Anda di halaman 1dari 10

FITOTERAPI

Dosen pengampu :
Apt. Supriatna., M.Farm
Clarisza Karlinda Apriani 201030700159
Lisna Tri Cahyati 201030700041
Ranggita Anastasya K 201030700123
Sahaludin 201030700198
Shara Fidiyanti Sari 201030700003
Sulfia Sari 201030700052
Winona Dina Aulia 201030700109
Saintifikasi jamu adalah sebuah upaya dan proses
pembuktian secara ilmiah jamu melalui penelitian
berbasis pelayanan kesehatan, tidak hanya
berdasarkan pengalaman turun menurun, namun
khasiat jamu dibuktikan secara keilmuan melalui
penelitian. (DepkesRI Permenkes RI no.3 tahun
2010)
Proses santifikasi jamu ini telah dimulai sejak 2010.
Langkah pertama yang dilakukan Depkes adalah dengan
memberikan pelatihan khusus kepada dokter, yang nantinya
akan disapa dengan sebutan dokter jamu. Sampai dengan
Agustus 2012, telah terdapat 60 orang dokter, yang
melakukan praktek pelayanan kesehatan dengan
menggunakan jamu. Dokter-dokter ini telah mendapatkan
sertifikat, dan juga ditempatkan di puskesmas-puskemas
Indonesia.
PENGEMBANGAN TANAMAN

OBAT MENJADI JAMU SAINTIFIK, MELIPUTI TAHAP-TAHAP :

1. STUDI ETNOFARMAKOLOGI UNTUK MENDAPATKAN BASE-LINE DATA

TERKAIT PENGGUNAAN TANAMAN OBAT SECARA TRADISIONAL.

2. SELEKSI FORMULA JAMU YANG POTENSIAL UNTUK TERAPI ALTERNATIF/

KOMPLEMENTER.

3. STUDI KLINIK UNTUK MENDAPATKAN BUKTI TERKAIT MANFAAT DAN

KEAMANAN.

4. JAMU YANG TERBUKTI BERKHASIAT DAN AMAN DAPAT DIGUNAKAN

DALAM SISTEM PELAYANAN KESEHATAN FORMA


1. Menerapkan pekerjaan kefarmasian dalam SJ.

2. pengadaan Jamu berkualitas.

3. penyimpanan dan distribusi Jamu.

4. Melakukan Pharmaceutical Care.

5. Melakukan Pharmaceutical Record.

6. Pengembangan produk Jamu Saintifik : bentuk


sediaan yang

praktis.
1. Bentuk sediaan berupa rebusan, tidak praktis,
banyak pasien yang menginginkan bentuk
sediaan farmasetis (kapsul, sirup, produk
instan)
2. Harus melalui tahap ekivalensi jika ingin
diarahkan ke industrialisasi
3 .Banyak kalangan medis yang apriori karena
kurangnya sosialisasi

Anda mungkin juga menyukai