Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH TERAPI BEKAM BASAH TERHADAP PENURUNAN

KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA WANITA USIA MENOPAUSE


DI PELAYANAN BEKAM WAHID HOMECARE

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar


Sarjana Kebidanan

Oleh:
Maulidya Dwijayanti
NIM: 11194862211452

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN ALIH JENJANG


JURUSAN KEBIDANAN
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA
BANJARMASIN
2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Penyakit kolesterol tinggi atau hiperkolesterolemia merupakan salah satu penyakit


yang paling sering diderita oleh wanita usia menopause, dikarenakan terjadinya penurunan
fungsi tubuh dan kebiasan mengonsumsi makan makanan yang tidak sehat di usia muda.
Kadar kolesterol yang tinggi dapat memberikan efek buruk bagi kesehatan, semakin tinggi
kadar kolesterol dalam darah maka semakin tinggi juga resiko terjadinya berbagai penyakit
salah satunya adalah penyakit jantung. Penyakit jantung merupakan penyakit yang paling
sering mengancam jiwa, dikarenakan penderitanya bisa saja tidak sadar sedang mengalami
penyakit jantung dikarenakan kolesterol yang tinggi pada tubuhnya. Pengobatan secara
farmakologi terhadap penyakit hiperkolesterolemia sangat banyak terjual di pasaran dan
harganya cukup terjangkau, tetapi ada beberapa efek samping dapat ditimbulkan apabila
terlalu sering mengonsumsi obat-obatan.
Di Indonesia pelayanan terapi bekam sudah mulai populer di kalangan masyarakat.
Bekam merupakan salah satu pengobatan alternatif yang di sunnahkan oleh Rasulullah di
dalam hadist beliau dari Humaid Ath Thawil ra, dari Annas bin Malik ra, Rasulullah SAW
bersabda, “sesungguhnya sebaik-baiknya pengobatan yang kalian lakukan adalah berbekam”.
(HR. Tirmidzi). Dalam penelitian Siti Nur Hasina (2021:11) menyatakan adanya pengaruh
penurunan kadar kolesterol pada pasien yang diberikan terapi bekam basah. Terapi bekam
dapat mengeluarkan zat racun termasuk kolesterol yang tidak terereksikan oleh tubuh melalui
permukaan kulit dengan melukai dan penghisapan. Pemberian terapi bekam dilakukan pada
titik-titik meridian untuk menurunkan hiperkolesterolemia yaitu titik KHL1, UN2, UN3, AK1
dan AK2. Dosis untuk terapi bekam bisa diberikan 2 kali dalam 3 minggu yaitu selang waktu
sekitar kurang lebih 10 hari (Tafsir arifin, 2017).
Dari latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk mengambil judul penelitian
“Pengaruh Terapi Bekam Basah Terhadap Penurunan Kadar Kolesterol Total Pada Wanita
Usia Menopause Di Kelurahan Kuin Selatan Kota Banjarmasin”.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1. Apakah ada pengaruh terapi bekam basah terhadap penurunan kadar kolesterol total

pada wanita usia menopause di Kelurahan Kuin Selatan Kota Banjarmasin ?


1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1. Untuk mengetahui pengaruh terapi bekam basah terhadap penurunan kadar kolesterol

total pada Wanita usia menopause di Kelurahan Kuin Selatan Kota Banjarmasin

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan masyarakat dan menjadi

salah satu alternatif pengobatan bagi masyarakat dalam menurunkan kadar kolesterol

total yang tinggi.

1.4.2. Bagi Institusi

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi dan pembelajaran bagi

peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian lebih lanjut dengan

menggunakan topik yang berhubungan dengan judul di atas

1.4.3. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan bisa meningkatkan pengetahuan sehingga dapat

diimplementasikan pada kehidupan sehari-hari dalam memberikan alternatif

pelayanan kebidanan terhadap wanita usia menopause yang mengalami peningkatan

kadar kolesterol.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Landasan Teori

2.1.1. Konsep Kolesterol


a. Pengertian
Kolesterol adalah lipid amfipatik unsur penting dalam membran plasma dan
lipoprotein plasma. Kolesterol sering di jumpai bentuk kombinasi dengan asam
lemak sperti ester kolesterol. Hampir 70% kolesterol dalam lipoprotein plasma
terbentuk ester kolesterol (Guyton dan Hall, 2015).
b. Hiperkolesterolemia
Hiperkolesterolemia merupakan kondisi kadar kolesterol berada pada angka lebih
dari 200 mg/dl. Adapun fakor yang mempengaruhi terjadinya hiperkolesterolemia
yaitu asupan makanan, usia, jenis kelamin dan aktivitas fisik.

