengoperasian kamera digital, Zooming dan Panning, Bluring
Awal
Profil Pelajar Pancasila  Bernalar Kritis
 Kreatif
 Bergotong royong

Alat dan Bahan  LMS ( GClassroom)


 Link Gmeet
 Gadget
 Laptop

Media Belajar  Power point


 Video
 Soft file Pdf
 Google Form

Sumber Belajar  Buku Fotografi


 Sumber Literasi dari Internet
Target  Memahami ukuran bidang pandang dan sudut pengambilan gambar
 Menganalisis ukuran bidang pandang dan sudut pengambilan gambar
 Melakukan proses pengambilan gambar dengan ukuran bidang dan sudut
pengambilan gambar

Model Pembelajaran Problem Based Learning


Metode Pembelajaran ceramah, diskusi, tanyajawab, Presentasi
Moda Daring / Luring

Komponen Inti
Tujuan - Memahami dan menerapkan prosedur pengambilan gambar dengan Teknik
pembelajaran zooming dan panning
- Menerapkan prosedur pengambilan gambar dengan Teknik bluring
- Mengambil gambar berdasarkan komposisi gambar dalam fotografi
- Menganalisis komposisi gambar dalam fotografi
- Mengembangkan referensi gambar sesuai ilmu fotografi

Pemahaman Memahami Teknik zooming dan panning, bluring


Bermakna
Pertanyaan Apa yang kalian ketahui tentang Teknik zooming dan panning
Pemantik
Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1-3
Pendahuluan 1. Guru mengucap salam.
( 3x15 menit ) 2. Guru mengarahkan siswa untuk berdoa terlebih dahulu
3. Guru melakukan memeriksa kehadiran siswa
4. Guru meminta siswa untuk mengecek kebersihan lingkungan di lingkungan masing
– masing untuk menumbuhkan sikap peduli lingkungan dan kebersihan
5. Guru menyampaikan arti penting kebersihan lingkungan
1. Guru menginformasikan materi pembelajaran yang akan dipelajari
Inti 1. Mengamati
(3x145 menit)  Mengamati Foto-Foto Hasil Pemotretan Dengan Variasi
Zooming Dan Panning
2. Menanya
 Mendiskusikan Efek Zooming Dan Panning Terhadap Foto Yang Dihasilkan
 Mendiskusikan Nilai Perbesaran Yang Dibutuhkan Untuk
Memperoleh Detail Foto Dengan Kriteria Tertentu
Penutup 1. Peserta didik bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran
( 20 menit) 2. Melaksanakan refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran
3. Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran minggu depan
4. Guru tidak lupa memberikan pesan agar tetap menjaga Kesehatan dan kebersihan
lingkungan
1. Menutup pelajaran dengan do’a dan salam
Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 4-6
Pendahuluan 1. Guru mengucap salam.
( 3x15 menit ) 2. Guru mengarahkan siswa untuk berdoa terlebih dahulu
3. Guru melakukan memeriksa kehadiran siswa
4. Guru meminta siswa untuk mengecek kebersihan lingkungan di lingkungan masing
– masing untuk menumbuhkan sikap peduli lingkungan dan kebersihan
5. Guru menyampaikan arti penting kebersihan lingkungan
2. Guru menginformasikan materi pembelajaran yang akan dipelajari
Inti 1. Mengeksplorasi
(3x145 menit)  Melakukan Pemotretan Dengan Variasi Nilai Perbesaran
 Melakukan Pemotretan Dengan Teknik Panning
2. Mengasosiasi
 Menganalisis Hasil Pemotretan Dengan Teknik Zooming Dan Panning
3. Mengomunikasikan
Membuat Laporan Tertulis
Penutup 1. Peserta didik bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran
( 20 menit) 2. Melaksanakan refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran
3. Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran minggu depan
4. Guru tidak lupa memberikan pesan agar tetap menjaga Kesehatan dan kebersihan
lingkungan
2. Menutup pelajaran dengan do’a dan salam

Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 7-9

Pendahuluan 1. Guru mengucap salam.


( 3x15 menit ) 2. Guru mengarahkan siswa untuk berdoa terlebih dahulu
3. Guru melakukan memeriksa kehadiran siswa
4. Guru meminta siswa untuk mengecek kebersihan lingkungan di lingkungan masing
– masing untuk menumbuhkan sikap peduli lingkungan dan kebersihan
5. Guru menyampaikan arti penting kebersihan lingkungan
Guru menginformasikan materi pembelajaran yang akan dipelajari
Inti 1. Mengamati
(3x145 menit)  Mengamati Hasil Pemotretan Dengan Teknik Bluring
 Mengamati Cara Melakukan Pemotretan Dengan Teknik Bluring
2. Menanya
 Mendiskusikan Syarat/Kondisi Untuk Menghasilkan Foto Bluring
3. Mengeksplorasi
 Melakukan Pemotretan Dengan Teknik Bluring
4. Mengasosiasi
 Menganalisis Hasil Pemotretan Dengan Teknik Bluring
5. Mengomunikasikan
Membuat Laporan Tertulis
Penutup 1. Peserta didik bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran
( 20 menit) 2. Melaksanakan refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran
3. Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran minggu depan
4. Guru tidak lupa memberikan pesan agar tetap menjaga Kesehatan dan kebersihan
lingkungan
Menutup pelajaran dengan do’a dan salam

