Anda di halaman 1dari 26

1

Tugas Metode Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif

PROPOSAL

“IDENTIFIKASI PENYAKIT DI WILAYAH PESISIR”

OLEH

HILDA PRATIWI

J1A1 14 078

KELAS B

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2017

1
ii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penulis
mampu menyelesaikan tugas laporan ini guna memenuhi tugas mata kuliah
Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif.
Dalam penyusunan proposal ini tidak sedikit hambatan yang penulis
hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penulisan dan
penyusunan laporan ini tidak lain berkat Allah SWT sehingga kendala-kendala
yang penulis hadapi dapat teratasi. Laporan ini disusun selain untuk memenuhi
tugas Mata Kuliah Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, proposal ini juga
disusun untuk memperluas ilmu tentang Identifikai Penyakit/Masalah dan
Bencana Di Wilayah Pesisir. Proposal ini juga disusun berdasarkan apa yang
penulis dapatkan dari berbagai macam sumber informasi dan referensi.
Semoga proposal ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca dan penulis menyadari bahwa
dalam penulisan proposal ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna.
Untuk itu kepada para pembaca penulis meminta masukannya demi perbaikan
pembuatan proposal kami dimasa yang akan datang.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Kendari, April 2017

Penyusun

ii
iii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan dan Manfaat 4
D. Manfaat Penelitian 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Masalah Kesehatan Di Wilayah Pesisir 6
B. Kerangka Teori Penelitian 13
C. Kerangka Konsep Penelitian 15
BAB III METODE PENEITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 16
B. Jenis Penelitian 16
C. Populasi dan Sampel Penelitian 16
D. Variabel, Definisi Operasional, dan Kriteria Objektif 17
E. Instrumen Penelitian 18
F. Pengumpulan Data 19
G. Prosedur Pengeloaan dan Penyajian Data 19
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran

iii
iv

iv
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan

manusia serta menjadi hak asasi manusia bagi setiap orang. Seperti yang

tercantum dalam Undang-Undang RI No.39 tahun 2009 tentang kesehatan

menyatakan bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu

unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa

Indonesia sebagaimana dimaksud dalam pancasila dan Undang-Undag Dasar

1945 (Lilipory, 2010).

Wilayah pesisir didefinisikan sebagai wilayah daratan yang berbatasan

dengan laut, batas di daratan meliputi daerah–daerah yang tergenang air

maupun yang tidak tergenang air yang masih dipengaruhi oleh proses-proses

laut seperti pasang surut, angin laut dan intrusi garam, sedangkan batas di laut

ialah daerahdaerah yang dipengaruhi oleh proses-proses alami di daratan

seperti sedimentasi dan mengalirnya air tawar ke laut, serta daerah-daerah

laut yang dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan manusia di daratan (Bengen,

2001).

Penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan melalui berbagai

media. Penyakit jenis ini merupakan masalah kesehatan yang besar di hampir

semua negara berkembang karena angka kesakitan dan kematiannya yang

1
2

relatif tinggi dalam kurun waktu yang relatif singkat.Penyakit menular

umumnya bersifat akut (mendadak)dan menyerang semua lapisanmasyarakat.

2
3

3
2

Penyakit jenis ini diprioritaskan mengingat sifat menularnya yang bisa

menyebabkan wabah dan menimbulkan kerugian yang besar. Penyakit

menular merupakan hasil perpaduan berbagai faktor yang saling

mempengaruhi. (Widoyono, 2011: 3)

Perhatian terhadap penyakit menular dan tidak menular makin hari

semakin meningkat, karena semakin meningkat nya frekuensi kejadiannya

pada masyarakat. Dari tiga penyebab utama kematian Penyakit jantung, diare,

dan stroke, dua di antaranya adalah penyakit menular dan tidak menular.

(WHO, 1990).

Hasil Riset Kesehatan Dasar Sulawesi Tenggara tahun 2007

menunjukkan angka prevalensi penyakit dermatitis berada pada urutan

tertinggi dari 8 penyakit kategori lainnya, dimana 4 kabupaten berada diatas

prevalensi nasional 6,8 %, yaitu Kota Bau-bau, Wakatobi, Kota Kendari, dan

Kolaka Utara dengan presentase masing-masing 13,2%, 11,2%, 7,4%, dan

6,8%. Sedangkan kabupaten lainnya yakni Kolaka, Buton, Muna, Bombana,

Konawe dan Konawe Selatanberada i bawah prevalensi nasional dengan

prevlensi masing-masing sebesar 6,2%, 5,6%, 5,4%, 4,2%, dan 2,8%.

