Article history: Latar Belakang: Proses involusi uterus ditandai dengan pengeluaran lochea,
jumlah pengeluaran lochea akan mempengaruhi lama proses involusi. Salah satu
Received March 01, 2021 cara untuk memepercepat pengeluaran lochea rubra dengan dilakukannya massage
Accepted March 30, 2021 oxytocin. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh massage oxytocin
Published April 01, 2021 terhadap jumlah lochea rubra pada ibu post partum. Metode: Rancangan penelitian
ini adalah Quasi Eksperimen Design posttest only with control group. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling responden
Kata Kunci: sebanyak 34 ibu post partum. Hasil:. Hasil penellitian didapatkan bahwa rerata
jumlah lochea rubra pada hari ke 3 kelompok perlakuan 45.18 cc dan kelompok
Jumlah Lochea Rubra kontrol 71.24 cc. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada perbedaan jumlah
Ibu Post Partum lochea rubra pada hari ke 3 dengan ρ = 0.000 (ρ < 0.05). Kesimpulan: Massage
Pijat Oksitosin oxytocin mengeluarkan hormon oksitosin dan hormon oksitosin dapat merangsang
frekuensi kontraksi uterus untuk mempelancar pengeluaran lochea rubra, sehingga
dapat diterapkan untuk ibu post partum.
ABSTRACT
The Effect of Oxytocin Massage toward The Amount of Lochea Rubra on Post
Partum Mothers
Page | 1
Available online at: https://jurnalilmukebidanan.akbiduk.ac.id/index.php/jik
(JIK) JURNAL ILMU KEBIDANAN 7 (2) Juni 2021
P ISSN 2407-6872 E ISSN 2579-4027
Page | 2
Available online at: https://jurnalilmukebidanan.akbiduk.ac.id/index.php/jik
(JIK) JURNAL ILMU KEBIDANAN 7 (2) Juni 2021
P ISSN 2407-6872 E ISSN 2579-4027
Berdasarkan tabel 2 diatas dapat dijelaskan Berdasarkan tabel 5 diatas dapat dijelaskan
bahwa paritas responden kelompok perlakuan bahwa jumlah lochea pada hari ke-3 pada kelompok
paritas nilai terendah 1 dan nilai tertinggi 4, rerata kontrol nilai terendah 60 cc, jumlah nilai tertinggi 80
2.00 dengan standar deviasi 3.875. Paritas kelompok cc, rerata 71.24 cc dengan standar deviasi 6.006 cc.
kontrol nilai terendah paritas 1 dan nilai tertinggi
paritas 4, rerata 2.06 dengan standar deviasi 0.827. 6. Perbedaan Jumlah Lochea 24 Jam pada Hari ke-
3 Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol
3. Gambaran Karakteristik Berdasarkan Tabel 6 Distribusi Bivariat Jumlah Lochea 24 Jam
Tingkatan Pendidikan Responden Hari Ke-3 Pada Kelompok Perlakuan dan Kontrol
Tabel 3. Karakteristik Berdasarkan Tingkatan
Pendidikan Responden Variabel Maen Sd Shapiro Ρ value
- Wik sig – (2-
Variabel N Pendidikan f % tailed)
Page | 3
Available online at: https://jurnalilmukebidanan.akbiduk.ac.id/index.php/jik
(JIK) JURNAL ILMU KEBIDANAN 7 (2) Juni 2021
P ISSN 2407-6872 E ISSN 2579-4027
2. Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan proses involusi uterus, involusi uterus adalah
Paritas proses saat terjadinya plasenta keluar dan
Hasil penelitian ini menunjukkan jumlah berlangsung selama 6 minggu.
lochea hari ke-3 pada responden kelompok
Dua jam pertama setelah lahir jumlah lochea
perlakuan paritas 1 sebanyak 33 cc dan paritas 4
tidak boleh dari jumlah maksimal yang keluar
sebanyak 58 cc. Pada penelitian ini paritas 1 proses
selama menstruasi. Beberapa jam dan hari jumlah
pengeluaran lochea lebih cepat dari pada paritas 4
lochea harus semakin berkurang. Keluarnya
karena adanya proses involusi uterus.
plasenta mengakibatkan keluarnya lapisan lain
Penelitian ini sesuai dengan teori Reeder, yang terdapat dari dalam rahim juga ikut keluar.
Martin & Griffin (2012), bahwa pada primipara Dan lapisan decidua basalis yang sudah menjadi
fisiologis otot-otot rahim tingkat elastisitasnya nekrotik akan keluar sebagai lochea.
bagus karena belum pernah mengalami
6. Analisis Perbedaan Jumlah Lochea 24 Jam pada
peregangan. Pada multipara proses involusi uterus
Hari ke-3
cenderung menurun karena keadaan fisiologis otot-
Berdasarkan hasil analisa independent t-test
otot rahim kurang elastis otot-otot uterus sudah
pada jumlah lochea 24 jam hari ke-3 kelompok
sering teregang, otot-otot uterus yang sering
perlakuan dan kontrol dapat disimpulkan bahwa
teregang memerlukan waktu yang lama untuk
terdapat perbedaan yang signifikan dengan nilai ρ
proses involusi uterus.
=0.000 ˂0.05. Pada lochea hari ke-3 jika dilihat
3. Gambaran Karakteristik Berdasarkan Tingkat pada selisih mean kelompok perlakuan 45.18 cc
Pendidikan dan kelompok kontrol 71.24 cc dapat ditarik
Hasil penelitian menunjukkan pendidikan PT kesimpulan bahwa kelompok perlakuan lebih
terdapat 3 responden kelompok perlakuan dan 1 berpengaruh dari pada kontrol.
responden untuk kelompok kontrol. Menurut
Efek fisiologis dari pijat oxytocin adalah
peneliti tingkat pendidikan akan mempengaruhi
merangsang kontraksi otot polos uterus baik pada
pengetahuan yang berdampak pada gaya hidup
proses saat persalinan maupun setelah persalinan
sehingga akan berdampak pada faktor-faktor
sehingga dapat mempercepat proses involusi
percepatan involusi uterus yang berdampak
uterus. Didukung oleh hasil penelitian Elisa (2016)
pengeluaran lochea.
bahwa proses pengembalian uterus bisa dilihat dari
Pendidikan merupakan proses dimulainya adanya kontraksi uterus yang kuat, penurunan
waktu lahir dan berlangsung sepanjang hidup, tinggi fundus uteri dan jumlah pengeluaran lochea.
semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka
akan lebih mudah menerima informasi, sikap yang
kooperaktif dibandingkan ibu post partum yang KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
berpendidikan rendah karena diakibatkan Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui
kurangnya pengetahuan. bahwa responden kelompok perlakuan usia termuda 20
4. Gambaran pada Kelompok Perlakuan Jumlah tahun dan usia tertua 33 tahun,. Usia responden
Lochea pada Hari ke-3 kelompok kontrol usia termuda 23 tahun dan usia
Berdasarkan hasil penelitian jumlah lochea tertinggi 33 tahun paritas responden kelompok
jumlah nilai tertinggi sebanyak 58 cc dan nilai perlakuan paritas terendah 1 dan tertinggi 4, rerata 2.00
terendah 32 cc, rerata 45.18 cc, dengan standar dengan standar deviasi 3.875.
deviasi 9.322cc. Pijat oxytocin mengeluarkan Paritas kelompok kontrol nilai terendah paritas
hormon oksitosin dimana hormon ini dapat 1 dan nilai tertinggi paritas 4, rerata 2.06 dengan
mengakibatkan kontraksi uterus menjadi kuat. standar deviasi 0.827, kelompok perlakuan tingkat
Kontraksi uterus yang kuat akan mempengaruhi pendidikan terbanyak SMA sebanyak 11 responden
proses involusi menjadi lebih cepat. (64.7%), dan sedikit PT sebanyak 3 responden (17.6).
Saat uterus berkontraksi akan mengeluarkan Kelompok kontrol terbanyak SMA sebanyak 13
cairan rahim berupa lochea, pengeluaran lochea responden (76.5%), sedikit PT sebanyak 1 responden
yang lancar menunjukkan kontraksi uterus yang (5.9%), jumlah lochea hari ke-3 kelompok perlakuan
bagus dan kuat. nilai terendah 32 cc, jumlah nilai tertinggi 58 cc, rerata
45.18 cc dengan standar deviasi 9.322 cc, dan pada
5. Gambaran Pada Kelompok Kontrol Jumlah Lochea kelompok kontrol nilai terendah 60 cc, jumlah nilai
Hari ke-3 tertinggi 80 cc, rerata 71.24 cc dengan standar deviasi
Berdasarkan hasil penelitian jumlah lochea 6.006 cc.
jumlah nilai tertinggi sebanyak 80 cc dan nilai Ada perbedaan jumlah lochea pada ibu post
terendah 60 cc, rerata 71.24 cc dengan standar partum antara kelompok perlakuan dan kelompok
deviasi 6.006 cc. Hal ini di karenakan adanya kontrol dengan nilai ρ value = 0.000 ˂ 0.05.
Page | 4
Available online at: https://jurnalilmukebidanan.akbiduk.ac.id/index.php/jik
(JIK) JURNAL ILMU KEBIDANAN 7 (2) Juni 2021
P ISSN 2407-6872 E ISSN 2579-4027
Page | 5
Available online at: https://jurnalilmukebidanan.akbiduk.ac.id/index.php/jik
(JIK) JURNAL ILMU KEBIDANAN 7 (2) Juni 2021
P ISSN 2407-6872 E ISSN 2579-4027
http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/arti
cle/view/357 Diakses 7 Maret 2019
Setiadi. (2013). Konsep dan praktik penulisan riset
keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu
Sofian, A. (2011). Rustam mochtar sinopsis obstetri.
