Pendidikan Anti Korupsi
Pendidikan Anti Korupsi
SUAP-MENYUAP
Kelompok 2 :
1. KEVIN DANIEL SINAGA
2. BAHRUL HAYAT SIAGIAN
T.A. 22
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 1
1.1.Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2.Rumusan Masalah..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 4
2.1.Pengertian Suap........................................................................................................ 4
2.2.Penyuap dan Penerima Suap ..................................................................................... 6
2.3.Dasar Hukum Tindak Pidana Suap........................................................................... 8
2.4.Sanksi Hukum Tindak Pidana Suap .......................................................................... 9
2.5.Analisis Kasus ......................................................................................................... 15
2.6.Upaya pencegahan tindakan suap-menyuap ........................................................... 17
BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 21
3.1.Kesimpulan ............................................................................................................. 21
3.2.Saran ....................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 23
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar BelakangPermasalahan
2.1.Pengertian SuapSuap
disebut juga dengan sogok atau memberi uang pelicin. Adapundalam bahasa syariat
disebut dengan risywah. Secara istilah adalah memberi uangdan sebagainya kepada
petugas (pegawai), dengan harapan mendapatkankemudahan dalam suatu urusan.
Dalam buku saku memahami tindak pidana korupsi “Memahami untukMembasmi”
yang dikeluarkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dijelaskan
bahwa cakupan suap adalah
(1) setiap orang,
(2) memberi sesuatu,
(3) kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara,
(4) karena atau berhubungan dengansesuatu yang bertentangan dengan kewajiban,
dilakukan atau tidak dilakukandalam jabatannya.Suap juga bisa berarti setiap harta
yang diberikan kepada pejabat atassuatu kepentingan, padahal semestinya urusan
tersebut tanpa pembayaran.Sedangkan dalam fikih, suap atau risywah cakupannya
lebih luas. Sebagaimana dikatakan Ali ibn Muhammad Al Jarjuni dalam kitab
Ta‟rifat, Beirut (1978), suap adalah sesuatu yang diberikan untuk menyalahkan
yang benar atau membenarkanyang salah.Dalam Undang-Undang No. 11 Th. 1980
tentang tindak pidana suap dijelaskan bahwa tindak pidana suap memiliki dua
pengertian, yaitu:
1
https://bcbojonegoro.beacukai.go.id diakses pada tanggal 06 november 2022
karena ada suatu kepentingan dan seterusnya. Islammengharamkan seorang Islam
menyuap penguasa dan pembantu-pembantunya. Begitu juga penguasa dan
pembantu-pembantunya ini diharamkan menerima uangsuap tersebut.Adapun dasar
hukum tindak pidana suap ini telah termaktub di dalam al-
Qur‟an
dan Hadits Rasulullah saw.
“Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara
kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta
itukepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta
bendaorang lain itu
dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui”
Maksud dari kata 'jangan lah kamuembawa harta itu kepada hakim' atau jangan lah
kamu menyuap atau menyogok hakim sehingga kamu menenangkann suatu
perkara, padahal kamu mengerti bahwa hasil keputusan itu tidak halal bagimu.Jika
seseorang untuk mengerjakan sesuatu pekerjaan telah dibayar maka apapunselain
itu bukan menjadi haknya dan haram mengambilnya. Begitu juga, jika
diamemanfaatkan harta perusahaan atau negara untuk kepentingan pribadinya,
dalamhal ini ia telah mengambil sesuatu yang bukan haknya secara bathil dan
haramhukumnya. Misal, seorang karyawan menerima souvenir sebuah pulpen,
parceldiakhir tahun, amplop yang berisi uang atau uang komisi yang biasanya
langsungditransfer, mengambil harta perusahaan/negara, melakukan mark-up suatu
transaksi dan lain lain.
Pasal 6:
(1) Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama15
(lima belas) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 150.000.000,00 (seratuslima
puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp 750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta
rupiah) setiap orang yang:
a. Memberi atau menjanjikan sesuatu kepada hakim dengan maksud
untukmempengaruhi putusan perkara yang diserahkan kepadanya untuk diadili; atau
b. Memberi atau menjanjikan sesuatu kepada seseorang yang menurut ketentuan
peraturan perundang-undangan ditentukan menjadi advokat untuk menghadirisidang
pengadilan dengan maksud untuk mempengaruhi nasihat atau pendapatyang akan
diberikan berhubung dengan perkara yang diserahkan kepada pengadilan untuk
diadili.
(2) Bagi hakim yang menerima pemberian atau janji sebagaimana dimaksuddalam
ayat (1) huruf a atau advokat yang menerima pemberian atau janjisebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) huruf b, dipidana dengan pidana yang samasebagaimana
dimaksud dalam ayat (1).
Pasal 11:
Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama
5(lima) tahun dan atau pidana denda paling sedikit Rp 50.000.000,00 (lima puluh
juta rupiah) dan paling banyak Rp 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh jutarupiah)
pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima hadiah atau janji padahal
diketahui atau patut diduga, bahwa hadiah atau janji tersebutdiberikan karena
kekuasaan atau kewenangan yang berhubungan dengan jabatannya, atau yang
menurut pikiran orang yang memberikan hadiah atau janjitersebut ada hubungan
dengan jabatannya.
Pasal 12:
Dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat4
(empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda palingsedikit
Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp1.000.000.000,00
(satu miliar rupiah):
a. Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima hadiah atau janji,
padahal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah atau janji tersebut diberikanuntuk
menggerakkan agar melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya,
yang bertentangan dengan kewajibannya;
b. Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima hadiah,
padahaldiketahui atau patut diduga bahwa hadiah tersebut diberikan sebagai akibat
ataudisebabkan karena telah melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam
jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya;
c. Hakim yang menerima hadiah atau janji, padahal diketahui atau patut diduga
bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan untuk mempengaruhi putusan
perkarayang diserahkan kepadanya untuk diadili;
d. Seseorang yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan
ditentukanmenjadi advokat untuk menghadiri sidang pengadilan, menerima hadiah
atau janji, padahal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah atau janji tersebut
untukmempengaruhi nasihat atau pendapat yang akan diberikan, berhubung dengan
perkara yang diserahkan kepada pengadilan untuk diadili;
e. Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang dengan maksudmenguntungkan
diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, atau denganmenyalahgunakan
kekuasaannya memaksa seseorang memberikan sesuatu,membayar, atau menerima
pembayaran dengan potongan, atau untuk mengerjakansesuatu bagi dirinya sendiri;
f. Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang pada waktu menjalankan
tugas,meminta, menerima, atau memotong pembayaran kepada pegawai negeri atau
penyelenggara negara yang lain atau kepada kas umum, seolah-olah pegawainegeri
atau penyelenggara negara yang lain atau kas umum tersebut mempunyaiutang
kepadanya, padahal diketahui bahwa hal tersebut bukan merupakan utang;
g. Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang pada waktu menjalankan
tugas,meminta atau menerima pekerjaan, atau penyerahan barang, seolah-
olahmerupakan utang kepada dirinya, padahal diketahui bahwa hal tersebut
bukanmerupakan utang;
h. Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang pada waktu menjalankan
tugas,telah menggunakan tanah negara yang di atasnya terdapat hak pakai, seolah-
olahsesuai dengan peraturan perundang-undangan, telah merugikan orang yang
berhak, padahal diketahuinya bahwa perbuatan tersebut bertentangan dengan
peraturan perundangundangan; atau
i. Pegawai negeri atau penyelenggara negara baik langsung maupun tidaklangsung
dengan sengaja turut serta dalam pemborongan, pengadaan, atau persewaan, yang
pada saat dilakukan perbuatan, untuk seluruh atau sebagian untuk mengurus atau
mengawasi nya.2
2.5 Kasus suap dalam penerimaan mahasiswa baru
Kasus suap juga sering terjadi dalam proses penerimaan mahasiswa baru.Contohnya
penerimaan mahasiswa baru di Program Pendidikan KedokteranUniversitas
Cenderawasih (Uncen). Mahasiswa yang diterima di program elite itu jumlahnya
2
https://www.bphn.go.id diakses pada tanggal 06 november 2022
sangat terbatas. Setiap tahun yang diterima hanya satu kelas, atausekitar 50 orang
saja. Namun, pada tahun akademik 2007/2008 ini akan diterimasekitar 70 orang.
Meski begitu, namun ada sejumlah informasi bahwa setiapmahasiswa baru yang
akan diterima di program pendidikan dokter ini diwajibkanmembayar biaya
(menyogok) sekitar Rp 40 juta - Rp 50 juta setiap orang.Bahkan,beberapa pegawai
dosen dan pegawai Uncen sendiri mengakui adanyainformasi sogok tersebut. Ada
yang menyebutkan setiap siswa dimintai Rp 40 juta, ada juga mengatakan Rp 50
juta setiap orang.Contoh lain UGM juga terjadi kasus suap tersebut. Sejumlah 34
ribu lulusansekolah menengah atas berjibaku memperebutkan 4.000 kursi
mahasiswa. Ini berarti 60 persen dari total kursi yang tersedia. Persyaratan ujian
masuk tak rumit.Asalkan lolos ujian tulis dan bersedia membayar mahal. Bahkan
ada yang relamembayar Rp 125 juta hanya untuk uang masuk Fakultas Kedokteran.
