Anda di halaman 1dari 2

Ahad, 23 Jan.

22

Kajian MMS, Kitabbul Mar’ah, Durusul Mar’atul Muslimah

Ustadz Ali Musri Semjan Putra M.A

Wanita dan Cadar

Hendaklah wanita menjulurkan jilbabnya untuk menjaga kehormatan dan


kemuliaan wanita. Dan tidak dianjurkan untuk memperlihatkan perhiasan mereka kecuali
kepada mahramnya. Maksud perhiasan adalah bagian tubuh yang tidak seharusnya
terlihat. Dan janganlah mengehentakkan kaki ketika berjalan agar diketahui perhiasannya
(berjalan yang dapat memancing nafsu). Hendaklah diantara kalian saling menasehati
terutama mengenai masalah aurat. Jika wanita tidak menutup wajahnya, maka orang lain
akan menikmati keindahannya dan akan menimbulkan nafsu. 4 imam madzhab
mewajibkan seorang wanita untuk menutup wajahya, akan tetapi dengan alasan yang
berbeda. Imam ahmad mengatakan bahwa wajib menutup wajah karena wajah termasuk
aurat, sedangkan 3 imam lainnya berpendapat bahwa menutup wajah untuk menghindari
fitnah (bukan termasuk aurat).

Hadis Abu Hurairah : setiap anak adam terjerumus kedalam zina dan sulit untuk
dihindari, zina kedua tangan (meraba, memegang), kedua kaki (berjalan menuju tempat
maksiat), zina mulut (berciuman). Agama memberikan preventif agar tidak terjerumus
kedalam zina (mendekatinya). Jika dada saja diperintahkan untuk ditutup, maka wajah
lebih dianjurkan untuk ditutup, karena wajah lebih menarik dan memancarkan kecantikan
yang dapat menarik perhatian laki-laki. Hijab adalah kebiasaan wnaita shalihah dijaman
nabi, dijaman laki-laki terbaik (sholeh). Jika Sayyidah Aisyah melihat wanita zaman
sekarang, tentu beliau akan melarang para wanita untuk pergi ke masjid. Disebabkan
adanya yang berhias diri dan semacamnya. Pola pakaian para istri dan para shohabiyat,
Rasulullah bersabda jika dalam berpakaian namun belum menutup sampai kebawah,
maka dianjurkan untuk menjulurkan pakaian lebih dari satu jengkal untuk menutupi
tumit, atau ditambah satu hasta dan tidak boleh lebih dari itu. Kata Ummu Salamah,
pakaian wanita dilebihkan satu jengkal jika masih terlihat maka ditambah satu hasta. Jika
wanita sedang haid pada saat hari raya, maka hendaklah tetap datang ke masjid untuk
mendengarkan khutbah, menyemarakkan hari raya, walaupun tidak melaksanakan sholat
dan tidak dianjurkan memasuki masjid (tercantum juga dalam kitab Bulughul Maram).
Syarat-syarat pakaian wanita : betul-betul menutupi kulit (tidak tipis) atau
transparan, longgar dan tidak ketat, tidak memperlihatkan lekuk tubuh, menutup semua
bagian tubuh yang mengundang fitnah (jika bersama mahram juga tidak diperkenankan
membuka bagian tubuh yang tidak biasa terlihat), tidak menyerupai pakaian laki-laki
(Allah melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan sebaliknya), tidak menarik
perhatian orang lain (warna cerah, pernak-pernik dll), tidak memakai wewangian dengan
berlebihan.

Pendapat Imam Abu hanifah, Imam Syafi’i dan Imam Maliki, bahwa wajib
menutup aurat (wajah) karena pandangan ketika dihadapan yang bukan mahram, mereka
tidak mewajibkan menutup muka dan tangan karena aurat. Menurut imam syafi’i tidak
ada perbedaan pendapat tentang wajib menutup aurat untuk menghindari fitnah. Menurut
Imam Haramain pandangan termasuk sesuatu yang dapat menimbulkan fitnah, oleh
karena itu dianjurkan untuk tetap menjaga pandangan dan menutup aurat.

Catatan : “Suatu pandangan yang keliru adalah menganggap cadar sebagai aliran radikal,
teroris dan sebagainya, yang sebenarnya hal itu tidak ada hubungannya antara cadar
dengan teroris.”

Wallahu ‘Alam ..

Anda mungkin juga menyukai