2.1.2. Konsep Menopause


a. Pengertian
Menopause adalah masa berakhirnya siklus menstruasi secara alami, biasa terjadi
pada wanita secara alami, yang umumnya terjadi saat wanita memasuki usia 45
hingga 55 tahun. Seorang wanita dikatakan sudah menopause bila tidak mengalami
menstruasi lagi, minimal 12 bulan. Kata menopause berasal dari bahasa Yunani yang
berarti “bulan” dan “penghentian sementara”. Berdasarkan definisinya, kata
menopause berarti masa istirahat. Namun, secara medis, istilah yang lebih tepat
adalah menocease karena istilah menopause secara medis berarti berhentinya masa
menstruasi, bukan istirahat.
b. Tahapan
Menopause terdiri dari empat tahap, yaitu tahap pramenopause, tahap
perimenopause, tahap menopause, dan dilanjutkan dengan tahap paskamenopause.
Pada tahap pramenopause terjadi kekacauan siklus haid, perubahan psikologis/
kejiwaan, perubahan fisik, pendarahan memanjang dan relatif banyak, terkadang
disertai nyeri haid (dismenorea).
c. Gejala Menopause
Pada tahap menopause yang terjadi adalah hot flashes, berkeringat pada malam hari,
dan akibat turunnya kadar hormon estrogen sehingga vagina terasa kering dan gatal
disertai iritasi atau nyeri saat bersenggama, gangguan tidur, gangguan daya ingat,
perubahan mood, penuruan keinginan berhubungan seksual, gangguan berkemih
akibat kadar estrogen yang rendah sehingga terjadi penipisan jaringan kandung
kemih dan saluran kemih yang berakibat penurunan kontrol dari kandung kemih atau
mudahnya terjadinya kebocoran air seni (apabila batuk, bersin, atau tertawa) akibat
lemahnya otot di sekitar kandung kemih, serta perubahan fisik lainnya seperti
distribusi lemak yang lebih terkonsentrasi padabagian pinggang dan perut, adanya
perubahan tekstur kulit menjadi keriput dan berjerawat (Zaitun, 2020)

