Hafizd Asyqar
Hafizd Asyqar
Kelas : IV C
Makul : Hukum Perkawinan Islam
NIM : 12112088
A. Pengertian Akad
Akad nikah terdiri dari dua kata, yaitu kata akad dan kata nikah. Kata akad artinya
janji, perjanjian; kontrak. Sedang nikah yaitu ikatan (akad) perkawinan yang dilakukan
sesuai dengan ketentuan hukum dan ajaran agama. Atau secara sederhana bermakna
perkawinan, dan perjodohan. Akad nikah adalah perjanjian yang berlangsung antara dua
pihak yang melangsungkan perkawinan dalam bentuk ijab dan qabul. Sedangkan definisi
akad nikah dalam Kompilasi Hukum Islam yang ter-muat dalam Bab I pasal 1 yang berbunyi:
Akad nikah adalah rangkaian ijab yang diucapkan oleh wali dan qabul yang diucapkan oleh
mempelai pria atau wakilnya disaksikan oleh dua orang saksi. Akad nikah ialah pernyataan
sepakat dari pihak calon suami dam pihak calon istri untuk mengikatkan diri mereka dalam
ikatan perkawinan. Akad nikah merupakan wujud nyata sebuah ikatan antara seorang pria
yang menjadi suami dengan seorang wanita sebagai istri, yang dilakukan di depan (paling
sedikit) dua orang saksi, dengan menggunakan sighat ijab dan qabul. Jadi, akad nikah adalah
perjanjian dalam suatu ikatan perkawinan yang dilakukan oleh mempelai pria atau yang
mewakili nya, dengan wali dari pihak wanita calon pengantin atau yang mewakili nya,
dengan menggunakan sighat ijab dan qabul.
1
atas, ada juga potongan hadits Nabi saw ketika Beliau berkhutbah yang artinya: “ Takutlah
kepada Allah dalam urusan perempuan, sesungguhnya kalian mengambil (menikahi) mereka
dengan kepercayaan Allah”
2
D. Pengertian Mahar
Kata “mahar” berasal dari bahasa Arab bentuk abstrak atau mashdar, yakni “mahran”
atau kata kerja. Ini berarti mahar adalah suatu benda yang berbentuk abstrak yang sesuai
dengan permintaan calon pasangan atau kesepakatan bersama. Mahar merupakan pemberian
yang dilakukan oleh pihak mempelai laki-laki kepada pihak mempelai perempuan yang
hukumnya wajib. Dalam memberikan mahar pihak mempelai laki-laki kepada pihak
mempelai perempuan yang berupa harta atau manfaat karena adanya ikatan perkawinan
bentuk dan jenisnya mahar tidak ditetapkan dalam hukum perkawinan Islam hanya saja,
kedua mempelai dianjurkan musyawarah untuk menyepakati mahar yang akan diberikan.
Mahar secara etimologi berarti mas kawin, secara terminologi mahar ialah “pemberian wajib
dari calon suami kepada calon istri sebagai ketulusan hati calon suami untuk menimbulkan
rasa cinta kasih bagi seorang istri kepada calon suaminya”. Pernikahan pada dasarnya
bukanlah akad Jual beli, dan mahar bukanlah menjadi harga seorang Wanita. Sebaimana
firman Allah: “Dan jika kamu mengganti istrimu dengan yang lain, Sedangkan kamu telah
memberikan kepada seseorang diantara mereka harta yang banyak maka janganlah kamu
mengambil kembali dari padanya barang sedikit pun. Apakah kamu akan mengambilnya
kembali dengan jalan tuduhan yang dusta dan dengan (menanggung) dosa yang nyata?
Bagaimana kamu akan mengambilnya kembali padahal sebaimana kamu telah bergaul
(bercampur) dengan Yang lain sebagai suami-istri. Dan mereka (istri-istrimu) telah
mengambil perjanjian yang kuat. Q.S. An-Nisa’ (4) : (20-21).