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa angka kejadian penyakit

dermatitis di Kabupaten Bombana sebelum dibukanya areal pertambangan

emas tergolong tinggi meskipun hanya berada dibawah prevelensi nasional.

Penyakit tidak menular merupakan penyakit kronis yang sifatnya tidak

ditularkan dari orang ke orang. Penyakit ini memiliki banyak kesamaan

2
3

dengan beberapa sebutan penyakit lainnya. Salah satunya adalah penyakit

degeneratif (Bustan, 2007). Penyakit degeneratif merupakan penyakit kronis

dimana kejadiannya berhubungan dengan proses degenerasi atau ketuaan

sehingga penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut

(Bustan,1997)

Penyakit tidak menular merupakan penyebab kematian terbesar di Asia

Tenggara. Sementara itu, penyakit jantung, stroke, serta paru-paru kronis

adalah contoh penyakit tidak menular yang menjadi tren gaya hidup. Menurut

laporan badan kesehatan dunia (WHO), Penyakit Tidak Menular (PTM)

merupakan penyebab utama kematian secara menyeluruh. Berdasarkan data

WHO South East Asia 2008, sebanyak 55 % kematian disebabkan oleh

penyakit tidak menular (WHO, 2008).

Prevalensi penyakit tidak menular di Indonesia sendiri juga semakin

meningkat. Hal ini dipicu oleh perubahan pola struktur masyarakat agraris ke

masyarakat industri banyak memberi efek terhadap perubahan pola fertilitas,

gaya hidup dan sosial ekonomi. Perubahan ini disebut sebagai transisi

epidemiologi yaitu terjadinya perubahan pola kesakitan berupa penurunan

prevalensi penyakit infeksi, sedangkan penyakit non infeksi seperti penyakit

jantung, hipertensi, ginjal dan stroke meningkat (Bustan, 1997).

Indonesia merupakan negara yang sangat rawan dengan bencana alam

seperti gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, tanah longsor, banjir

dan angin puting beliung.Sekitar 13 persen gunung berapi dunia yang berada

3
4

di kepulauan Indonesia berpotensi menimbulkan bencana alam dengan

intensitas dan kekuatan yang berbeda-beda.

Laporan Bencana Asia Pasifik 2010 menyatakan bahwa masyarakat di

kawasan Asia Pasifik 4 kali lebih rentan terkena dampak bencana alam

dibanding masyarakat di wilayah Afrika dan 25 kali lebih rentan daripada

di Amerika Utara dan Eropa. Laporan PBB tersebut memperkirakan bahwa

lebih dari 18 juta jiwa terkena dampak bencana alam di Indonesia dari tahun

1980 sampai 2009. Dari laporan yang sama Indonesia mendapat peringkat 4

sebagai salah satu negara yang paling rentan terkena dampak bencana alam di

Asia Pasifik dari tahun 1980-2009. Laporan Penilaian Global Tahun 2009

pada Reduksi Risiko Bencana juga memberikan peringkat yang tinggi untuk

Indonesia pada level pengaruh bencana terhadap manusia – peringkat 3 dari

153 untuk gempa bumi dan 1 dari 265 untuk tsunami.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah penelitian ini adalah

bagaimana deskripsi mengenai penyakit menular, penyakit tidak menular dan

bencana alam pada masyarakat pesisir.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dapat dibedakan dalam 2 bagian uatama, tujuan

umum dan tujuan khusus yaitu:

4
5

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran penyakit menular, penyakit tidak menular

dan bencana alam yang terjadi pada masyarakat pesisir.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran penyakit menular yang sering terjadi pada

masyarakat pesisir

b. Mengetahui gambaran penyakit tidak menular yang sering terjadi pada

masyarakat pesisir

c. Mengetahui gambaran bencana alam yang sering terjadi pada

masyarakat pesisir

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini dapat diklasifikasikan dalam 3

bagian utama, yaitu :

1. Manfaat Ilmiah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran

dan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan.

2. Manfaat Praktis

Sebagai bahan masukan dan juga sumbangan pemikiran bagi instansi

terkait untuk masalah penyakit pada masyarakat pesisir

3. Manfaat Bagi Peneliti

Bagi peneliti sendiri merupakan suatu pengalaman yang sangat berharga

dalam memperluas wawasan dan pengetahuan mengenai masalah

penyakit pada masyarakat pesisir.