2.1.3. Konsep Bekam


a. Pengertian
Terapi bekam merupakan terapi klasik yang telah dipakai untuk mengobati beberapa
jenis kelainan penyakit baik penyakit akut bahkan kronis seperti hemophilia, darah
tinggi, gout, rematik, sakit punggung, migran, vertigo, dan cemas bahkan penyakit
umum lainnya baik bersifat fisik maupun mental. Metode menghisap permukaan
kulit dengan mengeluarkan darah kotor yang ada di dalam tubuh disebut bekam
basah. Manfaat bekam jenis ini dapat mengurangi nyeri pada bagian tubuh salah
satunya nyeri punggung, selama 6 hari kulit yang di bekam akan menjadi merah
kehitam hitaman. Sedangkan untuk bekam kering tekniknya sama hanya saja tidak
mengeluarkan darah kotor yang ada dalam tubuh pasien dan bekas bekam di kulit
lebih cepat hilang (Roidah, 2014).
b. Manfaat bekam
Roidah (2014) mengungkapkan ada berbagai manfaat terapi bekam basah pada
penyakit akut maupun kronis diantaranya melancarkan peredaran darah, menurunkan
ketegangan otot terutama pada pundak, bahu, lutut, dada, punggung, serta
menstabilkan tekanan darah.
c. Efek samping
Menurut Roidah 2014 Terapi bekam memiliki beberapa efek samping yang perlu
diperhatikan yaitu :
1. Meninggalkan bekas
Warna hitam ke unguan yang terlihat dikulit saat selesai bekam namun kondisi
ini biasanya hilang dalam rentang waktu kurang satu minggu, kondisi seperti ini
biasanya dikenal dengan reaksi pigmen.
2. Kondisi tubuh yang lemah
Hal ini biasanya terjadi saat pasien dalam kondisi lapar dilakukan terapi bekam,
sehingga untuk mengantisipasi efek samping ini sebaiknya sebelum dilakukan
tindakan pasien makan terlebih dahulu.
3. Tertular penyakit
Efek samping ini terjadi jika alat yang di gunakan tidak steril. Jadi untuk
menghindari penuularan penyakit pastikan alat yang akan di gunakan steril.
d. Tata Cara Bekam
Tata cara pelaksanaan terapi bekam diantaranya adalah :
1. Persiapan alat
a) Bekam (kop dan pompa yang telah di sterilisasi), tisu, minyak zaitun,
kantong kresek, sarung tangan karet, dan alat tensimeter.
b) Proses mensterilkan alat agar terbebas dari kuman dan tidak menyebarkan
penyakit, dengan cara: merebus tabung kop selama 30 menit setelah air
mendidih (karet dilepas dulu).
2. Menyiapkan pasien
a) Menjelaskan kepada pasien tentang bekam, efek yang terjadi dan proses
kesembuhan.
b) Pasien disiapkan mentalnya supaya tidak gelisah dan takut
c) Bagi pasien yang belum pernah dibekam/ pertama kalinya di bekam cukup di
bekam 2-3 gelas.
3. Menyiapkan diri sendiri (juru bekam)
a) Dalam keadaan sehat tidak sakit
b) Menguasai ilmu bekam (professional)
c) Sudah sering di bekam dan membekam
4. Mewawancarai pasien
a) Keluhan pasien, keluhan utama, keluhan tambahan lain serta riwayat
penyakit
b) Keluhan dari masing-masing organ tubuh.
5. Memeriksa fisik pasien
Pemeriksaan umum: tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan, lidah, iris, telapak
tangan dll.
6. Menentukan daerah dan titik yang dibekam
a) Titik yang sesuai dengan yang dikeluhkan
b) Titik lain yang satu meridian dengan titik yang dikeluhkan
c) Titik lain yang berlawanan dengan titik yang dikeluhkan
d) Titik-titik istimewa
e) Titik-titik khusus
f) Melakukan pembekaman
g) Bekam dengan menusuk-nusuk pada permukaan kulit untuk mengeluarkan
darah kotor. Bekam sendiri bisa dilakukan dalam rentang waktu 3 minggu 2
kali (Tafsir arifin, 2017).

1.2 Kerangka Teori

1.3 Kerangka Konsep

Wanita Usia Menopause

Kadar Kolesterol Tinggi > 200 mg/dl

Terapi Bekam Basah


Gambar Kerangka Konsep

1.4 Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah ada pengaruh penurunan kolesterol total pada wanita usia

menopause yang mengalami hiperkolesterolemia.


BAB II

METODE PENELITIAN

2.1 Penentuan Lokasi, Waktu dan Sasaran Penelitian

Penentuan Lokasi

Penelitian ini akan dilaksanakan di Kelurahan Kuin Selatan Kecamatan Banjarmasin

Barat Kota Banjarmasin

Waktu

Penelitian ini dimulai pada ………….

Sasaran Penelitian

Sasaran pada penelitian ini adalah semua wanita usia menopause di Kelurahan Kuin

Selatan yang menderita hiperkolesterolemia

2.2 Jenis dan Rancangan

Penelitian Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan adalah pra eksperimental dengan pendekatan one

group pra-post test design.

Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu analitik tipe pra eksperimental yang artinya sebuah rencana

penelitian yang digunakan untuk melihat hubungan sebab akibat adanya keterlibatan

penelitian dalam menggunakan manipulasi terhadap variabel bebas. Untuk pendekatan

yang digunakan yaitu one grup pra-post test design merupakan suatu cara

mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan melibatkan suatu kelompok subjek.


