Bab Ii
Bab Ii
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK
1. AGNES DWI SANTI, S.Kep 113063J121059
BAB II
HASIL PENGKAJIAN
A. Kajian Situasi Rumah Sakit Suaka Insan Banjarmasin
Motto dari Rumah Sakit Suaka Insan adalah “In Omnimbus Caritas” yang
berarti “Segalanya dalam Kasih”
Gambar 2.1
Pada tahun 1967, enam suster SPC dari Filipina tiba di Banjarmasin.
Pembangunan rumah masih belum selasai, selama menunggu selesainya
Rumah Sakit, suster-suster membuka sebuah Poliklinik sambil mempersiapkan
segala sesuatuyang diperlukan untuk sebuah Rumah Sakit yang akan dibuka.
Tanggal 23 Februari 1972 Rumah Sakit baru berkapasitas 70 tempat tidur dan
68 karyawan diberkati oleh Mgr.W. Demarteau MSF selaku Uskup
Banjarmasin dan memberi nama“Rumah Sakit Suaka Insan”.
Hari berikutnya Rumah Sakit sudah mulai menerima pasien, secara resmi
Rumah Sakit Suaka Insan dibuka oleh Gubernur Kalimantan Selatan pada
Tanggal 14 April 1972.
Rumah Sakit Suaka Insan merupakan pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan dalam bentuk badan hukum yayasan dengan nama yayasan
adalah Yayasan Suaka Insan Kesehatan. Walaupun manajemen rumah sakit
berbasis manajemen bisnis, namun Rumah Sakit Suaka Insan memiliki tujuan
pelayanan sosial sesuai dengan tujuan yayasan.
Pada tahun 2010 Rumah Sakit Suaka Insan lulus Akreditasi Rumah
Sakit 12 pelayanan dan terus melakukan perluasan serta pengembangan,
hingga pada tahun 2014, Kapasitas tempat tidur di RS Suaka Insan adalah 200
tempat tidur, karyawan total berjumlah 414 orang, melayani semua pelayanan
spesialis dasar di klinik spesialis. Pada akhir tahun 2017 Rumah Sakit Suaka
Insan diakreditasi dengan hasil paripurna yang mendapat predikat bintang
lima.
3) Perawat Pelaksana
Uraian Tugas
- Membaca renpra yang telah ditetapkan PP
- Membina hubungan terapeutik dengan klien/keluarga, sebagai lanjutan
kontrak yang sudah dilakukan PP.
- Menerima klien baru (kontrak) dan memberikan informasi format
orientasi klien/keluarga jika PP tidak ada di tempat.
- Melakukan tindakan keperawatan pada kliennya berdasarkan renpra.
- Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan dan
mendokumentasikannya pada format tersedia.
- Mengikuti visite dokter bila PP tidak ditempat.
- Memeriksa kerapian dan kelengkapan status keperawatan
- Membuat laporan pergantian dinas dan setelah selesai di paraf.
- Mengomunikasikan kepada PP/PJ dinas bila menemukan masalah yang
perlu diselesaikan.
- Menyiapkan klien untuk pemeriksaan diagnostic, laboratorium,
pengobatan dan tindakan.
- Berperan serta dalam memberikan pendidikan kesehatan pada
klien/keluarga yang dilakukan oleh PP
- Melakukan investarisasi fasilitas yang terkait dengan timnya.
- Membantu tim lain yang membutuhkan.
- Memberikan resep dan menerima obat dari keluarga klien yang
menjadi tanggung jawabnya dan berkoordinasi dengan PP.
3. Model Layanan
Metode pemberian asuhan keperawatan profesional. Ada 5 metode
pemberian asuhan keperawatan profesional yang sudah ada dan akan terus
dikembangkan di masa depan dalam menghadapi tren pelayanan keperawatan.
Untuk memberikan asuhan keperawatan yang lazim dipakai meliputi metode
fungsional, metode tim, metode kasus, modifikasi metode tim-primer.
Metode praktik keperawatan yang di lakukan di Bangsal Teresa
merupakan Metode SP2KP adalah sistem pemberian pelayanan keperawatan
profesional yang merupakan pengembangan dari MPKP ( Model Praktek
Keperawatan Profesional ) dimana dalam SP2KP ini terjadi kerjasama
profesional antara perawat primer (PP) dan perawat asosiet (PA) serta tenaga
kesehatan lainnya.