5
6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Masalah Kesehatan Di Wilayah Pesisir

Masyarakat pesisir adalah sekelompok warga yang tinggal di wilayah

pesisir yang hidup bersama dan memenuhi kebutuhan hidupnya dari sumber

daya di wilayah pesisir. Masyarakat yang hidup di kota-kota atau

permukiman pesisir memiliki karakteristik secara sosial ekonomis sangat

terkait dengan sumber perekonomian dari wilayah laut (Prianto, 2005).

Demikian pula jenis mata pencaharian yang memanfaatkan sumber daya

alam atau jasa-jasa lingkungan yang ada di wilayah pesisir seperti nelayan,

petani ikan, dan pemilik atau pekerja industri maritim. Masyarakat pesisir

yang di dominasi oleh usaha perikanan pada umumnya masih berada pada

garis kemiskinan, mereka tidak mempunyai pilihan mata pencaharian,

memiliki tingkat pendidikan yang rendah, tidak mengetahui dan menyadari

kelestarian sumber daya alam dan lingkungan (Lewaherilla, 2002).

Selanjutnya dari status legalitas lahan, karakteristik beberapa kawasan

permukiman di wilayah pesisir umumnya tidak memiliki status hukum

(legalitas), terutama area yang direklamasi secara swadaya oleh masyarakat

(Suprijanto, 2006).

Wilayah pesisir didefinisikan sebagai wilayah daratan yang berbatasan

dengan laut, batas di daratan meliputi daerah–daerah yang tergenang air

maupun yang tidak tergenang air yang masih dipengaruhi oleh proses-proses

laut seperti pasang surut, angin laut dan intrusi garam, sedangkan batas di laut

6
7

ialah daerah-daerah yang dipengaruhi oleh proses-proses alami di daratan

seperti sedimentasi dan mengalirnya air tawar ke laut, serta daerah-daerah

laut yang dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan manusia di daratan (Bengen,

2001).

Masalah kesehatan merupakan suatu masalah yang sangat kompleks. Hal

ini saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan. Demikian

pula pemecahan masalah kesehatan masyarakat, tidak hanya dilihat dari segi

kesehatannya sendiri tetapi harus dilihat dari seluruh segi yang ada

pengaruhnya terhadap masalah "sehat-sakit". Banyak faktor yang

mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatan

masyarakat. Hendrik L. Blum seorang pakar di bidang kedokteran

pencegahan mengatakan bahwa status kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh

4 hal yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik (keturunan)

(Notoatmodjo, 2011).

Faktor-faktor ini, berpengaruh langsung pada kesehatan dan saling

berpengaruh satu sama lainnya. Status kesehatan dapat tercapai secara

optimal jika keempat faktor ini secara bersama-sama mempunyai kondisi

yang optimal. Salah satu faktor saja berada dalam keadaan yang terganggu

(tidak optimal) maka status kesehatan dapat tergeser ke arah di bawah

keadaan optimal (Sarudji, 2006).

Daerah pesisir merupakan salah satu daerah yang banyak memiliki

masalah khususnya di bidang kesehatan masyarakat. Masalah kesehatan yang

sering terjadi diantaranya yaitu :

7
8

1. Penyakit menular

Penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan melalui

berbagai media. Penyakit jenis ini merupakan masalah kesehatan yang

besar di hampir semua negara berkembang karena angka kesakitan dan

kematiannya yang relatif tinggi dalam kurun waktu yang relatif singkat.

Penyakit menular umumnya bersifat akut (mendadak) dan menyerang

semua lapisan masyarakat. Penyakit jenis ini diprioritaskan mengingat

sifat menularnya yang bisa menyebabkan wabah dan menimbulkan

kerugian yang besar. Penyakit menular merupakan hasil perpaduan

berbagai faktor yang saling mempengaruhi. (Widoyono, 2011: 3).

Penyebab (agent) penyakit menular adalah unsur biologis yang

bervariasi mulai dari partikel virus yang paling sederhana sampai

organisme yang paling kompleks yang dapat menyebabkan penyakit pada

manusia (Noor, 1997: 39). Dimana proses agent penyakit dalam

menyebabkan penyakit pada manusia memerlukan berbagai cara penularan

khusus (mode of transmission) serta adanya “sumbe penularan (reservoir)

penyakit seperti manusia, binatang” (Noor, 1997: 39).