Jakarta: EGC Suherni, S. (2008). Perawatan
masa nifas. Yogyakarta: Fitramaya
Sukarni K., Icemi., & Wahyu, P. (2013). Buku ajar
keperawatan maternitas.Yogyakarta: Nuh
Medika
Wulandari & Handayani. (2011). Asuhan kebidanan
ibu masa nifas. Yogyakarta: Gosyen
Publishing
Page | 6
Available online at: https://jurnalilmukebidanan.akbiduk.ac.id/index.php/jik
JURNAL ILMU KEBIDANAN 7 (2) Juni 2021 pp 7-13
Article history: Latar Belakang: Penurunan produksi ASI hari-hari pertama setelah melahirkan dapat
disebabkan kurangnya rangsangan hormon prolaktin dan oksitosin yang sangat berperan
ReceivedMarch 01,2021 dalam produksi ASI. Manfaat pijat payudara pada masa nifas dan menyusui karena ASI
Accepted March 30, 2021 mengandung banyak endorphine sehingga bayi lebih tenang dan merasa nyaman dan
Published April 01, 2021 kompres air hangat mampu membuat pembuluh darah dan kelenjar pada payudara
mengalami pelebaran atau vasodilatasi, sehingga ASI lebih mudah untuk keluar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pijat payudara dan kompres air
Kata Kunci: hangat terhadap kecukupan ASI bayi pada ibu post partum. Metode: Desain penelitian
menggunakan quasi eksperimen dengan metode penelitian yang di gunakan adalah pre-
Ibu Postpartum test dan post-test with control group, teknik pengambilan sampel purposive sampling,
Kecukupan ASI bayi sejumlah 32 responden yaitu 16 responden pada kelompok intervensi dan 16 responden
Kompres Air Hangat pada kelompok kontrol. Pengambilan data dengan menggunakan lembar observasi
Pijat Payudara karakteristik bayi dan melakukan pijat payudara dan kompres air hangat. Hasil: Hasil
penelitian menunjukkan adanya perbedaan BB bayi yang bermakna dengan p value=
0.007, dan ada perbedaan frekuensi BAK yang bermakna dengan p value= 0.022, dan ada
perbedaan frekuensi menyusu yang bermakna dengan p value= 0.007, serta ada
perbedaan lama tidur yang bermakna dengan p value= 0.001.Kesimpulan: Dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh pijat payudara dan kompres air hangat terhadap
kecukupan ASI bayi dengan indikasi berat badan bayi, frekuensi BAK, frekuensi
menyusu, dan lama tidur setelah menyusu.
ABSTRACT
The Effectiveness of Breast Massage and Warm Water Compression on the Adequacy
of Infant Breastfeeding in Postpartum Mother
Background: Breast milk production may have declined in the early days of postpartum
Key words: due to a lack of prolactin and oxytocyn stimulants, both of which play important roles in
the production of breast milk. Breast massage and warm water compresses can be
Breast Massage beneficial during the puerperal and breastfeeding periods because breast milk contains a
Postpartum Mother lot of endorphins that make the baby feel calm and comfortable, and the water compress
The Adequacy of Breastmilk can make the blood vessels and breast gland widen, which is known as vasodilation, and
Warm Water Compress thus the breast milk can be taken out more easily.The goal of this study is to see how well
breast massage and warm water compresses affect the adequacy of breast milk in
postpartum mothers Methods: The research design used a quasi-experimental research
DOI: design. The research method taken in this research is pretest-postest with control group
https://10.48092/jik.v7i2.132 design. Purposive sampling is used as a technique to collect samples from 32
respondents, 16 from the intervention group and 16 from the control group.The
information is gathered by using a baby characteristic observation sheet while
performing breast massage and a warm water compress. Results: The result shows a
significant difference in baby weight with p value =0.007, significant difference in
frequency of urination with p value =0.022, significant difference in frequency of
breastfeeding with p value =0.007, and also a difference in duration of sleep with p value
=0.001. Conclusion: It can be concluded that the influence of breast massage and warm
water compresses the adequacy of breast milk that is indicated by baby weight, frequency
of urination, frequency of breastfeeding, and duration of sleep after breastfeeding.
ThisopenaccessarticleisundertheCC–BY-SAlicense.
Page | 7
Available online at: https://jurnalilmukebidanan.akbiduk.ac.id/index.php/jik
(JIK) JURNAL ILMU KEBIDANAN 7 (2) Juni 2021
P ISSN 2407-6872 E ISSN 2579-4027
ThisopenaccessarticleisundertheCC–BY-SAlicense.
Page | 8
Available online at: https://jurnalilmukebidanan.akbiduk.ac.id/index.php/jik
(JIK) JURNAL ILMU KEBIDANAN 7 (2) Juni 2021
P ISSN 2407-6872 E ISSN 2579-4027
ThisopenaccessarticleisundertheCC–BY-SAlicense.
Page | 9
Available online at: https://jurnalilmukebidanan.akbiduk.ac.id/index.php/jik
(JIK) JURNAL ILMU KEBIDANAN 7 (2) Juni 2021
P ISSN 2407-6872 E ISSN 2579-4027
ThisopenaccessarticleisundertheCC–BY-SAlicense.
5. Distribusi Frekuensi Lama Tidur pada Meteseh Boja Kendal, menggunakan uji
Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol independent t-test di dapatkan data berdistribusi
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Lama Tidur Sebelum tidak normal sehingga menggunakan uji man-
dan Sesudah di Lakukan Pijat Payudara dan whitney di peroleh angka significancy 0.007 atau <
Kompres Air Hangat pada Kelompok Intervensi 0,05 dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan rerata
dan Kelompok Kontrol BB bayi lahir dan BB bayi sesudah 2 minggu antara
Nilai Nilai Rata- Std. diberi dan tidak diberi pijat payudara dan kompres
Kelompok air hangat terhadap kecukupan ASI bayi pada ibu
minimal Maksimal rata deviasi
Kelompok Hari 13 18 16.56 1.931 post partum di Desa Meteseh Boja Kendal.
intervensi ke-2 13 18 16.88 1.360
Hari
ke- 7. Uji Efektivitas Pijat Payudara dan Kompres Air
14 Hangat dengan Indikator BAK Bayi Terhadap
Kelompok Hari 12 18 16.00 1.713 Kecukupan ASI Bayi pada Ibu Post Partum
kontrol ke-2 13 18 16.06 2.016 Tabel 7. Distribusi Efektivitas Pijat Payudara dan
Hari
ke- Kompres Air Hangat dengan Indikator BAK Bayi
14 Terhadap Kecukupan ASI Bayi pada Ibu Post Partum
BAK Rata-
Perlakuan N Jumlah Sig
Bayi rata
Berdasarkan tabel 5 diatas di ketahui Kelompok
jumlah lama tidur terendah pada hari ke-2 dan ke- 16 16.78 268.50
Intervensi
Pre .851
14 adalah 13 jam (780 menit) pada kelompok Kelompok 16.
16 259.50
intervensi dan lama tidur terendah hari-2 adalah 12 Kontrol 22
dan hari ke-14 13 (780 menit) untuk kelompok Total 32
Kelompok
kontrol, lama tidur tertinggi pada hari ke-2 dan hari Intervensi
16 20.16 322.50
ke-14 18 jam (1.080 menit) pada kelompok Post .022
Kelompok
16 12.84 205.50
intervensi dan lama tidur tertinggi pada hari ke-2 Kontrol
dan hari ke-14 18 jam (1.080 menit) untuk Total 32
kelompok kontrol dengan nilai rata-rata pada Dalam penelitian ini hasil uji statistik
kelompok intervensi hari ke-2 adalah 16.56 hari dengan efektivitas pijat payudara dan kompres air
ke-14 yaitu 16.88 dan nilai rata-rata untuk hangat dengan indikator BAK bayi terhadap
kelompok kontrol pada hari ke-2 adalah 16.00 dan kecukupan ASI bayi pada ibu post partum di Desa
hari ke-14 adalah 16.06 dan standar devisiasi pada Meteseh Boja Kendal menggunakan uji
kelompok intervensi hari ke-2 yaaitu 1.931, hari ke- independent t-test didapatkan data berdistribusi
14 yaitu 1.360 untuk kelompok kontrol lama tidur tidak normal sehingga menggunakan uji man-
hari ke-2 adalah 1.713 dan hari ke-14 adalah 2.016. whitney di peroleh angka significancy 0.022 atau <
0,05 dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan rerata
6. Uji Efektivitas Pijat Payudara dan Kompres Air BAK bayi waktu lahir dan BAK bayi sesudah 2
Hangat terhadap Kecukupan ASI Bayi pada Ibu minggu antara diberi dan tidak diberi pijat payudara
Post Partum dengan Indikator Berat Badan dan kompres air hangat terhadap kecukupan ASI
Bayi bayi pada ibu post partum di Desa Meteseh Boja
Tabel 6. Distribusi Efektivitas Pijat Payudara dan Kendal.
Kompres Air Hangat dengan Indikator Berat Badan 8. Uji Efektivitas Pijat Payudara dan Kompres Air
Bayi Terhadap Kecukupan ASI Bayi pada Ibu Post Hangat dengan Indikator Menyusu Bayi
Partum Terhadap Kecukupan ASI Bayi pada Ibu Post
BB Rata- Partum
Perlakuan n Jumlah Sig
Bayi rata Tabel 8. Distribusi Efektivitas Pijat Payudara dan
Kelompok Kompres Air Hangat dengan Indikator Menyusu Bayi
16 15.09 241.50
Intervensi
Pre
Kelompok
.393 Terhadap Kecukupan ASI Bayi pada Ibu Post Partum
16 17.91 286.50
Kontrol
Total 32 Menyusu Rata-
Perlakuan N Jumlah Sig
Kelompok Bayi rata
16 20.97 335.50 Kelompok
Intervensi 16 17.66 282.50
Post .007 Intervensi
Kelompok Pre .464
16 12.03 192.50 Kelompok 13.
