Catu daya adalah sebuah perangkat yang berguna sebagai sumber listrik untuk
perangkat lain ,pada dasarnya catu daya bukanlah sebuah alat yang menghasilkan
energi listrik saja,namun ada beberapa catu daya yang menghasilkan mekanik,dan
energi yang lain .
Catu daya cadangan (generator set) berfungsi mengambil alih beban catu daya
utama apabia daya utama pada jaringan pertama atau PLN terjadi kegagal ,catu
daya cadangan(generator set) di Bandar Udara Internasional Sultan Aji
Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan terbagi menjadi 3 tempat, Kedua
jaringan tersebut melayani kebutuhan energi listrik di Bandar Udara Internasional
Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan.
Berikut penjelasan catu daya cadangan (Generator Set) yang terdapat pada
Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan
Balikpapan :
Dalam sistem output generator set pada main power house 1 dengan 5 x 1.000
kVA generator set terpasang 3 x 1.000 kVA generator set Yanmar (G1,G2,dan
G3) akan dioperasikan secara bergantian untuk melayani 2 buah beben kelompok
yaitu Teknikal dan General. sedangkan untuk 2 x 1.000 kVA generator set MTU
dan Cummins (G4 dan G5) di pasang secara sinkron dan dihubungkan ke general
burbar guna memenuhi kebutuhan listrik sisi general (non-priority).
Gambar 4. 3 Generator Set di Main Power House 1
Dalam pengoprasian generator set ini terdapat 6 mode pengoprasian yang awal
konsep perencanaannya untuk me-random pengoprasian 3 x 1.000 kVA generator
set Yanmar . 6 mode yang dimaksud adalah mode A (G2 general dan G3
technical), maka B (G1 general dan G2 teknikal), makan C (G3 general dan G1
teknikal ) serta 3 mode lainnya apabila hanya tersedia 1 generator set yang dapat
dioperasikan untuk mengambil alih beban prioritas (teknikal) yaitu mode D (G3
teknikal ),mode E (G2 teknikal) dan F (G1 teknikal)
Lain halnya dengan sistem output generator set pada main power house 2
dengan 5 x 2.000 kVa generator set merk Mitshubishi S16-PTA2-S yang
dipasang secara singkron serta dihubungkan dengan main busbar guna memenuhi
kebutuhan listrik pada gedung terminal baru
Generator set 5 x 2.000 kVA yang difungsikan untuk mem-back up catu daya
pada gedung terminal penumpang Bandar Udara Internasional Sultan Aji
Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan ini dikontrol oleh PKG (Panel
Kontrol Genset), dimana didalam sistem operasionalnya kelima generator set
akan berurutan (sesuai master generator set mana yang dipakai untuk menjadi
master ) aktif atau running apabila terjadi kegagalan pada sistem catu daya utama
(PLN). Setelah seluruh generator set yang didalam kondisi siap dioperasikan telah
aktif dan sinkron setelah itu mentransferkan daya listrik menuju beban selama
beberapa waktu, maka melalui PKG generator set yang aktif ini akan di kontrol
efesiensinya denganmenyesuaikan beban yang terpasang dengan kemampuan
generator set . Sehingga apabila beban terpasang dapat disuplai dengan beberapa
generator set saja,maka generator set yang lain akan di nonaktifkan dan begitu
pula apabila beban terpasang meningkat atau bertambah maka jumlah generator
set yang aktif akan bertambah atau berkurang secara otomatis.
Generator set yang ada digedung ini memakai generator set Cummins Q5K23-
G3. Dioperasikan pada tahun 2014 berkapasitas 800 kVA sebanyak 1 unit dengan
sistem control elektronik.
Output generator set pada gedung parker 1 x 800 kVA terpasang dengan merk
Cummins Q5K23-G3 yang hanya untuk mem-back up catu daya pada gedung
parker Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan
Balikpapan.
Gambar 4. 7 Generator Set di Gedung Parkir
Serta catu daya arus searah atau DC power yang difungsikan untuk sistem
kontrol, baik kontrol untuk sistem transmisi dan distribusi maupun Airfield
Lighting System (AFL) . Catu daya sistem kontrol ini menggunakan tegangan 110
VDC
Gambar 4. 8 Moveable Generator Set
Sistem transmisi dan distribusi juga terbagi menjadi 2 sistem jaringan, yaitu
jaringan dari Main Power House 1 yang disuplai dari PLN dengan kapasitas 3465
KVA dengan tegangan 20KV dan Main Power House 2 yang disuplai dari PLN
dengan kapasitas 8660KVA dengan tegangan 20KV.
Kelompok beban tersebut yaitu beban general atau non priority menggunakan
sistem jaringan radial dan beban technical atau priority menggunakan sistem
jaringan ring atau loop, serta transformator daya dengan berbagai kapasitas daya
dengan spesifikasi data
Merupakan jaringan sistem distribusi primer yang sederhana dan murah biaya
investasinya. Pada jaringan ini arus yang paling besar adalah yang paling dekat
dengan Gardu Induk. Tipe ini dalam penyaluran energi listrik kurang handal
karena bila terjadi gangguan pada penyulang maka akan menyebabkab terjadinya
pemadaman pada penyulang tersebut.
Kekurangan :
– Kualitas Listrik Kurang Baik
– Jika Mengalami gangguan pada satu titik maka titik yang lain tidak akan teraliri
listrik
Tipe ini merupakan jaringan distribusi primer, gabungan dari dua tipe jaringan
radial dimana ujung kedua jaringan dipasang PMT. Pada keadaan normal tipe ini
bekerja secara radial dan pada saat terjadi gangguan PMT dapat dioperasikan
sehingga gangguan dapat terlokalisir.
Kekurangan :
Berikutnya pada jaringan transmisi dan distribusi yang terdapat pada Main
Power House 2 , saat ini di khususkan untuk mensuplai kebutuhan operasional
gedung terminal penumpang yang baru.
Sistem proteksi jaringan transmisi dan distribusi pada power station lama
Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan
Balikpapan ini sebelumnya menggunakan DS (Disconnecting switch) dan CB
(circuit breaker) jenis GCB (Gas Circuit Breaker) untuk tegangan menengah
20kV (garis merah) dan 6kV (garis kuning) serta ACB (Air Circuit Breaker)
untuk tegangan rendah 380 V.
GCB yang digunakan pada jaringan transmisi terdiri dari 3 jenis yaitu GCB
merk merlin gerlin tipe Vercors M6 DM12 pada setiap CB,tipe Vercors M6 CM
atau TM yang difungsikan sebagai metering dan tipe Vercors M6 GAM yang
difungsikan sebagai DS dengan arus nominal 630 A.
Saat ini sistem jaringan transmisi dan distribusi pada power station lama
Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan
Balikpapan ini menggunakan sistem proteksi GCB untuk teganangan menengah
dan ACB untuk tegangan rendah,dimana pada tegangan menengah 20kV
menggunakan jenis LBS (Load Break Switch),CB (Circuit Breaker) dan ATS
(Automatic Transfer Switch).Dalam sistem jaringan transmisi ini GSB tegangan
menengah yang dipergunakan merupakan produk Schneider SM6 series yang
menggunakan Sulphur hexafluoride (SF6) atau Vacuum sebagai media
proteksinya.
Dimana untuk cubicle indoming yang umum terdapat dalam setiap MVMDP
menggunakan jenis SM6-IM yang memiliki fitur standar berupa sakelar hubungan
tegangan menengah dan sakelar hubung tanah,busar 3 phase,CIT load brak switch
dan fused switch.pengoperasiannya secara mekanis menggunakan tuas.
Cubicle jenis SM6-CM ini salah satunya dipergunakan untuk pengukuran pada
MVMDP dimana jenis ini memiliki fitur standar berupa sakelar hubung tegangan
menengah dan sakelar hubung tanah,busbar 3 phase,pengoperasian pelepasan
manual menggunakan tuas, 3 transformator tegangan (phasa ke netral),sirkuit
tegangan rendah.