Salah satu upaya dalam peningkatan indikator mutu pelayanan
keperawatan adalah melalui SP2KP. SP2KP merupakan kegiatan pengelolaan
asuhan keperawatan di setiap unit ruang rawat di rumah sakit. Komponennya
terdiri dari: perawat, profil pasien, sistem pemberian asuhan keperawatan,
kepemimpinan, nilai-nilai profesional, fasilitas, sarana prasarana (logistik)
serta dokumentasi asuhan keperawatan.
Pada metode keperawatan primer, pemberian asuhan keperawatan
dilakukan secara berkesinambungan sehingga memungkinkan adanya
tanggung jawab dan tanggung gugat yang merupakan esensi dari suatu layanan
profesional.
Terdapat satu orang perawat professional yang disebut PP, yang
bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas asuhan keperawatan yang
diberikan. Pada MPKP , perawat primer adalah perawat lulusan sarjana
keperawatan/Ners.
RUJUKAN:
PUSKESMAS / RS LAIN PPB
JAMINAN PERUSAHAAN (PENERIMA PASIEN BARU
)
RAWAT INAP
TATA USAHA /
KASIR
PULANG
5. Kapasitas Layanan
Bangsal Teresa merupakan Bangsal perawatan anak yang terdiri dari 9 kamar
dengan kapasitas 12 TT. Yang terdiri dari VVIP D,ada 5 kamar
(T1,2,7,8,9),VVIP C, ada 1 kamar (T3),kelas 1B ada 2 kamar (T5,6),kelas III
B,ada 1 kamar dengan 4 TT ( T4a,4b,4c,4d )
C. Unsur Input
1. Analisa Pasien di Ruang Rawat Inap Bangsal Teresa RS Suaka Insan
a. Kajian Teori
1) Pengertian
Istilah pasien berasal dari kata kerja bahasa latin yang artinya
“menderita”, secara tradisional telah digunakan untuk menggambarkan
orang yang menerima perawatan. Konotasi yang melekat pada kata itu
adalah ketergantungan. Karena alasan inilah banyak perawat memilih
kata pasien, yang berasal dari kata kerja bahasa latin yang artinya
“bersandar” dan berkonotasi bekerja sama dan independen.
Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah
kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan
baik secara langsung maupun tidak langsung di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan (Kemenkes 2022). Sedangkan kepuasan adalah perasaan
senang seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesenangan
terhadap aktivitas dan suatu produk dengan harapannya (Nursalam;
2011). Kotler (dalam Nursalam; 2011) menyebutkan bahwa kepuasan
adalah perasan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah
membandingkan antara persepsi atau kesannya terhadap kinerja atau
hasil suatu produk dan harapanharapannya.
4) Klasifikasi Pasien
No Kelompok Usia F %
1 ≥ 1 Tahun 15 16
2 1-5 Tahun 65 70
3 6-10 Tahun 10 11
4 11-19 Tahun 3 3
Total 93 100
Sumber Data : Bangsal Teresa, 2022
N Jenis Pembayaran F %
o
1 Umum 89 96
2 Asuransi 4 4
Total 93 100
Sumber Data : Bangsal Teresa, 2022
Tabel 2.4 Distribusi Jumlah Pasien Berdasarkan Tempat Tinggal
Periode Bulan Desember 2022
2 Luar Banjarmasin 0 0
Total 93 100
1 Hipertermi 7 70
Total 10 100
c. Analisa Data
No Uraian Jumlah
1 Total dirawat 93
2 Hari rawat 305
3 Lama rawat 280
4 Pasien keluar 87
Hidup 87
Mati 0
Sumber : Data sekunder
b. Ketenagaan
1) Karakteristik ketenagaan berdasarkan spesipikasi pekerjaan
Tabel 2.7 Distribusi Ketenagaan Berdasarkan Spesifikasi Pekerjaan di
Bangsal Teresa tahun 2023
Jumlah 14 100
Sumber : Data Sekunder
Berdasarkan tabel 3.2 di atas, sebagian besar (79%) ketenegaan di
Bangsal Teresa adalah tenaga keperawatan.
