Anda di halaman 1dari 10

DRAFT

PERJANJIAN SEWA KONTRAK RUMAH


antara
PT RAJA SEMEN BINTANG
dengan

No: .....................................

Pada hari ini .......... tanggal ................, bulan ................., tahun Dua Ribu Enam Belas (..-..-
2016) yang bertanda tangan dibawah ini :

I. PT. RAJA SEMEN BINTANG berkedudukan di Jakarta Selatan, dalam hal ini diwakili oleh
Iman Tauhid Riadi, bertindak dalam kedudukannya selaku Presiden Direktur, dengan
demikian mewakili Direksi dari dan oleh karena itu sah bertindak untuk dan atas nama PT.
RAJA SEMEN BINTANG untuk selanjutnya disebut sebagai “PIHAK PERTAMA” (PENYEWA).

II. .......................................... dalam hal ini bertindak selaku pemilik Rumah yang beralamat
di Karawang berdasarkan Sertifikat Hak Milik (SHM) No. .............. atas nama ...............,
dalam hal ini bertindak atas nama diri pribadi untuk selanjutnya disebut sebagai “PIHAK
KEDUA” (PEMILIK).

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama disebut “PARA PIHAK” dan masing-
masing disebut “PIHAK”.

PARA PIHAK dengan ini menerangkan terlebih dahulu hal-hal sebagai berikut :
1. Bahwa PIHAK PERTAMA adalah suatu badan hukum yang bergerak dalam bidang Distribusi
Bahan Bangunan, bermaksud untuk menyewa Rumah milik PIHAK KEDUA.
2. Bahwa PIHAK KEDUA adalah pemilik yang sah atas sebuah rumah dengan sertifikat hak
milik (SHM) No. .................. atas nama ................. beralamat di ...................... RT .. RW ..
Kelurahan ........ Kecamatan ............ Karawang.
3. Bahwa PIHAK KEDUA dengan ini sepakat menyewakan rumah kepada PIHAK PERTAMA
sebagaimana PIHAK PERTAMA sepakat untuk menyewa rumah tersebut dari PIHAK
KEDUA.

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas maka PARA PIHAK dengan ini setuju dan sepakat untuk
mengikatkan diri dalam PERJANJIAN ini dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut :

PASAL 1
JANGKA WAKTU PERJANJIAN

1. Jangka waktu PERJANJIAN ini berlaku untuk waktu 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal
....... bulan .......... tahun Dua Ribu Enam Belas (..-..-2016).
2. Apabila tidak ada kesepakatan PARA PIHAK mengenai perpanjangan PERJANJIAN ini, maka
PERJANJIAN akan berakhir dengan sendirinya sampai dengan jangka waktu sebagaimana
yang dijelaskan pada ayat 1 Pasal ini.
DRAFT

PASAL 2
JAMINAN PARA PIHAK

1. PIHAK PERTAMA menjamin sepenuhnya menjalankan hak-haknya sebagai penyewa dari


dengan tidak diganggu oleh pihak lain.
2. PIHAK KEDUA menjamin rumah yang disewakan dalam perjanjian ini merupakan milik PIHAK
KEDUA yang dibuktikan dengan sertifikat hak milik (shm), bebas dari sengketa dan tidak
dalam keadaan disewakan atau dijual kepada PIHAK KETIGA.

PASAL 3
KEWAJIBAN PARA PIHAK

1. PIHAK PERTAMA berhak atas pemakaian aliran listrik, saluran telepon, dan air PDAM yang
telah terpasang sebelumnya pada bangunan rumah yang disewa.
2. PIHAK PERTAMA wajib untuk membayar semua tagihan-tagihan atau rekening-rekening
serta biaya-biaya lainnya atas penggunaannya.
3. PIHAK PERTAMA wajib menjaga kondisi bangunan rumah serta sarana yang terdapat
didalamnya.

4. PIHAK KEDUA berhak atas imbal jasa berupa Jasa Manajemen/Management Fee
sebagaimana diatur pada Pasal 7 Perjanjian ini.

5. Apabila terjadi kecurangan, penipuan dan/atau penggelapan yang dilakukan atas


inisiatif Tenaga Kerja PIHAK KEDUA, setelah diperoleh hasil klarifikasi dan
pembuktian, maka PIHAK KEDUA bertanggung jawab untuk mengganti maksimal
sebesar 5% (lima persen) dari manajemen fee yang yang diterima PIHAK KEDUA
di masing – masing wilayah kerja terjadinya kecurangan, penipuan dan/atau
penggelapan dengan akumulasi penggantian dalam 1 (satu) tahun maksimal
sebesar Rp. 15.000.000,- (Lima Belas Juta Rupiah) untuk seluruh wilayah kerja
PIHAK PERTAMA.

6. Kerugian PIHAK PERTAMA sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 pasal ini dapat
dibuktikan dari hasil laporan PIHAK PERTAMA atau Berita Acara yang dibuat oleh
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA atau Berita Acara Pemeriksaan dari instansi
yang berwenang yang menerangkan adanya kerugian pada PIHAK PERTAMA
akibat perbuatan Tenaga Kerja PIHAK KEDUA.

7. Dalam rangka melaksanakan jenis dan ruang lingkup pekerjaan sebagaimana diatur dalam
Pasal 1 Perjanjian ini, PIHAK KEDUA wajib :
a. Mencapai target penyelesaian pekerjaan sebagaimana ditentukan PIHAK PERTAMA.
b. Membuat Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (selanjutnya disebut “Perjanjian Kerja”)
secara tertulis dengan Tenaga Kerja PIHAK KEDUA yang melaksanakan pekerjaan
PIHAK PERTAMA.
c. Dalam hal Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, maka Perjanjian Kerja tersebut harus
memuat hal-hal sebagai berikut :
 Jaminan kelangsungan bekerja, yaitu pengalihan Tenaga Kerja PIHAK KEDUA yang
melaksanakan pekerjaan PIHAK PERTAMA dalam fungsi pekerjaan sebagaimana
DRAFT

dimaksud ayat 2 Pasal 1 Perjanjian ini masih tetap ada dan penunjukan sebagaimana
dimaksud ayat 1 Pasal 1 Perjanjian ini dialihkan kepada PIHAK lain.
 Jaminan terpenuhinya hak-hak Tenaga Kerja PIHAK KEDUA yang melaksanakan
pekerjaan PIHAK PERTAMA sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan yang
diperjanjikan, dan
 Jaminan perhitungan masa kerja apabila penunjukan sebagaimana dimaksud ayat 1
Pasal 1 Perjanjian ini dialihkan kepada PIHAK lain.

d. Menjamin bahwa setiap Tenaga Kerja PIHAK KEDUA yang melaksanakan pekerjaan
PIHAK PERTAMA akan menjaga dengan baik reputasi PIHAK PERTAMA dan akan
melaksanakan pekerjaan dengan penuh tanggung jawab sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku serta mematuhi setiap kebijakan dan peraturan
yang berlaku/dikeluarkan oleh PIHAK PERTAMA.
e. Memberi perlindungan kerja dan syarat-syarat kerja bagi Tenaga Kerja, sekurang-
kurangnya sama dengan yang ditetapkan dalam Peraturan Ketenagakerjaan yang
berlaku.
f. Bertanggung jawab atas segala hal yang berkaitan dengan masalah ketenagakerjaan
Tenaga Kerja PIHAK KEDUA yang ditugaskan pada PIHAK PERTAMA dan membebaskan
PIHAK PERTAMA atas segala konsekuensi dan atau tuntutan yang diajukan oleh Tenaga
Kerja PIHAK KEDUA yang timbul sebagai akibat langsung maupun tidak langsung
permasalahan ketenagakerjaan dimaksud.
g. Menunjuk dan menugaskan wakil PIHAK KEDUA yang setiap saat dapat dihubungi oleh
PIHAK PERTAMA yang bertanggung jawab mengunjungi, bertemu, dan memonitor
kinerja pekerja PIHAK KEDUA yang melaksanakan pekerjaan PIHAK PERTAMA serta
berkonsultasi dengan atasan langsung Tenaga Kerja tersebut secara berkala setiap
bulannya dengan tetap menjaga komunikasi melalui telepon, surat, e-mail, atau pada
waktu/saat khusus lainnya.
h. Meminta rekomendasi dan penilaian dari PIHAK PERTAMA atas kinerja PIHAK KEDUA
pada Unit Kerja PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya 10 hari kerja sebelum
berakhirnya periode penilaian yang ditetapkan PIHAK PERTAMA.
i. Segera menindaklanjuti apabila terjadi kasus kecurangan atau pelanggaran ketentuan
yang melibatkan Pekerja yang melaksanakan pekerjaan PIHAK PERTAMA paling lama
1 x 24 jam, serta bekerjasama dengan PIHAK PERTAMA dalam menyelesaikan kasus
tersebut.
j. Menerima Tenaga Kerja dari Perusahaan Penerima Pemborongan Pekerjaan sebelumnya
untuk jenis-jenis pekerjaan yang terus menerus ada di PIHAK PERTAMA dalam hal
terjadi penggantian Perusahaan Penerima Pemborongan Pekerjaan.
k. Menjamin bahwa setiap Tenaga Kerja PIHAK KEDUA yang melaksanakan pekerjaan
PIHAK PERTAMA memenuhi kualifikasi yang disyaratkan PIHAK PERTAMA.
l. Memastikan bahwa Tenaga Kerja PIHAK KEDUA memiliki kompetensi di bidangnya
sesuai dengan Job Description sebagaimana ditentukan dalam standar jasa/pekerjaan
yang telah ditentukan oleh PIHAK PERTAMA dan Job Description tersebut sudah
dipahami oleh masing-masing Pekerja PIHAK KEDUA yang melaksanakan pekerjaan
PIHAK PERTAMA.
m. Guna menunjang kelancaran pelaksanaan pekerjaan, maka PIHAK KEDUA wajib
memberikan pendidikan pembekalan berkaitan dengan hak & kewajiban Tenaga Kerja
kepada Tenaga Kerja PIHAK KEDUA sebelum yang bersangkutan melaksanakan
pekerjaan PIHAK PERTAMA.
DRAFT