Penyakit menular masih menjadi masalah utama kesehatan masyarakat

di Indonesia dan masih sering timbul sebagai KLB yang menyebabkan

kematian penderitanya. Departemen Kesehatan RI telah menyusun

prioritas sasaran penanggulangan penyakit menular pada Rencana Program

Jangka Menengah (RPJM) tahun 2005-2009. Penyakit yang menjadi

prioritas tersebut diantaranya adalah penyakit menular tertentu yang

8
9

menjadi isu global seperti Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi

(PD3I), Malaria, Kusta, Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS)

dan Filariasis.

Masyarakat pesisir pada umumnya kurang memperhatikan kebersihan

lingkungan dan kebersihan penggunaan sumber air, sehingga sering

terkena penyakit pencernaan dan pernafasan seperti ISPA, Diare, Demam

Berdarah, Malaria, Dermatitis dll.

2. Penyakit tidak menular

Menurut data WHO, PTM merupakan penyebab kematian utama di

dunia dibandingkan penyebab lainnya. Hampir 80% kematian akibat PTM

terjadi di negara-negara berpenghasilan bawah-menengah (WHO, 2010).

Porta (2014) mendefinisikan penyakit tidak menular sebagai penyakit

yang sedikit sekali terbukti bahwa penularan dari satu orang ke orang lain

dapat terjadi melalui persentuhan, vektor, dan turunan/warisan secara

biologis. Porta menggunakan istilah non-comunicable disease dan non-

transmissiable disease.

Aikins (2016) mendefinisikan penyakit tidak menular dengan sebutan

chronic non-communicable disease (NCDs), yaitu penyakit non infeksi

yang berlangsung seumur hidup dan membutuhkan pengobatan dan

perawatan jangka panjang.

Dilihat dari kontribusi penyebab kematian, terdapat penyakit tidak

menular yang paling besar menyebabkan kematian, atau disebut juga

major chronic disease, yang meliputi cardiovascular disease, cancer,

9
10

diabetes (Boslaugh, 2008), dan chronic respiratory disease (Aikins, 2016).

Selain keempat penyakit tersebut, WHO juga memasukkan disabilitas,

cedera, dan gangguan kesehatan mental sebagai fokus area penyakit tidak

menular. Bahkan beberapa organisasi kesehatan juga memasukkan cacat

lahir, kebutaan, penyakit ginjal, penyakit alzheimer, dementia, dan

penyakit mulut ke dalam definisi penyakit tidak menular.

Masyarakat di daerah pesisir pada umumnya juga banyak mengalami

penyakit tidak menular di karenakan salah satunya terlalu banyak

mengkonsumsi garam. Penyakit tidak menular yang banyak terjadi di

wilayah pesisir adalah hipertensi, gondok dll.

3. Bencana

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bencana mempunyai arti

sesuatu yang menyebabkan atau menimbulkan kesusahan, kerugian atau

penderitaan. Sedangkan bencana alam artinya adalah bencana yang

disebabkan oleh alam (Purwadarminta, 2006)

Menurut Undang-Undang No.24 Tahun 2007, bencana adalah peristiwa

atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan

dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan

atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan

timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta

benda, dan dampak psikologis. Bencana merupakan pertemuan dari tiga

unsur, yaitu ancaman bencana, kerentanan, dan kemampuan yang dipicu

oleh suatu kejadian.

10
11

Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau

serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh gejala-gejala alam yang dapat

mengakibatkan kerusakan lingkungan, kerugian materi, maupun korban

manusia (Kamadhis UGM, 2007).

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam

dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang

disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor

manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,

kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

Definisi tersebut menyebutkan bahwa bencana disebabkan oleh faktor

alam, non alam, dan manusia. Oleh karena itu, Undang- Undang Nomor 24

Tahun 2007 tersebut juga mendefinisikan mengenai bencana alam,

bencana nonalam, dan bencana sosial.

Jenis-jenis bencana menurut Undang-Undang No.24 Tahun 2007,

antara lain:

a. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau

serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa

gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan,

dan tanah longsor.

b. Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau

rangkaian peristiwa non alam yang antara lain berupa gagal teknologi,

gagal modernisasi, epidemi dan wabah penyakit.

11
12

c. Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau

serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi

konflik sosial antar kelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan

teror (UU RI, 2007).

Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (2010), jenis-jenis

bencana antara lain:

a. Banjir dimana suatu daerah dalam keadaan tergenang oleh air dalam

jumlah yang begitu besar. Sedangkan banjir bandang adalah banjir yang

datang secara tiba-tiba yang disebabkan oleh karena tersumbatnya

sungai maupun karena pengundulan hutan disepanjang sungai sehingga

merusak rumah-rumah penduduk maupun menimbulkan korban jiwa.

b. Kerusuhan atau Konflik Sosialadalah suatu kondisi dimana terjadi huru-

hara atau kerusuhan atau perang atau keadaan yang tidak aman di suatu

daerah tertentu yang melibatkan lapisan masyarakat, golongan, suku,

ataupun organisasi tertentu.

c. Epidemi, Wabah dan Kejadian Luar Biasa merupakan ancaman yang

diakibatkan oleh menyebarnya penyakit menular yang berjangkit di

suatu daerah tertentu. Pada skala besar, epidemi atau wabah atau

Kejadian Luar Biasa (KLB) dapat mengakibatkan meningkatnya jumlah

penderita penyakit dan korban jiwa. Beberapa wabah penyakit yang

pernah terjadi di Indonesia dan sampai sekarang masih harus terus

diwaspadai antara lain demam berdarah, malaria, flu burung, anthraks,

12
13

busung lapar dan HIV/AIDS. Wabah penyakit pada umumnya sangat

sulit dibatasi penyebarannya, sehingga kejadian yang pada awalnya

merupakan kejadian lokal dalam waktu singkat bisa menjadi bencana

nasional yang banyak menimbulkan korban jiwa. Kondisi lingkungan

yang buruk, perubahan iklim, makanan dan pola hidup masyarakat yang

salah merupakan beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya

bencana ini.

Selain penyakit tidak menular yang terjadi di wilayah pesisir,

bencana juga sering terjadi di wilayah pesisir. Bencana yang terjadi di

wilayah pesisir adalah banjir, wabah, KLB, dan kerusuhan atau konflik.

B. Kerangka Teori

1. Penyakit Menular

Penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan melalui

berbagai media. Penyakit jenis ini merupakan masalah kesehatan yang

besar di hampir semua negara berkembang karena angka kesakitan dan

kematiannya yang relatif tinggi dalam kurun waktu yang relatif singkat.

Penyakit menular umumnya bersifat akut (mendadak) dan menyerang

semua lapisan masyarakat. Penyakit jenis ini diprioritaskan mengingat

sifat menularnya yang bisa menyebabkan wabah dan menimbulkan

kerugian yang besar. Penyakit menular merupakan hasil perpaduan

berbagai faktor yang saling mempengaruhi. (Widoyono, 2011: 3)

13
14

2. Penyakit tidak menular

Penyakit tidak menular merupakan penyakit kronis yang sifatnya tidak

ditularkan dari orang ke orang. Penyakit ini memiliki banyak kesamaan

dengan beberapa sebutan penyakit lainnya. Salah satunya adalah penyakit

degeneratif (Bustan, 2007).

3. Bencana

Menurut Undang-Undang No.24 Tahun 2007, bencana adalah peristiwa

atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan

dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan

atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan

timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta

benda, dan dampak psikologis. Bencana merupakan pertemuan dari tiga

unsur, yaitu ancaman bencana, kerentanan, dan kemampuan yang dipicu

oleh suatu kejadian.

Sumber Komponen penduduk Sakit/


penyakit lingkungan sehat

Variable yang berpengaruh

Gambaran model simpul perjalanan penyakit

(achmadi, 2005)

14
15

C. Kerangka Konsep Penelitian

Variable Independen Variabel Dependen

pengetahuan

Riwayat penyakit

Penyakit menular, penyakit


tidak menular dan bencana
Sanitasi dan sumber
air minum

Gizi kesmas

15
16

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 25 maret 2017, bertempat di

wiayah pesisir Wawatu Kecamatan Moramo Utara.

B. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode survei.

Tujuannya untuk mengidentifikasi penyakit yang terjadi di wilayah pesisir.

Metode deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk

menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak

digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. ( Sugiyono, 2005).

Metode survei adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh

fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan secara faktual,

baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok

ataupun suatu daerah. ( Naazir , 1986).

C. Populasi dan Sampel

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu dan ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam

penelitian adalah semua masyarakat yang berada di wilayah pesisir Desa

Wawatu Kecamatan Moramo Utara.

16
17

Sampel adalah sebagian dan jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Sampel dalam penelitian ini berjumalah 43 responden yang

dipilih dengan menggunakan teknik random sampling.

