Anda di halaman 1dari 27

POROS

adalah salah satu elemen mesin yang berfungsi untuk


mentransmisikan atau menyangga elemen mesin lain atau
berfungsi kedua-duanya.
Jenis poros :
1. Poros Penyangga
2. Poros Transmisi

Poros Penyangga (axle)


berfungsi menyangga elemen kontruksi lain yang berputar,
poros ini tidak meneruskan atau mentransmisikan momen
puntir, sehingga hanya menerima beban lentur/bengkok (σb).
Contoh : puli kabel, puli penegang, dll.

Poros penyangga ada 2 jenis :

a) Poros diam / Gandar : artinya poros ini tidak ikut berputar,


dalam kasus ini poros mengalami pembebanan lentur
ulang.

b) Poros ikut berputar : artinya poros ini ikut berputar, poros ini
mengalami pembebanan lentur ganti.
Poros Penyangga Diam
Poros Penyangga Ikut Berputar
Poros transmisi (Shaft)
Poros yang berfungsi menerima kemudian
meneruskan momen puntir dari elemen transmisi
yang satu kepada elemen transmisi yang lain.

Poros ini mengalami pembebanan puntir τt (akibat


meneruskan momen puntir), pembebanan lentur σb
(akibat beban dari elemen transmisi).

Untuk elemen transmisi yang berupa roda gigi


miring, poros transmisi ini juga akan menerima
pembebanan tekan σd atau tarik σz akibat gaya
aksial.
Poros Transmisi
Hal-hal penting dalam perencanaan poros

1. Kekuatan poros :sebuah poros harus direncanakan sehingga


cukup kuat untuk menahan beban-beban di atas. Kelelahan,
tumbukan atau adanya pengaruh konsentrasi tegangan akibat
efek lekuk juga harus diperhatikan dalam perhitungan.

2. Kekakuan poros :Meskipun sebuah poros mempunyai


kekuatan yang cukup tetapi jika lenturan atau defleksi
puntirnya terlalu besar maka akan dapat mengakibatkan
ketidaktelitian (pada mesin perkakas) atau getaran dan suara
(misalnya pada turbin dan kotak roda gigi). Untuk itu
disamping kekuatan poros, kekakuannya juga harus
diperhatikan dan disesuaikan dengan aplikasi dari poros
tersebut.

3. Putaran kritis :Bila putaran suatu mesin dinaikkan maka


pada suatu harga putaran tertentu dapat terjadi getaran yang
luar biasa besarnya. Angka putaran ini disebut sebagai angka
putaran kritis. Getaran yang besar ini dapat mengakibatkan
kerusakan pada poros dan elemen mesin lainnya.
4. Korosi :Bahan-bahan yang tahan terhadap korosi (termasuk
plastik) harus dipilih untuk poros propeler dan pompa bila terjadi
kontak dengan fluida yang korosif. Poros-poros mesin yang sering
berhenti lama juga harus diperhatikan supaya menggunakan
bahan yang tahan korosi juga.

5. Bahan poros : Bahan/material suatu poros harus disesuaikan


dengan kondisi operasi. Baja konstruksi mesin, baja paduan
dengan pengerasan kulit tahan terhadap keausan, baja krom, dll.

6. Standar Diameter poros transmisi


Perhitungan poros
Poros dihitung berdasarkan keseluruhan konsep kontruksi, berarti
hubungan jarak antara elemen putar/transmisi yang terpasang pada
poros dengan bantalan-bantalan yang menyangga poros dan
hubungan jarak antara elemen putar/transmisi yang satu terhadap
yang lain dipergunakan sebagai dasar perhitungan.

Di dalam praktek ditemui 2 titik tolak perhitungan:


a) Panjang poros sudah ditentukan, misal poros kereta api
b) Panjang poros belum ditentukan
REVIEW MATERI
▪ Momen Puntir /Torsi
▪ Momen Inersia
▪ BMD & SFD
▪ Momen Bengkok
Menghitung momen puntir

Mt

Mt = momen puntir nominal (Nm)


P = tenaga terbesar yang ditansmisikan (W)
n = angka putaran (rpm)

Jika P dalam Kilowatt (KW) rumus di atas dpt ditulis sbb:

P
Mt = 9550  (Nm)

n
Menghitung momen lentur
a. poros transmisi sabuk
b. poros transmisi untuk roda gigi lurus (spur gear)
c. poros transmisi untuk roda gigi miring (helical gear) atau roda
gigi kerucut (bevel gear).
Heading

PERHITUNGAN
DIAMETER POROS

Poros Penyangga Jenis Poros ? Poros Transmisi

Bagan 1 Jenis Beban ?

