Anda di halaman 1dari 45

MATA KULIAH KONSENTRASI

HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS LANCANG KUNING
SEJARAH PERLINDUNGAN
KONSUMEN

• Perkembangan perekonomian yang pesat telah


menghasilkan berbagai jenis dan variasi dari berbagai
macam jenis barang dan/atau jasa yang dapat
dikonsumsi.

• Sehingga konsumen dihadapkan pada berbagai jenis


barang dan/atau jasa yang ditawarkan secara variatif, baik
yang berasal dari produk domestik, maupun yang berasal
dari luar negeri.
• Kondisi ini pada satu sisi memberikan manfaat bagi
konsumen, karena kebutuhan akan barang dan/atau jasa
akan terpenuhi dan juga semakin terbuka lebar
kebebasan untuk memilih aneka jenis serta kualitas
barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan
kemampuan konsumen.

• Namun disisi lain kondisi dan fenomena tersebut dapat


mengakibatkan kedudukan pelaku usaha dan konsumen
menjadi tidak seimbang, dimana konsumen berada pada
posisi yang lemah. Konsumen menjadi objek aktivitas
bisnis untuk meraup keuntungan yang sebesar-besarnya
oleh pelaku usaha melalui kiat promosi, cara penjualan,
serta penerapan perjanjian standar yang merugikan
konsumen.
 Ketidakseimbangan antara produsen dan konsumen 
dikarenakan :
 Kekuatan kapital/modal,
 Produsen lebih terorganisasi, konsumen lebih
individual,
 Produsen diberikan kemudahan-kemudahan oleh
pemerintah.

“Untuk itulah diperlukannya perlindungan


konsumen”

 Dengan cara: gerakan perlindungan konsumen,


perangkat kelembagaan dan hukum, dan upaya lain
supaya konsumen bisa mengkonsumsi dengan lebih
aman.
 Hal ini merupakan keharusan, karena perkembangan
ekonomi dan industri maju  dampak negatif.
• Perkembangan industri dan gerak modal yang cepat
menyebabkan produksi barang dan jasa semakin
kompleks.
• Informasi di balik proses industri  salah satu faktor
persaingan.
• Hal lain, konsumen golongan bawah mempunyai pilihan
yang terbatas hanya untuk barang-barang murah.
• Mekanisme dan transaksi pasar, tidak selalu adil sehingga
sering merugikan konsumen.
• Pemerintah masih kurang berperan untuk menjadi wasit
dalam mengatasi mekanisme pasar yang unfair dan
cenderung merugikan konsumen.
• Perkembangan ekonomi dan industrialisasi sangat kuat 
konsumen menjadi lemah.
• Untuk itu kekuatan konsumen perlu digalang.
• Dengan kelembagaan yang kuat, produsen diharapkan
akan lebih berhati-hati dalam memproduksi barang dan
jasa.
• Apabila kepentingan konsumen dilanggar, gerakan
konsumen dimungkinkan masuk ke bidang politik ekonomi
 menambah bargaining power dengan wakil-wakil
politiknya.
• Hal-hal tersebut di atas bukanlah gejala regional saja, tetapi menjadi
permasalahan yang mengglobal dan melanda seluruh konsumen di
dunia.
• Sehingga akhirnya menimbulkan kesadaran konsumen dan melahirkan
salah satu cabang baru ilmu hukum, yaitu “Hukum Perlindungan
Konsumen” atau yang kadangkala disebut juga dengan “Hukum
Konsumen” (Consumers law )
BATASAN HUKUM KONSUMEN DAN
HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

