Pola kesehatan dan penyakit pada laki-laki dan perempuan menunjukkan perbedaan
yang nyata. Perempuan sebagai kelompok, cenderung mempunyai angka harapan
hidup yang lebih panjang daripada laki-laki, yang secara umum dianggap sebagai faktor
biologis. Namun dalam kehidupannya, perempuan lebih banyak mengabaikan kesakitan
dan tekanan daripada laki-laki. Walaupun faktor yang melatarbelakangi perbedaan-
perbedaan pada berbagai kelompok sosial, hal tersebut menggambarkan bahwa dalam
menjalani kehidupannya, perempuan kurang sehat dibandingkan dengan laki-laki.
Penjelasan paradoks ini berakar pada hubungan yang kompleks antara biologis jenis
kelamin dan sosial (gender) yang berpengaruh terhadap kesehatan.
Kombinasi antara faktor jenis kelamin dan peran gender dalam kehidupan sosial,
ekonomi dan budaya seseorang dapat meningkatkan risiko terhadap terjadinya
beberapa penyakit. Sementara di sisi lain memberikan perlindungan terhadap penyakit
lainnya.
Berbagai gangguan kesehatan tidak teratasi karena aktor sosial seperti ketidaktauan
dan faktor ekonomi. Faktor sosial yang terkait dengan usia lanjut yaitu ageism, suatu
sistem diskriminasi yang mengandung stereotip yang menggambarkan orang usia lanjut
sebagai orang yang sakit, miskin dan kesepian.
Faktor sosial yang diduga merupakan penyebab utama masalah kematian ialah
kemiskinan yang gawat dan kelangkaan akses ke pelayanan kesehatan dasar. Upaya
yang disarankan ialah pengalihan upaya pencegahan maupun pengobatan dari rumah
sakit, klinik dan ruang gawat darurat ke pelayanan langsung ke komunitas beresiko
paling tinggi, serta kampanye pendidikan intensif.
Tutor