Anda di halaman 1dari 4

1.

Main hakim sendiri


Main hakim sendiri adalah perbuatan menghakimi oranglain tanpamemperdulikan hukum yang
ada, biasanya dilakukan dengan pemukulan, penyiksaan, pembakaran, dan sebagainya. Main
hakim sendiri adlah perbuatan yang melanggar norma norma agama dan merupakan
pelanggaran norma hukum, adapin perbuatan main hakim sendiri ini telah di atur dalam Undang
Undang Hukum Pidana meliputi pasal 351, 170, dan Pasal 406.
Contoh dari main hakim sendiri ini adalah pemukulan atau pengeroyokan yang dilakukan oleh
masyarakat terhadap pelaku kejahatan.
Adapun contoh kasus main hakim sendiri yang baru baru ini terjadi yakni aksi pengeroyokan
yang di lakukan oleh beberapa driver ojol terhadap pelaku penganiayaan teman seprofesinya.
Pelaku penganiayaan driver ojol tersebut dipukuli hingga tewas di Jalan Nogosoro, Tlogosari
Wetan, kota Semarang, Sabtu (24/9/2022)
https://regional.kompas.com/read/2022/09/30/110000278/aksi-driver-ojol-main-hakim-sendiri-
pengamat--masyarakat-masih-tidak-paham?page=all
2. Menangkap dan mengadili seseorang tanpa landasan hukum merupakan salah satu
pelanggaaran hak. Oleh karena itu setiap penangkapan ataupun pengadilan harus berdasarkan
dengan dasar dasar hukum yang sudah berlaku. Adapun menurut undang undang pasal 9 ayat
(1) Undang-undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman bahwa “Setiap orang
yang ditangkap, ditahan, dituntut, atau diadili tanpa alasan berdasarkan undang-undang atau
karena  kekeliruan mengenai orangnya atau hukum yang diterapkannya, berhak menuntut ganti
kerugian dan rehabilitasi”.

Contohnya penangkapan yang dilakukan oleh suatu kelompok tertentu tanpa adanya surat
penangkapan resmi dari pihak yang berwajib, penangkapan oleh pihak polisi tanpa adanya bukti
yang lengkap.

3. Merugikan oranglain secara ekonomi


Tindakan atau perbuatan yang dilakukan oleh seseorang ataupun kelompok lembaga dan dapat
merugikan oranglain dalam bidang ekonomi merupakan salah satu tindakan pelanggaran hak.
Contohnya pemalakan yang dilakukan oleh preman pasar kepada para pedagang pasar, korban
salah tangkap pulisi dan di penjara sehingga harus kehilangan pekerjaan.
Contoh kasusnya yakni kasus salah tangkap yang di alami Syamsul Arifin. Dia di tangkap Polda
Jawa Timur pada 18 Februari 2012 karena di tuduh sebagai pelaku pencurian televisi 21 inchi.
Dia pun kehilangan pekerjaannya pada saat itu karena tertangkap polisi, dan setelah bebas pada
5 juli 2012, dia menjadi sulit mendapatkan pekerjaan lagi karena pernah berurusan dengan
polisi meskipun dia hanya menjadi korban salah tangkap.
https://www.tribunnews.com/nasional/2012/12/13/syamsul-susah-kerja-setelah-jadi-korban-
salah-tangkap-polisi

4. Melakukan hal yang dapat mencemarkan nama baik seseorang.


Menurut pasal 310 ayat (1) KUHP, pencemaran nama baik di artikan sebagai perbuatan
menyerang kehormatan atau nama baik seseorang dengan menuduhykan sesuatu hal yang
maksudnya terang supaya hal itu di ketahui umum. Contohnya penistaan, fitnah, penghinaan,
dan juga pengaduan palsu.

Adapun contoh kasusnya yakni pada Komisaris Utama PT Pertamina, Basuki Tjahja Purnama atau
Ahok, yang melaporkan kasus pencemaran nama baik yang di alaminya pada jejaring media
sosial berupa tulisan dan gambar di instagram yang di buat pelaku untuk menghina dirinya dan
keluarga . Ahok melaporkan kasus tersebut melalui kuasa hukumnya, Ahmad Ramzy, ke Polda
Metro Jaya pada 17 Mei 2020.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/07/30/15180751/kasus-pencemaran-nama-baik-
ahok-lapor-ke-polda-metro-jaya?page=all
5. Melakukan aksi kekerasan
Aksi kekerasan adalah suatu perbuatan yang di sengaja atau suatu bentuk aksi yang merupakan
tindakan pelanggaran atas hukum criminal. Melakukan aksi kekerasan juga merupakan salah
satu tindakan melanggar hak. Contohnya kekerasan fisik, kekekerasan seksual dan psikologis
yang terjadi dikalangan keluarga ataupun masyarakat, seperti pemukulan, pelecehan,
pemerkosaan, penganiayaan, dan tindakan kekerasan lainnya yang dapat mengganggu
psikologis si korban bahkan sampai dapat menghilangkan nyawa korban.

Contoh kasusunya yaitu kasus penganiayaan anak majikan yang di lakukan oleh 2 ART
perempuan. Kedua perempuan ini melakukan tindak kekerasan terhadap 3 anak majikannya
yang masih balita di Cengkareng, Jakarta Barat. Salah satu pelaku sempat kabur dan tertangkap
di Lampung pada Jumat 18 Maret 2022, sedangkan satunya lagi tertangkap di Jakarta Barat.
Kedua pelaku terkena Pasal 44 Ayat 1 UU Kekerasan Dalam Rumah Tangga dan Pasal 76c JO
Pasal 80 ayat 1 UU Perlindungan Anak. Dengan ancaman hukum 8 tahun penjara.
https://metro.tempo.co/read/1573357/viral-kasus-penganiayaan-anak-majikan-di-cengkareng-
2-art-ditetapkan-tersangka

Anda mungkin juga menyukai