n. Memiliki dan mengelola data dan berkas Tenaga Kerja PIHAK KEDUA yang
melaksanakan pekerjaan PIHAK PERTAMA secara lengkap dan benar.
o. Menjaga kerahasiaan dan pengamanan informasi PIHAK PERTAMA.
p. Memiliki contingency plan, yaitu upaya – upaya yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA
untuk mengatasi keadaan memaksa atau gangguan yang signifikan dalam pelaksanaan
pekerjaan yang dimaksud dalam Perjanjian ini.
q. Memberikan akses pemeriksaan, baik kepada PIHAK PERTAMA maupun kepada instansi
lain yang berwenang, baik secara berkala maupun sewaktu-waktu, dengan
pemberitahuan terlebih dahulu ataupun tanpa pemberitahuan.
r. Menyiapkan segala keperluan yang dibutuhkan dalam pemeriksaan sebagaimana huruf
q ayat ini termasuk namun tidak terbatas pada laporan-laporan, data, dokumen-
dokumen, dan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk kelancaran pemeriksaan.
s. Untuk kelancaran dan ketertiban pekerjaan pada PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA
mempunyai kewenangan untuk memberikan teguran atau peringatan baik lisan maupun
tertulis kepada Tenaga Kerja PIHAK KEDUA yang melaksanakan pekerjaan PIHAK
PERTAMA dalam hal Tenaga Kerja PIHAK KEDUA tersebut melakukan pelanggaran, baik
kesengajaan maupun kelalaian terhadap ketentuan yang berlaku pada PIHAK PERTAMA.
t. Mematuhi ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk
peraturan PIHAK PERTAMA yang berlaku bagi Tenaga Kerja PIHAK KEDUA yang
melaksanakan pekerjaan PIHAK PERTAMA.
u. Apabila diminta PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA harus menyampaikan laporan dan
informasi kepada PIHAK PERTAMA secara tertulis.

PASAL
TUNJANGAN HARI RAYA
1. Pihak pertama memberikan Tunjangan Hari Raya (“THR”) sesuai dengan
peraturan perundang-undangan dan peraturan perusahaan yang berlaku.
2. Tunjangan Hari Raya (“THR”) diberikan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Sebesar upah minimum sesuai dengan kabupaten/kota tempat tenaga kerja
PIHAK KEDUA bekerja.
b. Dibayarkan berdasarkan peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 6 Tahun
2016 tentang Tunjangan Hari Raya keagamaan bagi buruh/pekerja
diperusahaan.
c. THR tersebut akan dipotong pajak (Pph21 seusai dengan ketentuan yang
berlaku).