2) Karakteristik ketenagaan berdasarkan tingkat pendidikan
Tabel 2.8 Distribusi Ketenagaan Berdasarkan Tingkat
PendidikanTahun 2023
No Pendidikan Jumlah Persen
1 Strata 1 1 7
2 Diplom III 10 79
3 SLTA 2 14
Jumlah 14 100
Sumber : Data Sekunder
No Diklat Jumlah %
1 Pernah diklat 1 7,69
2 Tidak pernah diklat 12 92,31
Jumlah 13 100
AxBxC F
Tenaga Perawat (TP) = = =H
(C-D) E G
Keterangan :
A. Rata rata jumlah perawatan/ pasien/ hari
B. Rata rata jumlah pasien/hari
C. Jumlah setahun(365hari)
D. Jumlah hari libur masing masing perawat
E. Jumlah jam kerja masing masing perawat
F. Jumlah jam perawatan yang dibutuhkan perawat pertahun
G. Jumlah jam perawatan yang diberikan perawat pertahun
H. Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk unit tersebut
Rata-rata klien /hari X rata-rata jam perawatan /hari = 9 org X 4,25 = 5,4 ( 5,6 Org )
Jumlah jam kerja / hari 7 jam
TP : Tenaga Perawat
15222 +25% =
1640
Keterangan :
TM = Tenaga Medis
TT = Tempat Tidur
TPP = Tenaga Para Medis Perawatan
TPNP = tenaga para medis non perawatan
TNP = tenaga non medis
2 Douglas 13 11 2
3 Lokakaya PPNI 11 11 -
4 Metode Rasio 12 11 1
a) Kajian Teori
Berdasarkan dari hasil kuesioner yang dibagikan pada 25 orang perawat dengan
kriteria lama kerja <25 tahun diperoleh hasil bahwa (20,0%) menyatakan tidak
puas dengan pelayanan rumah sakit, dan (80,0%) menyatakan puas dengan
pelayanan rumah sakit.
2. MONEY (M2)
A. Kajian Teori
Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang
merupakan alat tukar menukar yang memiliki nilai guna tinggi. Besar kecilnya
hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh
karena itu uang merupakan alat yang penting untuk mencapai tujuan karena segala
sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan
berapa uang yang harus disediakan untuk membiayai gajih tenaga kerja, alat-alat
yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan di capai dari suatu
organisasi (Nursalam, 2008).
Menurut Nursalam 2016, M2-Money di fokuskan pada hal berikut:
a. Pemasukan
b. RAB, yang meliputi dana untuk kegiatan berikut :
1) Operasional (Kegiatan Pelayanan)
2) Manajemen (Pembayaran pegawai, listrik, air, telepon, dan lainnya)
3) Pengembangan (Sarana prasarana dan sumber daya manusia)
B. Kajian Data
a. Sumber Dana
Tabel 2.17 jenis pembayaran
Jenis Pembayaran
No Bulan
Asuransi Umum
1 Desember 2022 -4 89
3.Money Bidang
Rencana Kerja
4.Material Keperawatan dan
Instalasi
5.Mutu
Anggaran
d. Analisa Data
Menurut data yang di dapat sumber dana pembayaran pasien selama
bulan Desember 2022 yang berada di Bangsal Fransiskus RS Suaka Insan
Banjarmasin adalah menggunakan umum 96 %. Dan asuransi 4%.
Menurut informasi yang didapatkan dari Kepala Ruang Bangsal Teresa
RS Suaka Insan Banjarmasin, anggaran dana untuk pembayaran gaji perawat
sudah diatur oleh pihak oleh pihak rumah sakit sendiri yang langsung dikelola
oleh pihak keuangan rumah sakit. Untuk pemeliharaan ruangan seperti sarana
atau prasarana dan alat kesehatan serta perbaikan, pengadaan dana bagi
ruangan biasanya diperoleh dari penghasilan yang dikelola sendiri oleh rumah
sakit. Prosedur pengadaan barang dan jasa belanja langsung yang dananya
bersumber dari RS Suaka Insan Banjarmasin.