• Hukum Konsumen menurut Mochtar Kusumaatmaja


adalah:
– “ Keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah hukum yang mengatur
hubungan dan masalah antara berbagai pihak satu sama lain berkaitan
dengan barang dan/ atau jasa konsumen di dalam pergaulan hidup.”
• Hukum Perlindungan Konsumen adalah:
– “Keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah hukum yang mengatur dan
melindungi konsumen dalam hubungan dan masalahnya dengan para
penyedia barang dan/ atau jasa konsumen”.
• Kesimpulan:
– Hukum konsumen pada pokoknya lebih berperan dalam hubungan dan
masalah konsumen yang kondisi para pihaknya berimbang dalam
kedudukan sosial ekonomi, daya saing maupun tingkat pendidikannya.
– Hukum Perlindungan Konsumen dibutuhkan apabila kondisi pihak-pihak
yang mengadakan hubungan hukum atau bermasalah itu dalam masyarkat
tidak seimbang.
PERKEMBANGAN HUKUM
KONSUMEN DIDUNIA

• Bermula dari adanya gerakan-gerakan konsumen


(consumers movement) di awal abad ke 19
• Pada Tahun 1891 terbentuk Liga Konsumen yang pertama
kali di New York
• Kemudian pada tahun 1898 di Tingkat Nasional Amerika
Serikat terbentuk Liga Konsumen Nasional (The National
Consumer’s League). Organisasi ini kemudian tumbuh dan
berkembang dengan pesat sehingga pada tahun 1903 Liga
Konsumen Nasional telah berkembang menjadi 64 cabang
yang meliputi 20 negara bagian.
• Pada tahun 1906 lahirlah The Food and Drugs Act dan The
meat Inspection Act
• Pada tahun 1914, lahirlah FTC (Federal Trade
Comission ), dengan The Federal Trade Comission Act, ini
merupakan suatu komisi yang bergerak dalam bidang
perlindungan konsumen
• Kemudian sekitar tahun 1930-an, yang disebut juga
sebagai era kedua pergolakan konsumen, mulai dipikirkan
urgensi dari pendidikan konsumen dari pendidik. Mulailah
era penulisan buku-buku tentang konsumen dan
perlindungan konsumen yang disertai dengan riset-riset
yang mendukungnya
• Pada tahun 1938 terbentuklah The Food, Drug and
Cosmetics Act, ini merupakan amandemen dari The Food
and Drugs Act, tahun 1906, amandemen ini didorong
karena tragedi Elixir Sulfanilamide pada tahun 1937 yang
menyebabkan 93 konsumen di Amerika Serikat meninggal.
• Era ketiga dari pergolakan konsumen terjadi dalam tahun
1960-an, yang melahirkan era hukum perlindungan
konsumen, dengan lahirnya satu cabang hukum baru, yaitu
hukum konsumen (consumers law).
• Tahun 1962 Pres. AS John F. Kennedy menyampaikan
consumer message kepada kongres, dan ini merupakan era
baru gejolak konsumen. Dalam preambul consumer
message ini dicantumkan formulasi pokok-pokok pikiran
yang sampai sekarang terkenal sebagai hak-hak konsumen
(consumer bill of rights).
• Pada negara-negara selain AS, setelah era ketiga ini
terjadilah kebangkitan yang berarti bagi perlindungan
konsumen, diantaranya Inggris telah memberlakukan Hops
(Prevention of Frauds) Act dalam tahun 1866, The Sale of
Goods Act, tahun 1893, Fabrics (Misdescription)Acts, tahun
1913, The Food and Drugs Act, tahun 1955, The Restrictive
Trade Protection Act, tahun 1956. Tetapi apa yang diberi
nama The Consumer Protection Act baru muncul pada
tahun 1961 dan diamandemen pada tahun 1971.
Era ketiga ini menyadarkan negara-negara lain untuk
membentuk UUPK, yang diantaranya :
• Singapura: The Consumer Protection (Trade Description and
Safety Requirement Act), Tahun 1975,
• Thailand: Consumer Act, Tahun 1979,
• Jepang: The Consumers Protection Fundamental Act, tahun
1968,
• Australia: Consumer Affairs Act, tahun 1978,
• Irlandia: Consumer Information Act, Tahun 1978,
• Finlandia: Consumer Protection Act, tahun 1978,
• Inggris: The Consumer Protection Act, tahun 1970 diamendir
tahun 1971,
• Kanada: The Consumer Protection Act dan The Consumer
Protection Amendment Act, Tahun 1971, dan
• Amerika Serikat: The Uniform Trade Practices and
Consumer Protection Act (UTPCP) tahun 1967, diamendir
tahun 1969 dan 1970, kemudian Unfair Trade Practices and
Consumer Protection (Lousiana) Law, tahun 1973.
Adapun secara garis besarnya terdapat Empat
Hak Dasar Konsumen
(John F. Kennedy)

