Anda di halaman 1dari 4

TB Paru

Pengertian

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.
Penyakit ini biasanya menyerang paru-paru, tetapi dapat juga menyerang organ tubuh lainnya seperti
ginjal, tulang, atau kelenjar getah bening.

Menurut American Thoracic Society (ATS), TB adalah penyakit menular yang dapat diobati dan dapat
dicegah dengan pengobatan yang tepat. ATS juga menyatakan bahwa TB merupakan masalah kesehatan
masyarakat global yang signifikan.

Sedangkan menurut World Health Organization (WHO), TB merupakan salah satu dari 10 penyakit
penyebab kematian terbesar di dunia. Pada tahun 2019, sekitar 10 juta orang di seluruh dunia terinfeksi
TB dan sekitar 1,4 juta orang meninggal akibat penyakit ini.

Beberapa ahli yang mengemukakan definisi tentang TB antara lain adalah:

Centers for Disease Control and Prevention (CDC): "Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyerang paru-paru dan dapat menyebar
ke organ tubuh lainnya."

World Health Organization (WHO): "Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
bakteri Mycobacterium tuberculosis yang biasanya menyerang paru-paru, tetapi dapat juga menyerang
organ tubuh lainnya."

Menurut Kemenkes RI tahun 2014 Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan
oleh kuman dari kelompok Mycobacterium yaitu Mycobacterium tuberculosis. Sumber penularan adalah
pasien TB BTA positif melalui percik renik dahak yang dikeluarkannya. Pasien TB dengan BTA negatif juga
masih memiliki kemungkinan menularkan penyakit TB. Infeksi akan terjadi apabila orang lain menghirup
udara yang mengandung percik renik dahak yang infeksius tersebut. Pada waktu batuk atau bersin,
pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak (droplet nuclei / percik renik). Sekali
batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak (Kemenkes RI, 2014). Kebijakan Pengendalian TB
di Indonesia dilaksanakan melalui penggalangan kerja sama dan kemitraan diantara sektor pemerintah,
non pemerintah, swasta dan masyarakat dalam wujud Gerakan Terpadu Nasional Pengendalian TB.

Penyakit ini masih menjadi masalah kesehatan global. Diperkirakan sepertiga dari populasi dunia sudah
tertular TB paru, dimana sebagian besar penderita TB paru adalah usia produktif (15-50 tahun). Tahun
2013 terdapat 9 juta kasus baru dan 1,5 juta kematian akibat penyakit TB paru (WHO, 2014).
Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis yang menyerang jaringan paru, tidak termasuk pleura (selaput
paru) (Depkes RI, 2003)

Beberapa gejala TB paru yang umum terjadi adalah:

1. Batuk yang berlangsung selama tiga minggu atau lebih


2. Mengeluarkan dahak yang bercampur darah atau nanah
3. Nafsu makan menurun
4. Berat badan menurun
5. Demam yang tidak menentu
6. Keringat malam yang berlebihan
7. Sesak napas atau nyeri dada pada kasus yang lebih parah

Faktor penyebab TB Paru

Menurut WHO tahun 2020 ada Beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab terjadinya TB paru
adalah:

1. Infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis


2. Penularan dari orang yang sudah terinfeksi melalui udara
3. Kondisi sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti pada penderita HIV/AIDS
4. Kondisi lingkungan yang buruk, seperti kepadatan penduduk yang tinggi, kurangnya sirkulasi
udara, dan kurangnya akses terhadap pelayanan kesehatan
5. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai cara penularan dan pencegahan TB

Pencegahan TB Paru:

Menurut National Institute of Allergy and Infectious Diseases (2021) Beberapa upaya pencegahan yang
telah diteliti oleh berbagai ahli di bidang kesehatan, antara lain:

1. Pemeriksaan tuberkulin: Pemeriksaan tuberkulin dapat dilakukan untuk mendeteksi orang yang
sudah terpapar bakteri Mycobacterium tuberculosis dan berisiko terkena TB paru. Pemeriksaan
ini dilakukan dengan menyuntikkan protein tuberkulin ke dalam kulit dan mengevaluasi respons
imun tubuh terhadap protein tersebut.
2. Vaksinasi BCG: Vaksin Bacille Calmette-Guerin (BCG) dapat diberikan untuk mencegah terjadinya
TB paru pada anak-anak. Vaksin BCG ini bekerja dengan menghasilkan respons imun yang dapat
melindungi tubuh dari infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis.
3. Pengobatan profilaksis: Pengobatan profilaksis dapat diberikan kepada orang yang sudah
terpapar bakteri Mycobacterium tuberculosis untuk mencegah terjadinya infeksi. Pengobatan
profilaksis ini dilakukan dengan memberikan obat anti-TB selama beberapa bulan.
4. Menghindari kontak dengan orang yang sudah terinfeksi: Kontak dengan orang yang sudah
terinfeksi TB paru dapat meningkatkan risiko terkena infeksi. Oleh karena itu, menghindari
kontak dengan orang yang sudah terinfeksi merupakan salah satu upaya pencegahan yang dapat
dilakukan.
5. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan: Menjaga kebersihan diri dan lingkungan merupakan
upaya pencegahan yang dapat mengurangi risiko terjadinya infeksi TB paru. Hal ini dapat
dilakukan dengan rajin mencuci tangan, menjaga kebersihan rumah, dan menghindari kebiasaan
merokok.
Kerangka Teori :

Kerangka teori adalah penjelasan rasional dan logis yang diberikan oleh seorang peneliti
terhadap pokok atau objek penelitiannya, yang didukung dengan data teoritis yang diberikan oleh
peneliti terhadap variabel-variabel penelitiannya keterkaitan antara variabel-variabel tersebut
serta merupakan kesimpulan dan tujuan pustaka yang berisi tentang konsep-konsep teori yang
dipergunakan atau berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan (Syaifudin, 2010). Dari
teori diatas, maka dengan dilakukannya penelitian ini agar dapat mengetahui Hubungan Kondisi
Fisik Lingkungan Rumah dan Personal Higine ( Independen ) terhadap Kejadian Tb. Paru
(Dependen) di Wilayah Kerja Puskesmas pekauman Kota Banjarmasin Tahun 2023

Kerangka Konsep

Kerangka konep ini mengacu terbatasnya waktu kepada teori yang diungkapkan oleh beberapa
sumber bahwa Hubungan Kondisi Fisik Lingkungan Rumah dan Personal Higine ( Independen )
terhadap Kejadian Tb. Paru. Pada kerangka konsep ini terdiri dari variabel independen yaitu
Kondisi Fisik Lingkungan Rumah dan Personal Higine. Sedangkan variabel dependentnya yaitu
Kejadian Tb. Paru. Hubungan antara variabel tersebut dapat digambarkan dalam bagan berikut:

Variabel Independen:
Variabel Dependen :
- Kondisi Fisik Lingkungan Rumah
Kejadian TB Paru
- Personal Higine

Hipotesis :

Hipotesis Penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat

praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. hipotesis ilmiah mencoba

mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang akan diteliti (Sugiyono, 2013).
Adapun hipotesis penelitian yang sesuai yang sesuai dengan rumusan masalah adalah

sebagai berikut:

1. Ha : Adanya hubungan antara Kondisi Fisik Lingkungan Rumah dengan dengan Kejadian

Tb. Paru

2. Ha : Adanya hubungan antara Personal Higine dengan Kejadian Tb. Paru

Anda mungkin juga menyukai