Kontrol 16 245.50
Total 32 Kontrol 34
Total 32
Kelompok
Dalam penelitian ini hasil uji statistik Intervensi
16 20.81 333.00
dengan efektivitas pijat payudara dan kompres air Post .007
Kelompok
16 12.19 195.00
hangat dengan indikator berat badan bayi terhadap Kontrol
kecukupan ASI bayi pada ibu post partum di Desa Total 32
Page | 10
Available online at: https://jurnalilmukebidanan.akbiduk.ac.id/index.php/jik
(JIK) JURNAL ILMU KEBIDANAN 7 (2) Juni 2021
P ISSN 2407-6872 E ISSN 2579-4027
ThisopenaccessarticleisundertheCC–BY-SAlicense.
Dalam penelitian ini hasil uji statistik dan tidak diberi pijat payudara dan kompres air
dengan efektivitas pijat payudara dan kompres air hangat. Kemudian dengan indikator BAK bayi
hangat dengan indikator menyusu bayi terhadap terhadap kecukupan ASI bayi di peroleh angka
kecukupan ASI bayi pada ibu post partum di Desa significancy 0.022 atau < 0,05 dapat disimpulkan
Meteseh Boja Kendal menggunakan uji bahwa ada perbedaan rerata BAK bayi waktu lahir
independent t-test di dapatkan data berdistribusi dan BAK bayi sesudah 2 minggu antara diberi dan
tidak normal sehingga menggunakan uji man- tidak diberi pijat payudara dan kompres air hangat.
whitney di peroleh angka significancy 0.007 atau < Dan untuk indikator menyusu bayi terhadap
0,05 dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan rerata kecukupan ASI bayi di peroleh angka significancy
menyusu bayi waktu lahir dan menyusu bayi 0.007 atau < 0,05 dapat disimpulkan bahwa ada
sesudah 2 minggu antara diberi dan tidak diberi perbedaan rerata menyusu bayi waktu lahir dan
pijat payudara dan kompres air hangat terhadap menyusu bayi sesudah 2 minggu antara diberi dan
kecukupan ASI bayi pada ibu post partum di Desa tidak diberi pijat payudara dan kompres air hangat.
Meteseh Boja Kendal. Dan yang terakhir dengan indikator lama
tidur bayi terhadap kecukupan ASI bayi di peroleh
9. Uji Efektivitas Pijat Payudara dan Kompres Air angka significancy 0.001 atau < 0,05 dapat
Hangat dengan Indikator Lama Tidur Bayi disimpulkan bahwa ada perbedaan rerata lama tidur
Terhadap Kecukupan ASI Bayi pada Ibu Post bayi waktu lahir dan lama tidur bayi sesudah 2
Partum minggu antara diberi dan tidak diberi pijat payudara
Tabel 9. Distribusi Efektivitas Pijat Payudara dan dan kompres air hangat. Data diatas di dukung oleh
Kompres Air Hangat dengan Indikator Lama Tidut Bayi penelitian yang dilakukan oleh Nurhanifah (2013)
Terhadap Kecukupan ASI Bayi pada Ibu Post Partum yang mengatakan bahwa massage punggung dan
kompres hangat payudara efektif terhadap
Lama peningkatan kelancaran ejeksi ASI.
Rata-
Tidur Perlakuan N Jumlah Sig Hasil penelitian ini di dukung oleh
rata
Bayi penelitian yang dilakukan oleh Safitri, tahun 2015
Kelompok dalam penelitiannya bahwa ada pengaruh pijat
Intervensi 16 18.00 288.00
Pre . 344 punggung terhadap percepatan pengeluaran ASI
Kelompok
Kontrol
16 15.00 240.00 dengan nilai p=0,029 (p<0,05). Pengaruh tersebut
Total 32 adalah ibu post partum yang mendapat perlakuan
Kelompok pijat punggung mengeluarkan ASI lebih cepat
Intervensi 16 20.72 347.50
dibanding yang tidak mendapat pemijatan.
Post .001
Kelompok
16 11.28 180.50
Dari beberapa penjelasan teori dan jurnal
Kontrol yang ada diatas, maka dapat di simpulkan bahwa
Total 32 melakukan pijat payudara yang di kombinasikan
dengan kompres air hangat efektif untuk
Dalam penelitian ini hasil uji statistik meningkatkan ejeksi ASI pada ibu post partum
dengan efektivitas pijat payudara dan kompres air
hangat dengan indikator lama tidur bayi terhadap KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
kecukupan ASI bayi pada ibu post partum di Desa
Meteseh Boja Kendal menggunakan uji Berdasarkan hasil penelitian responden
independent t-test di dapatkan data berdistribusi menggunakan uji man-whitney dengan indikator berat
tidak normal sehingga menggunakan uji man- badan bayi terhadap kecukupan ASI bayi di peroleh
whitney di peroleh angka significancy 0.001 atau < angka significancy 0.007 atau < 0,05 dapat disimpulkan
0,05 dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan rerata bahwa ada perbedaan rerata BB bayi lahir dan BB bayi
lama tidur bayi waktu lahir dan lama tidur bayi sesudah 2 minggu antara diberi dan tidak diberi pijat
sesudah 2 minggu antara diberi dan tidak diberi payudara dan kompres air hangat. Kemudian dengan
pijat payudara dan kompres air hangat terhadap indikator BAK bayi terhadap kecukupan ASI bayi di
kecukupan ASI bayi pada ibu post partum di Desa peroleh angka significancy 0.022 atau < 0,05 dapat
Meteseh Boja Kendal. disimpulkan bahwa ada perbedaan rerata BAK bayi
Berdasarkan hasil penelitian responden waktu lahir dan BAK bayi sesudah 2 minggu antara
menggunakan uji man-whitney Dalam penelitian ini diberi dan tidak diberi pijat payudara dan kompres air
hasil uji statistik dengan efektivitas pijat payudara hangat.
dan kompres air hangat dengan indikator berat Untuk indikator yang ke 3 yaitu menyusu bayi
badan bayi terhadap kecukupan ASI bayi di peroleh terhadap kecukupan ASI bayi di peroleh angka
angka significancy 0.007 atau < 0,05 dapat significancy 0.007 atau < 0,05 dapat disimpulkan
disimpulkan bahwa ada perbedaan rerata BB bayi bahwa ada perbedaan rerata menyusu bayi waktu lahir
lahir dan BB bayi sesudah 2 minggu antara diberi dan menyusu bayi sesudah 2 minggu antara diberi dan
Page | 11
Available online at: https://jurnalilmukebidanan.akbiduk.ac.id/index.php/jik
(JIK) JURNAL ILMU KEBIDANAN 7 (2) Juni 2021
P ISSN 2407-6872 E ISSN 2579-4027
ThisopenaccessarticleisundertheCC–BY-SAlicense.
tidak diberi pijat payudara dan kompres air hangat. Dan Haryono, R. 2014. Manfaat ASI Eksklusif untuk Buah
yang terakhir dengan indikator lama tidur bayi terhadap Hati Anda, Edisi 1. Gosyen Publishing.
kecukupan ASI bayi di peroleh angka significancy Hastuti, P., & Wijayanti, I. T. 2017. Analisis Deskriptif
0.001 atau < 0,05 dapat disimpulkan bahwa ada Faktor yang Mempengaruhi Pengeluaran ASI
perbedaan rerata lama tidur bayi waktu lahir dan lama pada Ibu Nifas di Desa Sumber Kecamatan
tidur bayi sesudah 2 minggu antara diberi dan tidak Sumber Kabupaten Rembang. Jurnal
diberi pijat payudara dan kompres air hangat, terhadap Universitas Muhamadiyah Magelang
kecukupan ASI bayi pada ibu post partum di Desa Jamilah, dkk. 2014.Efektifitas Kombinasi Pijat
Meteseh Boja Kendal. Oksitosin Tehnik Effluerage dan Aromterapi
Diharapkan untuk hasil penelitian ini dapat Rose Terhadap Kadar Prolaktin Ibu Post
dikembangkan untuk penelitian selanjutnya bahwa Partum Normal Di Wilayah Puskesam Dawe
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produksi ASI Kudus Tahun 2013. Bhamada, JITK. Vol 5,
dapat dijelaskan lagi secara detail sehingga dapat No.1.
mengetahui lagi faktor lain apa yang sangat Kemenkes RI. (2016). Profil Kesehatan Indonesia.
mempengaruhi produksi ASI Retrieved from
http://www.depkes.go.id/downloads/publi kasi/profil
REFERENSI kesehatan indonesia 2016.pdf
Khasanah, N. A. & Sulistyawati W. 2017. Buku Ajar
Anderson dkk. 2016. Efectiveness of Breast Massage in Nifas dan Menyusui. Surakarta : CV Kekata
the Treatment of Women with Breastfeeding Group.
Problems : a Systematic Review Protocol. JBI Lowdermilk, D. L., Perry, S. E., Cashion, K. 2013.
Database of Systematic Reviews and Keperawatan Maternitas Edisi 8. Indonesia :
Implementation Reports. Vol 14-Issue 8-PP 19- Salemba Medika.
25 Mabud, N.H., Mandang, J., & Mamuaya, T . 2014.
Andriyani. 2015. Perbedaan Efektifitas Massase Hubungan Pengetahuan, Pendidikan, Paritas
Payudara dan Pijat Oksitoisn Terhadap dengan Pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas
Produksi Air Susu Ibu Post Partum di Wilayah Bahu Malalayang Kota Manado.
Kerja Puskesmas Brangsong 02 Kabupaten Maritalia, D. 2017. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas.
Kendal. Skripsi. STIKES Ngudi Waluyo Yogyakarta: Goysen Publishing.
Ungaran. Semarang Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian
Astuti,Sri, Dkk 2015. Asuhan Kebidanan Nifas Dan Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Menyusui. Bandung: Erlangga. Nuraningsih, W., Machmudah., & Sayono. 2016.
Astutik, R.Y. 2014. Payudara dan Laktasi. Jakarta: Efektivitas Pijat Marmet dengan Pijat
Salemba Medika. Woolwich terhadap Kecukupan ASI Bayi pada
Anggraini, H., Devi., I.P. 2018. Hubungan Inisiasi Ibu Postpartum di BPM HJ. Nawaningsing
Menyusui Dini (IMD) dengan Kecukupan Semarang.
Produksi Air Susu Ibu (ASI) pada Ibu di BPM Nurhanifah, F. 2013. Perbedaan efektivitas massage
Mastuti Amd.keb Kec. Pardasuka Kab. punggung dan kompres hangat payudara
Pringsewu terhadap peningkatan kelancaran produksi ASI
Bobak,Lowdermilk, J. 2012. Buku Ajar keperawatan di desa majang tengah wilayah kerja puskesmas
Maternitas, Edisi 4. Jakarta : Buku Kedokteran pamotan dampit malang.
Jakarta. Nursalam. 2013. Konsep dan Penerapan Metodologi
Bulechek. 2013. Nursing Interventions Classification Penelitian Ilmu keperawatan. Jakarta: Salemba
(NIC). Jakarta : EGC. Medika
Cadwell, K. 2011. Buku Saku Manajemen Laktasi. Prasetyono. 2012.Buku Pintar ASI Eksklusif, Edisi 3.
Jakarta: EGC Diva Press
Cahyadi, S. 2012. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Rahayu. 2012. Buku Ajar Masa Nifas & Menyusui.
Tambahhan Pangan, Cetakan Pertama. Jakarta: Jakarta: Mitra Wacana Medika.
PT. Bumi Aksara. Rahmawati, A., Bahar, B., & Salam, A. 2013.
Dahlan Sapiyuddin. 2014. Statistik untuk kedokteran Hubungan antara Karakteristik Ibu, Peran
dan kesehatan. Jakarta : Salemba Medika Petugas Kesehatan dan Dukungan Keluarga
Dharma, K.K. (2011). Metodologi penelitian dengan Pemberian ASI Ekslusif di Wilayah
keperawatan. Jakarta: CV.Trans info media. Kerja Puskesmas Bonto Cani Kabupaten Bone.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2018. Profil Roesli, Utami. 2013. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta:
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. PT. Pustaka Pembangunan, Swadaya Pustaka.
Farrer, H. 2011. Perawatan Maternitas. Edisi ke-2. Rukiyah, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan 1 (Kehamilan).
Jakarta: ECG. Cetakan Pertama. Jakarta: Trans Info Media
Page | 12
Available online at: https://jurnalilmukebidanan.akbiduk.ac.id/index.php/jik
(JIK) JURNAL ILMU KEBIDANAN 7 (2) Juni 2021
P ISSN 2407-6872 E ISSN 2579-4027
ThisopenaccessarticleisundertheCC–BY-SAlicense.
Page | 13
Available online at: https://jurnalilmukebidanan.akbiduk.ac.id/index.php/jik
JURNAL ILMU KEBIDANAN 7 (2) Juni 2021 pp 14-18
Article history: Latar Belakang: Ibu Nifas di Desa Meteseh Boja Kendal banyak yang mengalami
masalah produksi ASI. pada tahun 2017 jumlah ibu nifas 1024 orang dan pada tahun 2018
Received March 01,2021 jumlah ibu nifas meningkat sebesar 1172 orang, dari data tersebut didapatkan ibu yang
Accepted March 30, 2021 memiliki masalah produksi ASI yaitu 97 orang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Published April 01, 2021 pengaruh pijat endorphin oleh suami terhadap produksi ASI pada ibu nifas. Metode:
Desain penelitian menggunakan quasi experiment (ekperimen semu) dengan rancangan
pretest post test non equivalent control group. Jumlah sampel 40 responden, teknik
Kata Kunci: accidental sampling. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi ASI yang tidak
diberikan perlakuan pijat endorphin oleh suami kurang sebanyak 19 responden (95,0%).
Dukungan Suami Produksi ASI yang diberikan perlakuan pijat endorphin oleh suami kurang 3 responden
Pijat Endorphin (15,0%). Ada pengaruh pijat endorphin oleh suami terhadap produksi ASI pada ibu nifas
Produksi ASI di Desa Meteseh Boja Kendal dengan p value 0,000. Kesimpulan: Dapat disimpulkan
bahwa ada pengaruh pijat endorphin oleh suami terhadap produksi ASI pada ibu nifas di
Desa Meteseh Boja Kendal.
ABSTRACT
Effect of Husband Support Related to Endorphin Massage on Breast Milk Production
in Postpartum
Background: Many Nifas mothers in the village of Meteseh Boja Kendal experience
Key words: problems with milk production. In 2017 the number of post-partum mothers was 1024
people and in 2018 the number of post-partum mothers increased by 1172 people, from
Breast Milk Production these data, it was found that mothers with breast milk production problems were 97 people.
Endorphin Massage This study aims to determine the effect of endorphin massage by husbands on milk
Husband Support production in postpartum mothers. Methods: The research design used a quasi experiment
(quasi-experimental) with adesign non-equivalent control group pretest posttest. The
number of samples is 40 respondents, accidental sampling technique. Results: The results
DOI: showed that the production of breastmilk that was not given the endorphin massage
https://10.48092/jik.v7i2.130 treatment by the husband was less than 19 respondents (95.0%). Breast milk production
given endorphin massage treatment by husbands was less than 3 respondents (15.0%).
There is an effect of endorphin massage by the husband on the production of breast milk
in postpartum mothers in the village of Meteseh Boja Kendal with a p value of 0.000.
Conclusion: It can be concluded that there is an effect of endorphin massage by husbands
on breast milk production in postpartum mothers in the village of Meteseh Boja Kendal.
ThisopenaccessarticleisundertheCC–BY-SAlicense.
Page | 14
Available online at: https://jurnalilmukebidanan.akbiduk.ac.id/index.php/jik
(JIK) JURNAL ILMU KEBIDANAN 7 (2) Juni 2021
P ISSN 2407-6872 E ISSN 2579-4027
ThisopenaccessarticleisundertheCC–BY-SAlicense.
Page | 15
Available online at: https://jurnalilmukebidanan.akbiduk.ac.id/index.php/jik
(JIK) JURNAL ILMU KEBIDANAN 7 (2) Juni 2021
P ISSN 2407-6872 E ISSN 2579-4027
ThisopenaccessarticleisundertheCC–BY-SAlicense.
matang dan belum siap secara jasmani dan sosial c. Pekerjaan responden
dalam menghadapi kehamilan, persalinan, serta Hasil penelitian karakteristik responden
dalam membina bayi dalam dilahirkan. pekerjaan diuraikan dalam tabel berikut :
Sedangkan ibu yang berumur 20 - 35 tahun, Tabel 4.3 Distribusi frekuensi responden
disebut sebagai masa dewasa dan disebut juga berdasarkan pekerjaan ibu nifas
masa reproduksi, di mana pada masa ini
diharapkan orang telah mampu untuk Variabel n Pekerjaan f %
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi IRT 10 50,0
dengan tenang secara emosional, terutama dalam Kelompok
20 Swasta 9 45,0
menghadapi kehamilan, persalinan, nifas, dan kontrol
PNS 1 5,0
merawat bayinya. Umur 35 tahun lebih, ibu IRT 13 65,0
melahirkan termasuk beresiko karena pada usia Kelompok
20 Swasta 5 25,0
ini erat kaitannya dengan anemia gizi yang dapat intervensi
PNS 2 10,0
mempengaruhi produksi ASI yang dihasilkan Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari
(Bobak, Lowdermilk, J. 2012) 20 responden kelompok kontrol paling banyak
adalah responden yang bekerja sebagai IRT yaitu
b. Pendidikan Responden 50,0%. Sedangkan pada kelompok intervensi
Hasil penelitian karakteristik responden paling banyak adalah responden yang bekerja
pendidikan diuraikan dalam tabel berikut: sebagai IRT yaitu 65,0%). Ini menujukkan bahwa
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan sebagian besar ibu tidak bekerja. Status pekerjaan
pendidikan ibu nifas responden menunjukkan mayoritas responden
tidak bekerja (sebagai ibu rumah tangga).
Variabel n Pendidikan f % Tugas seorang ibu rumah tangga sangat
SD 5 25,0 banyak diantaranya yaitu memasak, mencuci,
Kelompok SMP 7 35,0 mengurus anak dan suami. Hal ini mengakibatkan
20
kontrol SMA 6 30,0 kelelahan atau letih pada ibu yang memicu
PT 2 10,0 penurunan produksi ASI. Ibu yang bekerja akan
SD 2 10,0 lebih banyak menggunakan waktunya untuk
Kelompok SMP 10 50,0 bekerja mencari nafkah dibanding bersama
20
intervensi SMA 8 40,0 keluarga maupun anaknya serta dapat
PT 0 0,0 mempengaruhi kesehatannya terlebih saat hamil.
Page | 16
Available online at: https://jurnalilmukebidanan.akbiduk.ac.id/index.php/jik
(JIK) JURNAL ILMU KEBIDANAN 7 (2) Juni 2021
P ISSN 2407-6872 E ISSN 2579-4027
ThisopenaccessarticleisundertheCC–BY-SAlicense.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tabel 4.7 Distribusi frekuensi responden berdasarkan
produksi ASI pada ibu nifas yang tidak diberi produksi ASI pada ibu nifas yang tidak diberi
perlakuan pijat endhorpin oleh suami dukungan.
memperoleh nilai tidak maksimal sesuai yang
diharapkan. Hal ini terjadi karena setelah Perlakuan
OR
Tidak
melahirkan ibu mengalami kelelahan dan diberi pijat
Diberi pijat total (95% Ρ value
mengalami kebingungan dengan peran barunya endhorpin CI)
Produksi endhorpin
sebagai seorang ibu dan faktor psikologis ibu juga ASI
dapat menghambat pengeluaran ASI. Keadaan n % n % n %
psikologis ibu yang cemas dan pikiran yang
stress, bingung, kacau dapat menghambat proses
Kurang 19 86,4 3 13,6 22 100 107,66
impuls ke hipotalamus untuk menghasilkan Cukup 1 5,6 17 94,4 18 100 7 (95%
hormon oksitosin reflek let down atau reflek CI:
pengeluaran ASI. 10,208 0,000
Selain itu sebagian ibu memiliki –
1135,5
pengalaman dengan kelahiran anak sebelumya. 86)
Ditunjang juga dengan kondisi psikologis ibu Jumlah 20 50,0 20 50,0 40 100
menyusui sangat menentukan keberhasilan ibu
pemberian ASI. masase merupakan salah satu Hasil uji statistik menggunakan chi square
cara untuk rileksasi pada ibu, karena sentuhan dengan fisher exact test didapatkan p value =
memiliki keajaiban tersendiri yang sangat 0,000 (α < 0,05) sehingga Ho ditolak dan Ha
berguna untuk menghilangkan rasa lelah pada diterima. yang artinya ada pengaruh dukungan
tubuh, memperbaiki sirkulasi darah, merangsang suami terkait pijat endhorpin terhadap produksi
tubuh untuk mengeluarkan racun, serta ASI pada ibu nifas di desa Meteseh Boja Kendal.
Page | 17
Available online at: https://jurnalilmukebidanan.akbiduk.ac.id/index.php/jik
(JIK) JURNAL ILMU KEBIDANAN 7 (2) Juni 2021
P ISSN 2407-6872 E ISSN 2579-4027
ThisopenaccessarticleisundertheCC–BY-SAlicense.
Hasil analisa statistik didapatkan nilai OR = Mubarak, Iqbal & Wahit. 2012. Ilmu Kesehatan
107,667 yang artinya ibu yang diberikan pijat Masyarakat Konsep dan Aplikasi dalam
endhorpin mempunyai peluang sebesar 107,667 Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.
kali memiliki produksi ASI cukup.
Hasil penelitian menunjukkan adanya Pamuji., Supriyana., Rahayu. (2014). Pengaruh
perbedaan yang signifikan antara produksi ASI kombinasi Metode Woolwich dan
pada ibu nifas yang tidak diberi dan yang diberi Endorphine terhadap Kadar Hormon
perlakuan pijat endhorpin yang mendapat Prolaktin dan Volume ASI (Study Pada Ibu
dukungan suami. Ini terlihat dari nilai rata-rata Postpartum di Griya Hamil Sehat Majasem
produksi ASI pada ibu nifas yang diberi Kabupaten Tegal). Vol 6 (1)
perlakuan pijat endhorpin didukung oleh suami
yang lebih besar dari pada nilai rata-rata produksi Prasetyono. 2012.Buku Pintar ASI Eksklusif, Edisi 3.
ASI pada ibu nifas yang tidak diberi perlakuan Diva Press
pijat endhorpin oleh suami.
WHO. 2015. Infant and young child feeding. model
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI chapter for textbooks for medical students
and allied health professionals. Geneva:
Rerata-rata usia responden pada kelompok World Health Organization.
kontrol adalah 29 tahun, dan kelompok intervensi rerata
28 tahun. Tingkat pendidikan kelompok kontrol
terbanyak pendidikan rendah yaitu 40,0%, dan
kelompok intervensi paling banyak tingkat pendidikan
menengah yaitu 50,0%. Pekerjaan pada kelompok
kontrol paling banyak sebagai IRT yaitu 50,0% dan pada
kelompok intervensi juga sebagai IRT yaitu 65,0%.
Paritas terbanyak pada kelompok kontrol
multipara 14 responden (70%) dan kelompok intervensi
juga multipara 13 responden(65%). Produksi ASI yang
tidak diberikan perlakuan pijat endhorpin dukungan
oleh suami sebagian besar kurang sebanyak 19
responden (95,0%) dan produksi ASI cukup sebanyak 1
responden(5%,0). Produksi ASI yang diberikan
perlakuan pijat endhorpin dukungan oleh suami
sebagian besar cukup sebanyak 17 responden (85,0%)
dan produksi ASI kurang sebanyak 3 responden(15,0%).
Ada pengaruh pijat endhorpin oleh suami
terhadap produksi ASI pada ibu nifas di desa Meteseh
Boja Kendal dengan p value 0,000. Saran bagi ibu nifas
agar hasil penelitian ini dijadikan pengalaman tentang
manfaat pijat endorphin agar dapat diterapkan pada
kelahiran berikutnya. saran bagi peneliti selanjutanya di
harapkan dapat melanjutkan penelitian dari sisi
psikologi ibu nifas dan sel darah.
REFERENSI
Page | 18
Available online at: https://jurnalilmukebidanan.akbiduk.ac.id/index.php/jik
JURNAL ILMU KEBIDANAN 7 (2) Juni 2021 pp 19-24
Article history: Latar Belakang: Lebih dari satu juta orang terinfeksi penyakit menular seksual
setiap hari dan diperkirakan 499 juta kasus Infeksi Menular Seksual (IMS) terjadi
Received May 03, 2021 setiap tahun. Kelompok remaja dan dewasa muda (usia 15-24 tahun) merupakan
Accepted July 22, 2021 kelompok umur yang beresiko paling tinggi untuk tertular IMS. Salah satu upaya
Published July 23, 2021 pencegahan IMS pada remaja adalah dengan memberikan penyuluhan mengenai
IMS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan dengan
media audiovisual dibandingkan dengan media leaflet terhadap pengetahuan
Kata Kunci: remaja tentang infeksi menular seksual. Metode: Penelitian ini merupakan quasi
eskperimen dengan pre post test with control group design. Populasi kelompok
Audiovisual eksperimen (audiovisual) 244 dan pada kelompok kontrol (leaflet) 381. Sampel
Pengetahuan diambil dengan menggunakan teknik proportional random sampling pada
Remaja kelompok eksperimen 77 responden, pada kelompok kontrol 86 responden.
Infeksi Menular Seksual Analisis data menggunakan t-test. Hasil: Peningkatan pengetahuan pada kelompok
eksperimen lebih besar dibandingkan kelompok kontrol (40,05±2,715 VS
37,11±5,494, t-hit=4,401 p-value=0,000). Kesimpulan: Pemberian penyuluhan
dengan media audiovisual dan leaflet berpengaruh terhadap peningkatan
pengetahuan remaja, namun audiovisual lebih berpengaruh dibanding lealfet.
ABSTRACT
Effect of Husband Support Related to Endorphin Massage on Breast Milk
Production in Postpartum
Background: More than one million people are infected with sexually transmitted
Key words: diseases every day and an estimated 499 million cases of Sexually Transmitted
Infections (STIs) occur each year. Adolescents and young adults (aged 15-24
Audiovisual years) are the age group at the highest risk for contracting STIs. One of the efforts
Knowledge to prevent STIs in adolescents is to provide counseling about STIs. This study aims
Adolescents to determine the effect of counseling with audiovisual media compared to leaflet
Sexual Transmitted Disease media on adolescent knowledge about sexually transmitted infection. Methods:
This research is quasi-experimental with pre-post test with control group design.
DOI: The population of the experimental group (audiovisual) is 244, the sample is 77
https://10.48092/jik.v7i2.134 respondents. The population in the control group (leaflet) is 381, the sample is 86
respondents. Samples were taken using proportional random sampling technique.
Data analysis used t-test. Results: The increase of knowledge in the experimental
group was greater than the control group (40.05±2.715 VS 37.11±5.494, t-
hit=4.401 p-value=0.000). Conclusion: The provision of counseling using
audiovisual media and leaflets has an effect on increasing adolescent knowledge,
but audiovisuals are more influential than leaflets.
Page | 19
Available online at: https://jurnalilmukebidanan.akbiduk.ac.id/index.php/jik
(JIK) JURNAL ILMU KEBIDANAN 7 (2) Juni 2021
P ISSN 2407-6872 E ISSN 2579-4027
Page | 209
Available online at: https://jurnalilmukebidanan.akbiduk.ac.id/index.php/jik
(JIK) JURNAL ILMU KEBIDANAN 7 (2) Juni 2021
P ISSN 2407-6872 E ISSN 2579-4027
sesungguhnya. Melalui media video, siswa mampu informasi antara kelompok eksperimen dan
memahami pesan pembelajaran secara lebih bermakna kelompok.
sehingga informasi yang disampaikan melalui video 2. Analisis Paired Sampel T-Test Pengetahuan
tersebut dapat dipahami secara utuh (Meidiana, Remaja Tentang IMS
Simbolon & Wahyudi, 2018).
Tabel 2 Analisis Paired Sample T-Test Pengetahuan Remaja Tentang IMS
Pretest Posttest
Selisih
Kelompok N p-value
METODE Mean SD Mean SD
Rerata
Page | 219
Available online at: https://jurnalilmukebidanan.akbiduk.ac.id/index.php/jik
(JIK) JURNAL ILMU KEBIDANAN 7 (2) Juni 2021
P ISSN 2407-6872 E ISSN 2579-4027
4. Pengaruh Penyuluhan dengan Media proporsional stratified random sampling. Hasil data
Audiovisual Terhadap Pengetahuan Remaja yang p nilai 0,014 dan 0,016 (α<0,05). Hasil
Tentang Infeksi Menular Seksual. penelitian ini menyatakan bahwa ada pengaruh yang
Berdasarkan analisis paired sample t-test signifikan antara pendidikan kesehatan melalui
pada Tabel 2 dapat ditunjukkan bahwa pengetahuan metode stratagem media audiovisual pada
responden pada kelompok eksperimen sebelum pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi
diberikan intervensi menunjukkan hasil sebesar dan terdapat perbedaan pengaruh dalam pendidikan
44,13 Setelah dilakukan intervensi pada kelompok kesehatan melalui metode stratagem media
eksperimen dengan memberikan penyuluhan dengan audiovisual dan metode konvensional ceramah.
media audiovisual, pengetahuan responden Kesimpulan dari penelitian ini bahwa metode
meningkat menjadi 84,18 dengan p-value=0,000 straragem media audiovisual mampu meingkatkan
<0,05. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi.
bermakna antara nilai pengetahuan pretest dan Sama halnya dengan penelitian yang sekarang, yaitu
posttest pada kelompok eksperimen, sehingga media penyuluhan dengan menggunakan media
audiovisual efektif meningkatkan pengetahuan audiovisual dengan nilai signifikan sebesar 0,000
responden. (p<0,05), sehingga terbukti bahwa media
Hasil penelitian ini menegaskan bahwa audiovisual dapat meningkatkan pengetahuan
pemberian penyuluhan dengan media audiovisual terhadap remaja dan pada penelitian ini nilai
pada siswa dapat memberikan informasi yang jauh signifikan lebih tinggi jika dibandingkan dengan
lebih efektif dan lebih dimengerti oleh siswa, penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Pragita
sehingga nilai sebelum diberikan penyuluhan & Purwandari, (2017).
kesehatan dan setelah diberikan penyuluhan Pengetahuan adalah hasil informasi yang
kesehatan mengalami peningkatan pengetahuan kemudian diperhatikan, dimengerti, dan diingat
pada siswa. Melihat berbagai dampak akibat (Notoatmojo, 2010). Informasi dapat bermacam-
kurangnya pengetahuan tentang kesehatan macam bentuknya baik pendidikan formal maupun
reproduksi, maka perlu berbagai upaya untuk informal, seperti membaca surat kabar, mendengar
membantu remaja agar memahami dan menyadari radio, menonton TV, percakapan sehari-hari, dan
tentang kesehatan reproduksi, serta pengalaman hidup lainnya. Pengetahuan berupa
bertanggungjawab dengan masalah kesehatan segala sesuatu yang diketahui dan berkenaan dengan
reproduksinya. Sebagian langkah awal pencegahan, hasil. Pengetahuan merupakan hasil setelah orang
peningkatan pengetahuan remaja tentang kesehatan melakukan penginderaan terhadap suatu objek
reproduksi harus ditunjang dengan penyuluhan tertentu, penginderaan terjadi melalui pancaindera
tentang penyebab dan konsekuensi perilaku seks, manusia, yaitu penglihatan, pendengaran,
apa yang harus dilakukan dan dilengkapi dengan penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar
informasi mengenai sarana pelayanan yang bersedia pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
menolong seandainya telah terjadi kehamilan yang telinga. Pengetahuan merupakan hasil tahu dari
tidak dikehendaki atau tertular infeksi saluran seseorang setelah melakukan penginderaan baik
kemih/ infeksi menular seksual. Belajar dengan indra penglihatan, pendengaran, penciuman maupun
menggunakan media audiovisual lebih mampu raba. Notoatmodjo, (2012) menyatakan bahwa
meningkatkan pengetahuan siswa. pengetahuan ini terjadi setelah orang melakukan
Hal ini sejalan dengan penelitian yang pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
dilakukan oleh Nadeak, Agrina & Misrawati, Pengetahuan adalah hasil dari mengingat sesuatu hal
(2017), tentang efektifitas promosi kesehatan yang dapat diperoleh oleh seseorang secara alami
melalui media audiovisual mengenai HIV/AIDS atau mendapat intervensi baik langsung maupun
terhadap peningkatan pengetahuan remaja tentang tidak langsung.
HIV/AIDS, hasil penelitian menunjukkan ada
peningkatan yang signifikan dalam kelompok 5. Pengaruh Penyuluhan dengan Media Leaflet
ekperimen dengan nilai p (0,000)<α (0,05). Artinya Terhadap Pengetahuan Remaja Tentang Infeksi
promosi kesehatan dengan menggunakan Menular Seksual.
audiovisual efektif untuk meningkatkan Berdasarkan analisis paired sample t-test
pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS. pada Tabel 2 dapat ditunjukkan bahwa pengetahuan
Penelitian lain yang dilakukan Pragita & responden pada kelompok kontrol sebelum
Purwandari, (2017) yang berjudul “Pengaruh diberikan intervensi menunjukkan hasil sebesar
Pendidikan Kesehatan Metode Stratagem dengan 41,62 Setelah dilakukan intervensi pada kelompok
Media Audiovisual terhadap Pengetahuan Kesehatan eksperimen dengan memberikan penyuluhan dengan
Reproduksi Remaja”. Penelitian ini melibatkan 15 media audiovisual, pengetahuan responden
orang sebagai kelompok eksperiment, dan 15 orang meningkat menjadi 78,74 dengan p-
sebagai kelompok kontrol dengan menggunakan value=0,000<0,05. Hal ini menunjukkan adanya
Page | 229
Available online at: https://jurnalilmukebidanan.akbiduk.ac.id/index.php/jik
(JIK) JURNAL ILMU KEBIDANAN 7 (2) Juni 2021
P ISSN 2407-6872 E ISSN 2579-4027
Page | 239
Available online at: https://jurnalilmukebidanan.akbiduk.ac.id/index.php/jik
(JIK) JURNAL ILMU KEBIDANAN 7 (2) Juni 2021
P ISSN 2407-6872 E ISSN 2579-4027
Kemenkes RI (2017) Profil Kesehatan Indonesia 2016, Suiraoka dan Supariasa. 2012. Media Pendidikan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu
Mamarodia, Kandou, dan Suling. (2017). Hubungan Syaiful & Aristantia. 2016. Pendidikan Kesehatan
antara Pengetahuan, Sikap, Peran orangtua Pemeriksaan Payudara Sendiri Terhadap
dan Ketaatan Beragama dengan Tindakan Perilaku SADARI pada Remaja. Journals of
Pencegahan Penyakit Menular Seksual Pada Ners Community. Vol 7 No 2.
Siswa di SMA Dharma Wanita Pineleng. http://journal.aakdelimahusadagresik.ac.id/in
Community Health Journal 2017 dex.php/JNC/article/view/205
Meidiana, R., Simbolon, D. and Wahyudi, A. (2018) Zatalini, dan Wulandari. (2018). Pengaruh Penyuluhan
‘Pengaruh Edukasi melalui Media Audio dengan Metode Diskusi, Poster dan Video
Visual terhadap Pengetahuan dan Sikap Terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang
Remaja Overweight’, 9(November), pp. 478– Penyakit Menular Seksual Pada Anak
484. Jalanan Kota Semarang (Studi Kasus di
Nadeak, D. N., Agrina and Misrawati (2017) Efektivitas Rumah Pintar Bang Jo). Laporan Hasil
Promosi Kesehatan Melalui Media Penelitian Karya Tulis Ilmiah Program
Audiovisual Mengenai HIV/AIDS Terhadap Pendidikan Sarjana Kedokteran Universitas
Peningkatan Pengetahuan Remaja Tentang Diponegoro. http://eprints.undip.ac.id/61942/
HIV/AIDS. Tindaon. 2018. Pengaruh Komunikasi Informasi dan
Notoatmodjo, S. (2010) Promosi Kesehatan Teori dan Edukasi Melalui Media Leaflet dan Video
Aplikasi. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja
Notoatmodjo, S. (2012) Kesehatan Masyarakat Ilmu Tentang Paparan Pornografi di SMP Negeri 1
dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta. Sidamanik Kec Sidamanik. Kabupaten
Pangaribuan, S. M. and Mardiah, W. (2018) ‘Gambaran Simanlungun Tahun 2016. Jurnal Ilmu
Tingkat Pengetahuan Wanita Pekerja Seks Penelitian Kesehatan. Vol 3 No 1.
Komersial Tentang Infeksi Menular
Seksual’, Jurnal Pendidikan Keperawatan
Indonesia, 3(2), p. 175. doi:
10.17509/jpki.v3i2.9423.
Pragita, Purwandari, Sulistyorini. 2017. Pengaruh
Pendidikan Kesehatan Metode Stratagem
dengan Media Audiovisual Terhadap
Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja.
The Indonesian Journal of Health Science.
http://jurnal.unmuhjember.ac.id/index.php/TI
JHS/article/view/1521
Rahayu, S., Suciawati, A., & Indrayani, T. (2021).
Pengaruh Edukasi Tentang Kesehatan
Reproduksi Remaja Terhadap Pengetahuan
Dan Sikap Seksual Pranikah Di Smp
Yayasan Pendidikan Cisarua Bogor. Journal
for Quality in Women’s Health, 4(1), 1-6.
https://doi.org/10.30994/jqwh.v4i1.101
Rahmi, Gustini, Puspita (2015). Pengetahuan Siswa
Kelas XI Tentang Penyakit Menular Seksual.
Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia.
