Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS SISTEM MANAJEMEN KOMUNIKASI DALAM MENGATASI

MISKOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA KELAS MKTC24-3SP DENGAN

PIHAK AKADEMIK LSPR

Diajukan oleh:

Hendro 20110240375

Mirza Wahyu 20110240504

Teddy Vinaya 20110240813

William Winata 20110240863

JAKARTA

2023
BAB 1

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

LSPR merupakan Institusi yang dikenal akan jurusan Public Relations yang telah

menghasilkan beragam lulusan membanggakan yang memberikan banyak prestasi serta

merupakan yang terbaik dibidangnya. Kendati demikian, terdapat anggapan bahwasanya

seringkali terjadi miskomunikasi pada internal institusi. Seperti contoh pada bulan Oktober

tahun 2021, terdapat sebuah kasus fatal mengenai miskomunikasi yang mana pihak dari BEM

LSPR ingin mengadakan suatu acara namun sosialisasi untuk acara tersebut baru

dilaksanakan 5 menit setelah acara berlangsung. Sangatlah wajar bahwa seorang manusia

tidak dapat luput dari kesalahan namun tetap saja hal tersebut sangat kontradiktif mengacu

pada hal yang sebelumnya telah dijelaskan.

Pihak akademik LSPR mengalami miskomunikasi antara pihak dosen dengan

mahasiswa, hal ini terjadi berdasarkan pada observasi awal yang dilakukan ketika pihak

akademik meminta agar para mahasiswa salah-satunya dari kelas MKTC24-3SP untuk hadir

secara offline untuk tanda-tangan ujian akhir semeter pada bulan Januari tahun 2023.

Miskomunikasi yang terjadi adalah antara pihak akademik yakni pihak yang meminta

tanda-tangan guna sebagai bukti penuntasan ujian, pihak Dosen terkait dikarenakan

tanda-tangan yang tidak sesuai pada deadline yang diberikan, juga mahasiswa kelas

MKTC24-3SP yang merasa adanya ketidaksinambungan dalam informasi terkait dengan

pihak akademik.
Miskomunikasi informasi antara mahasiswa dan akademik di kampus dapat memiliki

dampak yang negatif bagi kedua belah pihak. Mahasiswa mungkin merasa tidak nyaman atau

kesulitan untuk menyelesaikan tugas tugasnya karena tidak mendapatkan informasi yang

jelas, sedangkan pihak akademik mungkin merasa kesulitan untuk memberikan arahan dan

mengatur proses pembelajaran dengan baik. Oleh karena itu, penting bagi kampus untuk

mengatasi masalah miskomunikasi informasi ini agar tercipta lingkungan belajar yang efektif

dan produktif bagi seluruh pihak yang terlibat.

Dalam hal ini terjadi karena kurangnya informasi yang disampaikan. Terkadang

kampus tidak memberikan informasi secara komprehensif kepada salah satu mahasiswa dari

MKTC24-3SP, sehingga mahasiswa merasa kurang mendapat informasi cukup. Selain itu,

mahasiswa juga seringkali tidak memperhatikan informasi yang disampaikan oleh kampus,

sehingga informasi tersebut tidak tersampaikan dengan baik. Jika dikaitkan dengan masalah
yang kami gunakan sebagai judul, mahasiswa dari LSPR tidak mendapatkan informasi yang

jelas sehingga terjadi miskomunikasi antara mahasiswa dengan akademik yaitu adalah

tanggal deadline yang diberikan sehingga mahasiswa telat mengumpulkan tugas yang

diberikan oleh dosen pada mahasiswa sehingga mahasiswa tidak dapat mengumpulkan nilai.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah kami rangkum dan ringkas, maka dapat

dipastikan rumusan masalahnya sebagai berikut :

● Apakah terdapat miskomunikasi yang terjadi antara pihak akademik dengan

mahasiswa MKTC24-3SP?

