Anda di halaman 1dari 17

Rahadyan Widarsadhika Wisnumurti, S.H.,M.H.

Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945


rwisnumurti@untag-sby.ac.id
083831954252
� Revolusi industri pada abad 18 di Inggris,
merupakan tonggak sejarah perubahan pola
kehidupan masyarakat yang sebelumnya
masyarakat agraris menjadi masyarakat industri.
� Industrialisasi menyebabkan semakin
meningkatnya kebutuhan masyarakat. Hal ini
tentunya menjadi peluang bagi pelaku usaha
untuk menciptakan produk sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.
� Di sisi yang lain, meningkatnya kebutuhan
masyarakat, memiliki dampak negatif antara lain
pencemaran lingkungan yang disebabkan
penggunaan teknologi itu sendiri maupun
perilaku bisnis yang timbul.
� Perilaku bisnis yang tidak sehat diantara
pelaku usaha, pada akhirnya akan merugikan
konsumen karena beberapa faktor, antara
lain lemahnya kedudukan/posisi konsumen,
pengetahuan proses produksi yang tidak

� Gerakan perlindungan konsumen terbagi


menjadi 4 tahapan utama (sidharta,2004:36-
37)
a. Tahap I (1881-1914)
b. Tahap II ( 1920 – 1940)
c. Tahap III (1950-1960)
d. Tahap IV (pasca 1965)
� Novel berjudul The Jungle karya Upton Sinclair
� Novel ini menggambarkan suasana gudang
peternakan di Chicago, Amerika Serikat.
� Upton Sinclair menggambarkan suasana
peternakan di Chicago, Amerika Serikat yang
dinilai tidak layak dan tidak baik bagi kesehatan.
� Dampak adanya novel ini cukup mengejutkan
bagi warga AS pada saat itu, dan mendorong
pemerintah pada saat itu untuk mengesahkan
Undang-Undang Obat dan Makanan Asli serta
Undang - Undang Inspeksi Daging pada tahun
1906.
� Diawali dengan adanya buku berjudul Your’s
Money Worth, karya Stuart Chase dan
Frederick J. Schlink tahun 1927.
� Buku ini berisi protes terhadap praktik
ketidakadilan yang memaksa konsumen
secara tidak sah, termasuk juga melakukan
penipuan kepada konsumen
� Melalui buku ini, mampu menggugah
konsumen atas hak – hak mereka dalam
praktik jual beli.
� Muncul keinginan untuk menyatukan gerakan
perlindungan konsumen dalam lingkup
internasional.
� Diprakarsai oleh wakil gerakan perlindungan
konsumen yang berasal dari negara Amerika
Serikat, Inggris, Belanda,Austria, dan Belgia.
� Pada 1 April 1960, dibentuklah International
Organization of Consumer Union (IOCU) yang
berpusat di Den Haag, Belanda.
� Dalam perkembangannya, IOCU berubah menjadi
Consumers International (CI) yang berpusat di
London, Inggris.
� Periode setelah Tahun 1965, sebagai masa
pemantapan gerakan perlindungan
konsumen,baik di tingkat regional maupun di
tingkat internasional. Saat ini dibentuk lima
kantor regional yaitu di Amerika Latin dan
Karibia berpusat di Cile, Afrika berpusat di
Zimbabwe, Asia Pasifik berpusat di Malaysia,
Eropa timur dan Eropa tengah berpusat di
London, Inggris.
� Amerika Serikat : The Uniform Trade Practices
and Consumer Protection Act (1967) dan
Unfair Trade Practices and Consumer
Protection (Lousiana) Law (1973)
� Jepang : The Consumer Protection Act (1970)
� Kanada : The Consumer Protection Act dan The
Consumer Protection Amandemen Act (1971)
� Singapura : The Consumer Protection (Trade
Description and Safety Requirement Act), 1975
� Finlandia : The Consumer Protection Act
(1978)
� Irlandia : The Consumer Information Act
(1978)
� Australia : The Consumer Affair Act (1978)
� Thailand : The Consumer Act (1979)
� Resolusi PBB No.A/Res/ 39/248 Tahun
1985 tentang The UN Guidelines for
Consumer Protection .
� Resolusi PBB No.A/Res/70/186 Tahun
2016 tentang Consumer Protection.
� Perkembangan industri nasional mendorong
terciptanya barang dan/atau jasa yang dapat
dikonsumsi dengan berbagai variasi.
� Globalisasi berupa perdagangan bebas juga ikut
mendorong masuknya produk berupa barang
dan/jasa dari luar negeri yang ditawarkan .
� Pemahaman mengenai hak konsumen masih
rendah sehingga sering menjadi obyek dari
aktivitas bisnis merugikan yang dilakukan oleh
pelaku usaha.
� Belum ada peraturan yang mengatur secara
khusus mengenai perlindungan konsumen di
Indonesia.
• Sebelum Tahun 1999
1. Undang-Undang Dasar 1945
2. TAP MPR No II Tahun 1988
3. TAP MPR No II Tahun 1993
4. UU No 10 Tahun 1961 tentang Penetapan Perppu No
1 Tahun 1961 tentang Barang.
5. UU No 2 Tahun 1966 tentang Hygiene
6. UU No 2 Tahun 1981 tentNg Metrologi Legal
7. PP No 9 Tahun 1964 tentang Standar Industri.

8. PP No 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan


� Setelah Tahun 1999
1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen
2. PP Nomor 58 Tahun 2001 tentang Pembinaan
dan Pengawasan Penyelenggaraan
Perlindungan Konsumen
3. PP Nomor 59 Tahun 2001 sebagaimana
diubah dengan PP Nomor 89 Tahun 2019
tentang Lembaga Perlindungan Konsumen
Swadaya Masyarakat.
4. PP Nomor 4 Tahun 2019 tentang
Badan Perlindungan Konsumen
Nasional.
� AZ. Nasution :

“ Hukum Perlindungan Konsumen merupakan


suatu hukum konsumen yang memuat
mengenai asas-asas atau kaidah-kaidah yang
bersifat mengatur, dan juga mengandung
sifat yang melindungi kepentingan
konsumen”
� Mochtar Kusumaatmadja :

“Hukum Perlindungan Konsumen adalah


keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah
hukum yang mengatur dan melindungi
konsumen dalam hubungan dan masalahnya
dengan para penyedia barang dan/atau jasa
konsumen.”
Pasal 1 angka 1
“Perlindungan konsumen adalah segala upaya
yang menjamin adanya kepastian hukum
untuk memberi perlindungan kepada
konsumen.”
� Hukum perlindungan konsumen diharapkan
menjadi instrumen peraturan yang dapat
melindungi tidak hanya dari segi pelaku
usaha maupun konsumen.
� Hukum perlindungan konsumen selain
disebutkan diatas,juga merupakan peraturan
payung dimana memiliki fungsi untuk
melakukan harmonisasi terhadap peraturan
perundangan lain yang juga mengatur
tentang perlindungan konsumen sehingga
tujuan memperkuat bidang perlindungan
konsumen dapat tercapai.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai