GLOBAL HEALTH
WOMEN HEALTH
G2U123001
2023
Describe the importance of women’s health to individuals, fami- lies, and communities
Describe the determinants of women’s health and how they vary in different settings
Faktor-faktor penentu kesehatan perempuan lebih lanjut dipengaruhi oleh status sosial
dan ekonomi perempuan di berbagai tempat. Di negara-negara berpenghasilan rendah, kesehatan
perempuan mencerminkan kerentanan biologis dan norma-norma gender yang memberikan
peran, batasan, dan nilai tertentu kepada perempuan dibandingkan dengan laki-laki. Sistem
kesehatan di banyak negara juga memiliki kesenjangan gender yang besar dan mungkin tidak
secara efektif melayani kebutuhan kesehatan perempuan.
Selain itu, faktor lingkungan dan akses ke layanan kesehatan juga berdampak pada
kesehatan perempuan. Sebagai contoh, di banyak masyarakat, perempuan mungkin menghadapi
kendala dalam mengakses layanan kesehatan karena kemiskinan, kurangnya pendidikan, dan
status sosial yang rendah. Selain itu, kendala budaya dan sosial dapat menghalangi perempuan
untuk mendapatkan layanan kesehatan yang tepat waktu, terutama dalam situasi darurat seperti
komplikasi selama kehamilan.
Discuss the burden of disease for women worldwide, with a focus on women in low- and middle-
income countries
Beban penyakit bagi perempuan di seluruh dunia cukup besar, dengan tantangan khusus
yang dihadapi oleh perempuan di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Dalam
kondisi ini, kesehatan perempuan merupakan cerminan kuat dari kerentanan biologis dan norma-
norma gender yang memberikan peran, batasan, dan nilai tertentu kepada perempuan
dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini mengakibatkan berbagai masalah kesehatan yang secara
tidak proporsional mempengaruhi perempuan, termasuk infeksi menular seksual (IMS), kematian
ibu, dan komplikasi yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan.
IMS, seperti klamidia, gonore, dan sifilis, lazim terjadi di negara-negara berpenghasilan
rendah dan menengah, yang berkontribusi pada beban penyakit yang tidak proporsional di
kalangan perempuan dibandingkan dengan laki-laki. Afrika Sub-Sahara, khususnya, menghadapi
angka morbiditas dan mortalitas yang tidak proporsional dari IMS, dengan perempuan
menanggung beban yang signifikan.
Kematian ibu tetap menjadi masalah yang kritis, dengan sekitar 300.000 wanita
meninggal setiap tahun karena penyebab maternal, dan sekitar 40.000 dari kematian ini
disebabkan oleh aborsi yang tidak aman. Komplikasi selama persalinan, seperti fistula, juga
berkontribusi terhadap morbiditas dan kecacatan ibu, dengan perkiraan 2 juta wanita menderita
di seluruh dunia. Risiko morbiditas dan mortalitas ibu semakin meningkat oleh faktor-faktor
seperti usia muda saat menikah, usia muda saat pertama kali melahirkan, memiliki lebih dari
lima anak, dan jarak kehamilan yang berdekatan.
Selain itu, kurangnya akses terhadap keluarga berencana dan permintaan akan keluarga
berencana memperparah masalah-masalah tersebut, terutama di Asia Selatan dan sebagian besar
Afrika sub-Sahara, di mana tingkat kesuburan total masih tinggi dan cakupan keluarga berencana
masih rendah. Meningkatkan penggunaan keluarga berencana untuk menunda usia pertama kali
melahirkan, meningkatkan jarak kelahiran, dan mengurangi jumlah kelahiran per perempuan
sangat penting untuk meningkatkan hasil kesehatan perempuan di wilayah-wilayah ini.
Implikasi ekonomi dari masalah kesehatan perempuan sangat besar, karena perempuan
sering kali menjadi pengasuh utama bagi anak-anak dan memainkan peran ekonomi yang penting
dalam banyak keluarga. Ketika kesehatan ibu terganggu, sering kali ada efek negatif pada
kesehatan anak-anak, dan morbiditas, kecacatan, dan kematian yang terkait dengan masalah
kesehatan perempuan memiliki konsekuensi ekonomi yang signifikan.
Describe critical challenges in improving women’s health in low- and middle-income countries
Describe some success stories in improving women’s health and the lessons that can be applied to
other women’s health efforts
Beberapa kisah sukses dalam meningkatkan kesehatan perempuan memberikan pelajaran berharga
yang dapat diterapkan pada upaya kesehatan perempuan lainnya. Sebagai contoh, Sri Lanka telah
menunjukkan kemajuan yang mengesankan dalam mengurangi angka kematian ibu dan mempromosikan
keluarga berencana. Komitmen negara ini terhadap pendidikan dan kesehatan, bahkan selama periode
pendapatan per kapita yang rendah, sangatlah penting. Tingkat melek huruf perempuan yang tinggi di Sri
Lanka dan ketersediaan layanan kesehatan gratis di daerah pedesaan telah berkontribusi terhadap
keberhasilan ini.
Keberhasilan Swedia dalam mengurangi prevalensi infeksi menular seksual (IMS) melalui
diagnosis gratis, kampanye pendidikan kesehatan, pemberitahuan kepada pasangan, dan promosi kondom
memberikan pelajaran yang berharga. Demikian pula, kemajuan Zambia dalam mengurangi beban IMS
melalui perluasan klinik IMS, peningkatan pelatihan pendidik kesehatan dan dokter, dan pendidikan
kesehatan yang lebih baik memberikan wawasan yang penting.
Pelajaran yang dapat dipetik dari kisah-kisah sukses ini termasuk pentingnya komitmen politik,
penjangkauan masyarakat secara luas, strategi media massa yang efektif, penelitian dan analisis data yang
berkesinambungan, serta penyediaan layanan kesehatan yang gratis atau terjangkau. Contoh-contoh ini
menyoroti pentingnya pendidikan, pemberdayaan, dan akses terhadap layanan kesehatan dalam
meningkatkan hasil kesehatan perempuan. Mereka juga menekankan nilai dari pendekatan berbasis
komunitas dan kebutuhan untuk mengatasi faktor penentu sosial kesehatan untuk mencapai peningkatan
yang berkelanjutan dalam kesehatan perempuan.