● Bagaimana miskomunikasi yang terjadi antara pihak akademik dengan dosen pengajar

yang terkait di MKTC24-3SP?

● Bagaimana miskomunikasi yang mungkin terjadi antara pihak dosen pengajar dengan

mahasiswa MKTC24-3SP?

● Bagaimana persepsi mahasiswa MKTC24-3SP terhadap miskomunikasi oleh pihak

akademik?

● Apa yang dapat dilakukan oleh mahasiswa MKTC24-3SP mengenai miskomunikasi

terhadap pihak akademik?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah kami eksplor dan direksi, maka dapat

dipastikan tujuan penelitian sebagai berikut:

● Untuk mengetahui apakah terdapat miskomunikasi yang terjadi antara pihak

akademik dengan mahasiswa MKTC24-3SP


● Dapat memahami nagaimana miskomunikasi yang mungkin terjadi antara pihak

akademik dengan dosen pengajar yang terkait di MKTC24-3SP

● Dalam mengeksplor lebih dalam bagaimana miskomunikasi yang mungkin terjadi

antara pihak dosen pengajar dengan mahasiswa MKTC24-3SP

● Untuk mengetahui persepsi dari mahasiswa MKTC24-3SP terhadap informasi yang

menyebabkan miskomunikasi antara kedua belah pihak.

● Untuk dapat mengetahui tindakan apa yang dapat dilakukan oleh mahasiswa

MKTC24-3SP dalam mengatasi masalah miskomunikasi antara kedua belah pihak.

Manfaat Akademis

Menjadi referensi bagi mahasiswa komunikasi ataupun peneliti yang akan

menganalisa bagaimana sistem manajemen komunikasi dapat mengatasi miskomunikasi

antara dua pihak dan juga bagi peneliti yang akan meneliti variabel lain selain sistem

manajemen komunikasi untuk mencari tahu faktor lain yang dapat mengatasi

miskomunikasi.

Manfaat Praktis

Menjadi bahan evaluasi dan pertimbangan bagi LSPR untuk menyesuaikan sistem

manajemen komunikasinya dalam rangka menciptakan jalur komunikasi yang baik pada

internal institusi

Metode Penelitian

Metode penelitian kali ini yang kami gunakan merupakan metode penelitian

Kualitatif, yakni penelitian yang dilakukan oleh sekumpulan peneliti untuk mengumpulkan

data yang didasari pada latar belakang yang tentunya bersifat alamiah atau bersifat natural.
Maka dari itu metode kualitatif dapat digunakan untuk menjawab rumusan masalah di atas

dengan cara melakukan wawancara mendalam dengan sejumlah mahasiswa yang pernah

mengalami miskomunikasi dalam interaksi sosial di kampus sehingga bisa tercapainya

tujuan. Selain itu, observasi juga dapat dilakukan untuk memperoleh pemahaman yang lebih

dalam mengenai konteks interaksi sosial di kampus. Data yang terkumpul kemudian dapat

dianalisis dengan menggunakan teknik analisis kualitatif, seperti analisis tematik, untuk

mengidentifikasi pola-pola dan tema-tema yang muncul terkait dengan miskomunikasi di

kalangan mahasiswa.

Berikut adalah metode penelitian kualitatif yang dapat dilakukan untuk mengkaji

miskomunikasi antar pihak akademik dengan mahasiswa MKTC24-3SP :

1. Desain Penelitian

Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus

tunggal. Studi kasus dipilih karena dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam dan

detail tentang pengalaman miskomunikasi antara pihak akademik dengan mahasiswa.

2. Pengambilan Sampel

Sampel dipilih dengan teknik purposive sampling, yaitu mahasiswa dan pihak akademik yang

pernah mengalami miskomunikasi dalam interaksi akademik. Sampel yang diambil harus

memiliki pengalaman dan perspektif yang beragam untuk mendapatkan pemahaman yang

lebih komprehensif.