3. MATERIAL (M3)
A. Kajian Teori
Material merupakan peralatan penunjang yang mendukung kelancaran
dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien. Secara kualitatif fasilitas
yang tersedia seharusnya sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Fasilitas
dan alat-alat kedokteran maupun keperawatan dipenuhi melalui standar resmi
yang telah ditetapkan oleh masing-masing rumah sakit yang disesuaikan
dengan jenis dan kapasitas unit pelayanan.
Menurut Kementerian Kesehatan RI Tahun 2012 persyaratan Teknis
Bangunan Ruang Rawat Inap : a) Lokasi
Bangunan rawat inap harus terletak pada lokasi yang tenang, aman dan
nyaman, tetapi tetap memiliki kemudahan aksesibiltas atau pencapaian dari
sarana penunjang rawat inap.
Bangunan rawat inap terletak jauh dari tempat tempat pembuangan
kotoran, dan bising dari mesin/generator.
1) Denah, Persyaratan umum
Pengelompokan ruang berdasarkan kelompok aktivitas yang sejenis
hingga tiap kegiatan tidak bercampur dan tidak membingungkan
pemakai bangunan.
Perletakan ruangannya terutama secara keseluruhan perlu adanya
hubungan antar ruang dengan skala prioritas yang diharuskan dekat dan
sangat berhubungan/membutuhkan
Akses pencapaian kesetiap blok/ruangan harus dapat dicapai dengan
mudah
Kecepatan bergerak merupakan salah satu kunci keberhasilan
perancangan, sehingga blok unit sebaiknya sirkulasinya dibuat secara
linier/lurus (memanjang)
Jumlah kebutuhan ruang harus disesuaikan dengan kebutuhan jumlah
pasien yang akan ditampung.
Sinar matahari pagi sedapat mungkin masuk ke dalam ruangan.
Alur petugas dan pengunjung dipisah.
2) Pintu
Pintu masuk ke Bangsal Fransiskus, terdiri dari pintu kaca ganda,
masing-masing dengan lebar 70 cm dan 70 cm.
Pintu masuk ke kamar mandi umum, minimal lebarnya 85 cm. Pedoman
Teknis Bangunan Rumah Sakit, Ruang Rawat Inap 9 Direktorat Bina
Pelayanan
3) Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
Pintu masuk ke kamar mandi pasien, untuk setiap ruangan, minimal
harus ada 1 kamar mandi berukuran lebar 90 cm.
Pintu kamar mandi pasien, harus membuka keluar kamar mandi.
4) Tenang
Bangsal Teresa tergolong cukup tenang karena tidak ada pembangunan
yang sedang berlangsung dan walaupun ada pengunjung yang berlalu-lalang
namun tidak menimbulkan keributan atau gangguan, kadang ada klien rewel
atau bila sedang ada pembersihan/pemangkasan rumput di pekarangan
sekeliling Bangsal Teresa.
5) Terjaga kebersihannya
Bangsal Fransiskus terlihat bersih baik di luar atau di dalam ruangan, alat
kebersihan dan tempat sampah yang terpisah antara sampah medis dan non
medis yang tersedia sudah mencukupi.
6) Sirkulasi udara dan cahaya baik
Sirkulasi udara cukup baik, sirkulasi udara cukup baik, hawa ruangan
cukup dingin karena terdapat AC di beberapa ruangan. Pencahayaan cukup
baik.
7) Luas ruangan cukup nyaman
Luas ruangan sudah cukup memadai pada kamar tidur klien dan nurse
station.
B. Kajian Data
1) Data Tempat Tidur
Kapasitas tempat tidur di Bangsal Teresa berjumlah 12 tempat tidur
dengan kondisi yang baik dan layak untuk pasien.