• The right to safe products,


• The right to be informed about products,
• The right to definite choice in selecting products,
• The right to be heard regarding consumer interests.

13
The Rights of the Consumer

 The Right to Basic Needs


The right to basic needs means the right to all the goods and services that
are needed in our daily life including enough food, clothing, house, health and
education.
 The Right to Safety
The consumers have the right to be protected from goods, services and
manufacturing processes that might expose their health and life to danger.
 The Right to be Informed
The right to be informed means that the consumers have the right to obtain
accurate and precise facts about the goods and services that they want to
consume in order for them to make the right choice. The consumers need to
be equipped with enough information so that they can act in a wise and
responsible way.
 The Right to Choose
The consumers are entitled to have freedom in buying or assuring that the
goods and services that they need are obtained through the right channels,
based on the right price. In the case of monopoly, the consumers need to
obtain guarantee over the quality of the goods and services at a reasonable
price.

14
 The Right to be Heard
This means the right to advocate consumers' interest with a view to their
receiving full and sympathetic consideration in the formulation and execution
of economic and other policies.
 The Right of Redress
The right of redress means the consumers have the right
to a fair settlement of just claims.
 The Right for Consumer Education
The consumers have the right to acquire the knowledge
and skills necessary to be an informed consumers.
 The Right to a Healthy Environment
This means the right to a physical environment that will
enhance the quality of life.

15
Bagaimana di Indonesia?
• Di Indonesia masalah perlindungan konsumen baru mulai
terdengar pada tahun 1970-an, ini terutama ditandai dengan
lahirnya YLKI pada tanggal 11 bulan Mei tahun 1973 di
Jakarta,
• YLKI merupakan organisasi non pemerintah dan berorientasi
non-profit (nirlaba),
• Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesadaran
kritis konsumen Indonesia terhadap hak-hak dan tanggung
jawabnya sehingga diharapkan dapat melindunggi dirinya
sendiri maupun lingkungannya,
• Kemudian Tap MPR /II/1993 : salah satu substansi
materinya perlunya pemberian perlindungan bagi Konsumen
• Amanat Presiden tgl 16 Agustus 1995 (Pidato kenegaraan
menyambut HUT RI). Salah satu materinya : Penjabaran
ekonomi kerakyatan untuk menghidupkan amanat Pasal 33
dan 34 UUD 1945. (Tersirat konsumen perlu mendapat
Proteksi).
• Puncaknya adalah dengan lahirnya UU No. 8 / 99 tentang
Perlindungan Konsumen ( yang berlaku efektif setahun
kemudian). UU ini merupakan Landasan hukum bagi
pemerintah dan Lembaga perlindungan konsumen
swadaya masyarakat dalam upaya pemberdayaan
konsumen melalui pembinaan dan pendidikan konsumen
serta mendorong iklim usaha yang sehat.
Bagaimana sebelum lahirnya UUPK?
• Peraturan-peraturan yang ada selama ini kurang
memadai untuk secara langsung melindungi
konsumen; seperti didalam BW (hanya memberi
perlindungan kepada : Pembeli (Psl 1473 – 1512)
• Dalam Hukum Pidana hanya dapat menindak
• Produsen “Nakal”(Psl 204,205,359,360 dan 386),
• Tetapi tidak memberikan konpensasi apapun ke-
• pada konsumen yang dirugikan.
• Berbagai peraturan yang berkaitan dengan perlin-
• dungan konsumen perumusannya sedemikian
• luas,sehingga tidak dapat secara langsung melindu-
• ngi kepentingan konsumen.
• Pengertian konsumen hampir tidak dikenal dalam
• peraturan per UU Nasional.
18
Bagaimana dengan sekarang?

