Sebelumnay kita telah membahas cara membuah sebuah object 3D dengan menggunakan Blender. Nah supaya
benda dapat terlihat mempunyai warna dan tekstur yang minimal mirip dengan aslinya kita dapat menambahkan
tekstur sesuai yang kita inginkan.
misal kita mau memberikan tekstur kayu pada sebuah balok kayu. Maka kita harus cari gambar yang mempunyai
teksture seperti yang kita ingin kan.
Langkah langkahnya adalah sebagai berikut cari gambar teksture. (Misal kayu) setelah itu kita aktifkan dulu di
menu bar sebelah kanan di bagian Display, beri tanda centang pada Textured Solid (Apabila menu belum
muncul tekan “n” pada keyboard)
Setelah itu kita beralih ke menu material, klik tanda “+” kemudian klik new, Setelah itu kita pindah ke menu
texture, klik new, dan pilih ubah type dari Clouds menjadi “Image or Movie” kita geser kebawah dan temukan
menu image dan klik Open (untuk memilih gambar yang telah kita siapkan tadi.) Setelah kita pilih kita klik accept.
Gambar Tambah Material
Tambah texture
Pilih Texture
Untuk melihat Hasilnya apakah tekstur sudah bisa di gunakan, kits lihat kembali di material, apabila bola sudah
terlihat terdapat sebuah tekstur maka sudah dapat di aplikasikan.
Gambar
Sekarang kita beralih pada object kita ubah dari object mode menjadi edit mode seperti tutorial sebelumnya
cukup kita tekan tombol “Tab” kemudian Ubah Mesh Select Mode menjadi Face dengan tekan “Ctrl+Tab”
Kemudian Pilih face, seperti pada Tutorial sebelumnaya.Tutorial Membuat Kursi 3D menggunakan Blender .
Kita coba select Salah satu face. oh ya sebelumnya kita jadikan jendela view menjadi 2 jendela. Caranya Klik kiri
pada pojok kanan atas jendela kemudian drag/ seret ke kiri.
Dan ubah Editor Style salah satu Jendela menjadi "UV/Image Editor" lihat gambar.
Ulangi pada beberapa face yang di inginkan,, contoh semuany kita kasih tekstur yang sama tinggal kita ulangi
saja kayak tadi
TEXTURING & RENDERING APLIKASI BLENDER
APA ITUB LENDER?
ini digunakan untuk membuat film animasi, efek visual, model cetak 3D, aplikasi 3D
interaktif dan permainan video. Blender memiliki beberapa fitur termasuk pemodelan
3D, penteksturan, penyunting gambar bitmap, penulangan, simulasi cairan dan asap,
TEXTURING
PENGERTIAN TEXTURING
proses pembuatan dan pemberian warna dan material (texture) pada objek yang telah
dimodelkan sebelumnya sehingga akan tampak suatu kesan yang nyata. Pemberian
material atau texture pada objek 3D akan mendefinisikan rupa dan jenis bahan dari
objek 3D. Material atau texture dapat berupa foto atau gambar yang dibuat dengan
aplikasi software 3D, seperti 3ds max, Maya, dan lain-lain, atau dengan bantuan
Merupakan masalah yang memecah suatu citra ke dalam beberapa komponen dimana
Berusaha untuk membangun region tekstur besar yang berasal dari contoh citra kecil
yang ada. Dengan menggunakan contoh citra akan dibangun model probabilitas tekstur
tekstur citra.
sini diasumsikan bahwa tekstur “kelihatan sama” pada titik-titik yang berbeda pada
suatu permukaan, ini artinya bahwa deformasi tekstur dari titik ke titik adalah
Texture Mapping
Menurut Alan Watt (Komputer Grafis 3D, bagian 7.3), texture mapping atau
pemetaan texture merupakan salah satu perkembangan pertama untuk membuat gambar
tiga dimensi menjadi benda yang lebih menarik dan lebih kompleks. Pemetaan tekstur
secara umum dapat diartikan sebagai proses “melukis” sebuah gambar ke permukaan,
dimana gambar yang dilukis akan ditampilkan pada model yang diinginkan. Karena
gambar yang telah diberikan texture itu bisa sangat kompleks - tetapi biaya texture
mapping gambar kompleks persis sama dengan texture mapping gambar sederhana.