D. Variabel, Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

a. Variabel penelitian

1. Variabel bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. variabel

bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan, riwayat penyakit,

sanitasi dan gizi kesmas.

2. Variabel terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dari penelitian ini

adalah penyakit menular, penyakit tidak menular dan bencana

b. Definisi operasional

1) Penyakit menular

Penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan melalui

berbagai media. Penyakit jenis ini merupakan masalah kesehatan yang

besar di hampir semua negara berkembang karena angka kesakitan dan

kematiannya yang relatif tinggi dalam kurun waktu yang relatif singkat

Kriteria Onjektif :

Positif (+) : Apabila ada kejadian penyakit menular

Negatif (-) : Apabila tidak terjadi penyakit menular

17
18

2) Penyakit tidak menular

Menurut data WHO, PTM merupakan penyebab kematian utama di

dunia dibandingkan penyebab lainnya. Hampir 80% kematian akibat

PTM terjadi di negara-negara berpenghasilan bawah-menengah (WHO,

2010).

Kriteria Objektif :

Positif (+) : Apabila ada kejadian penyakit tidak menular

Negatif (-) : Apabila tidak ada kejadian peyakit tidak menular

3) Bencana

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bencana mempunyai arti

sesuatu yang menyebabkan atau menimbulkan kesusahan, kerugian atau

penderitaan. Sedangkan bencana alam artinya adalah bencana yang

disebabkan oleh alam (Purwadarminta, 2006)

Kriteria Objektif :

Positif (+) : Apabila tejadi bencana

Negatif (-) : Apabila tidak terjadi bencana

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai

berikut :

a. Kuesioner yang berisikan identitas responden dan pertanyaan mengenai

masalah kesehatan yang diderita serta mengidentifikasi riwayat penyakit

responden di masyarakat Desa Wawatu Kecamatan Moramo Utara.

b. Dokumentasi, yaitu sejumlah data atau informasi dari puskesmas setempat.

18
19

c. Komputer dan kalkulator, yaitu alat yang digunakan untuk mengolah data

yang diperoleh serta yang digunakan dalam penyusunan laporan

penelitian.

F. Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data Primer adalah data yang langsung diambil atau diperoleh dari hasil

survei menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner).

2. Data sekunder

Data sekunder yang dikumpulkan berupa data angka kejadian masalah

kesehatan Desa Wawatu Kecamatan Moramo Kota Kendari yang

bersumber dari Dinas Kesehatan dan puskesmas, serta melalui studi

kepustakaan dengan mengumpulkan buku-buku dan jurnal-jurnal yang

berhubungan dengan penelitian ini.

G. Prosedur Pengolaan dan Penyajian Data

1. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan secara elektronika yaitu dengan menggunakan

komputer yang menggunakan SPSS.

2. Penyajian Data

Hasil pengoalahan data selanjutnya di sajikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi, yang disertai penjelasan tabel. Khusus tabel diskripsi frekuensi,

pendeskkripsian variabe bebas ditampilkan dalam bentuk frekuensi dan

presentase (%).

19
20

DAFTAR PUSTAKA

Bustan M. 2011. Epiidemiologi penyakit tidak menular. Jakarta.


http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17738/4/Chapter
%20II.pdf

Bengen D. 2001. Ekosistem dan sumberdaya alam pesisir dan laut. Jakarta.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35251/4/Chapter
%2001.pdf

Heryana A. 2014. Pengantar Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta


Barat.
http://adeheryana.weblog.esaunggul.ac.id/wpcontent/uploads/sites/5665
/2016/03/Ade-Heryana_Pengantar-Epidemiologi-Penyakit
TidakMenular.pdf?hydxskumywjzynrg?frgwqgmpclgklwqg

Tina, L dkk. 2016. Studi komparatif determinan kejadian diare di wilayah pesisir
(puskesmas abeli) dan perkotaan (puskesmas lepo-lepo) tahun 2016.
Fakultas Kesehatan Masyarakat. Diakses 30 maret 2017.
http://ojs.uho.ac.id/indeks.php/JIMKESMAS/articel/download/1089/74
7

Anam, K dkk. 2016. Gaya hidup sebagai faktor resiko hipertensi pada masyarakat
pesisir pantai. Fakultas Kedokteran. Diakses 30 maret 2017.
http://jukeunila.com/wp-contact/uploads/2016/12/khairul-anam.pdf

20

Anda mungkin juga menyukai