FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS LANCANG KUNING
SEJARAH PERLINDUNGAN
KONSUMEN
13
The Rights of the Consumer
14
The Right to be Heard
This means the right to advocate consumers' interest with a view to their
receiving full and sympathetic consideration in the formulation and execution
of economic and other policies.
The Right of Redress
The right of redress means the consumers have the right
to a fair settlement of just claims.
The Right for Consumer Education
The consumers have the right to acquire the knowledge
and skills necessary to be an informed consumers.
The Right to a Healthy Environment
This means the right to a physical environment that will
enhance the quality of life.
15
Bagaimana di Indonesia?
• Di Indonesia masalah perlindungan konsumen baru mulai
terdengar pada tahun 1970-an, ini terutama ditandai dengan
lahirnya YLKI pada tanggal 11 bulan Mei tahun 1973 di
Jakarta,
• YLKI merupakan organisasi non pemerintah dan berorientasi
non-profit (nirlaba),
• Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesadaran
kritis konsumen Indonesia terhadap hak-hak dan tanggung
jawabnya sehingga diharapkan dapat melindunggi dirinya
sendiri maupun lingkungannya,
• Kemudian Tap MPR /II/1993 : salah satu substansi
materinya perlunya pemberian perlindungan bagi Konsumen
• Amanat Presiden tgl 16 Agustus 1995 (Pidato kenegaraan
menyambut HUT RI). Salah satu materinya : Penjabaran
ekonomi kerakyatan untuk menghidupkan amanat Pasal 33
dan 34 UUD 1945. (Tersirat konsumen perlu mendapat
Proteksi).
• Puncaknya adalah dengan lahirnya UU No. 8 / 99 tentang
Perlindungan Konsumen ( yang berlaku efektif setahun
kemudian). UU ini merupakan Landasan hukum bagi
pemerintah dan Lembaga perlindungan konsumen
swadaya masyarakat dalam upaya pemberdayaan
konsumen melalui pembinaan dan pendidikan konsumen
serta mendorong iklim usaha yang sehat.
Bagaimana sebelum lahirnya UUPK?
• Peraturan-peraturan yang ada selama ini kurang
memadai untuk secara langsung melindungi
konsumen; seperti didalam BW (hanya memberi
perlindungan kepada : Pembeli (Psl 1473 – 1512)
• Dalam Hukum Pidana hanya dapat menindak
• Produsen “Nakal”(Psl 204,205,359,360 dan 386),
• Tetapi tidak memberikan konpensasi apapun ke-
• pada konsumen yang dirugikan.
• Berbagai peraturan yang berkaitan dengan perlin-
• dungan konsumen perumusannya sedemikian
• luas,sehingga tidak dapat secara langsung melindu-
• ngi kepentingan konsumen.
• Pengertian konsumen hampir tidak dikenal dalam
• peraturan per UU Nasional.
18
Bagaimana dengan sekarang?
39
Perlindungan Konsumen yang Efektif
• Tergantung pada
– Lembaga konsumen
– Kepedulian pemerintah
• Melalui institusi yang dibentuk untuk melindungi
konsumen
Perlindungan Konsumen yang Efektif
• Substansi hukum,
• Kelembagaan,
• Budaya hukum.