DISUSUN OLEH :
FAKULTAS KESEHATAN
Keselamatan pasien atau patient safety merupakan hal yang marak dibicarakan dalam dunia
medis belakangan ini. Pertemuan tahunan Joint Comission International tahun 2005 telah
menekankan mengenai pentingnya pelayanan kesehatan yang aman. Kesalahan yang terjadi pada
upaya pelayanan kesehatan adalah kesalahan dalam mendiagnosis, kesalahan dalam
menggunakan alat bantu penegakan diagnosis, kesalahan dalam melakukan follow up,
pengobatan yang salah atau kejadian yang tidak diharapkan setelah pemberian pengobatan.
Permasalahan-permasalahan diatas dapat terjadi karena penggunaan teknologi yang tidak
diimbangi kompetensi penggunanya, bertambahnya pemberi pelayanan kesehatan tanpa
mengindahkan komunikasi antar individu serta tingginya angka kesakitan serta kecelakaan,
perlunya pengambilan keputusan yang cepat dan tepat yang menyebabkan stressor tersendiri
serta kelelahan yang dialami oleh para staff medis karena keterbatasan jumlah staff yang
tersedia. Salah satu budaya patient safety adalah mengkomunikasikan kesalahan, melaporkan
kesalahan dengan tetap berpegang pada keselamatan pasien dan belajar dari kesalahan dan
mendesain ulang sistem keselamatan pasien yang lebih baik. Untuk menyelesaikan permasalahan
yang terjadi, dicetuskan suatu ide sistem analisis yang proaktif sebagai strategi pencegahan error.
Root cause Analysis (RCA) adalah proses mengenal faktor-faktor yang mendasari atau menjadi
terjadinya variasi kinerja yang tidak diharapkan atau yang tidak diinginkan, termasuk terjadinya
kejadian sentinel yang berakibat kematian atau kecacatan fisik dan atau psikologis yang serius
atau resiko yang dapat berakibat kematian atau kecacatan serius, untuk mencegah terulangnya
insiden yang sama. Tidak seluruh insiden atau masalah yang terjadi dilakukan prosedur lengkap
RCA. Masalah harus dilakukan klasifikasi dan prioritas. Tujuannya agar terjadi efisiensi dalam
pekerjaan. Hal ini karena prosedur lengkap RCA memerlukan sumber daya yang khusus,
jumlahnya terbatas di organisasi, dan memakan waktu yang tidak sebentar. Sehingga organisasi
perlu menetapkan suatu metode klasifikasi dan prioritas masalah. Hanya masalah yang masuk
kriteria saja yang dilanjutkan ke prosedur RCA. Sementara masalah lain yang tidak masuk
kriteria, tetap dilakukan analisa menggunakan prinsip-prinsip RCA tetapi tidak seluruh urutan
prosedur lengkap RCA dilakukan. Prosedur lengkap RCA adalah seluruh tahapan prosedur
dilakukan.
Root cause merupakan alasan yang paling mendasar terjadinya kejadian yang tidak diharapkan.
Apabila permasalahan utama tidak dapat diidentifikasi, maka kendala-kendala kecil akan makin
bermunculan dan masalah tidak akan berakhir. Oleh karena itu, mengidentifikasi dan
mengeliminasi akar suatu permasalahan merupakan hal yang sangat penting. Root cause analysis
merupakan suatu proses mengidentifikasi penyebab-penyebab utama suatu permasalahan dengan
menggunakan pendekatan yang terstruktur dengan teknik yang telah didesain untuk berfokus
pada identifikasi dan penyelesaian masalah.
Di Amerika telah dilakukan 2840 root cause analysis pada berbagai bidang, seperti kasus bunuh
diri pada pasien rawat jalan, komplikasi post operatif, kesalahan pemberian obat, kematian
pasien karena keterlambatan penanganan, kematian perinatal, kasus infeksi, kasus anestesi dan
lainnya. Penelitian tersebut dilakukan di RS umum, RS jiwa, unit gawat darurat, unit psikiatri,
long term care facility, home care facility dan laboratorium klinis. Root cause analysis dipercaya
mampu menurunkan terjadinya kejadian yang tidak diharapkan.
Root cause analysis memberikan jalan keluar yang lebih baik, tidak sekedar "faktor A
menyebabkan kejadian B", namun "Dengan mengubah faktor A, maka kemungkinan rekurensi
kejadian B dapat dikurangi atau bahkan dicegah." Mempelajari root cause analysis secara tepat
merupakan kajian yang penting untuk diperkenalkan kepada para pemberi pelayanan kesehatan.