Penggunaan tekstur-pemetaan memungkinkan bentuk yang cukup sederhana untuk
diberikan penampilan yang sangat realistis. Contoh sederhana, misalkan dinding
planar dapat memiliki tekstur batu dan dipetakan ke model untuk gambar yang sangat
meyakinkan dari tiga-dimensi dinding batu, salah satu permainan komputer yang
menggunakan texture mapping yang baik adalah check out 3D.
Dengan menggunakan tekstur pada model akan memungkinkan untuk membuat sebuah
desain menjadi seperti nyata. Gambar dengan resolusi yang lebih tinggi akan
menghasilkan hasil yang lebih baik bila dilihat dari jarak kecil hal ini
dikarenakan daerah permukaan yang dilihat tidak berubah, gambar resolusi tinggi
juga menyediakan lebih banyak data untuk pemeteaan pada model tersebut. Untuk
mencoba contoh tersebut, coba berjalan ke dinding dalam salah satu permainan 3D dan
amati cara dinding menampilkan texturenya untuk mendapatkan efek realistis nyata
(dengan asumsi tidak memiliki kartu video/VGA yang memiliki texture mapping pada
perangkat keras).
Texture mapping merupakan teknik pemetaan sebuah tekstur pada pola gambar
wireframe, dimana wireframe yang telah dibuat akan ditampilkan memiliki kulit luar
seperti tekstur yang diinginkan.
v Reflection Mapping
Reflection Mapping adalah teknik yang dapat membuat gambar/objek menjadi
terlihat semakin nyata dengan cara merefleksikan lingkungan sekitar di permukaan
objek. Dua metode Reflection Mapping yang dikenal adalah Chrome Mapping dan
Environment Mapping. Pada metode Chrome Mapping, refleksi/pantulan lingkungan
sekitar objek direpresentasikan dengan gambar yang dikaburkan (blurred) seperti
halnya melihat pantulan pada benda-benda logam. Metode ini memberikan kesan
mengkilap pada objek. Metode lainnya, yaitu metode Environment Mapping
merepresentasikan lingkungan sekitarnya dengan benar-benar “mencerminkan”
lingkungannya. Tidak seperti metode Chrome Mapping yang hanya membuat objek sekedar
mengkilap, Environment Mapping memberikan kesan seolah-olah objek tersebut
merupakan “cermin” dari lingkungan sekitarnya.
v Environment Mapping
v Sphere Mapping
Sphere Mapping merupakan salah satu tipe dari Environment Mapping, di mana
irradiance image’ ekuivalen dengan apa yang mungkin terlihat pada sphere (bola)
saat dilihat dengan proyeksi ortografik’.
Walaupun Sphere Mapping terlihat bagus, akan tetapi, teknik ini belum begitu
sempurna. ldealnya, jika objek yang akan direfleksikan berada dekat dengan objek
yang akan merefleksikan, refleksi yang didapat akan terlihat berbeda ketika dilihat
dari titik yang berbeda pula. Tetapi, hal itu tidak akan terjadi jika menggunakan
Sphere Mapping. Hasil dari Sphere Mapping hanya akan benar jika semua objek yang
akan direfleksikan berada jauh dari objek yang merefleksikan. Teknik ini
membutuhkan gambar yang berbeda untuk setiap sudut pandang yang berbeda, sehingga
tidak tertutupnya semua permukaan objek dengan gambar tekstur. Dengan menggunakan
teknik ini juga kadang menimbulkan “lubang” pada pinggiran objek.
