rwisnumurti@untag-sby.ac.id 083831954252 � Revolusi industri pada abad 18 di Inggris, merupakan tonggak sejarah perubahan pola kehidupan masyarakat yang sebelumnya masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. � Industrialisasi menyebabkan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat. Hal ini tentunya menjadi peluang bagi pelaku usaha untuk menciptakan produk sesuai dengan kebutuhan masyarakat. � Di sisi yang lain, meningkatnya kebutuhan masyarakat, memiliki dampak negatif antara lain pencemaran lingkungan yang disebabkan penggunaan teknologi itu sendiri maupun perilaku bisnis yang timbul. � Perilaku bisnis yang tidak sehat diantara pelaku usaha, pada akhirnya akan merugikan konsumen karena beberapa faktor, antara lain lemahnya kedudukan/posisi konsumen, pengetahuan proses produksi yang tidak
� Gerakan perlindungan konsumen terbagi
menjadi 4 tahapan utama (sidharta,2004:36- 37) a. Tahap I (1881-1914) b. Tahap II ( 1920 – 1940) c. Tahap III (1950-1960) d. Tahap IV (pasca 1965) � Novel berjudul The Jungle karya Upton Sinclair � Novel ini menggambarkan suasana gudang peternakan di Chicago, Amerika Serikat. � Upton Sinclair menggambarkan suasana peternakan di Chicago, Amerika Serikat yang dinilai tidak layak dan tidak baik bagi kesehatan. � Dampak adanya novel ini cukup mengejutkan bagi warga AS pada saat itu, dan mendorong pemerintah pada saat itu untuk mengesahkan Undang-Undang Obat dan Makanan Asli serta Undang - Undang Inspeksi Daging pada tahun 1906. � Diawali dengan adanya buku berjudul Your’s Money Worth, karya Stuart Chase dan Frederick J. Schlink tahun 1927. � Buku ini berisi protes terhadap praktik ketidakadilan yang memaksa konsumen secara tidak sah, termasuk juga melakukan penipuan kepada konsumen � Melalui buku ini, mampu menggugah konsumen atas hak – hak mereka dalam praktik jual beli. � Muncul keinginan untuk menyatukan gerakan perlindungan konsumen dalam lingkup internasional. � Diprakarsai oleh wakil gerakan perlindungan konsumen yang berasal dari negara Amerika Serikat, Inggris, Belanda,Austria, dan Belgia. � Pada 1 April 1960, dibentuklah International Organization of Consumer Union (IOCU) yang berpusat di Den Haag, Belanda. � Dalam perkembangannya, IOCU berubah menjadi Consumers International (CI) yang berpusat di London, Inggris. � Periode setelah Tahun 1965, sebagai masa pemantapan gerakan perlindungan konsumen,baik di tingkat regional maupun di tingkat internasional. Saat ini dibentuk lima kantor regional yaitu di Amerika Latin dan Karibia berpusat di Cile, Afrika berpusat di Zimbabwe, Asia Pasifik berpusat di Malaysia, Eropa timur dan Eropa tengah berpusat di London, Inggris. � Amerika Serikat : The Uniform Trade Practices and Consumer Protection Act (1967) dan Unfair Trade Practices and Consumer Protection (Lousiana) Law (1973) � Jepang : The Consumer Protection Act (1970) � Kanada : The Consumer Protection Act dan The Consumer Protection Amandemen Act (1971) � Singapura : The Consumer Protection (Trade Description and Safety Requirement Act), 1975 � Finlandia : The Consumer Protection Act (1978) � Irlandia : The Consumer Information Act (1978) � Australia : The Consumer Affair Act (1978) � Thailand : The Consumer Act (1979) � Resolusi PBB No.A/Res/ 39/248 Tahun 1985 tentang The UN Guidelines for Consumer Protection . � Resolusi PBB No.A/Res/70/186 Tahun 2016 tentang Consumer Protection. � Perkembangan industri nasional mendorong terciptanya barang dan/atau jasa yang dapat dikonsumsi dengan berbagai variasi. � Globalisasi berupa perdagangan bebas juga ikut mendorong masuknya produk berupa barang dan/jasa dari luar negeri yang ditawarkan . � Pemahaman mengenai hak konsumen masih rendah sehingga sering menjadi obyek dari aktivitas bisnis merugikan yang dilakukan oleh pelaku usaha. � Belum ada peraturan yang mengatur secara khusus mengenai perlindungan konsumen di Indonesia. • Sebelum Tahun 1999 1. Undang-Undang Dasar 1945 2. TAP MPR No II Tahun 1988 3. TAP MPR No II Tahun 1993 4. UU No 10 Tahun 1961 tentang Penetapan Perppu No 1 Tahun 1961 tentang Barang. 5. UU No 2 Tahun 1966 tentang Hygiene 6. UU No 2 Tahun 1981 tentNg Metrologi Legal 7. PP No 9 Tahun 1964 tentang Standar Industri.
8. PP No 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan
� Setelah Tahun 1999 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen 2. PP Nomor 58 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Perlindungan Konsumen 3. PP Nomor 59 Tahun 2001 sebagaimana diubah dengan PP Nomor 89 Tahun 2019 tentang Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat. 4. PP Nomor 4 Tahun 2019 tentang Badan Perlindungan Konsumen Nasional. � AZ. Nasution :
“ Hukum Perlindungan Konsumen merupakan
suatu hukum konsumen yang memuat mengenai asas-asas atau kaidah-kaidah yang bersifat mengatur, dan juga mengandung sifat yang melindungi kepentingan konsumen” � Mochtar Kusumaatmadja :
“Hukum Perlindungan Konsumen adalah
keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah hukum yang mengatur dan melindungi konsumen dalam hubungan dan masalahnya dengan para penyedia barang dan/atau jasa konsumen.” Pasal 1 angka 1 “Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen.” � Hukum perlindungan konsumen diharapkan menjadi instrumen peraturan yang dapat melindungi tidak hanya dari segi pelaku usaha maupun konsumen. � Hukum perlindungan konsumen selain disebutkan diatas,juga merupakan peraturan payung dimana memiliki fungsi untuk melakukan harmonisasi terhadap peraturan perundangan lain yang juga mengatur tentang perlindungan konsumen sehingga tujuan memperkuat bidang perlindungan konsumen dapat tercapai. TERIMA KASIH