Anda di halaman 1dari 5

A.

Pengertian Just In Time (JIT)

Just In Time (JIT) merupakan konsep filosofi yang memusatkan kepada penekanan
biaya atau beban melalui pengurangan biaya persediaan dimana bahan yang dibutuhkan
beserta komponennya hanya didatangkan ketika bahan dan komponen tersebut dibutuhkan
untuk diproduksi atau dipakai untuk memperlancar kegiatan produksi dan jika produksi
belum dimulai atau belum dilakukan dan berbagai komponen juga belum diperlukan maka
sebaiknya bahan dan komponen tersbeut jangan sampai di perusahaan.

Prinsip JIT dapat digunakan di dalam memperbaiki pembukuan rutin seperti


penempatan lokasi dan penyusunan alat-alat dan perabot yang digunakan oleh proses
produksi melalui mesin. JIT ini juga sangat berguna untuk mengatur pekerjaan dalam kantor,
bisnis jasa atau departemen jasa pada perusahaan industri atau sangat berguna pula untuk
mengatur mengurangi keperluan persediaan di dalam pabrik atau di dalam supermarket serta
juga akan memperlancar usaha atau operasi perusahaan.

B. Prinsip-Prinsip Just In Time (JIT)


Untuk mengaplikasikan metode JIT maka ada tujuh prinsip yang harus dijadikan
dasar pertimbangan di dalam menentukan strategi sistem produksi, yaitu :
 Berproduksi sesuai dengan pesanan Jadwal Produksi Induk
Tujuan utama untuk memproduksi finished goods tepat waktu dan sebatas
pada jumlah yang ingin dikonsumsikan saja (Just In Time), untuk itu
proses produksi akan menghasilkan sebanyak yang diperlukan dan
secepatnya dikirim ke pelanggan yang memerlukan untuk menghindari
terjadi stock serta untuk menekan biaya penyimpanan (holding cost).
 Produksi dilakukan dalam jumlah lot (Lot Size)
Fleksibilitas aktivitas produksi akan bisa dilakukan, karena hal tersebut
memudahkan untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian dalam rencana
produksi terutama menghadapi perubahan permintaan dasar.
 Mengurangi Pemborosan (Eliminate Waste)
Semua pemakaian sumber-sumber input (material, energi, jam kerja mesin
atau orang) tidak boleh melebihi batas minimal yang diperlukan untuk
mencapai target produksi.
 Perbaikan aliran produk secara terus menerus
Tujuan pokoknya adalah menghilangkan proses-proses yang menimbulkan
bottleneck dan semua kondisi yang tidak produktif (idle, delay, material
handling) yang bisa menghambat kelancaran aliran poduksi.
 Penyempurnaan kualitas produk (Product Quality Perfection)
Disini selalu diupayakan untuk mencapai kondisi “zero defect” dengan
cara melakukan pengendalian secara total dalam setiap langkah proses
yang ada.
 Respek terhadap semua orang atau karyawan (Respect to People)
Dengan metode Just In Time dalam sistem produksi setiap pekerja akan
diberi kesempatan dan otoritas penuh untuk mengatur dan mengambil
keputusan apakah suatu aliran operasi bisa diteruskan atau harus
dihentikan karena dijumpai adanya masalah serius dalam satu stasiun kerja
tertentu.
 Mengurangi segala bentuk ketidak pastian (Seek to Eliminate
Contigencies)
Inventori yang ide dasarnya diharapkan bisa mengantisipasi demand yang
berfluktuasi dan segala kondisi yang tidak terduga, justru akan berubah
menjadi waste bilamana tidak segera digunakan. Segala bentuk yang
memberi kesan ketidakpastian harus bisa dieliminir dan harus sudah
dimasukkan dalam pertimbangan dan formulasi model peramalannya.

Ketujuh prinsip pelaksanaan Just in Time dalam sistem produksi di atas bukanlah suatu
komitmen perusahaan yang diaplikasikan dalam jangka waktu pendek, melainkan harus
dibangun secara berkelanjutan dan merupakan komitmen semua pihak dalam jangka panjang.
Dalam jangka pendek, ada kemungkinan aplikasi Just in Time dalam sistem produksi justru
akan menambah biaya produksi mengikuti konsekuensi proses terbentuknya kurva belajar.

C. Pengertian Activity Based Costing (ABC)


Menurut Kusnadi dkk dalam buku Akuntansi Manajemen Komprehensif Tradisional
dan Konteporer, ABC secara garis besar didefinisikan sebagai suatu sistem penetapan biaya
pokok dimana banyak kumpulan biaya overhead dialokasikan dengan mempergunakan dasar
yang dapat mencakup satu atau lebih faktor yang terkait dengan volume.

D. Manfaat dan Kelemahan Sistem ABC


Sistem ABC menghasilkan informasi dan biaya produk yang lebih dapat dipercaya
akan tetapi sistem ABC bukan hanya sekedar sistem alokasi biaya. Khusus untuk biaya
tingkat pabrik, ABC mempunyai sedikit atau mungkin tidak mempunyai manfaat sama sekali
jika dibandingkan dengan sistem biaya pada ABT. Semua sistem penetapan biaya produk
seringkali bertentangan di dalam mengalokasikan biaya tingkat pabrik kepada biaya pokok
produk. Di dalam volume produksi yang rendah, baik sistem ABC maupun sistem ABT
melaporkan biaya per unit yang lebih tinggi. Solusi parsial persoalan ini adalah
menyederhanakan alokasi bukan pada biaya tingkat pabrik akan tetapi kepada produk, batch
atau unit sebagai ganti penerapannya maka biaya tingkat pabrik diperlakukan sebagai biaya
tingkat periodik. Akan tetapi biaya tetap di dalam sistem penetapan biaya pokok langsung
meliputi berbagai biaya yang diidentifikasi ABC pada tingkat batch dan tingkat produk.

Anda mungkin juga menyukai