• Resolusi PBB No. 39/248 Tahun 1985 tentang


Perlindungan Konsumen, tanggal 16 April 1985 (No.
A/RES/39/248)
– The UN Guidelines for Consumer Protection.
• UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen,
tanggal 20 April 1999.
• Keikutsertaan Indonesia di WTO
– Dampak positif,
– Dampak negatif.
• Kongres Internasional Organization of Consumers
Unions (IOCU) ke-14, sekarang Consumers International
(CI) memandang perlu menindaklanjuti Resolusi PBB.
Hukum Konsumen

• Digabungkan dengan Hukum Persaingan dengan nama


Antitrust and Consumers Protection.

• Unfair competition – selalu berpengaruh kepada


konsumen.
Prinsip-prinsip Hukum Perlindungan
Konsumen

• Pelaku usaha mengangkat konsumen, sekaligus


melindungi rakyat yakni dengan cara meningkatkan
kualitas barangnya dengan harga yang tetap terjangkau.
• Perlindungan hukum perdata, pidana, dan administrasi
negara (perlindungan yang lebih bersifat tidak langsung,
preventif, proaktif).
Kedudukan Konsumen
• Let the buyer beware (caveat emptor)
– Pelaku usaha dan konsumen seimbang sehingga tidak
perlu perlindungan.
• The due care theory
– Pelaku usaha mempunyai kewajiban untuk melakukan
prinsip kehati-hatian dalam memasyarakatkan produk
(barang/ jasa).
• The privity of contract
– Pelaku usaha mempunyai kewajiban untuk melindungi
konsumen, tetapi hal itu baru dapat dilakukan apabila di
antara mereka terjalin suatu hubungan kontraktual.
• Prinsip kontrak bukan merupakan syarat
– Kontrak bukan merupakan syarat untuk menetapkan
eksistensi suatu hubungan hukum.
Contoh: Hak atas Kebutuhan Pokok

• Hak untuk memperoleh kebutuhan pokok “the right to


satisfaction of basic needs”.
– Pangan, papan, sandang, kesehatan, dan pendidikan.
UN Guidelines:
Kepentingan-kepentingan Konsumen
• Perlindungan konsumen dari bahaya-bahaya terhadap
kesehatan dan keamanannya,
• Promosi dan perlindungan kepentingan ekonomi sosial
konsumen,
• Tersedianya informasi yang memadai bagi konsumen untuk
memberikan kemampuan mereka melakukan pelatihan yang
tepat sesuai kehendak dan kebutuhan pribadi,
• Pendidikan konsumen,
• Tersedianya upaya ganti rugi yang efektif,
• Kebebasan untuk membentuk organisasi konsumen atau
organisasi lainnya yang relevan dan memberikan kesempatan
kepada organisasi tersebut untuk menyuarakan pendapatnya
dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut
kepentingan mereka.
Kasus-kasus Perlindungan Konsumen

• Kecelakaan transportasi (KA, pesawat udara, bus),


• Keracunan makanan,
• Penjualan perumahan fiktif,
• Likuidasi 16 bank bermasalah,
• Pemungutan dana stiker Sea Games,
• Pemadaman listrik oleh PT PLN, dan lain-lain.
Kasus:
Konsumen vs BII

• Bram, nasabah BII produk jasa perbankan Tabungan


Super Pundi dan BII Cabang Fatmawati Jakarta.
• BII menaikkan biaya administrasi penutupan rekening
tabungan dari Rp10.000 menjadi Rp20.000 mulai 2
Januari 1998 tanpa pemberitahuan dan persetujuan
terlebih dahulu konsumen.
• Pelanggaran Pasal 18 ayat (1) huruf g, ayat (3), Sanksi
Pasal 62 ayat (1) UUPK.
Kasus:
Konsumen vs PT Unilever

