Anda di halaman 1dari 6

Tugas Fiqh Munakahah dan Fiqh Siyasah PAI 2-C

NAMA : ZAKKY NOER HIKAM

PRODI : PAI 2-C

NIM : 1860201222171

Tugas :

Cari 3 masalah terdiri

a. 1 masalah pernikahan di Indonesia

b. 1 masalah siyasah atau politik di Indonesia

c. 1 masalah pernikahan/politik di luar negeri

Kemudian, lakukan analisis terhadap masalah yang anda dapatkan dengan Fiqh Munakahah
dan Fiqh Siyasah!

A. Analisis Masalah Pernikahan di Indonesia (Tingginya Angka Perceraian di Indonesia)


`Salah satu masalah yang dihadapi dalam pernikahan di Indonesia adalah tingginya angka
perceraian. Peningkatan perceraian menunjukkan adanya ketidakharmonisan dalam
hubungan suami istri, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti ketidakserasian
nilai-nilai, komunikasi yang buruk, kekerasan dalam rumah tangga, dan perbedaan
pandangan mengenai peran gender dalam pernikahan. 1
Menurut laporan Statistik Indonesia, jumlah kasus perceraian di Indonesia mencapai
516.334 kasus pada 2022. Angka ini meningkat 15,31% dibandingkan 2021 yang mencapai
447.743 kasus.Jumlah kasus perceraian di Tanah Air pada tahun lalu bahkan mencapai angka
tertinggi dalam enam tahun terakhir.
Adapun mayoritas kasus perceraian di dalam negeri pada 2022 merupakan cerai gugat,
alias perkara yang gugatan cerainya diajukan oleh pihak istri yang telah diputus oleh
Pengadilan. Jumlahnya sebanyak 388.358 kasus atau 75,21% dari total kasus perceraian
tanah air pada tahun lalu.
Di sisi lain, sebanyak 127.986 kasus atau 24,78% perceraian terjadi karena cerai talak,
yakni perkara yang permohonan cerainya diajukan oleh pihak suami yang telah diputus oleh
pengadilan.Berdasarkan provinsinya, kasus perceraian tertinggi pada 2022 berada di Jawa
Barat, yakni sebanyak 113.643 kasus. Diikuti oleh Jawa Timur dan Jawa Tengah, masing-

1
Kompas, "Tingginya Angka Perceraian di Indonesia", diakses pada 6 Mei 2023.
1
masing sebanyak 102.065 kasus dan 85.412 kasus. Terdapat lima provinsi yang tidak
memiliki kasus perceraian sama sekali sepanjang 2022.
Di antaranya Kepulauan Riau, Bali, Kalimantan Utara, Sulawesi Barat, dan Papua
Barat.Adapun laporan tersebut mencatat, terdapat 448.126 perceraian di Indonesia yang
terjadi berdasarkan faktor penyebabnya pada 2022.Penyebab utama perceraian pada 2022
adalah perselisihan dan pertengkaran. Jumlahnya sebanyak 284.169 kasus atau setara
63,41% dari total faktor penyebab kasus perceraian di tanah air.Kasus perceraian lainnya
dilatarbelakangi alasan ekonomi, salah satu pihak meninggalkan, kekerasan dalam rumah
tangga, hingga poligami.2
Dalam pembahasan masalah pernikahan di Indonesia, Fiqh Munakahah memberikan
pandangan yang berfokus pada pentingnya kesalingan, saling pengertian, dan keadilan
antara suami dan istri. Hal ini mencerminkan prinsip-prinsip Islam yang mendorong
terbentuknya hubungan pernikahan yang harmonis dan saling memenuhi kebutuhan antara
kedua belah pihak.
Dengan menekankan pentingnya kesalingan, Fiqh Munakahah mengajarkan bahwa suami
dan istri harus saling memperhatikan, menghormati, dan mendukung satu sama lain dalam
menjalani kehidupan pernikahan. Hal ini melibatkan komunikasi yang baik, sikap terbuka,
dan kemampuan untuk memahami dan menghargai perbedaan dalam nilai-nilai dan
pandangan hidup.
Fiqh Munakahah juga menyoroti pentingnya keadilan dalam pernikahan. Keadilan di sini
mencakup pemerataan hak-hak dan tanggung jawab antara suami dan istri. Suami
diharapkan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga dan memberikan perlindungan,
sementara istri berhak atas dukungan emosional dan perlindungan yang layak. Prinsip
keadilan ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan dalam pernikahan dan mencegah
terjadinya eksploitasi atau ketidakseimbangan kekuasaan antara suami dan istri.
Selain itu, Fiqh Munakahah juga menggarisbawahi pentingnya perlindungan hak-hak
individu dalam pernikahan. Ini termasuk hak atas keamanan dan perlindungan dari
kekerasan dalam rumah tangga. Fiqh Munakahah menekankan perlunya menangani masalah
kekerasan dalam rumah tangga dengan serius dan memberikan perlindungan bagi korban
melalui langkah-langkah seperti mediasi, konseling, dan dukungan psikologis.
Secara keseluruhan, analisis dengan menggunakan Fiqh Munakahah dalam memahami
masalah pernikahan di Indonesia memberikan pijakan yang kuat untuk mempromosikan
hubungan yang sehat, harmonis, dan adil antara suami dan istri. Prinsip-prinsip yang
2
databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/03/01/kasus-perceraian-di-indonesia-melonjak-lagi-pada-2022-tertinggi-
dalam-enam-tahun-terakhir. Diakses pada 6 Mei 2023.
2
ditekankan, seperti kesalingan, keadilan, dan perlindungan hak-hak individu, dapat menjadi
landasan bagi upaya memperbaiki masalah-masalah yang muncul dalam konteks pernikahan
di Indonesia.

B. Analisis Masalah Politik di Indonesia (Korupsi Yang Melibatkan Pejabat


Pemerintah)
Pemerintahan dan setiap urusan yang dijalankan di dalamnya merupakan hal yang
sangat penting bagi kelangsungan suatu negara. Segala urusan tersebut tentunya tidak
berjalanotomatis tetapi dikerjakan oleh sumber daya manusia, yang lebih dikenal dengan
aparaturpemerintahan. Hal ini membuat setiap aparatur memiliki peran krusial bagi
negaranya.Aparatur pemerintahan diberi mandat serta tanggung jawab oleh negara dan
rakyat untuk mengatur urusan pemerintahan yang telah menjadi tugas dan fungsinya
masing-masing. Sudahmerupakan sebuah keharusan bagi setiap aparatur pemerintahan
untuk bisa menjalankansemua kepercayaan yang telah diberikan kepada mereka dengan
baik dan penuh integritas.Menjadi suatu masalah yang fatal apabila para aparatur
pemerintahan atau birokratmenunjukkan perilaku yang menyimpang dari ketentuan tugas
dan kewenangan yang telah diatur dalam perundang-undangan karena akan menghambat
proses penyelenggaraan pemerintahan (Fathya, 2018).
Selain itu, pemerintah pun harus profesional dengan mengedepankan kepentingan
masyarakat dan bangsa di atas kepentingan diri sendiri. Aparatur pemerintahan merupakan
pelayan masyarakat. Menjadi sebuah kewajiban bagi setiap aparatur pemerintahan untuk
bekerja dengan benar karena banyak masyarakat menaruh harapan pada mereka untuk
mewujudkan pemerintahan yang lebih baik di masa mendatang. Negara-negara yang
pilarpilar demokrasinya tidak bekerja secara optimal, tidak memungkinkan pencapaian
kualitas pelayanan publik yang lebih baik. Bahkan sebaliknya, pelayanan publik tanpa
“Proses Politik yang Demokratis” cenderung membuka ruang bagi praktik-praktik Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme yang berujung kepada penyakit baru di Pemerintahan (Simangunsong,
2020).
Pada kenyataan yang ada di lapangan, ternyata cukup berbanding terbalik dengan yang
seharusnya dilakukan seperti telah dijelaskan di atas. Ada banyak sekali penyimpangan yang
dilakukan oleh aparatur pemerintahan yang ada di negara ini. Bahkan pada pejabat-pejabat
penting pemerintahan pun ditemukan banyak sekali pelanggaran akan kewajiban dan tugas
yang seharusnya mereka lakukan. Salah satunya kasus yang marak terjadi ialah kasus
korupsi. Menurut laporan berjudul Corruption Perceptions Index tahun 2020 yang dirilis

3
oleh Transparency International, Indonesia berada di peringkat 96 dari 180 negara paling
korup (Transparency International, 2018). Tentu hal ini menjadi fenomena yang sangatlah
memprihatinkan.
Kondisi birokrasi Indonesia di era reformasi saat ini belum menunjukkan arah
perkembangan yang baik, karena masih banyak birokrat yang arogan, bersikap sebagai
penguasa, menjalankan praktik KKNP (korupsi, kolusi, nepotisme, dan pemborosan) baik di
aras pemerintah pusat, provinsi, maupun kabupaten/kota. Tidak sedikit ditemukan aparatur
pemerintahan di negara ini yang menyalahgunakan kewenangan dan kekuasaan yang
dipercayakan bagi mereka dengan memanfaatkan segala hak milik rakyat untuk kepentingan
dan kepuasan pribadi mereka. Kebiasaan penyalahgunaan anggaran keuangan yang
dilakukan oleh aparatur pemerintah dapat terjadi pada level dan sistem pemerintahan
dimanapun, bahkan hal itu sudah ada sejak dulu sampai sekarang 3
. Praktik korupsi menghambat pembangunan, merugikan masyarakat, dan mengurangi
kepercayaan publik terhadap pemerintah. Korupsi dapat terjadi dalam berbagai bentuk,
seperti suap, penggelapan dana negara, dan nepotisme.4
Dalam pembahasan masalah siyasah atau politik di Indonesia, Fiqh Siyasah memberikan
pandangan yang menekankan prinsip-prinsip keadilan, kejujuran, dan kepentingan
masyarakat. Hal ini mencerminkan pendekatan Islam terhadap kepemimpinan politik yang
bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh masyarakat.
Dengan menekankan prinsip keadilan, Fiqh Siyasah menekankan pentingnya pemimpin
politik bertindak secara adil dan merata dalam mengambil keputusan dan melaksanakan
kebijakan. Prinsip ini mencakup distribusi sumber daya yang adil, perlindungan hak-hak
asasi manusia, dan penegakan hukum yang tidak diskriminatif. Dalam konteks politik di
Indonesia, hal ini berarti pemimpin politik harus memperjuangkan kepentingan seluruh
masyarakat, tanpa memihak kepada golongan atau kepentingan pribadi.
Kejujuran juga menjadi prinsip penting dalam Fiqh Siyasah. Pemimpin politik diharapkan
untuk berkomitmen pada integritas dan etika dalam menjalankan tugas publiknya. Hal ini
meliputi transparansi dalam pengelolaan dana publik, pencegahan korupsi, dan penindakan
terhadap pelanggaran hukum. Prinsip kejujuran ini membangun kepercayaan antara
pemimpin politik dan masyarakat, serta mendorong tumbuhnya budaya politik yang bersih
dan akuntabel.
Dalam pandangan Fiqh Siyasah, kepentingan masyarakat harus menjadi fokus utama dari