Dual Paraboloid Mapping dapat mengatasi keterbatasan yang ada pada Sphere
Mapping, akan tetapi dengan menggunakan teknik ini akan menjadi lebih rumit bila
dibandingkan dengan Sphere Mapping, hal ini dikarenakan Paraboloid Mapping
membutuhkan 2 unit tekstur atau 2 tahap rendering.
v Cube Mapping
Cube Mapping muncul sebagai pengganti dua metode mapping sebelumnya yaitu
Sphere dan Paraboloid Mapping. Cube Mapping menawarkan kelebihan yang tidak bisa
dilakukan seperti 2 teknik sebelumnya seperti ketergantungan sudut pandang (view
dependency), keterbatasan cangkupan tekstur (wraping & distortion). Selain alasan-
alasan tersebut, kerumitan dalam penerapan tekstur juga menjadi alasan menggunakan
teknik mapping ke Cube Mapping. Dengan mentransformasikan tekstur ke dalam enam
sisi kubus, Cube Mapping lebih menawarkan kemudahan implementasi karena pantulan
pada permukaan objek cukup dikonsentrasikan di keenam sisi objek.
Tidak seperti Dual Paraboloid Mapping, teknik Cube Mapping hanya membutuhkan
satu unit tekstur dan satu tahap rendering. Selain itu, teknik Cube Mapping juga
mengurangi resolusi gambar (teknik Sphere Mapping dan Dual Paraboloid Mapping dapat
mengurangi resolusi gambar sampai 78% dari resolusi semula). Secara konsep, Cube
Mapping memang lebih “fo fhe point’ dibandingkan dengan dua teknik lainnya. Proses
texturing pada Cube Mapping membutuhkan kemampuan yang lebih agar dapat mengakses
enam gambar secara bersamaan.
RENDERING
Rendering adalah proses akhir dari keseluruhan proses pemodelan ataupun animasi
komputer. Dalam rendering, semua data-data yang sudah dimasukkan dalam proses
diterjemahkan dalam sebuah bentuk output (tampilan akhir pada model dan animasi).
Rendering tidak hanya digunakan pada game programming, tetapi juga digunakan pada
banyak bidang, misalnya arsitektur, simulator, movie, spesial effect pada tayangan
televisi, dan design visualization. Rendering pada bidang-bidang tersebut memiliki
perbedaan, terutama pada fitur dan teknik renderingnya. Terkadang rendering juga
diintegrasikan dengan model yang lebih besar seperti paket animasi, tetapi
terkadang berdiri sendiri dan juga bisa free open-source product.
Metode Rendering
Ray tracing sebagai sebuah metode rendering pertama kali digunakan pada tahun
1980 untuk pembuatan gambar tiga dimensi. Ide dari metode rendering ini sendiri
berasal dari percobaan Rene Descartes, di mana ia menunjukkan pembentukan
pelangi dengan menggunakan bola kaca berisi air dan kemudian merunut kembali
arah datangnya cahaya dengan memanfaatkan teori pemantulan dan pembiasan
cahaya yang telah ada saat itu.
Metode rendering ini diyakini sebagai salah satu metode yang menghasilkan
gambar bersifat paling fotorealistik. Konsep dasar dari metode ini adalah
merunut proses yang dialami oleh sebuah cahaya dalam perjalanannya dari
sumber cahaya hingga layar dan memperkirakan warna macam apa yang
ditampilkan pada pixel tempat jatuhnya cahaya. Proses tersebut akan
diulang hingga seluruh pixel yang dibutuhkan terbentuk.
· Wireframe rendering
Metode ini menggunakan fakta bahwa dalam sebuah objek, terdapat permukaan yang
tidak terlihat atau permukaan yang tertutup oleh permukaan lainnya. Dengan metode
ini, sebuah objek masih direpresentasikan dengan garis-garis yang mewakili sisi
dari objek, tapi beberapa garis tidak terlihat karena adanya permukaan yang
menghalanginya.
Metode ini lebih lambat dari dari wireframe rendering, tapi masih dikatakan relatif
cepat. Kelemahan metode ini adalah tidak terlihatnya karakteristik permukaan dari
objek tersebut, seperti warna, kilauan (shininess), tekstur, pencahayaan, dll.
· Shaded Rendering
Pada metode ini, komputer diharuskan untuk melakukan berbagai perhitungan baik
pencahayaan, karakteristik permukaan, shadow casting, dll. Metode ini menghasilkan
citra yang sangat realistik, tetapi kelemahannya adalah lama waktu rendering yang
dibutuhkan.