DEWASA-LANSIA
Nurul Laili
1. Komunikasi terapeutik adalah interaksi
interpersonal antara perawat dengan
pasien di mana perawat berfokus pada
kebutuhan spesifik pasien untuk
mempromosikan sebuah pertukaran
informasi yang efektif
Sikap perawat:
1. Menggunakan motivasi untuk mencari
pengetahuan sendiri sesuai yang diinginkan
2. Tidak perlu mengajari, tetapi cukup
memberikan motivasi untuk menggantikan
perilaku yang kurang tepat
2.
Sikap perawat:
Gunakan perasaan dan pikiran orang
dewasa sebagai kekuatan untuk
merubah perilakunya
3.
Sikap Komunikasi Pada Dewasa
Komunikasi adalah hasil kerja sama antara manusia
yang saling memberi pengalaman serta saling
mengungkapkan reaksi dan tanggapannya mengenai
suatu masalah
Sikap perawat:
1. Bekerja sama dengan orang dewasa untuk
menyelesaikan masalah
2. Memberikan kesempatan pada dewasa untuk
mengungkapkan pengalaman dan memberi
tanggapan sendiri terhadap pengalaman tersebut
Suasana Komunikasi pada Orang Dewasa
1. Suasana hormat menghormati
Orang dewasa akan mampu berkomunikasi dengan baik
apabila pendapat pribadinya dihormati, ia akan lebih
senang kalau ia boleh turut berpikir dan mengemukakan
pikirannya
2. Suasana saling menghargai
a) Segala pendapat, perasaan, pikiran,
gagasan, dan system nilai yang
dianut perlu dihargai
b) Meremehkan dan menyampingkan
harga diri mereka akan dapat
menjadi kendala dalam jalannya
komunikasi
Suasana Komunikasi pada Orang Dewasa
3. Suasana saling percaya
a) Saling memercayai bahwa apa yang
disampaikan itu benar adanya akan dapat
membawa hasil yang diharapkan
b) Jangan melakukan penyangkalan pada
apa yang dikomunikasikan oleh orang
dewasa, karena mereka akan tidak
percaya dengan Anda dan mengakibatkan
tujuan komunikasi tidak tercapai
Suasana Komunikasi pada Orang Dewasa
4. Suasana saling terbuka
a) Keterbukaan dalam komunikasi,
terbuka adalah terbuka untuk
mengungkapkan diri dan terbuka untuk
mendengarkan orang lain. Hanya dalam
suasana keterbukaan segala alternatif
dapat tergali
b) Komunikasi verbal dan nonverbal
adalah bentuk komunikasi yang harus
saling mendukung satu sama lain.
Ekspresi wajah, gerakan tubuh, dan
nada suara memberi tanda tentang
status emosional dari orang dewasa
Point
1. Orang dewasa yang sakit dan dirawat
bisa merasa tidak berdaya, tidak aman
2. Status kemandirian mereka berubah
3. Pengalaman yang mengancam dirinya
ketika tidak berdaya dan cemas dapat
terungkap dalam bentuk kemarahan
4. Dengan dilakukan komunikasi yang
sesuai konteks pasien sebagai orang
dewasa, pasien akan mampu
menunjukkan perilaku yang adaptif
dan mampu mencapai penerimaan
terhadap masalahnya
Point
5. Orang dewasa memiliki pengetahuan,
pengalaman, sikap, dan keterampilan yang
menetap dan sukar untuk diubah dalam waktu
singkat
6. Memberi motivasi dan memberdayakan
pengetahuan/pengalaman dan sikap yang
sudah dimiliki adalah hal yang penting untuk
melakukan komunikasi dengan orang dewasa
dalam rangka merubah perilakunya.
Teknik Komunikasi pada Orang Dewasa dan Penerapannya
1. Penyampaian pesan langsung kepada penerima
tanpa perantara. Dengan penyampaian langsung,
klien akan lebih mudah untuk menerima penjelasan
yang disampaikan
2. Penggunaan media komunikasi, misalnya tulisan
akan dapat menimbulkan salah persepsi karena
tidak ada feedback untuk mengevaluasi secara
langsung
3. Saling mempengaruhi dan dipengaruhi, maksudnya
komunikasi antara perawat dan pasien dewasa
harus ada keseimbangan dan tidak boleh ada yang
mendominasi
4. Perawat jangan selalu mendominasi peran sehingga
klien ditempatkan dalam keadaan yang selalu
patuh. Teknik ini menekankan pada hubungan
saling membantu a (helping-relationship)
5. Melakukan komunikasi secara
timbal balik secara langsung,
maksudnya komunikasi timbal balik
dapat meminimalkan kemungkinan
terjadinya salah persepsi
6. Hubungan dan komunikasi secara
timbal balik ini menunjukkan
pentingnya arti hubungan perawat-
klien
7. Komunikasi secara
berkesinambungan, tidak statis dan
bersifat dinamis
Lansia/ Lanjut Usia
Karakteristik Lansia:
1. Lanjut usia (lansia) adalah
suatu kejadian yang pasti akan
dialami oleh semua orang yang
dikarunia usia panjang
2. Lanjut usia merupakan
kelompok umur pada manusia
yang telah memasuki tahapan
akhir dari fase kehidupannya
1. Permasalahan lansia terkait dengan komunikasi,
pada umumnya terjadi akibat kemunduran fisik,
mental, sosial, kondisi penyakit, produktivitas
kerja menurun, serta hubungan dan komunikasi
terbatas
2. Adanya keterbatasan komunikasi pada lansia yang
diakibatkan proses menua (aging process)
mengharuskan perawat memahami kondisi
tersebut
3. Asuhan keperawatan yang diberikan perawat
kepada klien lanjut usia diharapkan
mempertimbangkan karakteristik, faktor yang
memengaruhi komunikasi, hambatan dalam
komunikasi yang harus sudah diantisipasi dengan
pendekatan, dan teknik-teknik komunikasi
terapeutik tertentu
Masalah dan penyakit yang sering dihadapi oleh lansia
sebagai berikut:
Perkembangan komunikasi pada lansia
1. Perubahan-perubahan akibat usia pada aspek
fisik berupa perubahan neurologis dan sensorik,
perubahan visual, dan pendengaran.
2. Perubahan dapat menghambat proses
penerimaan dan interpretasi terhadap maksud
komunikasi
3. Perubahan menyebabkan lansia mengalami
kesulitan dalam berkomunikasi
4. Kesulitan komunikasi pada lansia dapat juga
terjadi karena perubahan kognitif yang
berpengaruh pada tingkat inteligensia,
kemampuan belajar, daya memori dan motivasi
klien
Gejala-gejala penolakan lansia yang menyebabkan gagalnya
komunikasi dengan lansia:
1. Tidak percaya terhadap diagnosis, gejala,
perkembangan, serta keterangan yang diberikan
petugas kesehatan
2. Mengubah keterangan yang diberikan sedemikian
rupa sehingga diterima keliru
3. Menolak membicarakan perawatannya di rumah
sakit
4. Menolak ikut serta dalam perawatan dirinya secara
umum, khususnya tindakan yang langsung
mengikutsertakan dirinya
5. Menolak nasihat-nasihat, misalnya istirahat baring,
berganti posisi tidur, terutama jika nasihat tersebut
demi kenyamanan
Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi pada
lansia