Asesmen

Jenis Asesmen 1. Diagnostik


 Bagaimana cara belajar kamu untuk memahami materi pelajaran?
 Apakah orang tua kamu memfasilitasi yang perlukan dalam belajar?
 Apa yang kamu sukai dan tidak disukai dalam belajar ?
 Apa kesulitan utama dalam belajar?
2. Formatif
 Terlampir
3. Sumatif
 Terlampir
Bentuk 1. Sikap
Asesmen Observasi, penilaian diri dan penilaian teman sebaya
2. Performa
Presentasi
3. Tertulis
Esay dan pilihan ganda

Pengayaan dan Remidial

Pengayaan Terlampir

Remidial Terlampir

Refleksi Guru
1. Apakah tujuan pembelajaran tercapai?
2. Apakah nampak siswa belajar secara aktif?
3. Apakah seluruh siswa mengikuti pelajaran dengan baik?
4. Apakah pembelajaran yang saya lakukan sudah sesuai dengan apa yang saya
rencanakan?
5. Hal-hal apa yang berjalan dengan baik?
6. Langkah Kegiatan pembelajaran apa yang dilakaukan agar bisa lebih baik lagi ?
Refleksi peserta didik
1. Bagian mana yang menurutmu paling sulit dari pelajaran ini ?
2. Apa yang akan kamu lakukan untuk memperbaiki hasil belajarmu ?
3. Kepada siapa kamua akan meminta bantuan untuk memahami pelajaran ini ?
4. Jika kamu diminta untuk memberikan bintang 1 sampai 5, berapa bintang akan kamu berikan
pada usaha yang telah kamu lakukan ?
LAMPIRAN
A. Ringkasan Materi

PENGAMBILAN GAMBAR DENGAN TEKNIK ZOOMING DAN


PANNING

A. Materi
1. Teknik Zooming
Sebuah teknik fotografi slow shutter speed dengan merubah focal length lensa
pada lensa zoom (dengan cara menarik atau mendorong gelang zoom pada
lensa) sehingga menghasilkan efek seolah-olah subjek bergerak mendekat (zoom
in) atau menjauh (zoom out).
Cara untuk melakukan teknik Zooming yaitu:
a. Atur agar kamera dalam keadaan stabil
b. Atur shutter speed tidak lebih cepat dari 1/30
c. Tekan tombol shutter speed kemudian selama shutter speed terbuka geser
gelang zoom pada lensa sesuai dengan efek yang diinginkan apakah zoom
in atau zoom out
1. Teknik Panning
Sebuah teknik slow speed fotografi dengan menggerakkan kamera pada saat
pemotretan dengan mengikuti gerakan subjek sehingga menghasilkan subjek
yang relatif fokus sedangkan background terlihat blur.Cara untuk melakukan
teknik Panning yaitu:
a. Gunakkan shutter speed yang rendah.Mulai dari 1/60
kemudian eksperimen lebih cepat atau lebih lambat dari
angka tersebut.
b. Pada saat subjek mendekat, arahkan kameradan focus.
c. Tekan tombol shutter speed dan terus gerakkan kamera
mengikuti gerakkan subjek sampai subjek menjauh.
PENGAMBILAN GAMBAR DENGAN TEKNIK BLURING

A. Materi

Salah satu cara paling efektif memberi kesan bergerak pada sebuah foto
adalah dengan membiarkan subjek menjadi blur. Untuk memotret subjek yang
bergerak menjadi blur diperlukan kecepatan rana rendah. Kecepatan rana yang
diperlukan tergantung pada beberapa faktor. Kecepatan subjek yang bergerak
menjadi pertimbangan utama. Sebuah mobil yang melaju kencang mungkin akan
menjadi blur pada eksposure dengan kecepatan rana 1/500 detik. Sementara itu,
pejalan kaki akan menjadi blur pada kecepatan rana 1/30 detik saja.
Faktor penting lainnya adalah sudut pandang dari arah mana dilakukannya
pemotretan dan jarak dari subjek pemotretan. Subjek yang bergerak melintas dari
samping akan menjadi blur lebih cepat dibandingkan dengan subjek yang bergerak
menjauh atau mendekati pemotret secara frontal. Subjek yang bergerak di dekat Anda
akan lebih blur jika dibandingkan subjek yang bergerak jauh dari Anda.
Tips Trik Fotografi Foto Blur atau Bokeh

Memang dalam fotografi foto yang tajam merupakan hal yang diinginkan.
Namun foto yang blur yang diluar titik fokus juga dapat menciptakan foto dengan
dimensi yang terkesan menarik.

Definisi bokeh sendiri adalah salah satu bahasa Jepang yang memiliki arti
‘menjadi kabur’. Jadi foto bokeh bisa diartikan foto yang menonjolkan titik objek
yang fokusnya sangat tajam yang dijadikan sebagai titik utama. Sementara objek
selain titik utama akan blur atau kabur (selective focusing).
Bokeh berasal dari lensa bukan dari kamera. Oleh karena itu, hal terpenting
yang harus dilakukan saat ingin mendapatkan bokeh adalah setting aperture lensa kita
pada bukaan yang sebesar mungkin.
Lalu bagaimana caranya bisa menghasilkan foto bokeh atau foto dengan latar
belakang yang kabur/blur ? berikut ini akan dijelaskan tips fotografi bokeh:
1. Pilih mode manual atau Aperture Priority
2. Pilih setting aperture sebesar mungkin dengan ditandai angka F sekecil
mungkin.
Atur jarak Anda ketika memotret, yakni jarak didepan dan dibelakang bidang
obyek.
1. Jauhkan jarak antara obyek dan background-nya.
2. Usahakan menggunakan lensa dengan kemampuan aperture besar.
3. Gunakan focal length lensa yang terpanjang, misal lensa 55-200, gunakan
200mm/ Jika ada, gunakan lensa prime atau fixed lens, lensa yang tidak bisa di-
zoom untuk mendapatkan pola bokeh yang menawan.
Bagaimana mendapatkan foto bokeh menggunakan kamera pocket atau kamera saku?
Nah dengan kamera saku kita pun bisa menghasilkan foto bokeh akan tetapi hasilnya
tidak sebagus menggunakan kamera DSLR dengan lensa bukaan besar. Berikut cara
membuat bokeh dengan kamera pocket anda. Tips Membuat Foto Bokeh dengan
Kamera Pocket yaitu:
1. Gunakan pilihan aperture priority, jika tidak ada gunakan mode Portrait atau
Macro.
2. Jangan dihidupkan lampu flash, Kalau cahaya memang tidak mencukupi
pakailah tripod.
3. Tentukan subjek foto yang memiliki kontras warna yang cukup antara objek
utama dan background.
4. Atur jarak subjek dan background, jangan terlalu dekat, Jika jarak background
kurang jauh, maka semua akan terlihat tajam difoto sehingga anda tidak
menghasilkan bokeh.
5. Carilah background yang memiliki tektur mencolok.
6. Saat memotret, dekatkan kamera dengan objek utama yang akan di foto.
7. Kalau kamera saku Anda memiliki fitur optical zoom (bukan digital zoom),
gunakan zoom maksimal.
Istilah Bukaan, Diafragma, Aperture, akan dibahas arti aperture secara lebih
detail. Bukaan atau Diafragma atau Aperture adalah istilah fotografi yang
mendefinisikan seberapa besar lensa terbuka (bukaan lensa) saat kita mengambil foto.
Fungsi dari aperture sendiri adalah mengontrol seberapa banyak cahaya yang masuk
ke sensor kamera lewat bukaan pada lensa tersebut. Ketika tombol shutter dipencet,
saat itulah lubang di depan sensor kamera akan terbuka. Dan setingan aperture lah
yang menentukan seberapa besar lubang itu terbuka. Semakin besar terbuka, maka
makin banyak cahaya masuk yang akan dibaca oleh sensor kamera.
Aperture atau bukaan dinyatakan dalam satuan F-stop. Seperti diungkap
diatas, fungsi utama aperture adalah sebagai pengendali seberapa besar lubang
didepan sensor terbuka. Semakin besar nilai F-nya , makin kecil diameter /
diafragmanya terbuka dan begitu juga sebaliknya, makin kecil angka F-nya makin
besar diafragma terbuka.
Perhatikan ilustari bukaan lensa di bawah ini:

Pada gambar di atas terlihat, F4, F8 dan F16 memiliki perbedaan bukaan
lubang/diafragma sebuah lensa. F4 lebih besar terbuka dari pada F8. Dan F8 lebih
besar terbuka diafragmanya ketimbang F16.
Berikut nilai aperture yang umum pada sebuah lensa : f/1.4, f/1.8, f/2, f/2.2,
f/2.8, f/4.0, f/5.6, f/8, f/11, f/16, f/22, f32 … Pengaturan aperture dari f/1.4 ke f/1.8
akan membuat cahaya berkurang setengah dari sebelumnya karena memang
diameternya mengecil menjadi setengah seperti yang sudah dijelaskan di atas.
Secara arti ISO atau ASA (dalam fotografi film) adalah kemampuan atau
tingkat sensitifitas sensor pada kamera terhadap cahaya. Sebagai dasar fungsi ISO
pada fotografi, semakin besar nilai pada setingan ISO kamera, maka semakin sensitif
dan besar cahaya yang didapatkan. Fitur ISO pada kamera akan menjadi bagian dari
segitiga exposure selain Shutter Speed dan Aperture.
Misal ISO=kerikil kemudian dimasukkan ke gelas yang akan diisi air.
Dengan bantuan kerikil tersebut, untuk mengisi air kedalam gelas hingga pas di bibir
gelas, maka tidak memerlukan air yang banyak. Begitu juga dengan ISO pada
fotografi, semakin tinggi ISO semakin sedikit cahay yang dibutuhkan untuk
mencapai exposure yang tepat
Selain AUTO, satuan nilai ISO pada kamera ditandai dengan nilai yang
dimulai dari angka 50/100, 200, 400, 800, 1600 dan seterusnya sesuai spesifikasi
kamera. Pada kamera DSLR profesional, ISO Nikon D600 misalnya mampu
mencapai ISO hingga nilai 25000.
Selain bisa menambah sensitifitas cahaya yang didapatkan, ISO juga bisa
menimbulkan noise pada hasil fotonya. Namun untuk kamera digital di era
perkembangan teknologi saat ini, ISO tinggi sudah bukan menjadi kendala. D3
dengan ISO 25600 masih mendapatkan foto dengan noise yang rendah.
Ada yang belum tahu istilah fotografi NOISE ? Noise adalah bintik-bintik
kecil yang ada pada foto. Selain Noise, dengan menggunakan nilai ISO yang tinggi
juga dapat menyebabkan berkurangnya kualitas foto yang dihasilkan. Misalkan
warna kurang keluar, foto jadi kurang detail/tajem dll.
Kapan Menggunakan ISO

Iso tinggi biasanya digunakan saat kondisi kurang cahaya, misalnya saat
motret malam hari atau indoor. Kapan saat yang tepat memperhatikan atau
menggunakan ISO pada kamera ? saat kombinasi 2 bagian segitiga exposure shutter
speed dan Aperture belum mendapatkan exposure atau cahaya yang tepat.
Pada saat kondisi seperti itulah Anda bisa menaikkan nilai ISO sampai
mendapatkan cahaya yang cukup dan memperoleh shutter speed yang ideal. Misalkan
pada suatu kesempatan Anda ingin memotret momen yang bergerak di dalam
ruangan yang minim cahaya. Idelanya untuk menangkap momen yang cepat adalah
menggunakan kecepatan rana yang tinggi, soal besarnya aperture terserah, adanya
berapa.

Dalam contoh kasus di atas, saya harus menggunakan kecepatan 1/250 agar
kamera mampu merekam momen yang bergerak di ruangan indoor tersebut. Namun
lensa hanya memiliki aperture terlebar F3.5. Tanpa menambah nilai ISO, saya hanya
mendapatkan hasil foto yang underexposured (UE) gelaaap. Nah, dengan mengunci
shutter speed 1/250 dan aperture F3.5 saya harus menambah nilai ISO sampai
mendapatkan exposure yang tepat.
Pada umumnya, dalam fotografi banyak yang menganjurkan untuk
menggunakan ISO sekecil mungkin. Untuk menghindari Noise dan mendapatkan foto
yang tajam. Apalagi jika hasil foto akan Anda print dengan ukuran besar, Iso kecil
sudah menjadi keharusan. Akan tetapi dalam beberapa kasus, Noise kadang
diperlukan untuk menambah kesan foto yang lebih dramastis, misalnya foto BW.
Akan mengulas tentang Segitiga Exposure Shutter Speed, Aperture dan Iso.
Istilah fotografi Exposure bisa diartikan sebagai kemampuan kamera mengumpulkan
cahaya yang masuk. Ada tiga hal yang penting untuk mengatur exposure di kamera
yaitu Shutter speed, Aperture dan Iso. Hubungan ketiganya biasa disebut dengan
segitiga exposure.
Kamera pada dasarnya adalah sebuah alat yang berguna untuk menangkap
cahaya melalui sensor kamera. Cahaya yang masuk akhirnya diterjemahkan oleh
sensor menjadi sebuah gambar. Sederhana saja, jika cahaya sedikit, gambar akan
gelap atau disebut dengan (underexposed/UE). Dan jika cahaya yang ketangkap
sensor kamera banyak, gambar akan menjadi terlalu terang (overexposed/OE).
Mari kita mencoba untuk berandai-andai, jika
exposure diibaratkan sebagai sebuah gelas, dan cahaya
adalah air yang akan dituangkan ke gelas. Maka
exposure yang tepat adalah saat gelas terisi air hingga
tepat di bibir gelas. Jika isi air tidak mencapai bibir
gelas, maka gambar underexposed/UE, dan saat air
tumpah karena kepenuhan maka gambar
overexposed/OE. Sederhana kan ? motret itu
menyenangkan.
Cara Mengatur Exposure

Kamera era saat ini sudah memiliki kemampuan melihat gambar dan
menghitung exposure yang canggih. Bahkan tentang kombinasi shutter speed,
aperture dan ISO saat menangkap suatu cahaya. Kamera digital DSLR ataupun
kamera saku saat ini sudah memiliki fitur pilihan mode exposure, ingin otomatis atau
manual.
Dalam kamera digital ada mode exposure manual (Manual) dan otomatis
(Automatic, Program, Aperture Priority dan Shutter Speed Priority). Silahkan baca
manual kamera masing-masing kamera untuk mempelajari mode-mode lebih lanjut.

Untuk menggunakan manual exposure, Anda harus memahami terlebih


dahulu tentang shutter speed, aperture dan Iso. Jika ketiganya sudah dipahami, kami
yakin untuk menuangkan air di dalam gelas tanpa harus tumpah ataupun kurang
adalah hal mudah. Baca apa itu aperture baca terlebih dulu artikel Memahami
Definisi Aperture Secara Detail dan juga artikel Memahami Istilah Kecepatan Rana
atau Shutter Speed dalam Fotografi.
Exposure Compensation (EV +/-)

Apa arti Exposure compensation ? Exposure compensation adalah sebuah


fitur kamera untuk mengubah hasil perhitungan exposure baik dari manual ataupun

auto exposure. Biasanya disimbulkan dengan EV +/-.


Kapan menggunakan exposure compensation ? saat kita menggunakan
auto/manual exposure namun hasil foto lebih gelap/terang dari yang diinginkan
sebelumnya. Misal fotonya ingin lebih terang lagi dari hasil pengukuran exposure
sebelumnya. Maka naikkan
exposure compensation sebesar +1 EV. Dan begitu sebaliknya jika foto ingin lebih gelap,
turunkan menjadi -1 EV atau lebih.
Rumus exposure: Shutter speed + aperture + ISO = Exposure

Contoh dengan angka (angka pada rumus ini hanyalah contoh, jadi jangan dihafalkan):

1. 1/200 + f/1.8 + ISO 100 = 0 (hasil auto exposure)


2. 1/200 + f/1.8 + ISO 200 = 1 (setelah +1 EV exposure compensation) foto akan
lebih terang
3. 1/200 + f/1.8 + ISO 100 = -1 (setelah -1 EV exposure compensation) foto akan
lebih gelap

Perlu diingat, exposure compensation adalah bukan bagian dari faktor


penentu exposure. Exposure compensation hanya mengubah hasil perhitungan
autoexposure saja. Jika kita menerapkan exposure compensation positif, maka hasil
perhitungan autoexposure kamera akan lebih terang daripada sebelumnya. Jika kita
menerapkan exposure compensation negatif, maka hasil perhitungan autoexposure
akan lebih gelap daripada sebelumnya. Atau lebih sering disebut WB adalah
kemampuan kamera membaca/mengukur temperatur warna berdasarkan cahaya yang
ada. Fungsi dari white balance sendiri adalah mengantur komposisi warna
berdasarkan cahaya yang ada, agar mendapatkan foto yang akurat/tepat warna
fotonya sesuai dengan warna aslinya (natural color) dengan kata lain supaya yang
putih terlihat putih, merah terlihat merah dan hijau terlihat hijau dst.
Pada umumnya, sebagian dari kita pengguna kamera digital tidak pernah
memperhitungkan setting white balance, kita hanya senang bahkan selalu
menggunakan setting auto white balance (AWB) serta menggunakan teknik segita
exposure. Padahal WB Auto akan menganggap bagian tercerah adalah warna putih,
walau mungkin sebenarnya
bukan. AWB cuman akurat kalau ada banyak warna putih di depan kemera kita.
Namun jika Anda menggunakan kamera Infra Red white balance adalah hal penting
untuk menghasilkan foto yang tepat sesuai warna yang diinginkan meskipun
menggunakan format RAW.
Meskipun kamera digital terbaru saat ini sudah semakin canggih dan mampu
menghasilkan foto yang bagus. Namun kamera dengan teknologi saat ini masih
memiliki kelemahan, kamera tidak selalu mampu menyesuaikan kondisi warna obyek
yang sebenarnya. Dengan kata lain, apa yang terlihat di kamera, belum tentu sama
dengan kondisi aslinya. Nah dengan menggunakan fitur white balance inilah kamera
mampu mengurangi kelemahannya untuk mengatur komposisi warna dengan tepat.
Sekedar tips untuk mengurangi kesalahan warna pada fotografi, pilihlah
format RAW saat memotret. Karena dengan setingan format RAW Anda masih bisa
melakukan perbaikan warna di olah digital dengan mudah menggunakan software
pengolah file RAW sesuai kamera digitalnya. Saat menggunakan setingan RAW,
metode white balance mungkin masih bisa diabaikan. Namun jika tetap memilih
white balance yang tepat, Anda akan mengurangi waktu untuk proses digital di
komputer.

Ada banyak pilihan preset white balance pada kamera digital, berikut ini
beberapa preset WB dan fungsinya yang umumnya tersedia di kamera digital.
Berbicara memilih white balance adalah bukan soal salah atau benar, namun kita mau
seperti apa warna fotonya. Karena terkadang meskipun saat tidak tepat memilih WB
justru menghasilnya foto dengan warna yang unik dan menarik :). Penentuan White
Balance adalah elemen sangat penting dlm fotografi digital krn di situ kita
menentukan warna foto kita.
Jenis dan Fungsi Preset White Balance :
4. Auto - Kamera akan mencari pengaturan white balance yang paling sesuai
dengan kondisi lapangan. Tapi dalam kondisi tertentu seringkali kurang tepat
sehingga hasilnya standard, kurang maksimal.
5. Tungsten/Incandescent - disimbolkan dengan ikon bohlam. WB itu cocok
digunakan saat anda memotret di ruangan dengan sumber cahaya bohlam.
Karena Tungsten menormalkan obyek yang berada di ruangan seperti ini. Tetapi
ketika menggunakan di luar ruangan atau kondisi normal, hasil fotonya akan
menimbulkan efek kebiru-biruan.
6. Fluorescent - disimbolkan dengan ikon lampu neon, gunakan saat memotret di
ruangan dengan pencahayaan lampu neon. Jika memasuki ruangan seperti ini,
maka gunakanlah mode white balance Fluorescent. Mode ini bisa menetralkan
temperatur obyek dengan cara meredam pijaran warna putih yang berlebihan.
7. Daylight/Direct Sunlight - biasanya dengan simbol matahari, sesuai simbulnya
gunakan saat berada di bawah sinar matahari. Karena sistem menormalkan
cahaya yang berlebih sehingga hasinya relatif lebih maksimal dibanding mode
Auto White Balance.
8. Cloudy - disimbolkan dengan awan, gunakan saat memotret di cuaca mendung.
Bagus juga dipakai saat matahari terbit di pagi hari atau senja hari. Modus ini
digunakan untuk menambah dan memperkuat warna kuning kecokelatan.
9. Flash - simbolnya kilat, jika Anda menggunakan flash hasil warna pada gambar
akan kebiru-biruan karena cahaya flash sifatnya lembut maka gunakanlah flash
wb untuk menaikkan warna.
10. Shade - biasanya simbolnya rumah atau pohon, gunakan saat memotret dalam
rumah (siang hari) atau anda berada di daerah bayangan, bukan bayangan dari
sinar matahari
11. langsung. Karena mode ini bisa menetralkan kesan dingin dengan warna biru
yang biasanya diperoleh pada kondisi lingkungan yang berbayang.
12. Dengan berbagai pengaturan WB seperti jenis preset white balance diatas, kita
bisa menghasilkan warna yang akurat sesuai warna aslinya.
13. Cara Setting Custom White Balance dan Kelvin
14. Selain jenis preset WB di atas, dibeberapa tipe kamera DSLR seperti Canon EOS
6D juga ada pilihan lainnya yaitu Custom WB /Preset Manual dan Color
Temperature/kelvin. Pada pilihan Custom WB/preset manual biasanya
menggunakan obyek berwarna putih/netral untuk dijadikan master preset WB.
Foto kertas warna putih/netral inilah nantinya akan melakukan koreksi warna
untuk warna obyek lain.
15. Pada kamera profesional, white balance bisa diatur dari skala Kelvin, bukan
semata dari simbol-simbol saja. Jadi, kalau foto kita kekuning-kuningan, artinya
cara setting WB di kamera kita ketinggian. Harus kita turunkan, misalnya dari
gambar awan ke gambar matahari.