• PT Unilever memasang iklan Unilever Peduli di “Jawa Pos”


18 Juni 1998: bagi 3000 pengirim pertama akan
mendapatkan paket produk dari PT U.
• Ahmad Ansori mengirim 18 Juni 1998 ke alamat PT U
• 24 Juni 1998, iklan yang sama muncul, Ansori mengirim
lagi.
• Agustus 1998, PT U mengumumkan bahwa pada tiga hari
pertama 21 Juni 1998, PT U telah menerima 5000 pucuk
surat.
• Pasal 13 ayat (1), 62 ayat (2) UUPK.
• Sumber: Bidang Pengaduan YLKI, Register Kasus No.
858/SDM/YLKI/1998, 9 Okt 1998.
Kasus:
Konsumen v Bank BCA
 YLKI: Konsumen Bank BCA a.n. Sri Rahayu A/C: 005-
010814-7, alamat Jl. Raya Bogor No. 2 RT 04/06,
Kramatjati, Jaktim.
 Konsumen tuna netra nasabah Tahapan BCA melalui
fasilitas Halo BCA.
 Ybs tidak dapat membuat tanda tangan (hanya
menggunakan cap jempol tangan) maka apabila ybs
ingin menjadi nasabah BCA ditetapkan persyaratan
khusus yi menggunakan pengampu yang diangkat oleh
hakim berdasarkan suatu putusan pengadilan.
Ketentuan ini untuk melindungi nasabah yi demi
keselamatan dana nasabah dari kemungkinan
penyalahgunaan oleh pihak-pihak yang tidak
bertanggung jawab.
Kasus:
Konsumen vs Bank BCA

 Pasal 7 UUPK kurang lengkap.


 Pasal 5 UU No. 4 Tahun 1997 Tentang Penyandang
Cacat
 “setiap penyandang cacat mempunyai hak yang sama
dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan”.
 Seseorang tidak cakap apabila sakit ingatan/gila dan di
bawah umur 21 tahun.
 Sumber: Bidang Pengaduan YLKI, Register Kasus No.
128/B/SDM/YLKI/1999, 17 Feb 1999).
Perlindungan Konsumen Jasa Pendidikan

• Terganggunya proses belajar mengajar karena konflik


internal sekolah/universitas.
• Praktik bisnis tidak sehat dengan menjadikan siswa
sebagai objek bisnis.
• Siswa harus menerima beban pelajaran di luar
kemampuan siswa.
• Trik-trik pemasaran sekolah/universitas dalam bentuk
iklan/brosur, belum tampil sebagai sumber informasi yang
utuh, namun lebih berbau persuasif bahkan manipulatif.
• Pelajaran di sekolah tidak mencukupi.
Perlindungan Konsumen Jasa
Telekomunikasi
• PT Telkom
– Tanggap terhadap keluhan pelanggan. “Hari ini
mengadu, hari ini beres”.
– Ada inisiatif untuk menggelar Forum Temu Pelanggan
(5 Juli 1997, Bentara Budaya Jakarta).
– Belum ada standar mekanisme penyelesaian
pengaduan konsumen.
– Sistem pengaduan masalah yang dialami konsumen.
Negara lain
Amerika Serikat (the US)

 "Product liability" means liability for damages because


of any personal injury, death, emotional harm,
consequential economic damage, or property damage,
including damages resulting from the loss of use of
property, arising out of the manufacture, design,
importation, distribution, packaging, labeling, lease, or
sale of a product, but does not include the liability of any
person for those damages if the product involved was in
the possession of the person when the incident giving
rise to the claim occurred – Tanggung Jawab Produksi.
Product Liability

• Product Liability means the responsibility of any and all


parties contributing to the manufacture of a given product
for any and all damages caused by said product.
• A product can be deemed defective for any of the following
reasons:
– Negligence
– Breach of Implied or Expressed Warranties
– Strict Liability
• Defective products can ruin lives. They can cause serious
injury, disability, even death. So, it is only right that those
who were negligent in the manufacture of a product be held
liable.
Australia