3. Pengumpulan Data
Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan observasi. Wawancara dilakukan

dengan menggunakan panduan wawancara terstruktur yang dikembangkan berdasarkan

rumusan masalah. Observasi dilakukan pada situasi interaksi akademik yang berpotensi

menimbulkan miskomunikasi, seperti saat diskusi kelompok atau saat konsultasi dengan

dosen.

4. Analisis Data

Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis tematik. Analisis

dimulai dengan pembacaan data secara keseluruhan, kemudian melakukan identifikasi

pola-pola, tema-tema, dan kategori-kategori yang muncul terkait dengan miskomunikasi

antara pihak akademik dengan mahasiswa. Selanjutnya, dilakukan interpretasi dan penafsiran

terhadap temuan-temuan yang muncul.

5. Verifikasi Data

Verifikasi data dilakukan dengan teknik triangulasi sumber, yaitu membandingkan hasil

wawancara dan observasi dengan data lain seperti dokumen dan rekaman yang relevan. Hal

ini dilakukan untuk memastikan keabsahan dan keakuratan data yang terkumpul.

6. Presentasi Hasil

Hasil penelitian dipresentasikan dalam bentuk laporan penelitian yang terstruktur dan jelas.

Laporan tersebut berisi deskripsi dan interpretasi temuan penelitian, serta rekomendasi untuk

mengatasi miskomunikasi antara pihak akademik dengan mahasiswa. Selain itu, hasil

penelitian juga dapat diseminarkan melalui publikasi artikel atau presentasi di konferensi.

Proses Penelitian
1. Mendefinisikan tujuan penelitian

2. Desain penelitian

3. Sampling

4. Pengumpulan data

5. Analisis data

6. Kesimpulan dan pelaporan

Kesalahpahaman antara pihak akademik dan mahasiswa MKTC24-3SP beberapa kali

terjadi di lingkungan Institut London School of Public Relation. Hal ini dapat berdampak

negatif, seperti menurunnya mutu pendidikan, membuat mahasiswa merasa frustrasi dan

kecewa, bahkan dapat mengganggu hubungan antara mahasiswa dan pihak akademik. Oleh

karena itu, kami membutuhkan penelitian yang mendalam dan berbasis kualitatif untuk

mengeksplorasi fenomena ini dan memberikan solusi yang tepat.

Proses penelitian kualitatif tentang kesalahpahaman antara akademisi dan mahasiswa

diawali dengan mengidentifikasi masalah. Kami menentukan pertanyaan penelitian dan

tujuan penelitian tertentu. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami pengalaman dan

pandangan mahasiswa dan akademisi mengenai miskonsepsi dalam pertukaran info

akademik.

Sampel dipilih dengan teknik target sampling yaitu mahasiswa dan akademisi yang

mengalami kesalahpahaman dalam interaksi akademik. Peneliti mengkonfirmasi bahwa

sampel yang diambil memiliki perspektif yang berbeda dan mewakili pengalaman

miskonsepsi yang berbeda.


Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan observasi. Wawancara

dilakukan dengan menggunakan panduan wawancara terstruktur yang dikembangkan

berdasarkan pertanyaan penelitian. Observasi dilakukan pada situasi interaksi akademik yang

berpotensi menimbulkan miskomunikasi, seperti saat diskusi kelompok atau saat konsultasi

dengan dosen. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik

analisis tematik. Analisis dimulai dengan membaca data, kemudian mengidentifikasi pola,

tema, dan kategori yang muncul terkait kesalahpahaman antara akademisi dan mahasiswa.

Dalam kesimpulannya, penelitian kualitatif dapat memberikan pemahaman yang lebih

mendalam dan akurat tentang miskomunikasi antara pihak akademik dan mahasiswa dengan

ini hasil penelitian dapat digunakan untuk mengatasi masalah yang terjadi.

Anda mungkin juga menyukai