Beban Puntir Murni Beban gabungan

Bagan 2 Bagan 3
σb = ≤ σb izin
Mb
Wb
Bagan 1

σb izin = σD·b1·b2
tidak ya
σb izin = ? Wb = 0.1 dk3
βk·υ

σD = ?
3
Mb
dk izin =
0.1σb izin
diam ikut berputar
σb sch σb w

b1 , βk, υ

b2 =?

3
Mb
dk sementara =
0.1σb izin smtr

σb sch / σb w
σb izin smtr =
2.5 ~ 3

Wb = 0.1 dk3

3
Mb
dk izin =
0.1σb izin
τt = ≤ τt izin
Mt
Wp
Bagan 2
τt izin = τtD·b1·b2
tidak ya
τt izin = ? Wp = 0.2 dk3
βk·υ

τtD = ?
3
Mt
dk =
0.2τt izin
izin

τt sch τt w

b1 , βk, υ

b2 =?

3
Mt
dk =
0.2τt izin smtr
sementara

τt sch / τt w
τt izin smtr =
2.5 ~ 3

Wp = 0.2 dk3

3
Mt
dk =
0.2τt izin
izin
σv = ≤ σb izin
Mv
Wb
Bagan 3
Mv = Mb2 max + 0.75 (α0·Mt)2

α0 = σbw
1.73·τtsch

σb izin = σbw ·b1·b2


tidak ya
σb izin = ? Wb = 0.1 dk3
βk·υ

b1 , βk, υ
3
Mv
dk izin =
0.1σb izin
b2 =?

3
Mv
dk sementara =
0.1σb izin smtr

σb w
σb izin smtr =
2.5 ~ 3

Wb = 0.1 dk3

3
Mv
dk izin =
0.1σb izin
1. Jelaskan maksud dari :
a. Gaya Normal
b. Gaya Tangensial
c. Tegangan Normal
d. Tegangan Tangensial
e. Tegangan ijin
f. Momen Inersia
g. Momen Polar

2. Jelaskan gaya-gaya yg bekerja pada poros spt gbr


berikut :
▪ Poros dengan Beban Torsi murni
▪ Poros dengan Beban Torsi murni
▪ Poros dengan Beban Torsi murni
SATUAN TEKANAN
technical pound-force
atmosphere
pascal (Pa) bar (bar) atmosphere torr (mmHg) per square
(atm)
(at) inch (psi)

1 Pa ≡ 1 N/m2 10−5 1.0197×10−5 9.8692×10−6 7.5006×10−3 145.04×10−6

1 bar 100 000 ≡ 106 dyn/cm2 1.0197 0.98692 750.06 14.504


Poros dengan Beban Torsi murni

1 at 98 066.5 0.980665 ≡ 1 kgf/cm2 0.96784 735.56 14.223

1 atm 101 325 1.01325 1.0332 ≡ 1 atm 760 14.696

1 torr 133.322 1.3332×10−3 1.3595×10−3 1.3158×10−3 ≡ 1 mmHg 19.337×10−3

1 psi 6 894.76 68.948×10−3 70.307×10−3 68.046×10−3 51.715 ≡ 1 lbf/in2


▪ Perhitungan Poros dengan Beban Torsi
murni

1. Suatu poros berputar dengan putaran 200rpm untuk


meneruskan daya 20 KW. Poros dibuat dari Mild steel dengan
tegangan 42 Mpa. Hitung diameter poros!

2. Hitung diameter suatu poros pejal dengan daya 20KW dan


putaran 200rpm. Tegangan geser maksimum bahan poros dari
baja 360MPa dan SF=8. Hitunglah jika poros tersebut berlubang
dengan rasio diameter dalam : luar = 0,5
▪ Perhitungan Poros dengan Beban Torsi
murni

3. Tentukan diameter sebuah poros bulat untuk meneruskan daya


10KW pada 1450 rpm. Selain beban puntir diperkirakan akan
dikenakan beban lentur. Sebuah alur pasak perlu dibuat dan
dalam sehari 8 jam dengan tumbukan ringan (Sf2=2). Bahan
diambil baja batang difinish dingin S30C !

Anda mungkin juga menyukai