2.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi

Populasi yang diambil dalam penelitian ini yaitu seluruh wanita usia menopause di

Kelurahan Kuin Selatan Kecamatan Banjarmasin Barat Kota Banjarmasin yang

menderita hiperkolesterolemia dengan target 30 orang.

Sampel Penelitian

Sampel pada penelitian ini adalah sebagian wanita menopause yang menderita

hiperkolesterolemia di Kelurahan Kuin Selatan Kota Banjarmasin. Adapun teknik

pengumpulan sampel dalam penelitian ini menggunakan simple random sampling.

2.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel Penelitian

Variabel independen (bebas) dalam penelitian ini yaitu terapi bekam basah. Variabel

independen merupakan variabel yang dapat mempengaruhi munculnya yang menjadi

penyebab perubahan atau timbulnya variabel independen. Sedangkan variabel dependen

(terikat) dalam penelitian ini adalah penurunan kadar kolesterol total pada wanita usia

menopause yang menderita hiperkolesterolemia.

Definisi Operasional

Variabel Pengertian Pelaksanaan Alat Ukur Kriteria


Independen Bekam adalah Tata cara bekam SOP terapi
(terapi salah satu 1) Persiapan bekam
bekam) terapi atau 2) Mewawancara
pengobatan pasien dan
komplementer menandatangani
beberapa informed
penyakit consent
dengan cara 3) Memeriksa fisik
mengeluarkan pasien
darah dari
permukaan 4) Menentukan
kulit. titik yang akan
dibekam
5) Melakukan
pembekaman

Dependen Kolesterol Kadar kolesterol Alat cek Tinggi : >


(Kadar adalah kadar total yang dicek kolesterol 200 mg/dl
Kolesterol) lemak yang sebelum dan sederhana Normal : 160-
dibutuhkan sesudah terapi (Autocheck) 200 mg/dl
oleh tubuh bekam Rendah : <
untuk sintesis 160 mg/dl
hormon dan
pembentukan
membran sel.

2.5 Jenis dan Sumber

Data Jenis Data

Nominal

Sumber Data

Penelitian ini menggunakan sumber data primer yang didapatkan langsung dari pasien

2.6 Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya lembar observasi, kit set alat

pemeriksaan kolesterol total merk Autocheck, dan peralatan bekam

Teknik Pengumpulan Data

Observasi
2.7 Uji Validitas dan Reliabilitas (untuk Skripsi)

2.8 Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini memiliki tujuan melihat perbedaan kadar kolesterol

total pada wanita usia menopause yang menderita hiperkolesterolemia sebelum dan

sesudah diberikan terapi bekam di Kelurahan Kuin Selatan. Dengan menggunakan uji

wilxocon.

2.9 Etika Penelitian

Dengan menggunakan informed consent, menyamarkan nama pasien dan menjaga

kerahasiaan.

Ethical Clereance

Ijin Tempat Penelitian

Informed Consent

Confidentiallity

Benefit

Justice
DAFTAR PUSTAKA

Arifin Tafsir, 2017. Dahulukan Dawuh Rasulullah.Crew Bekam: Kediri.

Guyton & Hall, 2015. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9.EGC: Jakarta.

Hasina, Siti nur dan Ellya Chandra Hariyani. “Jurnal Keperawatan” Vol.13 No.1.
"TERAPI BEKAM BERPENGARUH TERHADAP PENURUNAN KADAR
KOLESTEROL DARAH TOTAL". Januari 2021: 11-12

Roidah, 2014. Keajaiban Pengobatan Islam. Jakarta: Zikrul Hakim.

Zaitun, Desi Rizkiyah, Zakia amna Nurmasyitah, Nailatul Qadrina, Khairul muna.
"Jurnal Pengabdian Masyarakat (Kesehatn) Vol.2 No. 1." PENERAPAN DALAM
MENGHADAPI MENOPAUSE PADA IBU USIA 40-45 TAHUN DI KEMUKIMAN
UNOE KECAMATAN GLUMPANG BARO KABUPATEN PIDIE, April 2020: 65-68

Anda mungkin juga menyukai