Berikut ini adalah langkah-langkah RCA dan tools yang dapat digunakan pada setiap
langkah
9 Identifikasi sistem mana yang terlibat (akar Flow chart, cause effect diag,
penyebab)(Identify which systems are FMEA, tree analysis (analisis
involved (the root causes)) pohon), barrier analysis
Penjabaran Kegiatan:
1. Identifikasi Insiden: a) b) c) d) e) f) Root cause analysis digunakan untuk menganalisa dan
mengevaluasi IKP pada derajat kuning dan merah.
2. Tentukan tim investigator yang mewakili berbagai komponen: Subkomite keselamatan pasien
Subkomite mutu dan manajemen risiko Bidang keperawatan dan perwakilan kepala ruang
Perwakilan kepala instalasi/bagian Perwakilan klinisi Personil lain yang dinilai perlu (misal
dari komponen K3, PPI, administrasi keuangan kepegawaian, farmasi, logistik dll sesuai IKP
yang terjadi).
Dalam hal insiden sentinel maka tim investigator harus terdiri dari:
1. Expert insiden dan analis expert external (misal yang tidak berlatar belakang medis).
2. Senior management expert (misal direktur medis).
3. Senior clinical expert (misal konsultan senior)
4. Orang yang mengetahui unit kerja/bagian terkait dengan baik namun tidak terlibat
langsung dalam insiden tersebut Tim ini dibentuk oleh Komite Mutu dan Keselamatan.
Tim diberi tenggang waktu kerja sesuai grading untuk memberikan laporan kepada ketua
Komite Mutu dan Keselamatan Pasien.
1. Mengamankan informasi untuk memastikan dapat digunakan selama investigasi dan jika
kasus disidangkan ke pengadilan Identifikasi kebijakan dan prosedur yang relevan
Menggambarkan insiden secara akurat Mengorganisasi informasi Memberikan petunjuk
kepada tim investigasi Dokumentasi semua bukti yang berkaitan dengan insiden harus
dikumpulkan sesegera mungkin:
a. Semua catatan medis dan catatan keperawatan
b. Semua hasil pemeriksaan yang berhubungan dan penunjang diagnostic
c. Incident report (laporan keselamatan pasien)
d. Kebijakan dan prosedur
e. Integrated care pathway yang berhubungan
f. Pernyataan-pernyataan dan hasil observasi
g. Bukti fisik 8. Daftar staf yang terlibat
h. Lakukan interview dengan semua orang yang terlibat
i. Informasi mengenai kondisi yang dapat mempengaruhi terjadinya insiden (misal
pergantian jaga, ketersediaan petugas terlatih, kecukupan tenaga, dll)
5. CMP (Care Management Problem) Adverse event yang berkaitan dengan penyimpangan
dari standar pelayanan yang telah ditetapkan dan berdampak langsung atau tidak
langsung kepada pasien. Contoh: 6. Analisa Informasi 1) Teknik 5 Why (atau teknik why
why) Bertanya secara berlapis dengan tujuan menemukan akar penyebab masalah,
dengan mengidentifikasi gejala, penyebab langsung, faktor kontributor, dan akhirnya akar
masalah. Dengan tehnik ini, investigator tidak boleh berhenti bertanya walaupun sudah
menemukan penyebab langsung sebelum menemukan akar penyebab masalah. Contoh: 2)
Analisis perubahan Digunakan bila dicurigai adanya perubahan praktek daripada
prosedur yang seharusnya. Contoh: Kasus salah area operasi 3) Analisis Barrier Contoh
dari kasus di atas: 4) Analisis Fish Bone
URUTAN AKTIFITAS PENYUSUNAN LAPORAN RCA
Identifikasi insiden dan Bahan dan cara ruang Laporan insiden, risk grading lingkupnya
Tentukan tim penelaah Rumuskan masalah Kumpulkan ionformasi Pilah dan petakan informasi
Identifikasi CMP / critical event Identifikasi akar masalah SK tim RCA, Top Management
Laporan insiden Obsevasi, dokumen, wawancara Time line, time person grid Brain storming,
time line chart Apollo, 5 why, fish bone.
Identifikasi solusi dan rekomendasi Barier analysis, change analysis LAPORAN HASIL RCA
Langkah :
rekomendasi yang kita berikan dapat diukur keberhasilan pelaksanaannya, jelas siapa
penanggung jawabnya, serta ada batas waktu yang jelas kapan rekomendasi itu harus terlaksana.
DAFTAR PUSTAKA
Guide for RCA, team patien safety centre quensland health, 2009 Richard Root Cause Analysis
techniques. JCI Workshorp RCA, dr Hanefi Jasri, 2014 in Health Care: tools and