Anda di halaman 1dari 2

EKOLOGI MIKROORGANISME

KAPANG (JAMUR)

Kapang (Mold)

Jamur benang atau disebut dengan kapang merupakan golongan fungi berfilamen.
Filamen pada kapang ini berupa hifa. Kumpulan hifa dinamakan dengan miselium. Diameter
hifa bisa mencapai 30 mikrometer. Hifa pada kapang ada dua jenis yaitu hifa vegetatif untuk
tumbuh dan hifa fertil untuk reproduksi. Kapang berperan sangat penting dalam industri
fermentasi. Jenis-jenis kapang yang dikenal yaitu aspergillus, penicillium, rhizopus,
neurospora. Hingga saat ini kapang digunakan dalam pembuatan tempe, oncom, kecap dan
tauco. Jamur/ Cendawan (Mushroom)

Keanekaragaman cendawan terdiri dari cendawan yang dapat dikonsumsi (edible


mushroom), cendawan untuk pengobatan (medical mushroom), cendawan beracun. Secara
morfologis, cendawan memiliki tubuh buah yang besar dan tampak pada medium dengan
bentuk seperti payung. Cendawan tumbuh dari hifa yang membentuk manjadi miselium
kemudian tumbuh buah cendawan yang diikuti dengan terbentuknya tangkai dan tudung
hingga menjadi cendawan sempurna. Di pasaran, cendawan yang dijual dan dapat
dikonsumsi yaitu jamur kuping, jamur merang, jamur tiram, jamur kancing, jamur shitake,
dan jamur enoki. Sebagai salah satu bahan makanan, selain mempunyai cita raza yang
lezat, jamur juga dikenal mempunyai gizi yang tinggi. Dari hasil penelitian, rata-rata jamur
mengandung 19-35 persen protein lebih tinggi jika dibandingkan dengan beras (7,38
persen) dan gandum (13,2 persen). Asam amino esensial yang terdapat pada jamur, ada
sekitar sembilan jenis dari 20 asam amino yang dikenal. Selain itu, 72 persen lemak jamur
termasuk jenis lemak tidak jenuh. Jamur juga mengandung berbagai jenis vitamin, antara
lain B1 (thiamine), B2 (riboflavin), niasin dan biotin. Selain elemen mikro, jamur juga
mengandung berbagai jenis mineral, antara lain K, P, Ca, Na, Mg dan Cu. Jumlah
kandungan seratnya yang berkisar antara 7,4 -24,6 persen sangat baik untuk pencernaan.
Jamur juga mempunyai kandungan kalori yang sangat rendah sehingga cocok bagi pelaku
diet.
Peneliti Budidaya Jamur Pangan, Pusat Penelitian Biologi LIPI, Iwan Saskiawan
menuturkan, beberapa hasil penelitian menyimpulkan bahwa riboflavin, asam Nicotinat,
Pantothenat, dan biotin (Vitamin B) masih terpelihara dengan baik meskipun jamur telah
dimasak. Selain itu, jamur juga mengandung senyawa yang bersifat antitumor, menurunkan
kolesterol, dan antioksidan. Karena khasiatnya, jamur dapat juga dimasukkan ke dalam
kategori pangan fungsional. Pengertian pangan fungsional menurut Badan Pengawas Obat
dan Makanan (BPOM) adalah bahan makanan alamiah, bisa juga diperoleh melalui
penambahan dari luar atau telah melalui proses, mengandung satu atau lebih senyawa yang
terbukti secara ilmiah mempunyai fungsi-fungsi fisiologis tertentu yang bermanfaat bagi
kesehatan dan dikonsumsi sebagaimana layaknya makanan. Jika fungsi obat terhadap
penyakit bersifat kuratif, pangan fungsional dapat dikonsumsi tanpa dosis tertentu, dapat
dinikmati sebagaimana makanan pada umumnya, sebagai diet atau menu sehari-hari lezat
dan bergizi.

BAKTERI

Anda mungkin juga menyukai