Anda di halaman 1dari 2

NAMA : DELLA FEBRI NURMALINDA

KELAS : AKUNTANSI REG B 2020


NIM : 2062007
MATKUL : AKUNTANSI PERBANKAN

1. Jurnal Kas Kecil


infrest fund
Tanggal Perkiraan Debet Kredit
10/3/2022 Kas Kecil Rp 5,000,000
Kas Rp 5,000,000
17/3/2022 Biaya Transportasi (BBM) Rp 500,000
Biaya Konsumsi Rp 2,000,000
perlengkapan Rp 1,000,000
Kas Kecil Rp 3,500,000
Kas kecil Rp 3,500,000
Kas Rp 3,500,000

Fluktuasi
Tanggal Perkiraan Debet Kredit
10/3/2022 Kas Kecil Rp 5,000,000
Kas Rp 5,000,000
11-17/3/2022 Biaya Transportasi (BBM ) Rp 500,000
Kas Kecil Rp 500,000
Biaya Konsumsi Rp 2,000,000
Kas Kecil Rp 2,000,000
Perlengkapan Rp 1,000,000
Kas Kecil Rp 1,000,000
Kas Kecil Rp 3,500,000
Kas Rp 3,500,000

2. Sistem pengendalian intern merupakan mekanisme pengawasan yang ditetapkan oleh manajemen Bank
secara berkesinambungan yang dilaksanakan oleh seluruh manajemen dan karyawan di setiap jenjang
organisasi Bank.
Tujuan di buatnya SPI oleh Bank :
i) Efektivitas dan efisiensi operasi, yang menjamin semua kegiatan usaha Bank telah dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan dan peraturan perundangundangan yang berlaku,
ii) Keandalan pelaporan keuangan, untuk menyediakan laporan yang benar, lengkap, tepat waktu dan relevan
yang diperlukan dalam rangka pengambilan keputusan yang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan
iii) Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, guna meningkatkan efektivitas dan efisiensi
dalam menggunakan aset dan sumber daya lainnya dalam rangka melindungi Bank dari risiko kerugian.
iv) Mengurangi dampak kerugian, mencakup kerugian akibat dari penyimpangan termasuk kecurangan/ fraud
dan pelanggaran aspek kehati-hatian
Contoh
Sistem Pengendalian Internal (SPI) di Bank Jatim menggunakan pendekatan COSO (Committe of Sponsoring
Organization of the Treadway Commission) dimana penerapan ERM (Enterprise Risk Management)
melibatkan seluruh komponen perusahaan yaitu manajemen dan karyawan. Pemantauan risiko dilakukan
terhadap besarnya untuk mengidentifikasi suatu kejadian atau potensi kejadian yang dapat menimbulkan
kerugian, eksposur risiko, kepatuhan terhadap limit internal, dan konsistensi pelaksanaan dengan kebijakan
dan prosedur yang ditetapkan dengan tujuan untuk menjamin pencapaian tujuan perusahaan. Bank terus
berupaya menerapkan sekaligus mengembangkan Sistem Pengendalian Internal pada semua tingkatan
fungsional sesuai struktur organisasi Bank yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai tentang
pencapaian empat tujuan berikut ini:
• Meningkatkan kepatuhan dan disiplin terhadap ketentuan yang berlaku dalam mewujudkan pelaksanaan
sistem perbankan secara sehat, efektif dan efisien.
• Memastikan kewajaran dan keandalan akurasi Laporan Keuangan (Pos-pos Neraca & Rugi Laba, Rekening
Administratif) sesuai dengan sistem prosedur dan ketentuan yang berlaku.
• Memastikan bahwa sistem pengendalian internal berkaitan dengan pelaksanaan operasional Bank terutama
penerapan manajemen risiko, pelaksanaan Good Corporate Governance utamanya kepatuhan terhadap hukum
dan peraturan yang berlaku sehingga dalam pencapaian sasaran yang telah ditetapkan oleh manajemen, telah
cukup, efektif dan aman.
• Memastikan bahwa seluruh kegiatan operasional Bank tidak terjadi Fraud dan memastikan berjalannya
sistem whistleblowing.
3. Jurnal :

Tanggal Keterangan Debet Kredit


01/03/2018 Rekening-ATM Bersama Rp. 10.000.000
Kas-ATM Rp. 10.000.000
Giro pada Bank lain-Bismillah Rp. 10.005.000
Pendapatan Komisi ATM Rp. 5.000
Rekening ATM Bersama Rp. 10.000.000
Tabungan Rp. 10.005.000
Giro Bank Lain Rp.10.005.000
05/03/2018 Giro Bank Indonesia Rp. 5.000.000
Giro- Nabila Rp. 5.000.000

4. Berikut adalah alsan mengapa system pengendalian internal lebih memilih menggunakan Impres Fund:
 lebihefisien dalam pencatatan laporan keuangan,
 lebih jelas karena pencatatan menggunakan bukti transaksi,
 lebih mudah untuk mengetahui jumlah pengeluaran untuk setiap kegiatan operasional
perusahaan,
 lebih hati-hati di dalam menggunakan dana kas kecil karena hanya akan ditambah ketika
periode berakhir,
 lebih mudah dalam memperkirakan jumlah dana yang akan digunakan dikarenakan jumlah
dana awal akan selalu sama.

5. Aktiva Menghasilkan adalah jenis aset yang bisa dipinjamkan ataupun disewakan.umumnya berbentuk
penanaman dana bank berupa kredit dan sebagainya
Contoh: Surat berharga , Penempatan dana antar bank,Tagihan akseptasi,Reserve repurchase agreement
Tagihan derivative,Penyertaan,Transaksi rekening administratif
Aktiva Tidak Menghasilkan Adalah jenis aset yang tidak dapat menghasilkan pengembalian apapun bagi
pemiliknya.
Contoh :berupa agunan yang dikuasai bank, giro wajib di bank sentral, cek dalam proses penagihan, dan non-
earning assets.

Anda mungkin juga menyukai