3
Irfan Setiawan, Christin Pratami Jesaja/Analisis Perilaku Korupsi Aparatur Pemerintah Di Indonesia
Jurnal Media Birokasi, Volume 4, Nomor 2 (Oktober 2022): 33-50
4
Twitter, "@SumberInformasiPolitik", diakses pada 6 Mei 2023
4
kebijakan politik. Prinsip ini menekankan perlunya pemimpin politik berpikir jangka
panjang dan mengambil keputusan yang berdampak positif bagi masyarakat secara
keseluruhan. Selain itu, Fiqh Siyasah mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam
pengawasan pemerintahan, agar pemimpin politik dapat dipertanggungjawabkan atas
tindakan dan kebijakannya.
Secara keseluruhan, analisis dengan menggunakan Fiqh Siyasah dalam memahami
masalah politik di Indonesia memberikan dasar yang kuat untuk mempromosikan prinsip-
prinsip keadilan, kejujuran, dan kepentingan masyarakat dalam kepemimpinan politik.
Prinsip-prinsip ini dapat menjadi pijakan bagi upaya menciptakan sistem politik yang
transparan, akuntabel, dan berorientasi pada kesejahteraan masyarakat di Indonesia.

C. Analisis Masalah Pernikahan di Luar Negri ( Pernikahan Anak Dibawah Umur )


Salah satu masalah yang terjadi di beberapa negara adalah pernikahan anak. Pernikahan
anak melibatkan perkawinan di bawah umur, di mana anak-anak yang seharusnya masih
berada dalam masa pendidikan dan perkembangan fisik dan emosional mereka dipaksa
untuk menikah. Praktik ini melanggar hak asasi manusia dan dapat menyebabkan
konsekuensi serius seperti pelanggaran kesehatan dan pendidikan anak. 5
Dalam pembahasan masalah pernikahan atau politik di luar negeri, Fiqh Munakahah dan
Fiqh Siyasah memiliki relevansi yang dapat memberikan sudut pandang Islam yang berharga
terhadap isu-isu tersebut.
Dalam konteks pernikahan anak di luar negeri, Fiqh Munakahah secara tegas menyatakan
bahwa pernikahan anak di bawah umur tidak sah dan melanggar hak asasi manusia. Fiqh
Munakahah menegaskan perlunya melindungi hak-hak anak, termasuk hak atas pendidikan,
kesehatan, dan perkembangan yang sehat. Prinsip ini sesuai dengan prinsip-prinsip Islam
yang menekankan perlindungan terhadap anak-anak dan penekanan pada pentingnya
memberikan mereka kesempatan untuk tumbuh dan berkembang dengan baik sebelum
memasuki ikatan pernikahan.
Dalam konteks politik di luar negeri, Fiqh Siyasah juga memiliki relevansi yang penting.
Prinsip-prinsip keadilan, kejujuran, dan kepentingan masyarakat yang diadvokasi oleh Fiqh
Siyasah berlaku tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri. Dalam isu-isu politik
di luar negeri, seperti konflik atau krisis politik, prinsip keadilan dan kepentingan
masyarakat harus tetap menjadi pijakan dalam upaya mencapai perdamaian, keadilan, dan
kesejahteraan bagi seluruh masyarakat yang terlibat.

5
Facebook, "Organisasi Hak Asasi Anak Internasional", diakses pada 6 Mei 2023.
5
Fiqh Siyasah juga menekankan pentingnya kerjasama internasional dan penghormatan
terhadap hak asasi manusia dalam konteks politik global. Dalam kasus pernikahan anak di
luar negeri, kerjasama internasional menjadi penting untuk mengatasi masalah ini secara
bersama-sama, baik melalui upaya diplomasi, pertukaran informasi, maupun pengembangan
peraturan yang melarang pernikahan anak di tingkat internasional.
Dengan mempertimbangkan pandangan Fiqh Munakahah dan Fiqh Siyasah, dapat dilihat
bahwa isu-isu pernikahan atau politik di luar negeri memerlukan pendekatan yang
komprehensif yang mencakup perlindungan hak asasi manusia, penegakan hukum yang adil,
kerjasama internasional, dan perhatian terhadap kepentingan masyarakat secara
keseluruhan. Prinsip-prinsip ini, yang didasarkan pada ajaran Islam, dapat memberikan
landasan moral dan etis bagi tindakan dan kebijakan dalam menangani masalah-masalah ini
di luar negeri.

Anda mungkin juga menyukai