Bermula dari seorang ilmuwan bernama Lord Kelvin (William Thomson),


yang juga menciptakan lemari es, cahaya dikelompokkan dalam skala Kelvin. Warna
cahaya dimulai dari warna merah sampai ungu. Skala 0 derajat Kelvin adalah sangat
merah, sementara skala
10.000 derajat Kelvin adalah sangat ungu. Untuk acuan cara seting WB kelvin berikut
kami berikan daftar temperatur/kelvin sesuai kondisi cahaya:
16. Daylight = 5.500 Kelvin,
17. Cloudy = 7.000 Kelvin,
18. Tungsten = 3.000 Kelvin,
19. Shade = 8.000 Kelvin,
20. Fluorescent = 4.000 Kelvin.

Kekurang tepatan dalam pengaturan derajat Kelvin akan menghasilkan warna


yang tidak sesuai dengan warna obyek aslinya. Karena untuk mendapatkan WB yg
tepat, kita harus tahu persis suhu warna yang ada di area pemotretan. Sebagai patokan
dalam menggunakan kelvin, berikut ini patokannya :
21. Jika hasil foto berwarna kebiruan, berarti setting kelvin/temperatur terlalu rendah
22. Jika hasil foto berwarna kekuningan, berarti setting kelvin/temperatur terlalu tinggi

Pernah mendengar istilah fotografi shutter speed atau kecepatan rana ? artikel
fotografi kali akan membahas apa itu shutter speed ataupun kecepatan rana pada
fotografi. Shutter adalah semacam pintu penutup sensor pada kamera digital. Pada
saat kita mengambil gambar, shutter akan membuka selama beberapa waktu sehingga
sensor kamera akan merekam cahaya yang masuk melalui lensa.
Berapa lamanya shutter terbuka inilah yang dinamakan sebagai shutter speed atau
kecepatan rana. Nah logikanya, semakin lama shutter ini terbuka, semakin banyak juga
cahaya yang kerekam oleh sensor kamera. Begitu juga sebaliknya jika shutter semakin
cepat menutup maka semakin sedikit pula cahaya yang terekam sensor kamera. Gambar
ilustrasi shutter speed yaitu:

Satuan shuuter speed atau kecepatan rana sampai saat ini masih
menggunakan satuan detik. Berikut contoh nilai shutter speed pada kamera digital.
(nilai besar) Bulb , 32 , 16 , 8 , 4 , 2 , 1s , 1/2 , 1/4 , 1/8 , 1/16 , 1/32 , 1/64 , 1/125 ,
1/250 , 1/500 , 1/1000 , 1/2000 , 1/4000 .
1/8000 (nilai rendah)1/2 lebih cepat dari pada 1s. Artinya semakin 1/… lebih besar
berarti lebih cepat juga kecepatan rana yang didapatkan. Pada beberapa kamera
digital yang baru , kecepatannya bisa lebih dari angka di atas, sehingga bisa
menangkap gerakan peluru melesat misalnya.
B. Bahan Bacaan Guru Dan Peserta Didik
1. Buku fotografi SMK Kelas X Semester 1 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
Dan Teknologi Badan Penelitian Dan Pengembangan Dan Perbukuan Pusat Kurikulum
Dan Perbukuan

C. Glosarium
Additive color (RGB) : Model warna yang terdiri dari cahaya merah, hijau dan biru.

AE Lock : auto exposure lock. Fitu ini membantu anda melakukan pembacaan light-meter atas
suatu bagian gambar/foto, dan selanjutnya mempertahankan setting pencahayaan tersebut
disaat anda memotret

Analog : sumber bentuk komunikasi elektronik yang merupakan proses pengiriman informasi
pada gelombang elektronagnetik dan bersifat variable

Aperture : di belakang lensa kamera digital terdapat iris berbentuk bundar yang membuka dan
menutup (bukaan diagragma)

Aperture Priority : istilah ini mengacu pada opsi pencahayaan yang bersifat semi-manual.
Sepemotret mengatur diagframenurut ruang ketajaman yang dikehendadi, dan sisstem
pengukuran mengatur kecepatan rana guna memperoleh pencahayaan yang tepat

Autpfokus : Fokus lensa yang bekerja secara otomatis mencari focus atau tidak suatu obyek
yang difoto.

