Anda di halaman 1dari 2

ISU STRATEGIS:

a. Lingkungan:
Penataan Ruang (Perencanaan, Pemanfaatan dan Pengendalian Pemanfaatan ruang) Penataan
ruang merupakan salah satu dari isu strategis prioritas untuk dibahas dalam penyelenggaran
KLHS. Dampak dari belum terselesaikan penyelenggaraan penataan ruang di Kabupaten Pesisir
Barat adalah perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian ruang tidak optimal, dikarenakan
belum adanya landasan hukum yang berkekuatan hukum tetap. Dampak turunannya adalah
adanya ancaman terhadap Kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (Kawasan konservasi,
cagar budaya, hutan lindung, dan lain-lain), ancaman kebakaran di karenakan penanganan
terhadap lahan yang tidak tepat oleh Pemerintah Kabupaten, pemanfaatan lahan yang tidak
sesuai peruntukan, dan terhambatnya izin investasi yang tentunya menghambat perekonomian.
Selain itu alih fungsi lahan yang tidak terkendali, juga memacu pelepasan karbon ke udara yang
dapat meningkatkan resiko perubahan iklim tidak hanya di Kabupaten Pesisir Barat, akan tetapi
juga secara global.
Kualitas Lingkingan Hidup merupakan salah satu akar masalah penting yang menjadi perhatian di
Kabupaten Pesisir Barat. Permasalahan terkini yang menjadi penyebab pencemaran terjadi
adalah akibat dari permasalahan dalam pengelolaan sampah di wilayah perairan Kabupaten
Pesisir Barat yang belum berjalan dengan optimal sehingga berpotensi untuk menimbulkan
pencemaran air berupa sampah-sampah yang berserakan di tepi laut, pencemaran udara berupa
bau yang tidak sedap, mencemari air tanah, serta dapat merusak tingkat produktivitas laut dan
tanah. Ancaman pencemaran air tidak hanya pada air tanah, akan tetapi juga pada air
permukaan yang terdapat pada air laut sehingga mengancam keanekaragaman hayati yang
berdampak pada hasil tangkapan laut. Selain itu keberadaan pemukiman yang berada di pinggir
pesisir pantai, dan aktifitas perikanan disepanjang pantai tersebut turut mengancam
meningkatnya tingkat pencemaran air. Hal lain yang perlu menjadi perhatian adalah pencemaran
udara, meningkatnya kepemilikan kendaraan bermotor, pengelolaan sampah yang belum
optimal sehingga praktek pengelolaan sampah dengan membakar oleh masyarakat akan
meningkatkan pelepasan karbon ke udara. Selain itu ancaman kebakaran hutan dan lahan yang
masih tinggi, sehingga meningkatkan pelepasan karbon di udara, yang selain mempengaruhi
kualitas udara juga berdampak pada meningkatkan resiko perubahan iklim global.

b. Sosial:
Pada aspek sosial Kabupaten Pesisir Barat memiliki permasalahan di bidang kemiskinan,
pendidikan dan kesehatan sehingga dijadikan isu strategis prioritas.
Meningkatkan akses dan kualitas penyelenggaraan Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi yang komprehensif, berbasis kewilayahan dan segmentasi kelompok masyarakat.
Meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga yang holistik dan integratif sesuai siklus
hidup, serta menguatkan pembentukan karakter keluarga. Menguatnya pemaduan dan
sinkronasi kebijakan pengendalian penduduk dalam rangka mencapai, mempertahankan dan
memanfaatkan bonus demografi, meningkatkan advokasi dan penggerakan Program KKBPK
sesuai dengan segmentasi sasaran dan karakteristik wilayah serta memperkuat sistem informasi
keluarga yang terintegrasi.

c. Ekonomi:
Ekonomi Kabupaten Pesisir Barat, selama ini masih bergantung pada Dana Alokasi Khusus (DAK)
Kabupaten/Kota. Sedangkan Pendapatan Asli Daerah masih minim. Dengan demikian proyeksi
keuangan dalam perencanaan pembangunan memiliki ketergantungan yang tinggi, terhadap
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi. Proposri Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Pesisir
Barat berasal dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah, dan Lain-Lain yang Sah serta sektor Pertanian
dan Perikanan. Dengan demikian perlu dilakukan terobosan dan inovasi guna mendorong
kontribusi ekonomi lokal di Kabupaten Pesisir Barat untuk dapat berkontribusi lebih baik lagi.
Selain untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah, mendorong kemandirian di Kabupaten
Pesisir Barat dan menekan aspek ketimpangan perekoknomian masyarakat yang tinggal di
pinggiran Kabupaten Pesisir Barat.

d. Hukum dan Tata Kelola Kelembagaan:


Tata Kelola menjadi salah isu strategis prioritas dalam pembahasan, terkait dengan masih
banyaknya kebutuhan regulasi yang belum disusun, penguatan kapasitas kelembagaan
pemerintah dan non pemerintah, koordinasi dan sinkronisasi kebijakan guna menghindari
tumpang tindih, dan penegakan terhadap peraturan yang sudah ada. Banyaknya regulasi yang
belum disusun tersebut, mengakibatkan pelaksanaan tugas dari aparatur Pemerintah Kabupaten
Pesisir Barat terkendala. Kapasitas kelembagaan Pemerintah dan Non Pemerintah serta
sumberdaya manusia di Kabupaten Pesisir Barat sudah cukup baik. Dalam rangka menjalankan
pemerintahan yang efektif dan efisen, menghindari tumpang tindih kebijakan sehingga
pelaksanaan program berjalan dengan baik, guna mewujudkan hal tersebut maka kualitas
sumber daya manusia yang ada perlu ditingkatkan serta dukungan teknologi yang tepat guna
mutlak diperlukan. Penegakan terhadap peraturan juga menjadi permasalahan yang perlu di
benahi dalam penyelenggaraan tata kelola dan kelembagaan di Kabupaten Pesisir Barat.
Banyaknya aktifitas penjualan benih lobster secara ilegal, perambahan hutan, perburuan
terhadap satwa liar yang dilindungi, dan aktifitas yang bertentangan dengan peraturan yang ada
belum sepenuhnya dapat ditertibkan. Segala permasalahan di dalam tata kelola dan
kelembagaan ini berpotensi mempengaruhi pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan
yang di canangkan oleh Pemerintah, sehingga perlu di prioritaskan dalam penanganannya.

Anda mungkin juga menyukai