Anda di halaman 1dari 1

Assalamu’alaikum wr.wb.

Selamat malam dan salam sejahtera untuk kita semua,


Yth. Bapak Muhammad Yusuf, M.M. selaku Tutor dan teman-teman semuanya.

SOAL:
Jelaskanlah kenapa sampai saat ini, belum ada keseragaman dalam melakukan perhitungan
distribusi hasil usaha dari Lembaga keuangan Syariah yang satu dan LKS lainnya.

Saat ini secara umum bank-bank syariah di Indonesia masih menggunakan prinsip revenue
sharing dalam distribusi bagi-hasil pembiayaan, yaitu perhitungan bagi-hasil didasarkan pada
total pendapatan usaha nasabah. Sesuai dengan PSAK No. 105 disebutkan bahwa distribusi
bagi-hasil pembiayaan mudharabah dilakukan berdasarkan prinsip bagi-hasil atau bagi-laba
(profit sharing). Hal ini menunjukkan bahwa bank-bank syariah di Indonesia bersikap
menghindari resiko yang terdapat pada prinsip profit sharing. Resiko tersebut adalah sikap tidak
amanah nasabah, tingkat kepemilikan informasi yang lebih yang dimiliki oleh nasabah, dan para
deposan di Indonesia belum bisa menerima kerugian bank yang dibebankan kepada mereka.

Alasan yang mendasari bank-bank syariah di Indonesia menggunakan prinsip revenue sharing
adalah edukasi masyarakat Indonesia yang masih rendah tentang perbankan syariah,
masyarakat Indonesia belum bisa menerima kerugian dari prinsip profit/loss sharing, serta
masih tingginya sikap tidak amanah nasabah pembiayaan. Dalam penerapan bagi-hasil
berdasarkan prinsip revenue sharing tersebut terdapat beberapa kendala yaitu tidak
terpenuhinya target pendapatan bagi-hasil dan kendala pembiayaan mudharabah itu sendiri.
Adapun cara yang dilakukan oleh bank-bank syariah di Indonesia untuk meminimalisir resiko
yang terjadi adalah dengan melakukan peningkatkan kualitas preferensi mudharib yang pantas
untuk diberikan dana pembiayaan mudharabah. Sedangkan resiko pada penggunaan prinsip
profit sharing bisa diminimalisir dengan cara mengharuskan nasabah pembiayaan
menggunakan rekening giro milik bank yang bersangkutan, pihak bank melakukan pengecekan
rutin ke lapangan, serta memberikan edukasi kepada masyarakat tentang perbankan syariah
secara menyeluruh.

Banyak faktor yang harus ditetapkan dalam bank syariah sebelum melakukan perhitungan
distribusi hasil usaha, yaitu:
1. Faktor Langsung: berupa investment rate, jumlah dana yang tersedia, dan nisbah bagi hasil.
b. Faktor Tidak Langsung: berupa penentuan butir-butir pendapatan dan biaya mudharabah,
dan kebijakan akuntansi.

Sumber:
Harahap, Sofyan Syafri, 2005, Akuntansi perbankan Syariah, Jakarta: LPFE Universitas
Trisakti.
Wiryaningsih. 2005, Bank dan Asuransi Islam Di Indonesia, Jakarta: Prenada Media.
BMP EKMA4482 dan Materi inisasi

Sekian dari saya, apabila ada kesalahan saya mohon maaf. Terima kasih dan salam sejahtera
bagi kita semua.

Anda mungkin juga menyukai