Cubicle Jenis SM6-DM-A ini pada umumnya dipergunakan sebagai Circuit
Breaker pada setiap MVMDP dengan jenis gas Sulphur hexafluoride (SF6)
sebagai proteksinya,sakelar hubung tegangan menengah dan sakelar hubung
tanah,busbar 3 phase,pengoperasian circuit breaker menggunakan motorized dan
manual,pengoperasian pelepasan manual menggunakan tuas indicator adanya
tegangan,3 transformator arus kontak tambahan pada circuit breaker mekanikal
interlock antara circuit breaker dan disconnector,elemen pemanas, penghubung
kabel untuk jenis dry cable,serta lightning arrester 2kA.
Pada cubicle ATS jenis SM6-NSM-cable terdapat salah satu fitur control
otomatisT200-S dimana perangkat ini dapat mengontrol dan memonitoring ATS
tegangan menengah tersebut dengan memberikan informasi berupa posisi sakelar
deteksi kegagalan ,nilai arus.serta dapat memberikan perintah sakelar terhubung
atau terlepas dengan berbagai indikasi seperti over cuerrent and zero sequence
yang dapat diatur set point dan terdapat pula terhubung dengan control perintah
terpusat segala jenis SCADA melalui transmisi data RS232, RS485, PSTN, FSK,
FFSK, GSM/GPRS. Control unit ini juga dilengkapi dengan internal back up
power supply serta polarized connector untuk mengumpulkan data pengukuran atau
data kesalahan dalam proses instalasi maupun perawatan berkala secara manual.
Selain control unit jenis T200-S diatas pada cubicle SM6-DMI-A yang
terpasang pada sistem jaringan transmisi dan distribusi di Bandar Udara
Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan dilengkapi
dengan sebuah protection and control monitoring jenis sepan series 40.Dimana
unit proteksi jenis sepam series 40 ini memiliki fitur yang cukup lengkap.
Karakteristik utama sepam seties 40 ini adalah 4 current input, 3 voltage input,
10 logic input, 8 relay output, logic editor, 1 modbus communication port dan 16
RTD (Resistance Temperature Devices).Kontrol unit ini memiliki fungsi utama
yaitu sebagai proteksi terhadap phasa arus lebih dan kebocoran arus hubung tanah,
proteksi termal, beban lebih, arah kbocoran arus hubung tanah atau netral
terhadap impedansi tanah (rendah,tinggi atau reaktif), proteksi arah arus lebih
dengan pengingat tegangan serta proteksi fungsional tegangan dan frekuensi
(rendah atau tinggi).
Pada sepam series 40 ini pula terdapat 24 sistem proteksi dengan kode tertentu
yang dilandasi oleh American National Standart Institute (ANSI) dan 9 sistem
pengukuran dimana seluruh sistem proteksi dan pengukuran yang tersedia pada
sepam series 40 ini disesuaikan dengan penggunaannya baik dibagian sub station
transformator daya, motor ataupun generator.Berikut spesifikasi sistem proteksi
dan pengukuran sepam series 40.
4.1.3 Uninterruptible Power Supply Di Bandar Udara SAMS Sepinggan
Balikpapan
UPS
TA
PE
JENIS OUT BACK HU
RA SERIA
N (MODUL KAPA PH PUT UP N
LA MERK L
O AR / SITAS AS VOL TIME INS
TA / TYPE NUMB
STAND (KVA) E TAG (MENI TA
N ER
ALONE) E (V) T) LAS
I
PASCA
L/ PCL- TUG5K MODUL 220 V 5 menit 199
1 UPS 5KC B349 AR 5 KVA 1 3
PASCA
5
L/ PCL- TUL5K MODUL 220 V 199
menit
2 UPS 5KC B279 AR 5 KVA 1 3
3 UPS ICA/ 1510F13 STAND 8 KVA 1 220 V 10 201
S1N510 00002 ALONE menit 3
0C
MM17U
220/3 15
RIELL T333090 MODUL 30 201
80 V menit
4 UPS O/ 003 AR KVA 3 1
MLT 30
X
MR22U
220/3 30
RIELL P529290 MODUL 2 x 60 201
80 V menit
5 UPS O/ 001 AR KVA 3 3
MR23U
MASTE P528600 MODUL
R MPS 001 AR
ML04U
220/3 15
RIELL P102740 MODUL 30 201
80 V menit
6 UPS O/ 003 AR KVA 3 0
MLT 30
X
ICA/
10
S1N510 1510F10 STAND 220 V 201
menit
7 UPS 0C 0007 ALONE 8 KVA 1 4
950
220/3 70
PILLER 6013 MODUL 2 x 300 201
80 V menit
8 UPS / 653 AR KVA 3 4
APOST
AR AP 950
Premiu 6013 MODUL
m 300 654 AR
ICA/
10
S1N510 1510F15 STAND 220 V 201
menit
9 UPS 0C 00033 ALONE 8 KVA 1 5
10 UPS EATON EJ511C MODUL 60 3 220/3 30 201
BC02 AR KVA 80 V menit 7
B8031F MODUL 2 X 10 10 201
220
11 UPS BORRI XS AR KVA 1 menit 8
Susunan baterai pada Uninterruptible Power Supply Piller 2x300 KVA yaitu
sejumlah 160 buah dengan tegangan 12 volt dan kapasitas 200 AH yang mampu
mem-back up terminal penumpang baru selama kurang lebih 30 menit pada catu
daya utama padam.
1) APOSTAR “O”
2) APOSTAR “I”
3) BYPASS “O”
Tombol untuk mematikan bypass
4) BYPASS “I”
5) Tombol “HAND”
6) Tombol “UP”
7) Tombol “DOWN”
8) Tombol OK
Untuk enter
9) Tombol ESC
Untuk keluar/batal
LED merah menunjukan adanya pesan kesalahan. Tekan tombol ini untukm
melihat event recorder.
15) Baterai
17) By Pass
18) Inverter
1) Memberikan energi listrik sementara waktu ketika terjadi kegagalan daya pada
listrik utama/PLN.
3) Memberikan waktu yang cukup untuk segera melakukan back up data dan
mengamankan sistem operasi (OS) dengan melakukan shutdown pada PC/Server.
8) Dapat melakukan kontrol UPS melalui jaringan LAN (RJ 45) dengan
penambahan aksesoris yang diperlukan.
A. Offline
Pada UPS jenis ini yang menjadi primary sourcenya adalah PLN ( stop
kontak ) dan baterai menjadi secondary sourcenya. Pada gambar tersebut terlihat
aliran listrik dari PLN(stop kontak) menuju transfer switch dan diteruskan ke
komputer. Garis putus-putus merupakan secondary source jadi listrik akan
dalirkan lewat jalur utama(primary source) terlebih dahulu baru jika sumber listrik
utama mengalami masalah maka listrik akan dialirkan lewat baterai terlebih
dahulu. Lisrik dari PLN, DC akan dirubah menjadi AC kemudian melewati
baterai setelah itu listrik akan dirubah dari AC ke DC untuk dialirkan ke
PSU(power supply Unit) pada komputer. Pada fase ini listrik dari PLN ikut
distabilkan oleh UPS, hal inilah yang akan mencegah kerusakan pada komponen
komputer akibat lisrtik yang tidak stabil. Pada proses perpindahan ini terdapat
jeda waktu (Transfer Time), sebagian besar UPS Offline memiliki jeda waktu
sekitar 4 ms, waktu tersebut cukup membuat komputer mati seketika tapi jika
komputer menggunakan PSU kualitas baik, yang mempunyai Holdtime lebih dari
4ms maka komputer tidak akan benar-benar mati.
Gambar 4.13 Jenis UPS Offline
Sumber : MakalahUPS.Academia.edu
B. Online
Pada UPS Online yang menjadi primary sourcenya adalah baterai dan
yang menjadi secondary sourcenya adalah listrik PLN(stop kontak). Listrik secara
otomatis mengalir melewati baterai kemudian ditransfer ke PSU, hal inilah yang
membuat tidak adanya transfer time pada online UPS karena baterai bekerja
sebagai primary source. Jika terjadi kerusakan pada baterai secara otomatis
transfer switch akan mengambil alih listrik tersebut kemudian disambungkan ke
secondary source. UPS jenis inilah yang sekarang banyak digunakan oleh
masyarakat karena memang prinsip kerjanya yang bagus.
a) 2 unit UPS di Gedung Terminal Bandara dengan kapasitas terpasang 300 kVA
(Redundant System) untuk melayani fasilitas antara lain : Check
in,FIDS,Server<BAS (Building Automation System),BHS (Baggage Handing
System) dan beberapalampu diarea terminal Bandara
b) 2 unit UPS di Substation T-1 dengan kapasitas terpasang 60 kVA untuk
melayani fasilitas antar lain : Approach Light circuit 1 & 2 ,Runway Light
circuit 1, Taxiway Light circuit 1,3,&5 dan Runway Threshold Light circuit
1,2,&3
c) 1 unit UPS di substation T-2 dengan kapasitas terpasang 60 kVA untuk
melayani fasilitas antar lain : RTIL, Runway LIGHT circuit 2, Taxiway Light
circuit 2&4, dan Runway Threshold Light circuit 1&2
d) 1 unit UPS di substation T-4 dengan kapasitas terpasang 30 kVA untuk
melayani fasilitas antar lain : Heli Taxiway dan Heli Parimeter Light
e) 1 unit UPS diterminal B dengan kapasitas terpasang 30 kVA untuk melayani
operasional di terminal B. Namun,sementara UPS dalam keadaan off
karenaterminal B sudah tidak digunakan lagi
f) 1 unit UPS di MPH 1 dengan kapasitas terpasang 1 kVA untuk melayani
system control desk
g) 1 unit UPS masing-masing di MPH 1 dan di MPH 2 dengan kapasitas
terpasang 8 kVA untuk melayani sistem motorize panel TM di MPH 1 dan
MPH 2
h) 1 unit UPS di MPH 1 dengan kapasitas terpasang 3 kVA untuk melayani
SCADA
i) 2 unit UPS di MPH 2 dan Tower dengan kapasitas 10 kVA untuk melayani
fasilitas sistem control desk di MPH 2 dan Tower
Adapun teknis pelaksanaannya adalah mengikuti sistem office hours pada bulan
pertama dan mengikuti operational hours pada bulan selanjutnya, dengan
keterangan seperti berikut :
4.3 Permasalahan
Pada saat ini banyak kubikel yang terdapat pada Bandara SAMS Sepinggan
Balikpapan yang digunakan untuk pengendali, penghubung dan pelindung serta
membagi tenaga listrik dari sumber tenaga listrik. Sebagai contoh ialah kubikel
outgoing trafo yang digunakan sebagai distribusi listrik dari Main Power
House(MPH) ke chiller. Chiller atau bisa di sebut dengan AC sangat dibutuhkan
pada terminal guna untuk memberikan kenyamanan pada penumpang, sehingga
penumpang tidak merasakan panas dalam terminal. Untuk itu kubikel yang di
gunakan untuk mendistribusikan tegangan ke chiller tersebut haruslah sangat di
perhatikan. Sebagai contoh adalah sambungan kabel ke kubikel dan terminasi
pada kabel tersebut.
Masalah yang terjadi adalah kabel yang digunakan pada kubikel tersebut
mengalami short circuit sehingga menyebabkan kubikel tersebut mengalami trip.
Dengan adanya masalah tersebut penulis mengangkat sebuah judul yaitu Analisa
kabel yang short pada Kubikel di Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan.
a. Penyebab terjadinya masalah