• Unfair contract means a contract:


a) that is unfair, harsh or unconscionable, or
b) that is against the public interest, or
c) that provides a total remuneration that is less than a
person performing the work would receive as an
employee performing the work, or
d) that is designed to, or does, avoid the provisions of an
industrial instrument.
Canada

• Redress mechanism is valuable indicator of client


satisfaction with the service and tool to deal with
satisfaction.
Redress Mechanism
 Redress means to "put things right". When consumers have a
problem with goods or services they have purchased, they
have the right seek redress.
 Mekanisme konsumen menuntut ganti rugi kepada produsen.
 Four Steps Returning Bad Products
 What do you do when you have bought a faulty product?
 The right to redress means getting a faulty product replaced
or receiving a cash refund. How do you do this?
 Find the receipt or papers that came with the product, write
down when you bought it and what is wrong with it.
 Take the product (including the packaging) and the papers
back to the store and show them the problem and the
papers and ask for a replacement or your money back. If the
shopkeeper refuses, take your complaint to your consumer
organization or the relevant Government department.
 By understanding the dilemma we face in the marketplace,
becoming informed consumers, we can assert our rights as
consumers.
Malaysia

• Who Are Consumers?


Consumers are anyone who consumes goods and
services from the market, for his own or his family's
consumption. This means everybody is a consumer.
Producers are also consumers because they too
consume goods and services.
• Source: www.kpdnhq.gov.my
• Contest questions
– 1. Write a letter of complaint to a shopkeeper who has
sold unsafe food items.
– 2. Write a letter to a local consumer organization,
outlining a problem consumers have with getting
refunds and replacements for faulty products and
suggest ways that they can help.
• Extracted from Consumer Responsibilities and
Rights, S.S. Nathan, Principal, Bala Vidya Mandir,
Chennai

39
Perlindungan Konsumen yang Efektif

• 2 arah secara bersama


– Arus bawah
• Adanya lembaga konsumen yang:
– Kuat
– Tersosialisasi secara merata dalam
masyarakat
– Secara representatif dapat menampung dan
memperjuangkan aspirasi konsumen
– Arus atas
• Adanya departemen/bagian dalam struktur
kekuasaan yang secara khusus mengurusi
masalah perlindungan konsumen
• Semakin tinggi posisi lembaga, makin kuat power
yang dimiliki untuk melindungi konsumen
Perlindungan Konsumen yang Efektif

• Tergantung pada
– Lembaga konsumen
– Kepedulian pemerintah
• Melalui institusi yang dibentuk untuk melindungi
konsumen
Perlindungan Konsumen yang Efektif

• Kontribusi lembaga konsumen


– Bergantung pada kondisi perkembangan hukum:
• Apabila secara substansial hak-hak konsumen
belum diakomodasi dalam hukum positif, kontribusi:
mendorong legalisasi UUPK
• Apabila sudah ada UUPK, kontribusi: mengawasi
implementasi dan law enforcement UUPK di
lapangan
Perlindungan Konsumen yang Efektif

• Tiga pendekatan dalam upaya perlindungan konsumen


– Pendekatan sektoral
• : hak-hak konsumen diakomodasi dalam UU
sektoral, e.g. UU Pangan
– Pendekatan holistik
• : ada UU khusus mengatur perlindungan
konsumen dan menjadi payung UU sektoral yang
berdimensi konsumen
– Pendekatan gabungan
• : selain ada UUPK, dipertegas lagi dalam UU
sektoral
Peran Serta Masyarakat

• Rakyat juga bertanggung jawab untuk efektivitas


perlindungan konsumen
• Globalisasi
– Dumping barang dan jasa yang under quality –
kesejahteraan rakyat lebih sulit diwujudkan
Inti Permasalahan

• Substansi hukum,
• Kelembagaan,
• Budaya hukum.

Anda mungkin juga menyukai