Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

Komunikasi pada Dewasa dan Lansia

KOMUNIKASI KEBIDANAN

OLEH:

Angeli Nofianza

Nim :21212059

Dosen Pengampu:

Eka Putri Primasari

PRODI D3 KEBIDANAN

STIKES MERCU BAKTI JAYA PADA

T.A 2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalammualaikum wr.wb.

Segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan saya kemudahan sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentu saya tidak
akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW. yang dinantikan
syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT. atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Kouniukasi Kebidanan dengan berjudul ,
Komunikasi pada Dewasa dan Lansia , saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, agar makalah ini bisa
lebih baik lagi. Apabila terdapat banyak kesalahan, penulis meminta maaf yang sebesar-
besarnya.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terimakasih.

Wassalam.wr.wb

Padang , 19 Maret 2023

Penulis
Komunikasi pada Dewasa dan Lansia

Berdasarkan perkembangan komunikasi pada orang dewasa dan permasalahan yang


terjadi, agar tercapai komunikasi yang efektif, terutama dalam melaksanakan pelayanan
keperawatan, perlu ditunjukkan dan diterapkan sikap-sikap terapeutik.

Dalam berkomunikasi dengan dewasa sampai lansia, diperlukan pengetahuan tentang


sikap-sikap yang khas. Berikut sikap-sikap psikologis spesifik pada orang dewasa terhadap
komunikasinya.

Orang dewasa/lansia  melakukan komunikasi berdasarkan pengetahuan/pengalamannya


sendiri.
Sikap perawat :
 Menggunakan motivasi untuk mencari pengetahuan sendiri sesuai yang diinginkan.
 Tidak perlu mengajari, tetapi cukup memberikan motivasi untuk menggantikan
perilaku yang kurang tepat.
 Berkomunikasi pada orang dewasa/lansia harus melibatkan perasaan dan pikiran.
Sikap perawat:
Gunakan perasaan dan pikiran orang dewasa/lansia sebagai kekuatan untuk merubah
perilakunya.
 Komunikasi adalah hasil kerja sama antara manusia yang saling memberi
pengalaman serta saling mengungkapkan reaksi dan tanggapannya mengenai suatu
masalah.
Sikap perawat:
1. Bekerja sama dengan orang dewasa/lansia untuk menyelesaikan
masalah. Memberikan kesempatan pada lansia untuk
mengungkapkan pengalaman dan memberi tanggapan sendiri
terhadap pengalaman tersebut.
2. Di samping sikap, kita juga harus memperhatikan atau mampu
menciptakan suasana yang dapat mendorong efektivitas komunikasi
pada kelompok usia dewasa ataupun lansia. Upayakan penciptaan
suasana komunikasi yang dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
o Suasana hormat menghormati

Orang dewasa dan lansia akan mampu berkomunikasi dengan baik apabila
pendapat pribadinya dihormati, ia lebih senang kalau ia boleh turut berpikir dan
mengemukakan pikirannya.
o Suasana saling menghargai

Segala pendapat, perasaan, pikiran, gagasan, dan sistem nilai yang dianut perlu
dihargai. Meremehkan dan menyampingkan harga diri mereka akan dapat
menjadi kendala dalam jalannya komunikasi.
o Suasana saling percaya
Saling memercayai bahwa apa yang disampaikan itu benar adanya akan dapat
membawa hasil yang diharapkan. Jangan melakukan penyangkalan pada apa
yang dikomunikasikan oleh orang dewasa atau lansia, karena mereka akan tidak
percaya dengan Anda dan mengakibatkan tujuan komunikasi tidak tercapai.
o Suasana saling terbuka

Keterbukaan dalam komunikasi sangat diperlukan, baik bagi orang dewasa


maupun lansia. Maksud terbuka adalah terbuka untuk mengungkapkan diri dan
terbuka untuk mendengarkan orang lain. Hanya dalam suasana keterbukaan
segala alternatif dapat tergali.
 Komunikasi verbal dan nonverbal adalah bentuk komunikasi yang harus saling
mendukung satu sama lain. Seperti halnya komunikasi pada anak-anak, perilaku
nonverbal sama pentingnya pada orang dewasa dan juga lansia. Ekspresi wajah,
gerakan tubuh, dan nada suara memberi tanda tentang status emosional dari orang
dewasa dan lansia.
 Orang dewasa yang sakit dan dirawat di rumah sakit bisa merasa tidak berdaya, tidak
aman, dan tidak mampu ketika dikelilingi oleh tokoh-tokoh yang berwenang. Status
kemandirian mereka telah berubah menjadi status ketika orang lain yang memutuskan
kapan mereka makan dan kapan mereka tidur. Ini merupakan pengalaman yang
mengancam dirinya ketika orang dewasa tidak berdaya dan cemas dan ini dapat
terungkap dalam bentuk kemarahan dan agresi.
 Dengan dilakukan komunikasi yang sesuai dengan konteks pasien sebagai orang
dewasa oleh para profesional, pasien dewasa akan mampu menunjukkan perilaku yang
adaptif dan mampu mencapai penerimaan terhadap masalahnya.

Teknik Komunikasi pada Orang Dewasa dan Penerapannya

Penggunaan teknik-teknik komunikasi secara umum telah Anda pelajari pada Bab I tentang
konsep dasar komunikasi. Ketika Anda berkomunikasi, mulai pada tingkat usia bayi-anak
sampai dewasa dan lansia teknik tersebut harus digunakan secara kombinasi. Akan tetapi,
secara khusus, Anda harus menguasai teknik-teknik yang membedakan pada kelompok usia
tertentu yang disesuaikan dengan karakteristik perkembangannya.

Berikut ini teknik komunikasi yang secara khusus yang harus Anda terapkan saat
berkomunikasi dengan orang dewasa.

1. Penyampaian pesan langsung kepada penerima tanpa perantara. Dengan penyampaian


langsung, klien akan lebih mudah untuk menerima penjelasan yang disampaikan.
Penggunaan telepon atau media komunikasi lain, misalnya tulisan akan dapat
menimbulkan salah persepsi karena tidak ada feedback untuk mengevaluasi secara
langsung.
2. Saling memengaruhi dan dipengaruhi, maksudnya komunikasi antara perawat dan
pasien dewasa harus ada keseimbangan dan tidak boleh ada yang mendominasi.
Perawat jangan selalu mendominasi peran sehingga klien ditempatkan dalam keadaan
yang selalu patuh. Teknik ini menekankan pada hubungan saling membantu a (helping-
relationship).
3. Melakukan komunikasi secara timbal balik secara langsung, maksudnya komunikasi
timbal balik dapat meminimalkan kemungkinan terjadinya salah persepsi. Hubungan dan
komunikasi secara timbal balik ini menunjukkan pentingnya arti hubungan perawat-klien.
4. Komunikasi secara berkesinambungan, tidak statis dan bersifat dinamis.

Anda mungkin juga menyukai