Blacklight : pencahayaan yang berasal dari belakang obyek

Bounce : lampu kilat yang dipantaulkan keatas atau kesamping untuk mendapatkan efek
pencahayaan pada obyek yang difoto

Bit : kependekan dari Binary Digit


Bit depth : kedalam warna, yang merupakan banyaknya alternatif warna yang dapat dimiliki
oleh satu gambar atau jumlah bit yang dapat ditangkap scanner atau yang diperlihatkan
image/gamabar. Batas bit dari 256 warna sampai 16,7 juta warna

Bitmap : suatu format file gratis bit mapped windows yang menyimpan citra tersusun dari
kumpulan raster, kualitas gambar bitmap tergantung dari resulusi/jumlah pixel yang
pembentuknya format file bitmap adalah TIFF, EPS, JPEG

Citak offset : Teknik cetak dimana pada acuan cetaknya bagian yang mencetak sama tinggi
dengan bagian yang eidak mencetak. Pada proses cetak ini tinta dari acuan dialihkan terlebih
dahulu ke blanket, baru kemudian oleh blanket tinta tersebut dialihkan ke kertas

CMYK : model wrna yang dipengaruhi oleh pigmen daritinta cetak serta kertas yang
digunakan

CMOS : complimentary metal oxide semi conductor. Sensor cahaya yang memiliki resolusi
lebih tinggi dari pada CCD

Depth of Field : ruang ketajaman, yaitu Ketika anda memorret suatu obyek, ada benda-benda
dilatar depan dan belakang yang juga masuk dalam focus. Jarak antara benda terdekat dan
terjauh itulah yang disebut ruang ketajaman. Dengan memperkecil diafragma/aperture berarti
anda memperbesar ruang ketajaman.

Digital : proses data yang mengunakan penomoran angka-angka untuk system perhitungan
tertentu. Sebuah ukuran layer computer dan resolusi printer yang dikaitkan dengan jumlah titik
dimana sebuah alat dapat mencetak atau menampilkan per inch.

Dpi : Dot per inch, yaitu suatu ukuran resolusi output yang dihasilkan dari perangkat output
seperti printer, imagesetter dan Ctp

Driver : Perangkat lunak yang disertakan pada perangkat dan harus diinstall pada computer
agar suatu peralatan digital dapat digunakan
Exposure : Pencahayaan dari hasil pengaturan bukaan diafragma dan kecepatan rana, dimana
bilaanda memotret dan hasil foto terlalu gelap itu berarti under exposed, dan over exposed bila
hasil goto terlalu terang.

Focus : ketajaman suatu gambar pada jendela bidik yang merupakan titik api pertemuan cahaya
melalui lensa.

Front light : pencahayaan yang berasal dari depan obyek

Focal length : jarak titik api. Daya pembesar yang ada pada lensa. Semakin jauh jaraknya
semakin besar daya pembesarnya. Sebaliknya, semakin kecil daya pembesarnya, semakin luas
sudut lebar lensannya. Bermin-main dengan focal length dapat memberkan manfaat.

Gamut warna/color gamut : Batasan/jangkauan warna yang mampu dihasilkan oleh suatu
peralatan. Masing-masing model wrna RGB maupun CMYK mempunyai Batasan warna
(gamut) yang berbeda.

Golden section : juga dikenal dengan golden ratio yaitu membagi sebuah garis dengan
perbandingan mendekati rasio 8:13 berarti bahwa jika garis yang lebih Panjang dibagi dengan
garis yang lebih pendek hasilnya akan sama dengan pembagian Panjang garis utuh sebelum
dipotong dengan garis yang lebih Panjang tadi. Nilai golden ratio = 1,618

Grayscale : sebuah mode wrna yang menampilkan gambar dengan menggunakan 256 warna
abu abu. Setiap warna didefinisikan sebagai nilai antara 0 dan 255, dimana 0 adalah yang
paling gelap (hitam) dan 255 adalah paling ringan (putih)

Hue : spektrum wrana/jenis warna seperti merah, hijau, biru, cyan, magenta, kuning dan lain-
lain. Nilai hue antara 0 hingga 360 (sudut lingkaran).

ISO/ASA/DIN : international organisation for standardisation/American standard association/


deutsche industrie norm. dalam dunia fotografi digital, iso/asa/din adalah suatu istilah yang
digunakan untuk menyatakan kepekaan cahaya pada CCD kamera. ISO/ASA diantaranya 100,
200,400, 800, 1600, 3200.
Light Metter : alat pengukur cahaya yang ada pada kamera yang dapat membantu untuk
pengukuran cahaya yang tepat.

Megapixel : suatu ukuran untuk menentukan detik gambar yang bisa ditangkap kamera digital.
1 megapixel berarti gambar disusun atas satu juta dot (pixel) semakin tinggi megapixelnya,
semakin baik gambar yang dihasilkannya.

Optical zoom : banyak kamera digital yang menggunakan lensa-lensa zoom optical berukuran
kecil. Tanpa mengurangi kualitas gambar (seperti yang terjadi pada zoom digital), lensa
tersebut dapt digunakan untuk membesarkan obyek (zoom in), dan juga untuk memotret
sasaran dengan sudut lebar (zoom out).

PDF : Portable Document Format yaitu file yang digunakan setelah semua pekerjaan sudah
siap untuk dioutput. PDF untuk produksi cetak berbeda dengan PDF untuk keperluan lain.