Vol 1 No 2. 2015.
https://ejournal.upi.edu/index.php/JPKI/articl
e/view/9748
Septianingrum, Y., & Afiyah, R. K. (2018). Penyuluhan
Deteksi Dini Kanker Payudara di Pondok
Pesantren Qomarudin Bungah Gresik.
Community Development Journal, 1(2).
https://doi.org/10.33086/cdj.v1i2.348
Page | 249
Available online at: https://jurnalilmukebidanan.akbiduk.ac.id/index.php/jik
JURNAL ILMU KEBIDANAN 7 (2) Juni 2021 pp 25-31
Article history: Latar belakang: Prevalensi gangguan mental emosional pada anak usia 3-5 sebesar 74,2
%. Sekitar 8-9 % anak pra sekolah mengalami gangguan sosial emosi seperti cemas,
Received December, 28 2020 berperilaku tidak taat, kurangnya ketrampilan sosial dan depresi. Persentase gizi buruk
Accepted Januari, 25 2021 pada balita usia 0-59 bulan sebesar 3,8% dan persentase gizi kurang sebesar 14,0%.
Published Jnauari, 25 2021 Prevalensi balita Kurang Energi Protein (Gizi Buruk dan Kurang) di DIY tahun 2015
sebesar 8,04. Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif,
dengan pendekatan atau metode survey. Pengambilan sampel dalam penelitian ini
Kata Kunci: dilakukan dengan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel 31 anak usia 36-72
bulan. Hasil: Indeks Masa Tubuh rata-rata 14.63, untuk IMT paling kecil 12 dan Paling
Pertumbuhan besar 21, sehingga didapatkan kesimpulan bahwa ststus gizi berdasarkan IMT/Umur
Perkembangan seluruhnya normal. Pemeriksaan tes daya lihat dan tes daya dengar keseluruhan siswa
Kesehatan Mental Emosional (100%) tidak mengalami gangguan baik pada sisi telinga kanan atau kiri serta mata kanan
Anak Pra Sekolah atau kiri. Hasil pemeriksaan pra skrining perkembangan didapatkan kesimpulan paling
besar perkembangan sesuai umur (71.9%). Pemeriksaan gangguan pemusatan perhatian
dan hiperaktifitas (GPPH) didapatkan kesimpulan paling besar (71.9%) siswa tidak
mengalami GPPH. Kesimpulan: terdapat 28. 1 % anak dengan perkembangan meragukan
dan mengalami kemungkinan GPPH.
ABSTRACT
Growth, Development, and Emotional Mental Health of Pre School Children Age 36-72
Months (Study in Kuncup Melati Playgroup and Pamardi Putra Kindergarten)
Background: The prevalence of mental emotional disorders in children aged 3-5 is 74.2%.
Key words: About 8-9% of preschool children experience social emotional disorders such as anxiety,
disobedient behavior, lack of social skills and depression. The percentage of malnutrition
Growth in children aged 0-59 months is 3.8% and the percentage of malnutrition is 14.0%. The
Development prevalence of under-fives with protein energy deficiency (malnutrition and malnutrition)
Mental Emotional Health in DIY in 2015 was 8.04. Method: The method used in this research is descriptive, with a
Pre School Children survey approach or method. Sampling in this study was conducted by purposive sampling
technique with a sample of 31 children aged 36-72 months. Results: Body Mass Index
averaged 14.63, for the smallest BMI of 12 and the largest of 21, so it was concluded that
DOI: the nutritional status based on BMI/Age was entirely normal. The examination of the visual
https://10.48092/jik.v7i2.159 power test and the overall hearing test of students (100%) did not experience disturbances
either on the right or left ear and right or left eye. The results of the developmental pre-
screening examination concluded that the greatest development was according to age
(71.9%). Examination of attention deficit and hyperactivity disorder (GPPH) concluded
that the largest (71.9%) students did not experience ADHD. Conclusion: there are 28.1%
of children with doubtful development and experience the possibility of ADHD.
ThisopenaccessarticleisundertheCC–BY-SAlicense.
Page | 25
Available online at: https://jurnalilmukebidanan.akbiduk.ac.id/index.php/jik
(JIK) JURNAL ILMU KEBIDANAN 7 (2) Juni 2021
P ISSN 2407-6872 E ISSN 2579-4027
ThisopenaccessarticleisundertheCC–BY-SAlicense.
Prevalensi gangguan mental emosional pada menggambarkan keadaan kesehatan mental emosional
anak usia 3-5 tahun 2013 sebesar 74,2 %. Perkembangan anak dalam skala besar (Winarsih, 2017).
social emosi yang tidak tercapai secara optimal dapat Gangguan pertumbuhan pada anak usia pra
menimbulkan gangguan social emosi pada anak. Sekitar sekolah diantaranya adalah obesitas, stunting, dan
8-9 % anak pra sekolah mengalami gangguan sosial malnutrisi. Obesitas disebabkan oleh adanya ketidak
emosi seperti cemas, berperilaku tidak taat, kurangnya seimbangan antara masukan energi dengan keluaran
ketrampilan sosial dan depresi. Anak yang mengalami energi. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
keterlambatan perkembangan sosial emosi pada saat usia 2017 menunjukkan persentase balita gemuk 0-5 tahun di
dini cenderung lebih berisiko untuk berperilaku Indonesia 11,9%, Yogyakarta 10,3%. Selain pola makan,
maladaptif seperti berperilaku kriminal dan faktor penting lain penyebab obesitas adalah aktivitas
mengkonsumsi narkoba saat dewasa (Hanifah dan fisik. Dampak obesitas, meliputi faktor resiko
Beberapa jenis penyimpangan perkembangan masalah ortopedik yang berkaitan dengan obesitas,
yang sering ditemui pada anak adalah Down syndrome kelainan kulit serta gangguan psikiatrik (Sri Tanjung,
kelainan genetik yang mengakibatkan keterbelakangan Stunting merupakan status gizi berdasarkan
perkembangan fisik dan mental bagi para pada indeks tinggi badan menurut umur. Persentase
penyandangnya. Penderita down syndrome memiliki balita sangat pendek dan pendek usia 0-23 bulan di
kelebihan kromosom sehingga intelektual dibawah rata- Indonesia tahun 2018 yaitu 12,8% dan 17,1%. Kondisi
rata dan memiliki kelainan fisik. Beberapa kondisi yang ini meningkat dari tahun sebelumnya dimana persentase
menyertai penderitai down syndrome yaitu penyakit balita sangat pendek yaitu sebesar 6,9% dan balita
jantung bawaan, kelaian mental, kelainan pernafasan, pendek sebesar 13,2%. Persentase balita sangat pendek
pencernaan, dan kekuatan otot melemah (Olds, London, dan pendek usia 0-59 bulan di Indonesia tahun 2018
& Ladewing, 2010). adalah 11,5% dan 19,3%. Kondisi ini meningkat dari
Terdapat beberapa jenis gangguan mental tahun sebelumnya yaitu persentase balita usia 0-59 bulan
emosional anak, yaitu: depresi, kesedihan (grief), post sangat pendek sebesar 9,8% dan balita pendek sebesar
gangguan ini rnempunyai etiologi dan penanganan yang Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018
berbeda, ada yang memiliki prognosis baik, misal PTSD yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan
dan ada yang kurang baik, misalnya gangguan bipolar. menyatakan bahwa persentase gizi buruk pada balita usia
Manifestasi dari akibat gejala gangguan mental 0-23 bulan di Indonesia adalah 3,8%, sedangkan
emosional bervariasi dari penurunan prestasi belajar persentase gizi kurang adalah 11,4%, hal tersebut tidak
sampai berkembangnya pribadi yang antisosial. Selain berbeda jauh dengan hasil Pemantauan Status Gizi (PSG)
mempunyai dampak pada perkembangan kepribadian, yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan
gangguan mental emosional, manifestasi gejala tahun 2017, yaitu persentase gizi buruk pada balita usia
gangguan mental emosional bermacam-macam, 0-23 bulan sebesar 3,5% dan persentase gizi kurang
diantaranya yaitu gangguan tingkah laku dan gangguan sebesar 11,3%. Pada balita usia 0-59 bulan, hasil Riset
psiko-fisiologis (asma, sakit perut, migraine). Sampai Kesehatan Dasar tahun 2018 menyatakan bahwa
Page | 26
Available online at: https://jurnalilmukebidanan.akbiduk.ac.id/index.php/jik
(JIK) JURNAL ILMU KEBIDANAN 7 (2) Juni 2021
P ISSN 2407-6872 E ISSN 2579-4027
ThisopenaccessarticleisundertheCC–BY-SAlicense.
persentase gizi buruk di Indonesia adalah 3,9%, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak)
sedangkan persentase gizi kurang adalah 13,8%. Hal yang seharusnya dilaksanakan 2 kali dalam setahun
tersebut tidak berbeda jauh dengan hasil Pemantauan hanya terlaksana 1 kali sehingga cakupannya kurang
Status Gizi (PSG) yang diselenggarakan oleh terpenuhi targetnya. Selain itu dalam pelaksanaan
Kementerian Kesehatan tahun 2017, yaitu persentase SDIDTK yang dilaksanakan yaitu deteksi dini
gizi buruk pada balita usia 0-59 bulan sebesar 3,8% dan penyimpangan pertumbuhan (Berat Badan, Tinggi
persentase gizi kurang sebesar 14,0%. Prevalensi balita Badan, ), deteksi dini penyimpangan perkembangan
Kurang Energi Protein (Gizi Buruk dan Kurang) di DIY (KPSP, TDD, TDL) dan yang belum dilaksanakan yaitu
tahun 2015 sebesar 8,04. Prevalensi KEP ini menurun deteksi dini penyimpangan mental emosional (KMME,
dibandingkan dengan tahun 2013 tetapi sedikit lebih CHAT, GPPH). Berdasarkan latar belakang tersebut,
tinggi dari tahun 2014. Pada tahun 2016 KEP DIY maka penulis tertarik untuk mengetahui gambaran
sebesar 8,83 dan kembali turun menjadi 8,26 pada tahun pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan mental
2017. Angka prevalensi selama tiga tahun terakhir masih emosional pada anak usia 36-72 bulan.
berkisar pada angka 8 yang menunjukan bahwa upaya
yang dilakukan dalam rangka penurunan prevalensi KEP METODE
Balita di DIY belum tercapai secara maksimal. Kondisi Metode yang digunakan dalam penelitian ini
paling tinggi prevalensi balita KEP adalah Kabupaten adalah Deskriptif, dengan pendekatan atau metode
Kulon Progo sebesar 12,33 dan terendah di Sleman 7,33 survey. Penelitian ini menggambarkan pelaksanaan
(Profil Kesehatan Provinsi Yogyakarta, 2017). deteksi dini pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan
Pemantauan status gizi Balita di Kabupaten emosional pada anak usia 36-72 bulan.