Tabel 2.18 Daftar Peralatan dan Fasilitas untuk Pasien yang Terdapat
di Bangsal Teresa RS Suaka Insan Banjarmasin
1 / 1 ruangan
4 Kipas angin - - - -
10 Closed
a. Duduk 9 buah Baik 1 / ruangan Cukup
b. Jongkok - - - -
11 Bantal pasien 30 buah Baik 4 / 1 ruangan Cukup
(VIP)
Cukup
4 / 1 ruangan
Cukup
(kelas III)
2 / ruangan
12 Matras 12 buah Baik 4 / 1 ruangan Cukup
1 / 1 ruangan
4 / 1 ruangan
3 inventaris
17 Meja makan 12 buah Baik 4 / 1 ruangan Cukup
1 / 1 ruangan
4 / 1 ruangan
3 / 1 ruangan
22 Lantai
Bersih - Ya - -
Tidak licin - Ya - -
23 Bak sampah
a. Medis 1 Baik 1 / bangsal Cukup
3) Administrasi Penunjang
Buku administrasi yang di Bangsal Teresa RS Suaka Insan Banjarmasin
sudah cukup lengkap dan mudah dicari bila diperlukan pengumpulan data atau
pemeriksaan.
Tabel 2.21 Daftar Buku Kelengkapan Administrasi yang terdapat di Bangsal
Teresa
1-5 6 - 11 12 14 - 19 OBAT
PINTU
MASUK
DAN
KELUAR
C. Analisis Data
Berdasarkan data dari pengkajian di atas, sebagian besar peralatan di
Bangsal Teresa sudah memenuhi standar jumlah yang ditetapkan oleh RS Suaka
Insan Banjarmasin. Alat-alat yang sudah terpenuhi sesuai standar telah
dimanfaatkan oleh ruangan secara optimal sesuai kebutuhan klien. Untuk
peralatan yang tidak ada standar jumlahnya selama ini untuk mengevaluasinya
adalah berdasarkan kriteria kecukupan penggunaan dalam kegiatan sehari-hari.
4. MUTU (M4)
A. Kajian Teori
1) Kualitas Pelayanan Kesehatan
a) Pasien Safety
Berdasarkan Sasaran keselamatan pasien (SKP) yang
dikeluarkan oleh Standar Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1 (Kemenkes,
2011) dan JCI Acredition, maka sasaran tersebu meliputi 6 elemen
berikut. (1) Sasaran I : Ketepatan identifikasi pasien
(a) Pasien identifikasi menggunakan dua identitas pasien, tidak
boleh menggunakan nomor kamar atau lokasi pasien.
(a) Perintah lisan dan yang melalui telepon atau pun hasil
pemeriksaan dituliskan secara lengkap oleh penerima perintah atau
hasil pemeriksaan tersebut
(restrict access).
Sasaran VI : Penguranganresikopasienjatuh
Tabel 2.24 TOI Bangsal Teresa Periode Bulan Oktober, Nopember dan
DesemberTahun 2022
27. SPO Assesment awal & ulang nyeri Wong Baker & Numerie
Presentasi 90 %
Untuk SOP Pelaksanaan Pencegahan Resiko Jatuh di lakukan sesuai dengan SOP
atau di lakukan 90 %
B. Kajian Data
S (SITUATION)
B (BACKGROUND)
A (ASSESSMENT)
R (RECOMMENDATION)
TBaK
T (Tulis)
Penerima pasien menulis pesan yang disampaikan diformulir
terintegrasi pada rekam medis pasien yang dilaporkan, meliputi
tanggal dan jam pasien diterima. Gunakan simbol singaktan
sesuai standar. Dosis/nilai harus spesifik untuk menghindari
salah penafsiran; Nama petugas pelapor/memberi pesan, Nama
dan ttd petugas penerima pesan. Bila pasien melalui telepon,
pengirim pesan/dokter menandatangani pada saat visite hari
berikutnya.
Ba (Baca)
K (Konfirmasi)
Kajian Data
Kajian Data
C. Analisa Data
Dari hasil pengkajian dan analisa diatas hasil penjumlahan BOR selama
1 bulan terakhir yaitu bulan Desember 2022 ideal sesuai standar Nasional
yaitu 81,9%. Pada teori dari Depkes 2005 yaitu idealnya BOR suatu rumah
sakit adalah sebesar 60-85%. Kemudian perhitungan AVLOS (Length Of
Stay = Ratarata lamanya Klien dirawat), didapatkan hasil bahwa pada bulan
Desember 2022 rata-rata lamanya pasien di Bangsal Fransiskus ± 3 hari,
Teori yang dikemukakan oleh Depkes, 2005 dimana idealnya AVLOS
adalah 6-9 hari perawatan ini di karenakan kebanyakan dari pasien yang
dirawat di Bangsal Teresa sudah diizinkan oleh dokter penanggung jawab
(DPJP) untuk pulang dan kontrol dipoli yang sudah ditentukan tanggalnya
oleh dokter namun baik saja jika kurang dari hari yang dirawat. Selanjutnya
perhitungan BTO (Bed Turn Over) = Angka perputaran tempat tidur,
didapatkan hasil pada bulan Desember 2022 adalah 7x/perbulan, ini belum
bisa kita nilai apakah ideal atau tidak ideal karena perhitungannya selama 1
tahun ,berdasarkan teori Depkes 2005 bahwa rata-rata 1 tempat tidur bisa
dipakai 40-50x/tahun. TOI (Turn Over Interval) = Tenggang perputaran
atau disebut dengan jumlah rata-rata hari tempat tidur tidak dipakai,
menurut Depkes 2005 idealnya rata-rata hari tempat tidur tidak ditempati 1-
3 hari namun data yang didapat pada bulan Desember 2022 tidak ideal,
dimana terdapat tempat tidur tidak dipakai ± 7 hari. Ini dikarenakan tidak
semua tempat tidur selalu dipakai dan masa perawatan pasien yang tidak
terlalu lama.
5. METODE (M5)
Keluarga mendaftar RM
Dilaporkan ke DPJP
Pada dinas pagi yaitu kepala ruangan dan 3 orang staf yang
menjalankan tugas manejerial dan asuhan keperawatan namun
salah satu perawat pelaksana ada juga yang harus dipahami
adalah masing-masing posisi sebagai acuan untuk melaksanakan
pendelegasian tugas.
Pada dinas sore dan malam terdiri dari 2 orang perawat dimana
pemberian asuhan keperawatan dengan karakteristik kontinuitas
dan komprehensif dalam asuhan keperawatan oleh satu orang
perawat yang bertanggung jawab merencanakan, melakukan dan
mengkoordinasikan selama klien dirawat di ruang perawatan
namun ada juga satu orang yang bertugas dalam menyiapkan
obat untuk klien, perawat yang bertanggung jawab selama shift
dinas dengan tugas pokok menerima dan menegakan diagnosis,
membuat rencana dan mengadakan komunikasi dan koordinasi
dengan perawat lain atas rencana yang dibuat, mengevaluasi
hasil tindakan, membuat rencana pulang dan melakukan
rujukan.
c) Timbang Terima
2 Mengisi overan
Serah terima overan
3 ditandatangani oleh jaga yang
memberikan overan saat itu
Semua anggota shift dinas
4 sudah siap -
(shift jaga)
ke ruangan
5 Overan dilakukan di depan klien √
pasien
TOTAL 4
Presentase 80%
d) Ronde Keperawatan
e) Sentralisasi Obat
f) Supervisi
(1)Pengkajian
(2)Diagnosa Keperawatan
(3)Perencanaan
h) Discharge Planning
(1) Pengertian
(Harper, 1998).
Bagi Pasien
- Merasakan bahwa dirinya adalah bagian dari proses
perawatan sebagai bagian yang aktif dan bukan objek
yang tidak berdaya.
- Menyadari haknya untuk dipenuhi segala kebutuhannya
- Merasa nyaman untuk kelanjutan perawatannya dan
memperoleh support sebelum timbulnya masalah.
- Dapat memilih prosedur perawatannya
- Mengerti apa yang terjadi pada dirinya dan mengetahui
siapa yang dapat dihubunginya.
Bagi Perawat :
- Merasakan bahwa keahliannya di terima dan dapat di
gunakan
- Menerima informasi kunci setiap waktu
- Memahami perannya dalam system
- Dapat mengembangkan ketrampilan dalam prosedur
baru
- Memiliki kesempatan untuk bekerja dalam setting yang
berbeda dan cara yang berbeda.
- Bekerja dalam suatu system dengan efektif.
(4) Justifikasi Metode Discharge Planning
i) Dokumentasi Keperawatan