Pixel : satuan terkecil dari unsur pembentkan gambar, I pixel mewakili 1 titik.

Red eye : efek titik merah pada mata obyek karena penggunaan lampu kilat.

Resolusi : Density dari dot (titik) atau pixel per satuan pengukuran linier (inch) pada monitor
computer, atau jumlah titik per inch (dpi) dalam bentuk cetak.

RGB : Model warna yang terdiri dari merah, hijau dan biru yang dikombinasikan untuk
mendapatkan warna baru

Saturasi : intensitas suatu warna/kejenuhan warna.

Shutter priorty : modus semi manual yang membungkinkan anda menentukan kecepatan rana,
sementara kamera secara otomatis mengatur diafragma, agar diperoleh pencahayaan yang
tepat.

SLR : single lens reflex. Cermin atau prisma yang memantulkan cahaya yang msuk melalui
lensa menuju jendela bidik, sehingga Ketika anda melihat jendela tersebut, anda dapat melihat
sama seperti apa yang dilihat oleh kamera. System ini hanya terdapat pada kemera-kamera
digital high end saja.

Subtractive color : warna sekunder dari warna additive yaitu terdiri dari cyan, magenta, yellow,
yang dibentuk offset, cat, tinta dll.

Vuew finder : jendela bidik. Tempat untuk melihat obyek yang ada pada kamera.

White balance : cara kamera digital menyesuaikan diri terhadap kondisi pencahayaan. Pada
umumnya kamera memiliki pilihan perset, seperti sunny dan cloudy.
D. Daftar Pustaka
Pemanfaatan Kamera Digital dan Pengolahan Imagenya, 2005, Yogyakarta : Andi dan
Wahana Komputer.

Hadiiswa, Fotografi Digital, Membuat Foto Indah dengan Kamera Saku, 2008, Jakarta Selatan
: Media Kita.

Taylor, David, Understanding RAW Photography, 2013, Jakarta : Elex Media


Komputindo. Modul Fotografi

Slide perawatan peralatan fotografi oleh Maulida


Rahmi, ST Slide presentasi fotografi oleh Bisma FS

E. ASESMEN
Penilaian Diri
Isilah pertanyaan pada table di bawah ini sesuai dengan yang kalian ketahui, berilah
penilaian secara jujur, objektif, dan penuh tanggung jawab dengan memberi tanda pada
kolom pilihan.
No Pertanyaan Ya Tidak
Apakah kalian telah Memahami dan menerapkan prosedur
1
pengambilan gambar dengan Teknik zooming dan panning?
Apakah kalian telah Menerapkan prosedur pengambilan
2
gambar dengan Teknik bluring?
Apakah kalian telah Mengambil gambar berdasarkan
3
komposisi gambar dalam fotografi?
Apakah kalian dapat Menganalisis komposisi gambar dalam
4
fotografi?
Apakah kalian sudah Mengembangkan referensi gambar
5
sesuai ilmu fotografi?
Jumlah
Catatan :
Bila ada jawaban “Tidak”, maka segera lakukan review pembelajaran,
Bila semua jawaban “Ya”, maka Kalian dapat melanjutkan ke pembelajaran berikutnya.

Lembar Kerja Siswa 1

Lembar Kerja Siswa 2

Formatif

1. Jelaskan cara untuk melakukan teknik Zooming ?


2. Jelaskan apa itu teknik Panning ?
3. Jelaskan cara untuk melakukan teknik Panning ?

4. Gambar di atas termasuk Teknik apa ?


5. Gambar dibawah termasuk Teknik apa ?
6. Jelaskan apa yang dimaksud dengan teknik bluring!
7. Sebutkanlah tips fotografi bokeh!
8. Jelaskan apa itu aperture!
9. Jelaskan prinsip menggunakan ISO!
10. Sebutkan rumus exposure!

Sumatif
1. Jelaskan cara untuk melakukan teknik Zooming ?
2. Jelaskan apa itu teknik Panning ?
3. Jelaskan cara untuk melakukan teknik Panning ?
4. Gambar di atas termasuk Teknik apa ?
5. Gambar dibawah termasuk Teknik apa ?
6. Jelaskan apa yang dimaksud dengan teknik bluring!
7. Sebutkanlah tips fotografi bokeh!
8. Jelaskan apa itu aperture!
9. Jelaskan prinsip menggunakan ISO!
10. Sebutkan rumus exposure!

Pengayaan
Scan QR code dibawah ini dengan menggunkan scan QR pada smarthphone kalian atau
langsung ketikan ke alamat link ke dalam browser untuk menambah wawasan tentang sudud
pandang dan bidang pandang!

Remidial
1. Jelaskan cara untuk melakukan teknik Zooming ?
2. Jelaskan apa itu teknik Panning ?
3. Jelaskan cara untuk melakukan teknik Panning ?

4. Gambar di atas termasuk Teknik apa ?


5. Gambar dibawah termasuk Teknik apa ?
6. Jelaskan apa yang dimaksud dengan teknik bluring!
7. Sebutkanlah tips fotografi bokeh!
8. Jelaskan apa itu aperture!
9. Jelaskan prinsip menggunakan ISO!
10. Sebutkan rumus exposure!

Wanareja, 06 Juni 2022


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Indriyani Rokhmaningsih, S.P. Dedy Priyono, S. Kom


NIP. 19750911 200501 2 009 NIP. 19840401 202221 1 010

Anda mungkin juga menyukai