PASAL 6
KERAHASIAAN

1. Masing-masing PIHAK wajib menjaga kerahasiaan dan tidak diperbolehkan menyebarluaskan,


memberitahukan, membuka dan/atau memberikan segala dan setiap informasi, data,
dokumen dan/atau keterangan, baik yang diberikan dan/atau disampaikan oleh PIHAK
lainnya baik secara lisan maupun tertulis, baik dalam bentuk soft copy, hard copy maupun
bentuk lainnya yang disampaikan baik secara langsung maupun tidak langsung oleh PARA
PIHAK yang berkaitan dengan pelaksanaan Perjanjian ini (selanjutnya disebut “Informasi
Rahasia”), kepada PIHAK ketiga manapun tanpa persetujuan tertulis sebelumnya dari PIHAK
lainnya tersebut, kecuali:
DRAFT

a. Kepada Instansi Pemerintah Republik Indonesia yang berwenang mengatur atau


mengeluarkan ijin tentang hal-hal yang diperjanjikan dalam Perjanjian ini.
b. Diperintahkan oleh Badan Peradilan atau Instansi Pemerintah Republik Indonesia secara
tertulis dan resmi dalam rangka penegakan hukum.
c. Menurut Peraturan Perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, Informasi Rahasia
tersebut harus diberikan kepada PIHAK ketiga yang dinyatakan secara jelas dalam
Peraturan Perundang-undangan bersangkutan.
2. PIHAK KEDUA dengan ini menjamin bahwa Tenaga Kerja akan menjaga Informasi Rahasia
yang disampaikan PARA PIHAK sebagaimana dinyatakan dalam ayat 1 dalam pasal ini.
3. Setiap saat dan sewaktu-waktu jika diminta oleh PIHAK PERTAMA dan/atau pada saat
Perjanjian ini berakhir/diakhiri lebih awal oleh PIHAK PERTAMA, Tenaga Kerja wajib
mengembalikan seluruh informasi/data termasuk Informasi Rahasia yang berada/
dimiliki/dikuasai oleh Tenaga Kerja dalam waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari
kerja sejak permintaan PIHAK PERTAMA tersebut diterima oleh PIHAK KEDUA dan/atau pada
saat berakhirnya Perjanjian ini.
4. Ketentuan kerahasiaan ini berlaku selama Perjanjian ini berlangsung dan setelah Perjanjian
ini diakhiri lebih awal atau berakhir berdasarkan ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian ini.

PASAL 7
BIAYA PEMBORONGAN PEKERJAAN DAN CARA PEMBAYARAN

1. Biaya Pemborongan Pekerjaan atas pekerjaan yang diborongkan disepakati sebesar total
biaya yang dikeluarkan oleh PIHAK KEDUA untuk melaksanakan pekerjaan yang diborongkan
ditambah Jasa Manajemen / Management Fee sebesar 10% (sepuluh persen) yang
merupakan hak PIHAK KEDUA (setelah dipotong Pph pasal 23 sesuai ketentuan yang
berlaku.)
2. Atas biaya pemborongan pekerjaan sebagaimana dimaksud ayat 1 Pasal ini, PARA PIHAK
dikenakan Pajak sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
3. Pembayaran biaya pemborongan pekerjaan dari PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA
dilakukan dengan cara transfer/pemindahbukuan ke rekening PIHAK KEDUA, yakni :
Nomor Rekening : ……………………………………………..
Atas Nama :
Nama Bank : ……………………………………………..
4. Untuk mendapatkan pembayaran sebagaimana diatur dalam ayat (1) Pasal ini, PIHAK
KEDUA pada setiap bulannya wajib membuat surat tagihan/invoice kepada PIHAK PERTAMA
sebesar biaya pemborongan pekerjaan sebagaimana diatur dalam ayat (2) Pasal ini, dengan
melampirkan kuitansi bukti penerimaan uang yang telah diisi sesuai dengan jumlah uang
yang akan diterima dilengkapi Faktur Pajak, surat permohonan transfer dan dokumen
pendukung yang diperlukan.
5. Surat tagihan /invoice sebagaimana dimaksud dalam ayat 4 Pasal ini, sudah harus diterima
oleh PIHAK PERTAMA antara tanggal 1 sampai dengan tanggal 10 setiap bulan atas jasa
satu bulan sebelumnya.
6. Dalam hal terdapat kesalahan pada tagihan/invoice sebagaimana dimaksud ayat 4, maka
PIHAK PERTAMA harus mengembalikan tagihan/invoice tersebut kepada PIHAK KEDUA
untuk diperbaiki.
DRAFT

7. Paling lambat 10 hari kerja setelah menerima surat tagihan/invoice yang benar dari PIHAK
KEDUA sebagaimana diatur dalam ayat 4 Pasal ini, PIHAK PERTAMA harus melunasi seluruh
tagihan tersebut.

PASAL 8
PERNYATAAN DAN JAMINAN

Tanpa mengesampingkan ketentuan lain dalam Perjanjian ini maka pernyataan dan jaminan
PARA PIHAK dalam Perjanjian ini antara lain sebagai berikut:
1. Masing-masing PIHAK adalah perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum negara
Republik Indonesia dan PIHAK yang menandatangani Perjanjian ini adalah PIHAK yang
berwenang mewakili perseroan sesuai dengan Anggaran Dasar masing-masing PIHAK.
2. Perjanjian ini tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar masing-masing PIHAK serta tidak
melanggar ketentuan-ketentuan hukum yang ada di Indonesia dan wajib ditaati oleh
masing-masing PIHAK dalam menjalankan perusahaannya.
3. Masing-masing PIHAK tidak sedang dalam keadaan pailit atau sedang dinyatakan pailit atau
sedang memohon atau dimohonkan kepailitannya.
4. Masing-masing PIHAK tidak terlibat dalam sengketa di pengadilan maupun arbitrase yang
dapat atau mungkin dapat menyebabkan PIHAKnya tidak dapat melaksanakan kewajibannya
berdasarkan Perjanjian ini.
5. Setiap kerusakan dan kehilangan atas peralatan milik PIHAK PERTAMA yang diakibatkan oleh
Tenaga Kerja PIHAK KEDUA menjadi tanggung jawab Tenaga Kerja Pihak Kedua dan PIHAK
KEDUA sebagai pemborong kerja, PIHAK KEDUA akan membantu menyelesaikan
permasalahan tersebut termasuk namun tidak terbatas sebagaimana diatur dalam pasal ini.

PASAL 9
BENTURAN KEPENTINGAN

1. PARA PIHAK wajib mencegah dan menghilangkan keadaan yang dapat mengakibatkan
benturan kepentingan, termasuk diantaranya benturan kepentingan yang disebabkan oleh
namun tidak terbatas pada hubungan antara Tenaga Kerja Pihak Kedua dengan PIHAK
PERTAMA dan penerimaan hadiah atau penerimaan lain-lain yang dapat disamakan dengan
hadiah dari para relasi bisnis PIHAK PERTAMA.
2. PIHAK KEDUA wajib mencegah agar Tenaga Kerjanya tidak melakukan kerja rangkap pada
perusahaan lain, dan apabila hal tersebut terbukti dilakukannya, maka PIHAK KEDUA akan
segera mengganti Tenaga Kerja tersebut dengan Tenaga Kerja pengganti yang disetujui oleh
PIHAK PERTAMA.

PASAL 10
PENGALIHAN PELAKSANAAN PERJANJIAN

PIHAK KEDUA dengan alasan apapun tidak dibenarkan dan tidak dapat mengalihkan sebagian
atau seluruh hak dan kewajiban atas Perjanjian ini kepada PIHAK lain atau siapapun juga tanpa
mendapat persetujuan tertulis terlebih dahulu dari PIHAK PERTAMA.
DRAFT

PASAL 11
PENGALIHAN MENJADI KARYAWAN PIHAK PERTAMA

Apabila PIHAK PERTAMA berkeinginan mengalihkan Tenaga Kerja PIHAK KEDUA menjadi Tenaga
Kerja PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA akan mengenakan biaya sebesar :
a. 1 (satu) kali upah tetap sebulan Tenaga Kerja yang bersangkutan, untuk Tenaga
Kerja PIHAK KEDUA yang direkrut oleh PIHAK KEDUA dengan masa kerja
dibawah 1 (satu) tahun;

b. tidak dikenakan biaya, untuk Tenaga Kerja PIHAK KEDUA yang telah menjalani
kontrak sampai dengan 1 (satu) tahun atau Tenaga Kerja PIHAK KEDUA yang
merupakan pelimpahan/pengalihan dari PIHAK PERTAMA.

PASAL 12
PEMBERITAHUAN

1. Setiap pemberitahuan, permintaan atau komunikasi yang menyangkut Perjanjian dari satu
PIHAK kepada PIHAK lainnya dapat dilakukan melalui faksimili, teleks, email ataupun pos dan
disampaikan pada hari kerja serta berlaku efektif sejak diterima oleh PIHAK yang berhak
menerimanya.
2. Setiap pemberitahuan, permintaan atau komunikasi sehubungan dengan Perjanjian ini harus
dialamatkan kepada :

PIHAK PERTAMA :
PT. Perkasa Trading Nusantara
PIC : Daniel Kundjono Adam
Alamat : Gedung Wira Usaha LT.5
Jl. HR. Rasuna Said Kav C-5, Karet, Setia Budi, Jakarta Selatan
Tlp. : (021) 5213122
Fax. : (021) 5213125

PIHAK KEDUA :

PT. Mutualplus Global Resources

Kantor Pusat
PIC : Zaenal Abidin / Anna Susanti
Alamat : Sudirman Park B/15
Jl. KH Mas Mansyur 35, Jakarta Pusat 10220
Tlp. : (021) 5794 0567
Fax. : (021) 5794 1819
E-mail : zaenal_abidin@cbn.net.id / anna_susanti@cbn.net.id

Kantor Representatif Surabaya


Komplek Manyar Mas
Jl. Manyar Mas No. 63 Kav. 27 A2, Surabaya 60118
Telp. (031) 596 3990
Fax. (031) 596 4028
Email: surabaya@mutualplus.co.id
PIC : Dewi Lestyo Mawarti

3. Dalam hal terjadi perubahan alamat, maka perubahan tersebut harus diberitahukan secara
DRAFT

tertulis kepada PIHAK lainnya dalam Perjanjian ini selambat - lambatnya 7 (tujuh) hari kerja
sebelum perubahan alamat yang dimaksud berlaku efektif. Jika tidak diberitahukan
perubahan alamat tersebut, maka pemberitahuan atau surat-menyurat dianggap telah
diberikan sebagaimana mestinya yang ditujukan ke alamat diatas atau alamat terakhir yang
diketahui / tercatat pada masing-masing PIHAK.

PASAL 12
KEADAAN MEMAKSA

1. Keadaan Memaksa atau Force Majeure dalam Perjanjian ini adalah kejadian-kejadian yang
terjadi di luar kemampuan dan kekuasaan PARA PIHAK sehingga mempengaruhi
pelaksanaan Perjanjian ini, termasuk namun tidak terbatas pada kebijakan pemerintah,
politik, militer, peperangan, huru hara, bencana alam, pemogokan massal, bencana nasional,
epidemi, terorisme, blokade, pemberontakan, kebanjiran, kebakaran besar, gangguan listrik
dan telekomunikasi yang menghalangi pelaksanaan kewajiban-kewajiban PARA PIHAK dalam
Perjanjian ini.
2. Segala permasalahan yang timbul sebagai akibat dari terjadinya Keadaan Memaksa
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dalam pasal ini akan diselesaikan secara musyawarah
dan mufakat oleh PARA PIHAK.
3. Dalam hal terjadi Keadaan Memaksa sebagaimana tersebut pada ayat 1 dalam pasal ini,
maka PIHAK yang mengalami Keadaan Memaksa tersebut harus memberitahukan secara
tertulis kepada PIHAK lainnya selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kalender sejak terjadinya
Keadaan Memaksa. PIHAK tersebut akan memberikan bukti layak dari Keadaan Memaksa
tersebut beserta akibatnya terhadap pelaksanaan kewajiban dalam Perjanjian ini.
4. Apabila PIHAK yang mengalami Keadaan Memaksa tersebut lalai untuk memberitahukan
kepada PIHAK lainnya dalam jangka waktu sebagaimana dinyatakan pada ayat 3 dalam
pasal ini, maka seluruh kerugian, resiko dan konsekuensi yang mungkin dan/atau timbul
menjadi beban dan tanggung jawab PIHAK yang mengalami Keadaan Memaksa tersebut.
5. Masing-masing PIHAK tidak akan menggunakan Keadaan Memaksa sebagai alasan untuk
mengesampingkan atau menunda kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini.

PASAL 13
PENGAKHIRAN PERJANJIAN

1. Masing-masing PIHAK berhak untuk mengakhiri Perjanjian ini sebelum berakhirnya jangka
waktu Perjanjian dengan memberikan pemberitahuan kepada PIHAK lainnya selambat-
lambatnya 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal pengakhiran Perjanjian ini.
2. Jika perjanjian ini berakhir maka berakhir pula seluruh hak dan kewajiban masing-masing
PIHAK termasuk Tenaga Kerja yang ditugaskan pada PIHAK PERTAMA.
3. Masing-masing PIHAK dalam Perjanjian ini berhak mengakhiri / membatalkan Perjanjian
sebelum jangka waktu Perjanjian berakhir, apabila salah satu PIHAK tidak menepati dan /
atau melanggar syarat-syarat dan atau ketentuan dalam perjanjian ini.
4. Pengakhiran Perjanjian ini tidak menghapus kewajiban masing-masing PIHAK berdasarkan
Perjanjian yang masih ada sebelum berakhirnya / diakhirinya Perjanjian ini, sampai seluruh
DRAFT

kewajiban tersebut selesai yang dibuktikan dengan surat pernyataan secara tertulis yang
ditandatangani oleh PARA PIHAK.
5. Apabila Perjanjian ini berakhir dan dengan alasan apapun tidak diperpanjang lagi, maka
PARA PIHAK berkewajiban menyelesaikan seluruh kewajiban-kewajiban yang timbul
berdasarkan Perjanjian ini atau hal-hal lain yang harus dilunasi / dipenuhi.
6. Untuk pengakhiran Perjanjian sebelum waktunya, PARA PIHAK dengan ini sepakat untuk
melepaskan berlakunya ketentuan yang dimaksudkan dalam Pasal 1266 Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata.

PASAL 14
HUKUM YANG BERLAKU DAN PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. Perjanjian ini tunduk terhadap hukum Republik Indonesia.


2. Apabila terjadi perselisihan dalam pelaksanaan Perjanjian ini, maka akan diselesaikan secara
musyawarah dan mufakat. Apabila setelah diadakan musyawarah ternyata tidak tercapai
kata sepakat maka PARA PIHAK setuju untuk menyerahkan perselisihan tersebut untuk
diselesaikan melalui Pengadilan Negeri di Surabaya.
3. Selama perselisihan dalam proses penyelesaian Pengadilan, PARA PIHAK diwajibkan tetap
melaksanakan kewajibannya masing-masing berdasarkan Perjanjian ini kecuali Pengadilan
menentukan lain.

PASAL 15
ADDENDUM

Hal – hal yang belum diatur dan/atau belum cukup diatur atau jika diperlukan penambahan
dan/atau perubahan ketentuan dalam Perjanjian ini, maka PARA PIHAK sepakat untuk
menuangkannya dalam bentuk Perjanjian Tambahan (“Addendum”) yang merupakan satu
kesatuan yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.

PASAL 16
LAIN- LAIN

1. Perjanjian ini merupakan seluruh kesepakatan yang dibuat oleh PARA PIHAK dan
menggantikan semua pernyataan atau kehendak yang dibuat sebelumnya yang berkenaan
dengan pelaksanaan Perjanjian ini.
2. PARA PIHAK atau para penggantinya maupun penerus haknya yang sah terikat pada semua
syarat dan ketentuan yang tercantum dalam Perjanjian ini.
3. Perjanjian ini akan terus berlaku dan mengikat PARA PIHAK didalamnya, hingga Perjanjian
ini berakhir dan semua hak serta kewajiban PARA PIHAK telah diselesaikan dengan baik,
meskipun salah satu PIHAK dibubarkan, dipailitkan atau badan hukumnya tidak berdiri lagi
karena sebab apapun.
4. Lampiran Perjanjian ini maupun tambahan dan perubahan-perubahannya di kemudian hari
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Perjanjian ini dan mengikat PARA
PIHAK.
5. Tidak ada perubahan, pengurangan dan/atau pun penambahan isi dan ketentuan dalam
Perjanjian ini yang akan berlaku kecuali jika dibuat dan disepakati secara tertulis serta
ditandatangani oleh PARA PIHAK.
DRAFT

Demikian Perjanjian ini dibuat dengan itikad baik, dalam rangkap dua, bermeterai cukup,
memiliki kekuatan hukum yang sama bagi PARA PIHAK dan ditandatangani serta dilaksanakan
pada tempat dan waktu sebagaimana dinyatakan pada awal Perjanjian ini.

PT. PERKASA TRADING NUSANTARA PT. MUTUALPLUS GLOBAL RESOURCES

Daniel Kundjono Adam Zaenal Abidin


Presiden Direktur Direktur Utama

Anda mungkin juga menyukai