Bantul pada tahun 2018 dilaporkan Balita gizi buruk ada Populasi dalam penelitian ini adalah semua
199 Balita, dengan jumlah Laki-laki 101 Balita dan anak pra sekolah yang bersekolah di KB Kuncup Melati
Perempuan 98 Balita. Prevalensi Balita gizi buruk sesuai dan TK Pamardi Putera pada bulan Maret-April 2020
standar Berat Badan menurut Umur (BB/U) sebesar dengan jumlah 31 anak. Pengambilan sampel dalam
0.41% dan jika dibandingkan status gizi buruk pada penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive
tahun 2017 sebanyak 202 Balita dengan prevalensi yang sampling dengan kriteria inklusi dan eksklusi sebagai
sama sebesar 0,41%. Hal ini perlu diwaspadai mengingat berikut:
gizi Balita menentukan pertumbuhan fisik dan 1. Kriteria Inklusi
perkembangan kecerdasannya dimasa depan. ada a. Usia 36-72 bulan
peningkatan prevalensi gizi buruk pada Balita sesuai b. Bersekolah di KB Kuncup Melati atau
standar Berat Badan menurut Umur (BB/U), yaitu pada TK Pamardi Putra
Tahun 2018 sebesar 0,41 sama seperti tahun 2017 c. Orangtua bersedia mengisi inform
sebesar 0,41 Kasus gizi buruk pada Balita tertinggi ada content
di wilayah Puskesmas Piyungan sebanyak 5 kasus. 2. Kriteria Eksklusi
Pemerintah telah melakukan upaya untuk a. Sedang sakit atau mengalami sakit
pemantauan tumbuh kembang melalui program SDIDTK berat selama satu minggu terakhir
(Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh b. Riwayat gangguan mal absorbsi
Kembang Anak) dilaksanakan tiap 6 bulan sekali, yang nutrisi
dilaksanakan oleh bidan. Cakupan SDIDTK (Stimulasi,
Page | 27
Available online at: https://jurnalilmukebidanan.akbiduk.ac.id/index.php/jik
(JIK) JURNAL ILMU KEBIDANAN 7 (2) Juni 2021
P ISSN 2407-6872 E ISSN 2579-4027
ThisopenaccessarticleisundertheCC–BY-SAlicense.
Page | 28
Available online at: https://jurnalilmukebidanan.akbiduk.ac.id/index.php/jik
(JIK) JURNAL ILMU KEBIDANAN 7 (2) Juni 2021
P ISSN 2407-6872 E ISSN 2579-4027
ThisopenaccessarticleisundertheCC–BY-SAlicense.
Page | 29
Available online at: https://jurnalilmukebidanan.akbiduk.ac.id/index.php/jik
(JIK) JURNAL ILMU KEBIDANAN 7 (2) Juni 2021
P ISSN 2407-6872 E ISSN 2579-4027
ThisopenaccessarticleisundertheCC–BY-SAlicense.
Page | 30
Available online at: https://jurnalilmukebidanan.akbiduk.ac.id/index.php/jik
(JIK) JURNAL ILMU KEBIDANAN 7 (2) Juni 2021
P ISSN 2407-6872 E ISSN 2579-4027
ThisopenaccessarticleisundertheCC–BY-SAlicense.
Dosen Jurusan Pendidikan Luar Biasa FIP Mulyasa. 2012. Praktek Penelitian Tindakan Kelas.
UNY. 2012. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Chaplin, J. P. 2009, Dictionary of Psychology, Nattaya Lakshita, Panduan Simpel Mendidik Anak
(Terjemah. Kartini Kartono) Jakarta: PT. Raja Autis, Jogjakarta: Javalitera, 2013
Grafindo Persada. Ni’mah, K., & Nadhiroh, S.R. 2015. Faktor Yang
Dewi, R.C., Oktiawati, A., & Saputri, L.D. (2015). Teori Berhubungan Dengan Kejadian Stunting Pada
dan Konsep Tumbuh Kembang : Bayi, Toddler, Balita. Jurnal Media Gizi Indonesia.Vol. 10.
Anak, dan Usia Remaja. Yogyakarta : Nuha No. 1. Januari–Juni. Hlm: 13–19. Diakses pada
Medika. tanggal 2 November 2018.
Depkes RI. 2010. Laporan Pencapaian Tujuan Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu
Pembangunan Milenium Di Indonesia. Jakarta : Keperawatan: Pendekatan Praktis : Jakarta :
BAPPENAS SalembaMedika.
Dinas kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta, Profil Olds SB, London ML, Ladewig PAW. (2000). Maternal
Kesehatan Provinsi Di Yogyakarta Tahun New Born Nursing: a family and community
2017. Yogyakarta: 2017 based approach. Sixth edition. New Jersey:
Depkes RI. 2010. Laporan Pencapaian Tujuan practice Hall Health
Pembangunan Milenium Di Indonesia. Jakarta : Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014
BAPPENAS tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. 2014.
Femmi Nurmalitasari. 2015. Perkembangan Sosial Potter & Perry. 2009. Fundamental Keperawatan. Edisi
Emosi pada Anak Usia Prasekolah, Volume 23, 7. Jakarta : Salemba Medika
No.2, Desember. Potter, Perry. (2010). Fundamental Of Nursing: Consep,
Hockenberry, M.J & Wilson, D. (2009). Essential of Proses and Practice. Edisi 7. Vol. 3. Jakarta :
Pediatric Nursing. St. Louis Missoury: Mosby EGC
Jenny Thompson, Memahami Anak Berkebutuhan Republik Indonesia, 2014a, Peraturan Menteri
Khusus, Jakarta: Gelora Aksara Pratama, 2012. Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56
Judarwanto, W. 2012. Down Syndrome: Deteksi Dini, Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan
Pencegahan Dan Penatalaksanaannya. Clinic Rumah Sakit, Jakarta.
For Children Information Education Network. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2018). Badan
Available from : URL: http://goo.gl/fWAKS Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kemenkes. Profil Kesehatan Indonesia 2016. Jakarta: Kementerian RI tahun 2018.
Kemenkes; 2017. http://www.depkes.go.id/resources/download/i
Kemenkes RI. 2013. Lampiran Peraturan Mentri nfoterkini/materi_rakorpop_2018/Hasil%20Ris
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 kesdas%202018.pdf–Diakses Agustus 2018.
Tahun 2013: Angka Kecukupan Gizi Energi, Soetjiningsih. 2012. Perkembangan Anak dan
Protein Yang Dianjurkan Bagi Bangsa Permasalahannya dalam Buku Ajar I Ilmu
Indonesia. Perkembangan Anak Dan Remaja. Jakarta
King, Laura. 2010. Psikologi Umum. Jakarta : Salemba :Sagungseto .Pp 86-90.
Humanika. Mashar, Riana. (2011). Emosi anak Soetjiningsih dan Ign. N. Gede Ranuh. (2015). Tumbuh
Usia Dini dan Strategi Pengembangan. Kembang Anak. Edisi 2. Jakarta: Buku
Jakarata. Kencana. Kedokteran EGC.
Sri Winarsih , Nuril Nikmawati, Suprihatiningsih. 2017.
Kurniasih 2010. Sehat dan Bugar Berkat Gizi Seimbang. Studi Deskriptif Deteksi Dini Penyimpangan
Penerbit Buku Gramedia. Jakarta Mental Emosional ( Kmme, Chat, Gpph ) Pada
Leni Susanti, Kisah-kisah Motivasi untuk Anak Anak Usia 36 – 72 Bulan. JURNAL
Berkebutuhan Khusus Autis, Jogjakarta; KEBIDANAN Vol. 6 No.14 Oktober 2017
Javalitera, 2014. ISSN.2089-7669: 28-32.
Luthfia Nur Farida, Elsa Naviati. 2015. Hubungan Pola Yusuf, Syamsu. (2011). Psikologi Perkembangan Anak
Asuh Otoritatif Dengan Perkembangan Mental dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Emosional Pada Anak Usia Prasekolah Di Tk World Health Organization (WHO). Maternal Mortality
Melati Putih Banyumanik. Jurusan in 2005. Geneva : Departement of Reproductive
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Health and Research WHO; 2007.
Diponegoro email: World Health Organization. The World Medicine
elsanaviatizainal@gmail.com: 222-228. Situation 2011 3ed. Rational Use of Medicine.
Mirza Maulana, Anak Autis, Mendidik Anak Autis dan Geneva, 2011.
Gangguan Mental Lain Menuju Anak Cerdas
dan Sehat, Jogjakarta: Ar-Rruz MediaGroup.
2010
Page | 31
Available online at: https://jurnalilmukebidanan.akbiduk.ac.id/index.php/jik