PRAMUKA TINGKATKAN KEBERHASILAN PENDIDIKAN KARAKTER
Oleh: KASNI ASTUTIK, S.Pd., M.Pd. Guru SDN Sambiroto 02 Kota Semarang
Membahas dunia pendidikan, hakikatnya membahas masa depan suatu bangsa di
mana generasi muda dan peradabannya terinklusi di dalamnya. Artinya kelangsungan eksistensi sebuah bangsa bertumpu pada pendidikan. Sehingga permasalahan yang timbul dan berkaitan dengan dunia pendidikan menjadi suatu masalah yang sangat urgent, perlu pemikiran yang matang, dan solusi yang tepat serta cermat. Salah satu solusi yang ditawarkan dan menjadi trend adalah Pendidikan Karakter yang diterapkan di semua lini pendidikan, utamanya pada jenjang Pendidikan Dasar. Salah satu ekstrakurikuler wajib yang harus ada dan diikuti oleh semua siswa pada jenjang Pendidikan Dasar berdasarkan Kurikulum 2013 adalah Pramuka. Hal ini menunjukkan ada hubungan yang sangat signifikan antara pramuka dengan pendidikan karakter. Mengapa pramuka sangat signifikan dalam menunjang pendidikan karakter? Dalam hal ini ada beberapa pendapat yang menguatkannya. Menurut Hikmatul Mustagfiroh, ada tiga argument. Pertama, Pramuka dikenal sebagai kegiatan yang menyenangkan. Menyanyi, bermain, tepuk tangan, tali temali, sandi-sandi, penjelajahan adalah beberapa bentuk dari kegiatan Pramuka yang berbasis fun (menyenangkan). Kegiatan yang biasanya dilakukan di tempat terbuka ini akan memberi "ruang baru" bagi siswa atas dominasi ruang kelas yang selama ini "membelenggu". Sehingga, dalam kegiatan outdoor ini siswa mampu mengekspresikan bakat dan minatnya secara bebas dan gembira. Kedua, Pramuka salah satu media pendidikan yang berbasis pada pengoptimalan otak kanan siswa. Proses pembelajaran di kelas lebih dominan pada pengembangan otak kiri (IQ: Intelectual Quotient), sementara pengembangan otak kanan (EQ: Emotional Quotient) seringkali mendapatkan porsi yang sangat sedikit. Pramuka adalah wahana pengembangan emosional otak kanan, di mana siswa dilatih untuk berinteraksi, berkomunikasi, kreatif, dan berafiliasi dengan teman-teman lainnya. Di sinilah kemampuan sosial siswa dibangun, sehingga mampu mewujudkan salah satu pilar pendidikan versi Unesco (lembaga PBB yang menangani pendidikan dan kebudayaan), yakni membekali siswa untuk dapat life together, hidup bersama dengan damai dan harmonis. Ketiga, Pramuka melatih mental yang kuat. Melalui Pramuka, siswa dibekali sikap mental tangguh seperti disiplin, berani, loyal, bertanggung jawab dan sifat-sifat lainnya, yang terdapat dalam Dasa Dharma Pramuka. Sikap mental ini barangkali tidak ditemui dalam proses pembelajaran formal. Kenyataan, ada siswa cerdas dan pandai, namun penakut, tertutup, dan sulit bergaul, di sini Pramuka adalah solusinya. Kesimpulan, Pramuka salah satu wahana membentuk karakter siswa. Dalam kegiatannya siswa dilatih religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, gotong royong, kepemimpinan, kerja sama, solidaritas, dan keberanian. Pramuka sebagai proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan keluarga dengan kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, dan praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan (PDK dan MK) menjadi bagian dari cara Gerakan Pramuka membentuk karakter yang sasaran akhirnya pembentukan watak. Kegiatan pembelajaran di kelas berorientasi ranah kognitif dan psikomotorik. Kegiatan Pramuka berfungsi sebagai penyeimbang, sebab dalam kegiatan Pramuka inilah terbangun kecerdasan siswa pada ranah afektif (sikap dan perilaku), sehingga mampu mengembangkan karakternya secara positif. Di masa pandemi, kegiatan pramuka dapat dilakukan secara virtual (*).