Walaupunselain jalur, mahasiswa yang masuk melalui jalur Sistem Penerimaan
MahasiswaBaru dengan uang masuk Rp 5 juta juga akan mengalami kesulitan di
masa studinya kelak.3
3
Jubi.go.id diakses pada tanggal 7 november 2022
2. Berusaha menanamkan pada setiap diri sifat amanah, dan menghadirkan kedalam
hati besarnya dosa yang akan ditanggung oleh orang yang tidak menunaikan
amanah. Dalam hat ini, peran agama memiliki pengaruh sangat besar,yaitu dengan
penanaman akhlak yang mulia.
3. Setiap individu selalu belajar memahami rizki dengan benar.
Bahwamembahagiakan diri dengan harta bukanlah dengan cara yang diharamkan
AllahSubhanahu wa Ta‟ala, akan tetapi dengan mencari rizki yang halal dan
hidupdengan qana‟ah, sehingga Allah Subhanahu wa Ta‟ala akan memberi berkah
pada hartanya, dan Ia dapat berbahagia dengan harta tersebut.
4. Menghadirkan ke dalam hati, bahwa di balik penghidupan ini ada kehidupanyang
kekal, dan setiap orang akan diminta pertanggungjawabannya di hadapan
Allah Subhanahu wa Ta‟ala. Semua perbuatan manusia akan ditanya oleh
AllahSubhanahu waTa‟ala tentang hartanya, dari mana engkau mendapatkannya,
dan kemana engkau habiskan.Kedua:
Solusi Untuk Ulil Amri (Pemerintah).
1. Jika ingin membersihkan penyakit masyarakat ini, hendakah memulai darimereka
sendiri. Pepatah Arab mengatakan, rakyat mengikuti agama rajanya. Jikarajanya
baik, maka masyarakat akan mengikutinya, dan sebaliknya.
2. Bekerjasama dengan para da‟i untuk menghidupkan ruh tauhid dan
keimanankepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala. Jika tauhid telah lurus dan iman telah
benar,maka, semuanya akan berjalan sesuai yang diinginkan oleh setiap diri seorang
muslim.
3. Jika mengangkat seorang pejabat atau pegawai, hendaklah mengacu kepada
duasyarat, yaitu keahlian, dan amanah. Jika kurang salh satu dari dua syarat
tersebut, tak mustahil terjadi kerusakan. Kemudian, memberi hukuman sesuai
dengansyariat bagi yang melanggarnya.
4. Semua pejabat pemerintah seharusnya mencari penasihat dan bithanah
(orangdekat) yang shalih, yang menganjurkannya untuk berbuat baik, dan
mencegahnyadari berbuat buruk. Seiring dengan itu, Ia juga menjauhi bithanah yang
thalih
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Suap berarti setiap harta yang diberikan kepada pejabat atas suatukepentingan,
padahal semestinya urusan tersebut tanpa pembayaran. Baik orangyang member
suap maupun menerima suap sama-sama mendapatkan hukumankarena perbuatan
tersebut merugikan pihak lain.Menerima suap adalah termasuk makan harta orang
lain dengan cara batil. Dasar hukum tindak pidana suap telah termaktub di dalam
alQur‟an dan Hadits. Adapun sanksi hukum tindak pidana suap termaktub dalam
Undang-Undang RepublikIndonesia Nomor 11 Tahun 1980 Tentang Tindak Pidana
Suap dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 Tentang
Perubahan AtasUndang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan
Tindak PidanaKorupsi.Penyebab terjadinya suap ini karena kebodohan terhadap
syariat Islamyang hanif. Selain itu, tidak adanya sifat amanah dan kurang tegasnya
hukumyang berlaku menyebabkan kasus ini semakin bertambah.
3.2.Saran
Kita sebagai pemuda generasi penerus bangsa haruslah mulai dengan diri kita
masing-masing untuk meninggalkan salah satu dari banyak kebiasaan buruk bangsa
ini yakni suap-menyuap. Karena sesungguhnya Allah telah memberikan jaminan
kepada makhluk-Nya yang selalu bertaqwa dan menjauhkan diri dari perbuatan
buruk berupa kecukupan dan mendapat rezeki dari jalan yang tidakdisangka-sangka
4
Ibrahim bin Fathi, Uang Haram, Jakarta, 2006KPK, Memahami Untuk Membasmi, Komisi
Pemberantasan Korupsi, Jakarta,
DAFTAR PUSTAKA
Adz-Dzahabi, Imam, Dosa-dosa Besar, Pustaka Arafah, Solo, 2007
Ahmad bin „Abdurrazzaq, Fatwa-fatwa Jual Beli, Pustaka ImamChaerudin, dkk,
Strategi Pencegahan dan Pencegahan Hukum Tidak Pidana 2008
Darwin, Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, PT CitraAditya Bakti,
Bandung.2002
Evi Hartanti, S.H. Diterbitkan oleh Sinar Grafika. Edisi Kedua. Jakarta 2005
Ibrahim bin Fathi, Uang Haram, Jakarta, 2006KPK, Memahami Untuk Membasmi,
Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta,