TEMA II:
PEMBUATAN RENCANA
BISNIS UNTUK
MEMBANGUN JIWA
KEWIRAUSAHAAN
Tim Penyusun:
1. Yulius, S.Pd
2. Yolanda, S.Pd
3. Hestiyana Kaita Lepir, S.Pd
4. Yohanes Isak Sare, S.Pd
5. Andreas Tay Landu Praing, S.Pd
Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila “ Pembuatan Rencana Bisnis untuk Membangun Jiwa Kewirausahaan “2
Mandiri Pemahaman diri Mengenali kualitas dan minat diri serta tantangan yang 1,2,3,4,5,1
dan situasi yang dihadapi 3
dihadapi
karya dan tindakan perasaannya dalam bentuk karya dan/atau tindakan, serta
yang orisinal mengevaluasinya dan mempertimbangkan dampak dan
resikonya
Gotong royong Kolaborasi - kerja Membangun tim dan mengelola kerjasama untuk 9,12
sama mencapai tujuan bersama sesuai dengan target yang
sudah ditentukan
Beriman, Akhlak pribadi - Menyadari bahwa aturan agama dan sosial merupakan 6,13
bertakwa kepada integritas aturan yang baik dan menjadi bagian dari diri sehingga
Tuhan Yang bisa menerapkannya secara bijak dan kontekstual.
Maha Esa, dan
Berakhlak Mulia
kontekstual dalam
aksi nyata program
kewirausahaan
3. Tujuan spesifik untuk fase Tema Kewirausahaan SMA Negeri 1 Rindi yang mengacu kepada
tersebut dimensi Profil Pelajar Pancasila, dengan Projek “Pembuatan Rencana
Bisnis untuk Membangun Jiwa Kewirausahaan” ini bertujuan untuk
membangun kesadaran, menggali potensi diri dan daerah, serta
memberdayakan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki dalam
mengembangkan wirausaha.
4. Tahapan kegiatan projek secara umum
Projek ini terdiri dari 5 tahap:
1. Pengenalan,
2. Kontekstualisasi,
3. Perencanaan,
4. Aksi, dan
5. Refleksi.
Tahap pengenalan dan kontekstualisasi adalah bagian dari penyadaran kewirausahaan.
Tahap Pengenalan. Mengenali makna, karakteristik, dan peran wirausaha dalam kehidupan manusia.
4. Mengenal Potensi Daerah 5. Analisis Sumber daya Daerah 6. Kearifan Lokal dan Etika
Sumba Timur - Sumba Timur - Berwirausaha - 4 JP
8 JP 4 JP
Tahap Perencanaan. Mencari dan mengembangkan ide, menginventarisasi sumber daya, dan
merencanakan usaha yang berkelanjutan
Tahap Aksi. Mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang didapat melalui aksi nyata yang
bermakna
10. Strategi dan Inovasi dalam 11. Penyempurnaan Karya dan 12. Wirausaha Mandiri dan
Berwirausaha - 4 JP Strategi - 12 JP Berkelanjutan - 12 JP
Tahap Refleksi. Menggenapi proses dengan unjuk karya, evaluasi dan refleksi
13.Refleksi - 4JP
Total: 72 JP
1 JP = 45 menit.
5. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan 1: Mengenal Karakter Wirausaha
Tujuan Pembelajaran:
1. Peserta didik dapat mendalami makna wirausaha
2. Peserta didik dapat mengenal karakteristik seorang pengusaha
Waktu: 4 JP
Bahan: jurnal Peserta didik, alat tulis, buku bacaan, perangkat audio visual, komputer dengan jaringan
internet, narasumber, kunjungan
Peran Guru:Moderator/Fasilitator/Narasumber/Supervisi/Konsultasi
Persiapan:
1. Sebagai kegiatan awal dari tema, guru akan memperkenalkan tema kewirausahaan dengan projek Menggali
Potensi Daerah Lewat Wirausaha Muda
2. Diskusi tentang harapan Peserta didik akan pelaksanaan program ini
Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila “ Pembuatan Rencana Bisnis untuk Membangun Jiwa Kewirausahaan “6
Tugas:
1. Mengerjakan jurnal
2. Mencari tahu anggota keluarga/masyarakat yang adalah seorang wirausahawan. Mengidentifikasi sikap-
sikap yang dimiliki tokoh wirausahawan: Apakah kamu mengenal seorang pengusaha atau wiraswasta?
Bagaimana sikap atau karakteristik mereka? Apakah kamu memiliki sikap dan karakteristik yang sama
dengan mereka?
Waktu: 4 JP
Bahan: jurnal Peserta didik, alat tulis, buku bacaan, perangkat audio visual, komputer dengan jaringan
internet, narasumber, kunjungan
Peran Guru:Moderator/Fasilitator/Narasumber/Supervisi/Konsultasi
Persiapan:
Guru meminta Peserta didik untuk duduk dalam kelompok kecil.
Pelaksanaan:
1. Presentasi individu. Apakah hal yang menarik minatmu?.
2. Peserta didik secara bergantian masing-masing 1 menit tentang satu hal yang menarik minatnya.
3. Diskusi kelompok. Bagaimana kalian dapat melihat bidang minat kalian sebagai sebuah bisnis, produk, atau
layanan sosial (kewirausahaan sosial?)
4. Usaha impian. Peserta didik menuliskan dan mengilustrasikan tentang usaha impiannya pada lembar kerja.
5. Presentasi individu usaha impian.
6. Guru mengajukan pertanyaan: Apa yang harus dilakukan agar impianmu berhasil? Peserta didik
mendeskripsikan jawaban mereka pada tabel.
7. Diskusi kelompok. Peserta didik berbagi dengan teman-temannya tentang isi tabel mereka.
8. Diskusi kelas. Menjadi Wirausahawan:
Tugas:
1. Mengisi jurnal
2. Membaca artikel/menonton topik terkait kegiatan di atas
3. Membuat daftar potensi pribadi dan impian/cita cita masa depan (dream book)
Waktu: 4 JP
Bahan: jurnal Peserta didik, alat tulis, buku bacaan, perangkat audio visual, komputer dengan jaringan
internet, narasumber, kunjungan
Peran Guru:Moderator/Fasilitator/Narasumber/Supervisi/Konsultasi
Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila “ Pembuatan Rencana Bisnis untuk Membangun Jiwa Kewirausahaan “7
Persiapan:
1. Guru dapat membuat kotak tabulasi di papan untuk pengisian hasil survey.
Pelaksanaan:
1. Mengisi kuis: Cocok jadi wirausahawan.
2. Diskusi kelompok. Peserta didik dalam kelompok nilai yang sama berkumpul. Mereka saling berbagi
tentang persamaan dari sifat yang mereka miliki. Perwakilan dari tiap kelompok akan berbagi hasil diskusi
pada presentasi kelas.
3. Survey pendapat Peserta didik. Menjadi wirausahawan sukses itu: bakat, pilihan, atau keduanya?
4. Membahas hasil survey. Peserta didik memberikan alasan atas jawaban yang mereka pilih.
5. Permainan. Arkade Bola Kertas. Peserta didik mendapat 3 x kesempatan melempar bola kertas ke dalam
keranjang yang ditaruh di depan kelas. Terdapat 3 titik untuk melempar. Setiap titik mempunyai poin. Titik
terjauh memiliki poin terbesar, titik terdekat memiliki poin terkecil. Jika berhasil masuk, Peserta didik
mendapat poin, jika tidak 0. Peserta didik yang memiliki poin tertinggi menjadi pemenangnya.
6. Diskusi Wirausahawan adalah individu yang menggunakan sumber daya ekonomi dan menciptakan produk
baru atau bisnis baru. Mereka menanggung risiko dan menerima imbalan/keuntungan dari usaha mereka.
Pertanyaan: Apa saja kerugian yang bisa dialami oleh seorang wirausahawan? Mengapa mereka berani
untuk mengambil resiko dalam berusaha?
Tugas:
1. Mengisi jurnal
2. Membuat satu komitmen untuk mencoba atau melakukan hal baru minggu ini.
Waktu: 8 JP
1. Bahan: jurnal Peserta didik, alat tulis, buku bacaan, perangkat audio visual, komputer dengan jaringan
internet, narasumber, kunjungan
2. Peran Guru:Moderator/Fasilitator/Narasumber/Supervisi/Konsultasi
Persiapan:
1. Guru menyiapkan gambar/tulisan negara baik yang dibuat sendiri ataupun mencontoh dari panduan dan
memuat pada format digital.
Pelaksanaan:
1. Guru meminta Peserta didik menjelaskan apa yang mereka ketahui tentang negara maju dan negara
berkembang dan menyebutkan daftar negara maju dan negara berkembang yang mereka ketahui
2. Guru memberikan 3 contoh gambar berpasangan berbagai negara dan meminta mereka menebak mana yang
merupakan negara maju dan berkembang dan menyebutkan alasannya.
3. Guru menjelaskan definisi tentang negara maju dan berkembang. 4 faktor yang mendukung kemajuan
ekonomi suatu negara: Sumber daya alam, sumber daya modal, sumber daya manusia, kewirausahaan
4. Guru meminta Peserta didik mengamati contoh negara pada kegiatan sebelumnya. Guru meminta Peserta
didik menyimpulkan tentang kesamaan yang dimiliki oleh negara-negara maju (lewat hasil diskusi juga dari
kegiatan membaca artikel).
Tugas:
1. Mengerjakan jurnal
2. Guru meminta Peserta didik melakukan riset dan observasi (lewat kunjungan, wawancara, atau pengamatan
langsung) terhadap sumber daya yang ada di daerah tempat tinggal. Panduan riset dan observasi ada pada
jurnal.
1. Waktu: 4 JP
2. Bahan: jurnal Peserta didik, alat tulis, buku bacaan, perangkat audio visual, komputer dengan jaringan
internet, narasumber, kunjungan
3. Peran Guru:Moderator/Fasilitator/Narasumber/Supervisi/Konsultasi
Persiapan:
1. Guru menyiapkan artikel tentang daerah Wisata Budaya “Batu Kubur Megalitikum” (bisa dengan
Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila “ Pembuatan Rencana Bisnis untuk Membangun Jiwa Kewirausahaan “8
gambarnya), lembar diagram SWOT baik dalam bentuk cetak atau digital.
“Analisis SWOT adalah metode analisis perencanaan strategis yang digunakan untuk memonitor dan
mengevaluasi lingkungan perusahaan baik lingkungan eksternal dan internal untuk suatu tujuan bisnis
tertentu. SWOT merupakan akronim dari kata: kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang
(opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis.”
2. Guru meminta Peserta didik menyiapkan hasil wawancara/diskusi/survey/kunjungan luar sekolah guna
mencari tahu tentang potensi daerah dari kegiatan sebelumnya.
Pelaksanaan:
1. Guru membuka pertemuan dengan menunjukkan gambar Wisata Budaya “Batu Kubur Megalitikum” dan
bertanya: Siapa yang pernah mengunjungi Wisata Budaya “Batu Kubur Megalitikum”? Apa tempat wisata
lainnya yang ada di sekitarnya?
2. Guru meminta Peserta didik membaca artikel 1 “Wisata Budaya “Batu Kubur Megalitikum” dan bertanya
tentang isi artikel (Apa kelebihan tempat Wisata Budaya “Batu Kubur Megalitikum”? Apa kekurangan pada
daerah wisata tersebut? Apa tantangan untuk daerah sekitar tempat wisata? Apa peluang atau potensi yang
ada di kawasan Wisata Budaya “Batu Kubur Megalitikum”? Apa strategi atau langkah yang dapat dilakukan
agar desa di kawasan Wisata Budaya “Batu Kubur Megalitikum” dapat sejahtera?
3. Setelah selesai mendengar jawaban dari Peserta didik, guru meminta Peserta didik membaca artikel 2.
Peserta didik menyebutkan langkah-langkah yang dilakukan oleh para penduduk desa di kawasan Wisata
Budaya “Batu Kubur Megalitikum” untuk meningkatkan perekonomian mereka.
4. Guru menjelaskan tentang analisis SWOT, sebagai alat untuk mengidentifikasi faktor internal dan faktor
eksternal diri/daerah/suatu usaha dan hasil digunakan sebagai salah satu dasar untuk pengambilan keputusan
5. Guru meminta Peserta didik duduk berkelompok dan membaca kembali artikel 1 dan 2 dan menuliskan
komponen SWOT desa di kawasan Wisata Budaya “Batu Kubur Megalitikum”
Tugas:
1. Secara berkelompok, Peserta didik membaca kembali hasil pengamatan dan survei dari kegiatan sebelumnya.
Lalu secara bersama berdiskusi dan menuliskan hasil diskusi dan identifikasi potensi daerah dalam diagram
analisis SWOT.
1. Waktu: 4JP
2. Bahan: jurnal Peserta didik, alat tulis, buku bacaan, perangkat audio visual, komputer dengan jaringan
internet, narasumber, kunjungan
3. Peran Guru:Moderator/Fasilitator/Narasumber/Supervisi/Konsultasi
Persiapan:
1. Guru menyiapkan gambar/tulisan negara baik yang dibuat sendiri ataupun mencontoh dari panduan dan
memuat pada format digital.
Pelaksanaan:
1. Guru menyebutkan sebuah pepatah/petuah dalam bahasa daerah yang betema kebijakan hidup, integritas, dan
kerja kertas.
2. Guru meminta kepada Peserta didik untuk menebak arti dari pepatah/petuah tersebut, dan menyebut apakah
pernah mendengar hal tersebut?
3. Guru meminta Peserta didik menyebutkan pepatah/petuah lainnya yang mereka ketahui
4. Guru meminta Peserta didik membaca artikel “Kearifan Lokal Dalam Praktik Bisnis di Indonesia” lalu secara
mandiri atau berpasangan mengerjakan kegiatan lanjutan: mendata kearifan lokal dari berbagai daerah pada
tabel dan menjawab pertanyaan diskusi terkait tema kegiatan.
5. Guru menjelaskan tentang formatif 1 yang dilakukan oleh guru dengan menilai partisipasi Peserta didik dan
refleksi yang dituliskan pada jurnal. Formatif 2 yang dilakukan di akhir kegiatan 6 yaitu Esai singkat (150 -
400 kata) tentang topik pilihan:
1) Membangun Sikap Kewirausahaan yang berwawasan Pancasila
2) Analisis sumberdaya daerahku
3) Kearifan lokal untuk kemajuan ekonomi daerah
Tugas:
1. Melengkapi jurnal
2. Membuat kerangka penulisan topik pilihan
Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila “ Pembuatan Rencana Bisnis untuk Membangun Jiwa Kewirausahaan “9
Waktu: 4 JP
1. Bahan: jurnal Pesera didik, alat tulis, buku bacaan, perangkat audio visual, komputer dengan jaringan
internet, narasumber, kunjungan
2. Peran Guru:Moderator/Fasilitator/Narasumber/Supervisi/Konsultasi
Persiapan:
1. Guru menyiapkan materi kegiatan kreativitas seperti pada jurnal.
2. Guru dapat menjadikan kegiatan pada jurnal sebagai panduan, tetapi dapat mencari alternatif yang lain atau
melakukan dalam urutan yang berbeda.
3. Siapkan situasi dan suasana kelas dalam keadaan relaks.
4. Tunjukkan sikap terbuka dalam menerima dan menyimak ide yang diekspresikan Peserta didik pada
kegiatan-kegiatan yang dilakukan.
Pelaksanaan:
1. Guru meminta Peserta didik untuk melakukan kegiatan imajinasi gambar.
2. Peserta didik melengkapi gambar garis atau simbol yang ada pada kotak sesuai imajinasinya.
3. Peserta didikdapat melengkapi gambar dengan warna.
4. Peserta didik berbagi dan membandingkan hasil imajinasinya dengan teman sebangku/sekelompok
menggunakan pertanyaan panduan.
5. Guru meminta Peserta didikuntuk melakukan kegiatan imajinasi komunikasi antar dua karakter pada komik.
6. Peserta didik melengkapi komik dengan kalimat percakapan sesuai imajinasinya.
7. Peserta didik dapat melengkapi komik dengan tambahan latar dan warna.
8. Peserta didik berbagi dan membandingkan hasil imajinasinya dengan teman sebangku/sekelompok
menggunakan pertanyaan panduan.
9. Guru meminta perwakilan Peserta didik berbagi hasil diskusi dengan temannya.
10. Guru meminta Peserta didik untuk melakukan kegiatan ketiga yaitu Sepatu Ajaib.
11. Guru memberikan sebuah konteks dengan situasi berikut: Peserta didikadalah salah satu peserta kompetisi
inovasi muda, di mana mereka diminta untuk membuat inovasi atas salah satu produk kelengkapan sekolah.
12. Peserta didikmelengkapi gambar dasar pada jurnal (atau bisa menggambar kembali pada kertas kosong atau
pada media digital) menggunakan daya imajinasinya sekreatif mungkin.
13. Guru dapat mengadakan kegiatan gallery walk agar Peserta didikdapat saling melihat hasil kerja teman-
temannya
14. Guru menunjukkan diagram tentang Karakteristik dari Kreativitas (Unik, Baru, Inovatif, Asli) dan
bagaimana Pengembangan kreativitas dapat dilaksanakan pada: kreativitas lingkungan, kreativitas produk,
kreativitas proses, kreativitas SDM.
15. Guru membuka diskusi dengan Peserta didik tentang apa yang mereka pahami dari diagram tersebut.
16. Guru meminta Peserta didik menjelaskan kreativitas yang mereka sajikan dari tugas Sepatu Impian.
Tugas:
1. Menulis jurnal
2. Melengkapi tugas sepatu impian pada kegiatan mandiri atau di rumah.
1. Waktu: 4JP
2. Bahan: jurnal Peserta didik, alat tulis, buku bacaan, perangkat audio visual, komputer dengan jaringan
internet, narasumber, kunjungan
3. Peran Guru:Moderator/Fasilitator/Narasumber/Supervisi/Konsultasi
Persiapan:
1. Guru menyiapkan lembar perencanaan usaha secara cetak ataupun dalam bentuk digital.
2. Guru menekankan kegiatan ini adalah kegiatan contoh untuk memahami bagaimana membuat sebuah
perencanaan usaha. Contoh yang Peserta didik buat pada kegiatan ini dapat digunakan/tidak digunakan pada
kegiatan selanjutnya.
Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila “ Pembuatan Rencana Bisnis untuk Membangun Jiwa Kewirausahaan “10
Pelaksanaan:
1. Guru membuka kegiatan dengan menyambungkan kegiatan sebelumnya dengan kegiatan kini. Ketika
seorang wirausahawan mendapat ide dan mengidentifikasi sebuah peluang bisnis yang potensial, langkah
selanjutnya adalah membuat sebuah perencanaan usaha. Bagaimana membuat perencanaan usaha yang
baik?
2. Guru meminta Peserta didik mengamati lembar perencanaan usaha dan elemen penting yang ada di sana.
3. Guru meminta Peserta didik untuk mengembangkan ide usahanya (bisa dari inspirasi kegiatan 2, 6, 7) dan
menuliskan perencanaan usaha pada lembar yang diberikan.
4. Guru membantu memberi penjelasan jika Peserta didik memiliki kesulitan dalam menentukan ide usaha. Ide
yang dikembangkan haruslah ide yang: layak (karena berfokus untuk membantu orang lain), berdampak
(karena fokus pada pemecahan masalah, bukan pada produk), kreatif (karena menggunakan masalah
sebagai inspirasi usaha)
Tugas:
1. Mengerjakan jurnal
2. Melakukan riset mandiri untuk pengisian lembar perencanaan usaha agar perencanaan sederhana yang
dihasilkan memiliki kelengkapan yang baik dan logis.
1. Waktu: 4 JP
2. Bahan: jurnal Peserta didik, alat tulis, buku bacaan, perangkat audio visual, komputer dengan jaringan
internet, narasumber, kunjungan
3. Peran Guru:Moderator/Fasilitator/Narasumber/Supervisi/Konsultasi
Persiapan:
1. Guru menyiapkan alat-alat dan ruang kelas untuk permainan berkelompok yang bertujuan untuk membangun
semangat kolaborasi dan kerja sama.
2. Beberapa kegiatan alternatif diberikan pada lampiran kegiatan, guru dapat memilih permainan yang sesuai
dengan situasi dan kondisi.
Pelaksanaan:
1. Guru mengajak Peserta didik berpartisipasi dalam permainan agar memperoleh pengalaman berinteraksi
dalam kerja tim. (inspirasi permainan ada pada jurnal)
2. Guru meminta Peserta didik membagikan kesan-kesan dalam mengikuti permainan.
3. Guru berdiskusi dengan Peserta didik tentang nilai-nilai yang didapat dari permainan.
4. Apakah kamu 'berpikir bersama' sebelum mulai melakukan permainan? -> membuat perencanaan penting
tetapi menjadi fleksibel saat situasi yang berbeda muncul juga sama pentingnya.
Apakah setiap anggota di kelompokmu memiliki peran yang jelas?
Apakah peranmu? Apakah kamu menikmati permainan?
jika tidak, apa sebabnya? (Tekankan bahwa dalam kerja tim, pembagian peran (pemimpin dan anggota) itu
penting agar tim berfungsi dengan baik. Dalam kolaborasi, meskipun tidak ada pembagian peran yang
signifikan, setiap anggota yang berkontribusi maksimal dan berkomunikasi dengan baik akan menghasilkan
kerjasama yang baik.
Apakah kamu dapat menyelesaikan tantangan tepat waktu?
Jika tidak, menurutmu mengapa hal itu terjadi? Pentingnya manajemen waktu untuk tim.)
Apakah kamu senang dengan kolaborasi Anda sendiri dalam aktivitasnya?
Dengan anggota tim Anda? -> pastikan Peserta didik berbicara jujur satu sama lain dengan saling menaruh
sikap hormat.
Apa yang kamu pelajari?
Apa yang akan kamu lakukan secara berbeda lain kali?
5. Guru menjelaskan tentang pentingnya mengembangkan keterampilan berkolaborasi dan kerja tim sebagai
kompetensi unggul. (catatan: penting menjelaskan perbedaan keduanya. Kolaborasi adalah kerjasama dalam
hubungan sejajar. Kerja tim adalah kerjasama yang membutuhkan pemimpin dan anggota. Setiap anggota
mempunyai perannya masing-masing. Pemimpin mempunyai tugas untuk mengkoordinasikan anggotanya
agar tujuan tim tercapai).
6. Guru menjelaskan kegiatan lanjutan yaitu mengelompokkan Peserta didik untuk berkolaborasi dan bekerja
tim dalam menyiapkan sebuah proposal usaha. Kelompok ini akan bersama sampai akhir projek.
7. Peserta didik dalam satu kelompok akan memulai kegiatan dengan membuat kesepakatan bersama, berbagi
peran, dan bertukar ide. Mereka dapat mengenalkan ide-ide pribadi yang sudah mereka buat pada kegiatan-
Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila “ Pembuatan Rencana Bisnis untuk Membangun Jiwa Kewirausahaan “11
kegiatan sebelumnya sebagai alternatif ide untuk didiskusikan dalam tim saat memutuskan ide usaha
Tugas:
1. Menulis jurnal
2. Berdiskusi kelompok
1. Waktu: 4JP
2. Bahan: jurnal Peserta didik, alat tulis, buku bacaan, perangkat audio visual, komputer dengan jaringan
internet, narasumber, kunjungan
3. Peran Guru:Moderator/Fasilitator/Narasumber/Supervisi/Konsultasi
Persiapan:
1. Guru menyiapkan materi untuk penjelasan tentang bauran pemasaran 4P.
2. Guru dapat mengundang guru mapel ekonomi/bisnis dan manajemen untuk menjadi pemateri tamu di kelas.
3. Guru juga dapat memutarkan video untuk penjelasan ini. Untuk kegiatan pembuka, guru dapat memantik
Peserta didik dengan membawa beberapa barang konsumsi (atau menunjukkan gambarnya).
Pelaksanaan:
1. Guru menunjukkan gambar produk lalu mendiskusikan dengan Peserta didik pertanyaan-pertanyaan tentang
produk. Contoh ada pada jurnal.
2. Guru memberikan penjelasan: Produk dapat berupa barang, jasa, atau acara. Barang adalah sesuatu yang
digunakan atau dikonsumsi (contoh: makanan, minuman, alat tulis). Jasa adalah sesuatu yang orang lakukan
untuk membantu kita (jasa angkutan, potong rambut). Acara adalah kegiatan bertema untuk suatu tujuan
(contoh: konser musik, kompetensi olahraga)
3. Guru mendiskusikan dengan Peserta didik pertanyaan-pertanyaan tentang produk, harga, promosi, dan
tempat . (pertanyaan panduan ada pada jurnal)
4. Guru membuka diskusi dengan Peserta didik tentang teknologi. Peserta didik berbagi pengalaman mereka
menggunakan teknologi sehari-hari dan bagaimana teknologi mempengaruhi kehidupan.
5. Guru bersama Peserta didik menyaksikan contoh inovasi pada teknologi. Pertanyaan: bagaimana inovasi
dengan menggunakan teknologi membantu memecahkan masalah dan meningkatkan efisiensi serta
produktivitas. (pertanyaan panduan pada jurnal)
Tugas:
1. Mengamati perkembangan teknologi di daerah.
2. Apa aspek kehidupan yang berubah dalam sepuluh tahun terakhir ...?
3. Apa manfaat dari inovasi di bidang teknologi bagi aspek kehidupan tersebut ...?
Tujuan Pembelajaran:
1. Peserta didik mengembangkan kesadaran akan pentingnya kolaborasi dan kerjasama tim
2. Peserta didik melibatkan diri dalam aktivitas kerjasama tim yang berfokus pada penyelesaian projek
3. Peserta didik mampu mengkomunikasikan ide di depan khalayak
1. Waktu : 12 JP
2. Bahan : jurnal Peserta didik, alat tulis, buku bacaan, perangkat audio visual, komputer dengan jaringan
internet, narasumber, kunjungan
3. Peran Guru : Moderator/Fasilitator/Narasumber/Supervisi/Konsultasi
Persiapan:
1. Guru meluangkan waktu secara berkala untuk mengecek perkembangan Peserta didik. Kegiatan ini lebih
banyak dilakukan secara mandiri oleh Peserta didik.
2. Guru dapat mendampingi jika Peserta didik memerlukan bantuan dalam hal berhubungan dengan pihak
ketiga atau pihak lain di luar sekolah.
Pelaksanaan:
1. Guru mendiskusikan progres perkembangan pembuatan rencana usaha Peserta didik. Diskusi dilakukan per
kelompok.
2. Guru menginformasikan sumber-sumber belajar tambahan yang membantu Peserta didik menyelesaikan
Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila “ Pembuatan Rencana Bisnis untuk Membangun Jiwa Kewirausahaan “12
perencanaan usahanya.
3. Guru memfasilitasi kegiatan Peserta didik yang berhubungan dengan penyelesaian perencanaan usaha
(melakukan survey, wawancara, pembuatan prototype, peminjaman alat/ruang sekolah, komunikasi dengan
orang tua, komunikasi dengan guru mapel yang terkait seperti guru ekonomi/manajemen, guru matematika,
dan lainnya, atau pihak lain yang dapat membantu Peserta didik)
4. Guru membagikan jadwal presentasi kelompok dan check list kelengkapan presentasi proposal usaha
kepada Peserta didik(pada hari yang ditentukan) Peserta didik bersama kelompoknya mempresentasikan
proposal usaha. Guru (bersama tim penilai) akan memberikan masukan bagi perbaikan proposal usaha
Peserta didik.
5. Peserta didik melanjutkan penyempurnaan proposal usaha dan prototype produk.
Tugas:
1. Melakukan kegiatan mandiri (bersama kelompok) penyelesaian proposal usaha dan persiapan presentasi
proposal
2. Membuat perbaikan dan penyempurnaan proposal usaha dan prototype produk.
Tujuan Pembelajaran:
1. Peserta didik memahami tantangan yang dihadapi oleh wirausahawan
2. Peserta didik memahami faktor-faktor penting dalam menciptakan usaha yang berkelanjutan
1. Waktu: 12JP
2. Bahan: jurnal Peserta didik, alat tulis, buku bacaan, perangkat audio visual, komputer dengan jaringan
internet, narasumber, kunjungan
3. Peran Guru:Moderator/Fasilitator/Narasumber/Supervisi/Konsultasi
Persiapan:
1. Ada dua hal yang akan dilakukan pada kegiatan ini, yaitu Projek Unjuk Kerja dan juga studi kasus tentang
ketangguhan dalam menghadapi tantangan.
2. Untuk Projek Unjuk Kerja, Guru dapat berkoordinasi bersama guru pendamping Projek Kewirausahaan dan
P5 lainnya, Kepala Sekolah, orangtua dan/atau pengurus OSIS agar kegiatan Projek Unjuk Kerja berjalan
dengan baik. Sambil Peserta didik bersama kelompoknya berproses menyiapkan projek unjuk kerja selama
jadwal Kegiatan 12 berlangsung, guru dapat mengecek kesiapan Peserta didik dan tantangan yang mereka
hadapi sambil membawakan materi tentang ketangguhan dalam menghadapi tantangan (Hukum Karnel dan
Kuis Ketangguhan). Panduan pelaksanaan di bawah ini dapat disesuaikan sesuai kebutuhan.
Pelaksanaan:
1. Peserta didik bekerja secara mandiri dengan kelompoknya menyiapkan Projek Unjuk Kerja
2. Guru mendiskusikan perkembangan persiapan Projek Unjuk Kerja Peserta didik berdasarkan proposal dan
timeline yang sudah dibuat
3. Guru mendiskusikan dengan Peserta didik tantangan yang dihadapi selama pengerjaan proposal dan
persiapan Projek Unjuk Kerja
4. Guru meminta Peserta didik mengisi Kuis Ketangguhan pada jurnal
5. Guru meminta Peserta didik mendiskusikan hasilnya
6. Guru meminta Peserta didik membaca teks Hukum Karnel dan menghubungkannya dengan pengalaman
kewirausahaan Peserta didik. Pertanyaan diskusi: Apa tantangan terbesar yang kamu miliki? Bagaimana
usahamu mengatasinya? Apakah tantangan ini menyurutkan motivasimu untuk
menyelesaikan/melangsungkan projek yang sedang kamu lakukan? Jika menghadapi tantangan apa yang
sebaiknya dilakukan? Berhenti dan mencari tantangan baru atau mencari cara mengatasinya?
7. Guru mendiskusikan dengan Peserta didik faktor -faktor penting (inovasi, kreasi, relasi, dan motivasi) dalam
usaha yang berkelanjutan. Pertanyaan diskusi:
1) Apa hubungan faktor inovasi, kreasi, relasi, dan motivasi pada usaha yang berkelanjutan?
2) Jika dihubungkan dengan Projek yang sedang kalian buat, bagaimana kalian membuat faktor inovasi,
kreasi, relasi , dan motivasi mendukung keberlanjutan usaha kalian?
3) Jika memiliki banyak tantangan, kenapa seorang wirausahawan tetap tangguh menjalankan usahanya?
Tugas:
1. Peserta didik menyiapkan kelengkapan persiapan Projek Unjuk Kerja sesuai panduan
2. Peserta didik berlatih presentasi untuk persiapan Projek Unjuk Kerja
3. Peserta didik membersihkan dan merapikan ruangan dan dokumen setelah Projek Unjuk Kerja selesai
Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila “ Pembuatan Rencana Bisnis untuk Membangun Jiwa Kewirausahaan “13
1. Waktu: 4 JP
2. Bahan: jurnal Peserta didik, alat tulis, buku bacaan, perangkat audio visual, komputer dengan jaringan
internet, narasumber, kunjungan
3. Peran Guru:Moderator/Fasilitator/Narasumber/Supervisi/Konsultasi
Persiapan:
Guru menyiapkan lembar refleksi (secara cetak atau digital) atau menuliskan pertanyaan refleksi pada
papan tulis
Pelaksanaan:
1. Guru meminta Peserta didik mengerjakan refleksi pribadi dengan menggunakan pertanyaan panduan pada
jurnal
2. Guru meminta Peserta didik duduk berkelompok dan berbagi hasil refleksinya
3. Guru mengajak seluruh Peserta didik untuk sebuah diskusi kelas, meminta perwakilan untuk berbagi
tentang refleksi pribadi dan refleksi kelompok
4. Guru meminta Peserta didik melihat pohon harapan dan kekhawatiran yang dibuat di awal kegiatan dan
meminta pendapat Peserta didik tentang hal ini.
5. Guru memberi penutup dengan mengucapkan selamat atas komitmen dan keberhasilan Peserta didik
menjalani Projek Kewirausahaan dan memberikan pesan bahwa pengetahuan, keterampilan, dan sikap
kewirausahaan yang dibangun pada projek ini dapat diaplikasikan dan membawa manfaat bagi kehidupan
kini dan masa depan
Tugas:
Peserta didik memastikan kelengkapan jurnal atau berkas belajar Projek Kewirausahaan lalu
mengumpulkannya dalam bentuk portfolio
Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila “ Pembuatan Rencana Bisnis untuk Membangun Jiwa Kewirausahaan “14
III. LAMPIRAN
1. Apa yang kalian harapkan dari Projek Pembuatan rencana bisnis untuk membangun jiwa
kewirausahaan pada P5 Tema Wirausaha ini?
2. Apa kekhawatiran yang kalian miliki dari Projek Pembuatan rencana bisnis untuk membangun jiwa
kewirausahaan pada P5 Tema Wirausaha ini?
3. Apa tantangan yang kalian perkirakan akan kalian hadapi dari Projek Pembuatan rencana bisnis
untuk membangun jiwa kewirausahaan pada P5 Tema Wirausaha ini?
Harapan Kekhawatiran Tantangan
Manajemen
Perencanaan
Pengetahuan
Visioner
Kewirausahaan
Gambar A Gambar B
Gambar C Gambar D
Gambar F
Gambar E
perusahaan Kemfood pada tahun 1975. Ini merupakan pelopor industri daging olahan di Indonesia.
Produk andalannya yaitu burger, bakso dan lain sebagainya. Perusahaan Bob Sadino terbilang
sukses jika melihat catatan awal 1985 yang menunjukkan rata-rata penjualannya sudah konsisten
40 – 50 ton daging segar, 60 – 70 ton daging olahan, dan 100 ton sayuran.
6. Melebarkan Bisnis ke Bidang Properti
Bob Sadino tidak berhenti mengembangkan bisnisnya. Kali ini ia merambah bidang properti
dengan melakukan kerjasama bersama Agung Sedayu Group untuk mendirikan The Mansion at
Kemang yaitu perpaduan pusat perbelanjaan, apartemen dan perkantoran. Mansion at Kemang
masih satu lokasi bersama Kem Chicks yaitu berada di jalan Kemang Raya nomor 3-5 Jakarta. Bob
Sadino melengkapi gedung 32 lantai dengan ruang apartemen sejumlah 180 unit dan pertokoan 10
unit.
Demikian biografi lengkap salah satu tokoh pengusaha sukses Indonesia Bob Sadino. Semoga
perjalanannya dalam memulai bisnis dari nol dapat menginspirasi Anda.
Sumber: https://www.akudigital.com/bisnis-tips/biografi-bob-sadino/
Usaha Impian
Saya saat ini Impian saya di masa depan Yang saya usahakan agar
impian saya menjadi kenyataan
Nama :
Karena…….
Saya berbakat dalam bidang: Saya memiliki sikap berikut….. (lingkari 3 sikap
yang sangat menggambarkan dirimu saat ini.)
1. ……………………
2. ……………………
3. …………………...
Berilah bobot pada 10 pertanyaan kuesioner di bawah ini sesuai dengan apa yang kamu rasakan
1-------------------2----------------------3--------------------4----------------------5
1. ….. Saya menyukai tantangan untuk mencoba melakukan sesuatu yang baru
2. ….. Saya rela bekerja keras asal dapat mewujudkan mimpi saya
3. ….. Saya adalah orang yang jujur, dapat dipercaya dan diandalkan oleh teman, guru, dan keluarga.
4. ….. Saya merasa sangat puas saat dapat menyelesaikan tugas dengan baik
5. ….. Saya selalu menyelesaikan tugas yang saya miliki meskipun banyak tantangan yang dihadapi
6. ….. Saya dapat membuat keputusan secara mandiri
7. ….. Saya berani mengambil resiko dan belajar dari kesalahan
8. ….. Saya dapat bekerja dengan baik pada situasi yang beragam
9. ….. Saya memiliki kepribadian/keahlian/keterampilan yang unik yang tidak dimiliki semua orang.
10. ….. Ayah/Ibu saya adalah seorang pengusaha
21-30 Kamu dapat belajar menjadi seorang pengusaha dengan fokus pada pengembangan diri
10- 20 Kamu lebih tertarik pada profesi selain menjadi seorang pengusaha
Menjadi Seorang
Pengusaha Sukses
⇦ ⇨
bakat ? pilihan ?
Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila “ Pembuatan Rencana Bisnis untuk Membangun Jiwa Kewirausahaan “21
Karena …...
Sumber: https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Developed_and_developing_countries.PNG
Kegiatan
Kegiatan mengamati dan membandingkan sumber daya dua negara dan kemampuan ekonomi yang
dimiliki.
Pertanyaan:
- Di mana letak geografis negara tersebut?
- Apa sumber daya yang dimiliki tiap negara?
- Apakah negara tersebut termasuk dalam berkembang atau maju menurut kemampuan
perekonomiannya? Apa yang menyebabkan?
Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila “ Pembuatan Rencana Bisnis untuk Membangun Jiwa Kewirausahaan “23
Sumber: https://pressbooks.senecacollege.ca/introbusinessbam101/chapter/chapter-1-economic-systems-
and-business/ diterjemahkan.
Lembar Kerja: Potensi Daerah Sumba Timur
Hasil Riset/Observasi/Wawancara/Kunjung Kerja
Potensi Daerah ……
Oleh:............
Sumber:
Lampiran: Artikel
Mengenal Reti Iyang, Kuburan Batu Megalitikum dengan Relief Ikan di Sumba Timur dan
Kisah Umbu Mehanguru Mehataku
WAINGAPU, KOMPAS.com - Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT) dikenal sebagai salah satu
wilayah di Indonesia yang masih merawat tradisi megalitikum. Mengutip
Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila “ Pembuatan Rencana Bisnis untuk Membangun Jiwa Kewirausahaan “26
pemberitaan Kompas.com pada 6 April 2021, istilah megalitikum berasal dari kata mega yang berarti
besar, dan lithos yang artinya batu. Oleh karena itu, zaman megalitikum biasa disebut dengan zaman
batu besar, di mana masyarakatnya menggunakan peralatan dari batu yang berukuran besar.
Kepala Bidang Destinasi dan Industri Pariwisata pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten
Sumba Timur Yudi Umbu T T Rawambaku menyebutkan, Sumba adalah negeri seribu megalitik. "Bali
dikenal sebagai Negeri 1.000 Pura, Lombok dikenal sebagai Negeri 1.000 Masjid, dan Sumba adalah
Negeri 1.000 Megalitik," kata Yudi kepada Kompas.com, di Waingapu, Kamis (19/8/2021). Sebutan itu
bukan tanpa dasar. Beberapa kubur batu megalitikum pun hingga kini banyak dijumpai tersebar di
empat kabupaten yang berada di wilayah Sumba. Mulai dari Kabupaten Sumba Timur, Sumba Tengah,
Sumba Barat, dan Sumba Barat Daya.
Mengenal kubur batu megalitikum di Kabupaten Sumba Timur
Situs kubur batu megalitikum dapat dijumpai di beberapa lokasi di Kabupaten Sumba Timur. Antara
lain, Praiyawang- Rende di Kecamatan Rindi dan Kampung Raja Prailiu, Kecamatan Kambera.
Kemudian ada juga Kampung Lailara, Kecamatan Katala Hamu Lingu dan Kampung Umabara di
Kecamatan Umalulu, dan Kampung Lewa Paku di Kecamatan Lewa. Situs kubur batu megalitikum
juga terdapat di Kampung Mondu dan Kampung Prainatang, Kecamatan Kanatang. Yudi menjelaskan,
pada kuburan anggota keluarga maramba (bangsawan) biasanya terdapat relief hewan. "Biasanya
kuburan bangsawan itu reliefnya ayam, buaya, kura-kura, dan kuda. Motif atau relief itu melambangkan
kebesaran. Misalnya buaya disebut Ana Wuya Rara. Kemudian, kura-kura disebut Ana Karawulang,"
ungkap Yudi.
Kubur batu di Kampung Raja Prailiu, Waingapu, Sumba Timur, Sabtu (13/7/2019). Kuburan batu
besar yang identik dengan jaman megalitikum, bisa dengan mudah ditemui di Pulau Sumba
Ia menambahkan, ada tiga kasta masyarakat berdasarkan keturunan di Sumba Timur. Ketiganya
meliputi Maramba (raja atau bangsawan), Kabihu (suku bangsawan sebagai penopang Maramba), dan
Ata (pembantu atau abdi dalam keluarga Maramba).
Reti iyang
Dalam dialek setempat, reti berarti kubur dan iyang adalah ikan. Reti iyang dapat diartikan sebagai
kuburan dengan relief ikan. Adapun, reti iyang terdapat di Desa Praingkareha, Kecamatan Tabundung,
Kabupaten Sumba Timur, NTT. "Kubur atau makam dengan relief ikan merupakan kuburan seorang
leluhur atas nama Umbu Mehanguru Mehataku. Beliau adalah salah satu bangsawan di wilayah Mahu-
Karera hingga Tabundung," kata Yudi. Selain kuburan milik Umbu Mehanguru Mehataku, ada juga
kuburan lain di sekitar lokasi tersebut yang memiliki relief ikan. Yudi menuturkan, Umbu Mehanguru
Mehataku adalah bagian dari cerita rakyat bersama UmbU Pahar dan Rambu Niwa. Kepala Seksi
Kesejahteraan Sosial dan Pendidikan Kecamatan Tabundung, Umbu Manggana membenarkan hal
tersebut. Umbu Manggana juga merupakan warga Kampung Praureha, Desa Praingkareha, Tabundung
dan mengklaim dirinya adalah anggota Suku Tabundung. "Kalau menurut cerita orangtua, kami ini
adalah generasi sekitar ke-15 atau ke-16 (dari keturunan Umbu Mehanguru Mehataku)," kata Umbu.
"Kuburan (reti iyang) itu ada di tengah hutan. Itu dulunya kampung besar yang dihuni oleh Suku
Tabundung, namanya Kampung Praibakul," ujar Umbu lagi. Saat ini, hutan tersebut masuk dalam
kawasan Taman Nasional Manupeu Tanah Daru dan Laiwangi Wanggameti (TN Matalawa). Lokasi
kuburan Umbu Mehanguru Mehataku berada di selatan Kampung Praureha, Desa Praingkareha,
Tabundung. Akses menuju ke sana adalah jalan setapak dan pengunjung harus berjalan kaki.
Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila “ Pembuatan Rencana Bisnis untuk Membangun Jiwa Kewirausahaan “27
Tampak akar pohon beringin membingkai kuburan milik Umbu Mehanguru Mehataku
Keunikan kubur milik Umbu Mehanguru Mehataku
Hampir semua kubur batu megalitikum di Kabupaten Sumba Timur berada di tengah pemukiman
warga. Namun, kubur milik Umbu Mehanguru Mehataku berada di tengah hutan. Pada zaman dahulu,
hutan tersebut merupakan kampung yang menjadi tempat tinggal warga Suku Tabundung. "Uniknya,
kuburan ini terdapat di bawah pohon beringin. Akar dari pohon beringin ini, sebagiannya tumbuh ke
dalam tanah dan sebagian lagi menutupi atau menyelubungi kuburan Umbu Mehanguru Mehataku.
Seakan-akan akar dari pohon beringin tersebut melindungi kuburan itu," ungkap Yudi. Kemudian,
terdapat sejumlah tiang rumah adat yang masih berdiri kokoh di lokasi itu. Tiang tersebut berupa
batang kayu yang sudah keras. Selain tiang rumah, ada juga sekitar puluhan kubur batu megalitikum di
sana. "Relief ikan itu bagian dari motif kuburan bagi Umbu Mehanguru Mehataku. Motif tersebut
khusus bagi seseorang yang memiliki tautan sejarah masyarakat tradisional," kata Yudi. "Dipakai relief
ikan karena ada hubungannya dengan Ritual Karaki di wilayah sana, yaitu di Desa Wahang, Kecamatan
Pinupahar," Yudi menambahkan.
Ritual Karaki
Kata Karaki berasal dari ungkapan "Wiri Bara Rau Karaki” yang dimaknai sebagai perintah leluhur
untuk tidak melakukan kegiatan apa pun dalam masa tertentu, terutama mengambil hasil alam. Bagi
masyarakat Desa Wahang dan sekitarnya, salah satu wujud penghormatan kepada Sang Pencipta adalah
dengan melaksanakan Ritual Karaki. Karaki adalah sebuah bentuk kearifan lokal tentang pelestarian
lingkungan. Prosesi Ritual Karaki dimulai sejak tanggal 31 Desember hingga Maret. Pada periode
tersebut seluruh masyarakat dilarang untuk mengambil hasil alam. Mereka berpantang untuk makan
dari hasil kebun, mengambil hasil laut, dan tidak diperkenankan untuk menggelar adat perkawinan.
"Pada masa tersebut, para tokoh adat melakukan berbagai persiapan seperti sirih pinang, babi, kambing,
ayam, tali yang terbuat dari kulit kayu serta daun kelapa, dan lain-lain," jelas Yudi. Setelah itu,
masyarakat melalui petunjuk tokoh adat diperbolehkan untuk menangkap ikan pada saat yang telah
ditetapkan menurut perhitungan bulan. "Pada hari pelaksanaan yang ditentukan melalui perhitungan
bulan purnama itu tiba, para ratu (pemimpin ritual) melakukan prosesi hamayang (ritual adat) yang
menandakan berakhirnya larangan tersebut," ungkap Yudi. Tahapan prosesi itu dimulai dengan
hamayang di Desa Wahang. Hal itu ditandai dengan pemotongan hewan kurban, biasanya ayam.
Setelah itu, masyarakat dan para pemimpin ritual menuju ke lokasi Karaki di pinggir laut. Mereka
menyimpan sirih pinang (banjal pahappa) di beberapa tempat tertentu sebagai wujud penghormatan
kepada leluhur. Kemudian, ada kegiatan menjala ikan di tempat yang telah ditentukan (waikaba). Hasil
ikan yang terbaik dari tangkapan pada saat itu akan diberikan kepada para ratu untuk selanjutnya
dipersembahkan kepada leluhur. "Keesokkan harinya, para ratu mempersiapkan tali cukup panjang dan
pada jarak tertentu (pada tali tersebut) diikat daun kelapa yang masih muda untuk dibentangkan
melingkar sepanjang area penangkapan ikan," jelas Yudi. Kemudian dilakukan hamayang dengan
media berupa telur ayam, ayam, kambing, dan babi. Para ratu akan memprediksi hasil tangkapan
dengan melihat kondisi hati hewan kurban tersebut. Selanjutnya, masyarakat diperkenankan untuk
menangkap ikat pada saat air laut surut dan setelah mendapat ijin dari para ratu. Menurut kepercayaan
masyarakat setempat, biasanya ikan tidak bisa kembali ke laut lepas apabila sudah masuk ke dalam area
yang telah dibatasi dengan tali yang diikat dengan daun kelapa. "Jika keluar dari area tersebut, dengan
sendirinya ikan itu akan mati," tutur Yudi. Konon, alat dan tata cara menentukan waktu penangkapan
ikan merupakan pemberian Umbu Mehanguru Mehataku kepada Umbu Lapuruh. Saat itu, hubungan
keduanya terjalin karena garis perkawinan. Umbu Lapuruh mempersunting saudari dari Umbu
Mehanguru Mehataku untuk dijadikan istrinya. "Saat Umbu Lapuruh memperisteri saudari dari Umbu
Mehanguru Mehataku, dia mendapat katidi yiwit (barang pemberian). Barang itu berupa 'raungu dangu
Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila “ Pembuatan Rencana Bisnis untuk Membangun Jiwa Kewirausahaan “28
liku nduma patangara wangu wulang pangadu wangu mehi', yaitu tali dan daun serta bagaimana cara
menentukan waktu yang tepat untuk mencari hasil laut agar mendapatkan hasil yang maksimal,"
ungkap Yudi.
Cerita rakyat
Yudi menjelaskan, Umbu Mehanguru Mehataku adalah bagian dari cerita rakyat bersama Umbu Pahar
dan Rambu Niwa. Rambu Niwa merupakan istri dari Umbu Pahar. Dalam cerita rakyat tersebut
dikisahkan bahwa suatu ketika terjadilah perdebatan antara Umbu Mehanguru Mehataku dengan Umbu
Pahar. Mereka berdebat tentang orang yang berhak memiliki Tana Humba, Matawai Amahu Pada Njara
Hamu (Matawai Amahu Pada Njara Hamu berarti mata air yang melimpah dan padang yang luas).
Perdebatan itu berakhir dengan sebuah kesepakatan di antara keduanya. Mereka secara bergilir
berteriak dengan melontarkan pertanyaan "Siapa pemilik Tana Humba, Matawai Amahu Pada Njara
Hamu?" masing-masing sebanyak tiga kali di puncak bukit. Apabila terdengar jawaban setelah
berteriak, berarti orang yang memberikan pertanyaan pada saat itu menjadi pemenang atau berhak
memiliki Tanah Humba, Matawai Amahu Pada Njara Hamu. Sementara yang kalah akan pindah atau
harus beranjak ke wilayah bagian barat. Saat itu, Umbu Pahar yang sakti menjadi penanya pertama. Dia
berteriak sambil melontarkan pertanyaan sebanyak tiga kali. Namun, pertanyaan tersebut tidak
mendapatkan jawaban dari bawah kaki bukit. Setelah itu, giliran Umbu Mehanguru Mehataku yang
berteriak sembari melontarkan pertanyaan sebanyak tiga kali. Kemudian terdengar jawaban dari kaki
bukit setelah pertanyaan yang ke-3 dilontarkan oleh Umbu Mehanguru Mehataku. Kalimat jawaban
tersebut berbunyi "Nyumu dummu Umbu" yang berarti kau sudah Umbu. Akhirnya, Umbu Mehanguru
Mehataku keluar sebagai pemenang. Sementara itu, Umbu Pahar dan Rambu Niwa sangat kecewa.
Pasangan suami dan istri tersebut berpindah ke wilayah barat yang meliputi Anakalang di Kabupaten
Sumba Tengah. Kemudian Loli, Wanokaka, dan Lamboya di Kabupaten Sumba Barat. Namun, nama
Umbu Pahar dan Rambu Niwa diabadikan sebagai wilayah di bagian selatan Kabupaten Sumba Timur,
yaitu Pinupahar dan Mahaniwa.
Tanggapan Balai Taman Nasional Matalawa
Kepala Balai Taman Nasional Manupeu Tanah Daru dan Laiwangi Wanggameti (TN Matalawa)
Memen Suparman mengatakan, reti iyang masuk dalam zona religi atau budaya di kawasan taman
nasional tersebut. "Di taman nasional itu ada zona religi, zona budaya untuk lokasi yang memang
secara turun temurun masyarakat mempercayai lokasi tersebut sebagai tempat ibadah atau tempat untuk
kebutuhan-kebutuhan keyakinan masyarkat," ujar Memen. Ia mengatakan, pihaknya mengizinkan
masyarakat untuk memasuki zona tersebut. Namun, setiap orang yang masuk ke dalam kawasan taman
nasional harus tetap menjaga ekosistem di sana. Memen menjelaskan, pihaknya akan mengelola tempat
tersebut apabila menjadi destinasi pariwisata pada masa mendatang. "Karena itu di dalam kawasan
taman nasional, ya dikelola oleh taman nasional. Tapi nanti pelaksanaannya bisa saja dengan
kelompok-kelompok masyarakat yang memang terbiasa melakukan kegiatan ritual (adat) di situ," tutur
Memen.
Sumber: https://regional.kompas.com/read/2021/08/21/063000078/mengenal-reti-iyang-kuburan-batu-
megalitikum-dengan-relief-ikan-di-sumba?page=all
Sumba Timur memiliki banyak potensi wisata yang dapat dipromosikan dan dikembangkan. Berbagai
wisata yang ditawarkan meliputi wisata budaya, bahari, dan alam. Wisata budaya dengan menyajikan
kekayaan tradisi yang masih dipertahankan turun temurun dalam perbagai acara-acara tertentu yang
mengandung filosofi, juga tertuang dalam karya kain tenun masyarakat Sumba. Kesenian lokal yang
memiliki daya tarik dan ciri khas. Kekayaan bahari dengan menyajikan keindahan laut, bawah laut, dan
ombak. Demikian pula dengan padang savana dilengkapi dengan keanekaragaman flora fauna, serta
beberapa kawasan hutan. Kekayaan wisata yang ditawarkan ini lambat laun mulai dikenal secara luas
oleh wisatawan, dibuktikan dengan total jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Sumba
Timur selama 5 tahun (2013- 2018) menunjukkan tren peningkatan yaitu sebanyak 14.264 orang di
tahun 2013, meningkat signifikan menjadi 26.721 orang pada tahun 2014, terus meningkat menjadi
29.275 orang pada tahun 2015, di tahun 2016 jumlah wisatawan sebesar 31.618 orang dan 2017 tercatat
sebanyak 33.357 orang. Pada tahun 2018 jumlah wisatawan yang berkunjung mengalami peningkatan
dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, tercatat sebanyak 36.465 orang. Jumlah terbesar wisatawan
Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila “ Pembuatan Rencana Bisnis untuk Membangun Jiwa Kewirausahaan “29
didominasi domestik, meski demikian tren kunjungan wisatawan mancanegara semakin naik yang
semula hanya 1.764 orang di tahun 2013, menjadi 3.895 pada tahun 2017, namun mengalami
penurunan menjadi 1.746 di tahun 2018. Data ini mengindikasikan bahwa pariwisata telah menjadi
salah satu industri yang dapat mendorong peningkatan perekonomian daerah melalui peningkatan
pendatapan masyarakat. Sama halnya dengan Kabupaten Sumba Timur, karena masih dalam satu pulau,
Kabupaten Sumba Barat Daya memiliki kekayaan wisata yang sama yang dapat ditawarkan pada
wisatawan. mengalami peningakatan jumlah wisatawan baik wisatawan domestik maupun
mancanegara. Data menunjukkan kunjungan wisatawan sebesar 4.658 pada tahun 2016, meningkat
menjadi 5.475 di tahun 2017, dan 8.214 di tahun 2018. Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan
mancanegara dari 748 orang di tahun 2016, menjadi 1.216 orang pada tahun 2018. Demikian halnya
wisatawan domestik dari 3.910 orang di tahun 2016, menjadi 6.998 orang pada tahun 2018. Dinamika
industri pariwisata di kabupaten Sumba Timur dan Sumba Barat Daya menunjukkan perkembangan
yang menjanjikan, berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah daerah melakukan promosi untuk
meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan yang lebih banyak. Sehingga diharapkan dapat
berpengaruh pada tingkat pendapatan rumah tangga, pengrajin tenun ikat, dan masyarakat adat lainnya.
Sektor ini membuka peluang bagi para pengusaha kecil, menengah, dan besar untuk membangun usaha
ekonomi produktif, seperti perhotelan atau penginapan, jasa transportasi, tour guide, rumah makan dan
restoran, ticketing tour and travel dan lainlainnya. Dengan terbukanya peluang kerja yang baru, dapat
berkontribusi terhadap penurunan angka pengangguran. Atas dasar tersebut, penelitian ini menemukan
keunggulan kompetitif pariwisata di dua kabupaten tersebut melalui analisis dan indentifikasi rantai
nilai industri pariwisata yang berada di dua kabupaten tersebut. Di samping itu, mengidentifikasi
peluang hambatan yang dihadapi dalam pengembangan pariwisata. Penelitian ini diharapkan
bermanfaat bagi industri pariwisata Indonesia dan pemerintah daerah sebagai regulator mempunyai
gambaran tentang kondisi rantai nilai pariwisata sehingga mampu menetapkan kebijakan yang tepat.
Sumber: file:///C:/Users/USER/Downloads/23-Article%20Text-105-3-10-20210625.pdf
ANALISIS SWOT
Lembar Kerja
ANALISIS SWOT
Lembar Kerja
ANALISIS SWOT
Studi Kasus Potensi Daerah ………………………..
membentuk jiwa bisnis dalam diri anak-anak, misalnya adalah kejujuran, kesabaran, patuh pada aturan dan
peran, melatih tanggung jawab, kebijaksanaan untuk membedakan mana yang baik dan buruk, melatih jiwa
kepemimpinan, kerjasama, kebersamaan, kekompakan, musyawarah untuk mencapai kesepakatan, tidak
egois, tidak mudah putus asa, berkorban untuk kepentingan orang lain, kewaspadaan, berani mengambil
risiko dan konsekuensi terhadap pilihan yang dibuatnya, disiplin diri, kemurahan hati, menghargai kawan
dan lawan, mengetahui tugas dan kewajiban, menempatkan diri berdasarkan batasan aturan dan peran,
keuletan, semangat daya juang, melatih kepekaan, self-endurance, tahan terhadap godaan, serta teguh pada
pendirian.
Pada masyarakat Jawa, barangkali salah satu ungkapan yang paling populer dan merupakan produk
kearifan lokal adalah ungkapan “alon-alon asal kelakon”. Ungkapan ini seringkali dimaknai secara salah
yaitu diartikan sebagai kelambanan atau tidak responsif terhadap perubahan yang terjadi. Padahal dalam
ungkapan ini terdapat nilai kearifan lokal yang ingin disampaikan kepada masyarakat Jawa, khususnya
dalam pengambilan keputusan yang merupakan salah satu fungsi terpenting dalam kepemimpina bisnis.
Nilai-nilai tersebut adalah tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan, penuh kehati-hatian, cermat
dan teliti, dikaji dan dipertimbangkan secara mendalam sebelum mengambil keputusan.
Kepemimpinan dalam masyarakat Jawa juga diwarnai oleh falsafah Ing Ngarsa Sung tuladha, Ing Madya
Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani. Seorang pemimpin harus bisa memberi contoh yang baik,
membangun prakarsa atau ide dan kemauan, serta memberi dorongan atau motivasi kepada staf bawahan.
Budiyanto (2010) dalam penelitiannya mengenai pengembangan ketahanan pangan berbasis pisang melalui
revitalisasi nilai kearifan lokal di wilayah Kabupaten Lumajang, Malang, dan Blitar menyebutkan bahwa
terdapat beberapa nilai-nilai kearifan lokal yang sangat mendukung pengembangan bisnis pisang di
kawasan tersebut. Misalnya adalah adanya tradisi pemanfaatan pisang dalam acara-acara budaya dan
tradisi, seperti untuk acara kemantenan, sunatan, nyadran, maupun acara adat lainnya sebagaimana
berkembangnya usaha ternak di daerah Sumba karena digunakan dalam acara-acara budaya dan tradisi
(priyanto dalam Budiyanto, 2010). Nilai-nilai 5 kerjasama sebagai salah satu nilai penting dalam
organisasi bisnis juga dapat dilihat dengan kegiatan usaha yang dilakukan dengan semangat gotong-
royong.
Pada sebagian masyarakat Indonesia, nilai-nilai kearifan lokal dalam praktik bisnis juga banyak diwarnai
oleh nilai-nilai religi. Sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, nilai-nilai islam
cukup mewarnai kearifan lokal dalam praktik bisnis. Sebagai missal nilai-nilai tentang riba, timbangan jual
beli, pola hidup sederhana, tidak berlebihan dan tidak melampaui batas, tidak berbuat kerusakan pada
lingkungan sekitar, kewajiban zakat dan shadaqah, serta bekerjasama dalam usaha.
Sementara itu Setyadi (2012) melakukan penelitian nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam
tembang Macapat bagi masyarakat Jawa. Beberapa nilai kearifan lokal dalam tembang Macapat yang
relevan bagi praktik bisnis di Indonesia terbagi menjadi dua klasifikasi, yaitu klasifikasi permintaan dan
klasifikasi larangan. Berupa permintaan antara lain adalah hendaklah menjaga keprofesionalan, berusaha
keras dalam meraih cita-cita, rajin dan teliti, sabar, hati-hati dan cermat, musyawarah untuk perkara yang
kecil maupun besar, tidak individualis, senang menimba ilmu atau belajar tekun, berhati-hati dalam
mengambil keputusan, serta mencari kesempurnaan hidup. Sedangkan yang berupa larangan misalnya
adalah tidak sombong, angkuh, dan congkak, tidak suka disanjung dan disuap maupun menyuap, tidak
suka mengobral janji.
Di Indonesia, salah satu etnis yang terkenal keuletannya dalam melakukan bisnis selain masyarakat
Minang dan Bugis adalah masyarakat Madura. Seperti halnya masyarakat Minang, aktifitas bisnis
masyarakat Madura bisa ditemui hampir di seluruh kota-kota di Indonesia. Djakfar (2011) meneliti
kearifan lokal masyarakat Madura yang menjadi landasan etos kerja mereka. Hasil penelitiannya
menemukan bahwa bagi masyarakat Madura berlaku ungkapan "abantal omba' asapo' angin" (berbantal
ombak dan berselimut angin). Ungkapan ini menyiratkan bahwa orang Madura selama dua puluh empat
jam dalam kondisi bekerja dan pantang menyerah. Peribahasa inilah yang menjadi landasan sikap kerja
keras pebisnis etnis Madura perantau. Peribahasa lainnya yang dianut antara lain adalah atonggul to'ot
(memeluk lutut) dan nampah cangkem (bertopang dagu) untuk menyebut mereka yang bersikap malas.
Bahkan ungkapan yang lebih sinis lagi bagi masyarakat Madura misalnya adalah ja' gun karo abandha
peller (jangan hanya bermodalkan kemaluan saja) untuk menyebut para suami kepala keluarga yang malas
bekerja untuk menafkahi anak istri. Semangat juang para pebisnis dari Madura untuk berwirausaha juga
kental dengan semangat untuk memiliki harga diri yang tercermin dari ungkapan "etembang noro' oreng,
ango'an alako dhibi' make lane'kene'." yang artinya, daripada ikut orang lain lebih baik bekerja (usaha)
sendiri walaupun hanya kecil-kecilan (Triyuwono dalam Djakfar, 2011). Masih banyak lagi falsafah
pebisnis Madura yang menyebabkan mereka merasa malu jika gagal berusaha sehingga membentuk sikap
kerja keras dan ulet.
Sementara itu bagi para pebisnis dari Bugis berlaku motto Lempu’ (jujur), Acca (cerdas), Warani (berani),
Getteng (integritas; teguh pendirian), dan Sipakatau (saling memanusiakan) merupakan sifat-sifat yang
baik bagi kepemimpinan dalam rangka memajukan usaha. Konsep ini secara nyata diterapkan pada
perusahaan PT. Biro Klasifikasi Indonesia (BKI), yang mana prinsip Akkatenningeng (prinsip dasar hidup
Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila “ Pembuatan Rencana Bisnis untuk Membangun Jiwa Kewirausahaan “33
personal sebagai pegangan hidup bermasyarakat) dan Siri’ (malu/harga diri) tidak hanya sekedar konsepsi,
tetapi merupakan pencerminan diri dalam setiap perilaku dan kebijakan yang mewarnai manajemen
perusahaan tersebut. Penerapan kearifan lokal dalam menjaga stabilitas kerja dan manajemen perusahaan
itu tergambar dalam Motto Perusahaan PT. BKI yaitu “TERPERCAYA” (lempu/malempu), yang berarti
jasa yang 6 diberikan haruslah berkualitas, dalam arti dapat diandalkan, efisien, tepat waktu dan memiliki
reputasi. Perusahaan juga menetapkan nilai-nilai yang harus dijaga dan dikembangkan, yaitu
INTEGRITAS (getteng), PROFESIONALISME (acca/macca) (Makkulau, 2012).
Pada masyarakat Bali yang kental dengan keindahan seni dan budaya juga terdapat ungkapan yang dianut
dalam praktik bisnis, yaitu ''bani meli bani ngadep''. Kalimat ini artinya adalah “berani membeli berani
menjual”. Maksud kalimat pendek ini sangat dalam bahwa dalam menentukan harga barang atau jasa harus
ada keadilan dan tidak saling merugikan. Harga itu harus tidak merugikan pembeli dan juga penjual.
Dalam menentukan satuan harga itu harus ada berbagai perhitungan dengan menggunakan berbagai ilmu
(Gobyah dalam Balipost, 17 September 2003).
Indonesia kaya akan khasanah seni dan budaya yang salah satunya berupa nilai nilai, kebiasaan dan tradisi
yang membentuk kearifan lokal. Banyak diantaranya berkaitan dengan tatanan sosial budaya masyarakat
yang menciptakan keteraturan. Meski banyak nilai-nilai kearifan lokal yang positip bagi praktik bisnis,
namun kajiankajian yang ada lebih banyak menyoroti mengenai bagaimana kearifan lokal mampu
menyelesaikan berbagai persoalan sosial budaya dan konservasi sumberdaya alam.
Penulis yakin bahwa masih banyak nilai-nilai kearifan lokal yang penting bagi praktik bisnis, namun tidak
banyak yang dapat penulis temukan dari berbagai literatur yang ada, tidak seperti halnya kearifan lokal
dalam bidang sosial, budaya, dan konservasi sumberdaya alam. Pada beberapa daerah di wilayah Indonesia
kearifan lokal tersebut makin lama makin memudar digantikan oleh nilai-nilai global. Meskipun nilai
global tidak selalu sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia, namun nampaknya di kalangan muda
nilai-nilai tersebut tak lagi menjadi idola.
Penelitian mengenai hal ini dari sudut pandang ekonomi bisnis kiranya penting dilakukan. Namun yang
lebih penting lagi adalah bagaimana mensosialisasikan nilainilai tersebut pada generasi muda sehingga
tidak lenyap ditelan nilai-nilai global. Hal ini dikarenakan meskipun banyak perusahaan-perusahaan telah
telah go global namun masih tetap memegang prinsip “Think Globally, Act Locally”. Berfikir global,
bertindak menurut nilai-nilai lokal adalah falsafah yang dianut perusahaan-perusahaan multinasional.
Untuk dapat bertindak secara lokal, maka pemahaman terhadap kearifan lokal menjadi sangat penting
dalam dunia bisnis.
Kearifan lokal merupakan kebiasaan-kebiasaan, aturan, dan nilai-nilai sebagai hasil dari upaya kognitif
yang dianut masyarakat tertentu atau masyarakat setempat yang dianggap baik dan bijaksana, yang
dilaksanakan dan dipatuhi oleh masyarakat tersebut. Terdapat berbagai nilai-nilai kearifan lokal yang
menjadi landasan bagi berbagai praktik bisnis di Indonesia. Nilai-nilai tersebut umumnya bervariasi
menurut etnik mengingat bahwa Indonesia terdiri dari berbagai sukubangsa. Umumnya di setiap suku
ataupun suatu komunal di Indonesia dapat ditemui nilai-nilai tersebut, baik pada masyarakat Jawa, Sunda,
Bali, Lombok, Minang, Dayak, Bugis, hingga Papua.
Penelitian mengenai hal ini dari sudut pandang ekonomi bisnis kiranya penting dilakukan. Namun yang
lebih penting lagi adalah bagaimana mensosialisasikan nilainilai tersebut pada generasi muda sehingga
tidak lenyap ditelan nilai-nilai global.
Catatan: kutipan langsung. belum disederhanakan
Sumber: https://core.ac.uk/download/pdf/17333727.pdf
Mengenal 5 Makanan Khas Sumba Enak dan Unik, Belum Banyak yang Tahu!
Sumba terkenal akan keindahan alamnya yang tidak kalah dengan destinasi-destinasi lain di Nusantara.
Tidak hanya keindahan alamnya, Sumba juga memiliki kuliner-kuliner khas yang tentunya enak dan unik.
Sayangnya, banyak wisatawan yang tidak mengetahui kuliner-kuliner khas Sumba. Berikut ini adalah 5
makanan khas Sumba yang wajib untuk dicoba ketika berada di sana.
1. Rumpu Rampe
Rumpu rampe adalah sayuran yang diolah dengan menumis bunga pepaya, daun pepaya, daun
singkong, dan jantung pisang. Sayuran ini sendiri tidak terasa pahit sekalipun terbuat dari berbagai
Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila “ Pembuatan Rencana Bisnis untuk Membangun Jiwa Kewirausahaan “34
macam sayuran. Ini dikarenakan sayuran terlebih dahulu dinetralisir dengan menggunakan air garam
selama beberapa menit. Biasanya, untuk menambah rasa gurih akan ditambahkan teri asin atau udang
rebon.
2. Nasi Jagung
Nasi jagung merupakan kuliner khas Sumba yang tidak sepenuhnya terbuat dari jagung. Nasi jagung
terbuat dari campuran berbagai jenis kacang-kacangan seperti kacang merah. Proses pembuatan nasi
jagung dimulai dari jagung yang digiling dan kemudian dimasak bersamaan dengan nasi putih dan kacang-
kacangan. Biasanya, nasi jagung dinikmati bersama dengan ayam dan juga sayuran.
3. Kaparak
Masih berbahan dasar jagung, kuliner khas Sumba selanjutnya adalah Kaparak. Kaparak terbuat dari
tepung jagung yang dicampur dengan kelapa parut dan gula pasir putih secukupnya. Campuran tersebut
kemudian disangrai hingga tampak kekuning-kuningan. Kaparak biasanya dijadikan sebagai camilan dan
dapat juga dijadikan makanan saat sarapan, makan siang, maupun makan malam karena memiliki
kandungan karbohidrat, protein, dan lemak nabati yang tinggi.
4. Ka'pu Pantunnu
Ka'pu pantunnu adalah kuliner khas Sumba yang diolah dari jantung pisang. Proses pembuatannya dimulai
dari jantung pisang yang dibakar kemudian dipotong-potong menjadi bentuk yang lebih kecil. Selanjutnya
dicampur dengan parutan kelapa panggang serta daun kemangi. Kuliner ini sangat cocok untuk disantap
bersama dengan nasi jagung atau nasi putih.
5. Manggulu
Manggulu merupakan kue tradisional khas dari Sumba. Manggulu memiliki rasa asam dan manis karena
terbuat dari pisang, gula merah, dan kacang tanah. Proses pembuatan manggulu sangat mudah tetapi
memakan waktu yang lama, pisang dijemur selama tiga hari lalu kemudian ditumbuk bersama dengan gula
merah dan kacang tanah yang telah disangrai hingga tercampur rata. Setelah tercampur, bentuk adonan
menjadi memanjang dan bungkus dengan daun pisang atau daun lontar.
Sumber : https://www.idntimes.com/food/dining-guide/valencia-rudianto/makanan-khas-sumba-c1c2/5
Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila “ Pembuatan Rencana Bisnis untuk Membangun Jiwa Kewirausahaan “35
Berdasarkan bacaan di atas, buatlah daftar kearifan lokal dari berbagai daerah yang dapat
diterapkan dalam berwirausaha. Tambahkan dalam tabel kearifan lokal daerahmu dan daerah lain
dari hasil risetmu.
No. Nama Kearifan Lokal Asal Daerah Cita Rasa dan Makna
Kandungan Gizi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Pertanyaan diskusi:
1. Apa peran kearifan lokal dalam praktik baik kewirausahaan?
2. Apa peran kearifan lokal dalam menjaga integritas seorang wirausahawan dalam menjalankan
usahanya?
3. Apakah dengan menjunjung kearifan lokal sebuah usaha dapat berhasil dan mengglobal?
4. Apakah kearifan lokal dalam berusaha yang dikenal di daerahmu? Bagaimana kearifan lokal
tersebut dapat diterapkan dalam mengelola sumberdaya daerah dan menjalankan
Asesmen Formatif
1. Anekdotal
Penilaian diambil dari:
- Partisipasi kehadiran Peserta didik
- Partisipasi dalam diskusi kelas
- Hasil belajar yang direfleksikan pada pengisian jurnal Kegiatan 1 - 6 dan 7-13
Bentuk penilaian rubrik tambahan
Partisipasi Sangat aktif Aktif Cukup aktif Kurang aktif. Tidak aktif.
diskusi Tepat sasaran Tepat sasaran Tepat sasaran Tepat sasaran
Bertanya dan Bertanya dan Bertanya dan Bertanya dan
merespon merespon merespon merespon
sesuai konteks sesuai konteks sesuai konteks sesuai konteks
Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila “ Pembuatan Rencana Bisnis untuk Membangun Jiwa Kewirausahaan “36
Refleksi Jurnal Seluruh jurnal Seluruh atau Sebagian besar Sebagian Tidak mengisi
terisi. sebagian besar jurnal terisi. jurnal terisi. jurnal.
Tepat sasaran. jurnal terisi. Tepat sasaran. Merespon
Merespon Tepat sasaran. Merespon sesuai konteks
sesuai konteks Merespon sesuai konteks dengan
dengan rinci sesuai konteks dengan penjelasan
dan penjelasan sederhana.
memberikan sederhana. Beberapa
pandangan jawaban tidak
baru. tepat sasaran.
Isi Isi esai sesuai Isi esai sesuai Isi esai cukup Isi esai cukup Tidak membuat
dengan tema dengan tema sesuai dengan sesuai dengan esail / esai tidak
selesai
yang dipilih. yang dipilih. tema yang tema yang
Esai mencakup Esai mencakup dipilih. Esai dipilih. Esai
seluruh elemen seluruh elemen mencakup mencakup
yang yang sebagian besar sebagian dari
dibutuhkan. dibutuhkan. dari elemen elemen yang
Penjelasan Penjelasan yang dibutuhkan.
lengkap dan lengkap dibutuhkan. Penjelasan
mendalam diberikan Penjelasan lengkap
diberikan untuk sebagian lengkap diberikan
untuk setiap besar dari diberikan untuk sebagian
elemen elemen - untuk sebagian dari elemen
tersebut. elemen elemen tersebut,
tersebut. tersebut. sementara
lainnya kurang
lengkap atau
tepat.
Organisasi Esai mengikuti Esai mengikuti Esai mengikuti Esai mengikuti Tidak membuat
petunjuk petunjuk petunjuk sebagian proposal /
penulisan dan penulisan dan penulisan dan petunjuk proposal tidak
ditulis dengan sebagian besar sebagian penulisan dan selesai
alur yang jelas, ditulis dengan ditulis dengan sebagian tidak
logis, dan alur yang jelas, alur yang jelas, ditulis dengan
informatif. logis, dan logis, dan alur yang jelas,
informatif. informatif. logis, dan
informatif
sehingga
mempengaruhi
pemahaman
pembaca.
Sumber gambar:
https://encryptedtbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSfr4eTjx_iG4LRmOoMkukkQ3rS4LA
Rwj-dzrrC9_1tfeOh1F7U0JuxcvKPZ75Wy6Whwgo&usqp=CAU
Video arahan : https://youtu.be/SJOjrnNPYPc
Lengkapilah simbol pada kotak di atas sesuai dengan imajinasimu. Kamu dapat menambah gambar
obyek dan mewarnainya. Tunjukkan hasil karyamu kepada teman. Bandingkan hasil akhir gambarmu
dengan temanmu.
Pertanyaan panduan untuk diskusi
1. Apa persamaan dan perbedaan antara gambarmu dan temanmu?
2. Penambahan apa pada gambar asli yang memberikan arah dan kejelasan pesan akhir gambar?
3. Bagaimana persamaan dan perbedaan dapat terjadi?
4. Apa pendapatmu tentang persamaan dan perbedaan kalian?
Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila “ Pembuatan Rencana Bisnis untuk Membangun Jiwa Kewirausahaan “38
Lengkapilah komik bergambar berikut ini dengan mengisi kolom percakapan pada buble.
Kamu dapat menambah gambar obyek dan mewarnainya. Tunjukkan hasil karyamu kepada teman.
Bandingkan jalan cerita percakapan komikmu dengan temanmu.
Pertanyaan panduan untuk diskusi
1. Apa persamaan dan perbedaan antara komikmu dan temanmu?
2. Penambahan apa pada gambar asli yang memberikan arah dan kejelasan isi komik?
3. Bagaimana persamaan dan perbedaan dapat terjadi?
4. Apa pendapatmu tentang persamaan dan perbedaan kalian?
Sepatu Ajaib
Lengkapilah gambar sepatu di atas dengan sebuah ide kreatif. Kreativitas bisa pada produk, proses
(produksi, promosi, pemasaran). Kamu dapat menambah keterangan dan mewarnainya. Tunjukkan
hasil karyamu kepada teman. Bandingkan ide kreatifmu dengan temanmu.
Pertanyaan panduan untuk diskusi
1. Apa persamaan dan perbedaan antara ide kreatif sepatu ajaibmu dan temanmu?
2. Penambahan apa pada gambar asli yang memberikan arah dan kejelasan ide kreatifmu?
3. Bagaimana persamaan dan perbedaan dapat terjadi?
4. Apa pendapatmu tentang persamaan dan perbedaan kalian?
Kreativitas
Lembar
Perencanaan Usaha
(penekanannya pada produk lokal daerah sumba timur)
Apa keunikan barang/jasa yang kamu buat? terdengar baik dan mudah anak, remaja, orang
Apa yang membuat orang akan tertarik untuk diingat/diucapkan? dewasa, wanita, pria,
membelinya? Apakah orang akan apa kesukaan mereka,
tertarik dengan namanya? di mana mereka
tinggal?
Ilustrasi produk/jasa:
(tambahkan keterangan lain seperti desain alat dan bahan)
sumber: https://www.anginbisniss.com/2017/09/sukses-dengan-memulai-usaha-martabak.html
Kata-kata promosi jualan makanan punya peran penting untuk meningkatkan penjualan di usaha Anda.
Dengan merangkai kata-kata yang tepat, Anda bisa menarik lebih banyak orang untuk membeli atau
memakai promosi yang sedang ditawarkan.
Hanya menuliskan kata “Gratis” dan “Murah” saja masih bekum cukup menarik perhatian, lho! Karena
itu, untuk membantu Anda membuat kata-kata promosi jualan makanan yang tepat, berikut ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan.
Pertama, pastikan Anda sudah menentukan target yang spesifik dari promosi yang sedang dibuat.
Kata-kata promosi jualan makanan yang akan dirangkai perlu dibuat sesuai dengan target pasar yang
ingin disasar.
Target yang harus ditentukan ini menggambarkan kira-kira perasaan dan tindakan apa yang ingin
Anda hasilkan ketika ada calon pembeli yang melihat promosi tersebut.
Contoh, Anda hendak mempromosikan varian es pisang coklat yang baru dari usaha makanan Anda.
Targetnya sederhana, supaya ada banyak pembeli yang memesan dan mencoba varian baru ini.
Strategi yang dipakai adalah bonus minuman gratis untuk satu porsi pembelian. Contoh kata promosi
yang bisa Anda pakai misalnya:
1) Baru! Es Pisang Coklat Matcha Nut! Beli sekarang bonus satu milkshake gratis!
2) Traktir teman kamu Es Pisang Coklat Matcha Nut GRATIS 1 Choco Milkshake.
3) Beli Es Pisang Coklat Matcha Nut, gratis 1 minuman apa saja! Buruan sebelum kehabisan!
4) Paket Hemat Beli Es Pisang Coklat Matcha Nut + Milkshake, Diskon 20% Hari Ini!
5) Mau milkshake gratis? Beli Es Pisang Coklat Matcha Nut pakai GoPay, yuk!
Setelah menentukan target yang jelas, barulah Anda bisa menerapkan beberapa cara merangkai kata-
Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila “ Pembuatan Rencana Bisnis untuk Membangun Jiwa Kewirausahaan “42
kata promosi jualan makanan lainnya, seperti yang terangkum di bawah ini.
Dalam merangkai kata-kata promosi, Anda juga bisa mencantumkan informasi harga. Terutama jika
promosi dilakukan dengan menurunkan harga untuk produk yang mau dipromosikan. Cara ini bisa
menarik lebih banyak pembeli dengan cepat.
Anda bisa menerapkan cara yang satu ini ketika akan memperkenalkan produk atau varian baru. Bisa
juga untuk mempromosikan menu yang kurang begitu laris. Ini beberapa contoh kalimat promosinya:
Tidak harus selalu singkat ataupun secara terang-terangan, kata-kata promosi jualan makanan juga
bisa dibuat seperti Anda sedang membantu teman yang kesulitan.
Berikan solusi yang kemudian bisa diatasi dengan membeli produk makanan atau minuman yang
Anda promosikan. Teknik ini juga terbukti cukup jitu untuk menarik pelanggan baru.
Contoh, jika Anda memiliki usaha rice bowl kekinian dan ingin memberikan potongan harga khusus
untuk pemesanan selama jam makan siang (12.00-14.00), Anda bisa meramu kata-kata promosi
seperti:
1) Ingin kenyang murah meriah? Pesan Rice Bowl Seleraku saat makan siang untuk dapatkan
potongan Rp10.000!
2) Tanggal dua, dompet tipis? Makan siang murah meriah dengan Rice Bowl Seleraku diskon
Rp10.000 all item!
3) Paket Hemat Makan Siang Ala Anak Kosan Serba 20 Ribu, Bebas Pilih Lauk!
4) Pilih 3 Macam Lauk, Gratis Nasi Putih dan Es Teh Manis!
5) Ajak Teman Beli Paket Makan Siang, Free Es Teh Manis! Persediaan Terbatas.
Supaya kata-kata promosi terlihat lebih menarik dan mencuri perhatian, Anda juga bisa
menambahkan beberapa ucapan yang sedang ngetren atau banyak dipakai belakangan ini. Sisipkan
kata-kata yang ngetren ini dalam kalimat promosi Anda.
Sumber: https://gobiz.co.id/pusat-pengetahuan/kata-kata-promosi-jualan-makanan/
Tugas.
Amatilah analisis usaha Martabak Barkah di atas.
Instruksi Khusus
Proposal terdiri dari
1. Pendahuluan (Latar Belakang Usaha, Visi dan Misi Usaha, Jenis dan Tujuan Usaha)
2. Analisis Usaha (Peluang Usaha, Tantangan Usaha, Potensi Usaha,
3. Aspek Produksi (Variasi Produk, Waktu dan Tempat Produksi, Peralatan Produksi, Bahan Baku
Produksi, Proses Produksi)
4. Strategi Usaha (Kondisi Pasar, Konsumen, Strategi Pemasaran)
5. Aspek Keuangan (Rencana Produksi, Rencana Anggaran,Perkiraan Pemasukan, Perkiraan
Laba/Rugi)
6. Kesimpulan
Lainnya:
Tertanda
Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila “ Pembuatan Rencana Bisnis untuk Membangun Jiwa Kewirausahaan “45
Checklist Kegiatan
Perencanaan Pelaksanaan
1 Menggali Ide
2 Menentukan Produk/Jasa
7 Membuat prototype
8 Mengadakan survey
menengah
11 Perhitungan laba-rugi
1
Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila “ Pembuatan Rencana Bisnis untuk Membangun Jiwa Kewirausahaan “46
Pertanyaan:
1. Produk mana yang menjadi favoritmu?
2. Produk mana yang sering kamu konsumsi/gunakan?
3. Apa yang menjadi alasan kamu mengkonsumsi/menggunakannya?
No.
1.
2.
Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila “ Pembuatan Rencana Bisnis untuk Membangun Jiwa Kewirausahaan “47
Secara mandiri atau berkelompok, simaklah informasi dari video-video tentang kewirausahaan di bawah
ini.
Proses Kewirausahaan: https://www.youtube.com/watch?v=gjGwlM5s-lw
Contoh Bisnis: https://www.youtube.com/watch?v=clxmWSXiWbU
Study Kelayakan: https://www.youtube.com/watch?v=xbBGDiOmxos
Pembentukan Tim yang Kuat: https://www.youtube.com/watch?v=KK7cIhS5c6g
Branding dan Strategi Pemasaran: https://www.youtube.com/watch?v=MkV5DBZt6p8
Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila “ Pembuatan Rencana Bisnis untuk Membangun Jiwa Kewirausahaan “48
Kegiatan
Setelah menyaksikan video tersebut, lihatlah kembali proposal usaha yang telah kamu buat, dan
lengkapilah dengan menerapkan pengetahuan yang kamu dapat dari video tersebut.
Presentasi Proposal
Teori Kanter
Menyikapi Kegagalan dalam Berproses Menuju Keberhasilan
Pernahkah kamu merasakan situasi di mana setiap kali kamu mempelajari sesuatu yang baru,
mengembangkan kebiasaan baru, atau menjalankan proyek besar, selalu ada saat-saat di mana
kekhawatiran datang secara tiba-tiba? Kamu merasa tidak ada perubahan yang berarti, kamu menjadi
tidak nyaman, dan putus asa karena masih jauh perjalananmu menuju keberhasilan.
Kamu tidak sendiri. Kamu dan orang-orang yang yang sedang berjuang mengalami sebuah pergulatan
Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila “ Pembuatan Rencana Bisnis untuk Membangun Jiwa Kewirausahaan “49
emosi yang jika digambarkan dalam bentuk grafik akan berbentuk seperti sebuah senyuman (atau U). Di
awal dan di akhir emosi cenderung sangat positif. Pada awalnya kamu sangat optimis dan memiliki
harapan, dan dengan semangat memutuskan untuk memulai sesuatu yang kamu yakini akan sangat
menarik (jika tidak, tentu kamu tidak akan melakukannya, bukan?) Dan ketika kamu hampir mencapai
tujuan, kamu menjadi penuh percaya diri.
Lalu, perasaan apa yang muncul di antara awal dan akhir? Menurut Rosabeth Moss Kanter, profesor di
Harvard Business School, "di tengah, semuanya tampak seperti kegagalan" (hukum Kanter). Setiap orang
merasa termotivasi di awal perjalanan, dan akan sangat bahagia saat tujuannya tercapai, tetapi di tengah-
tengah proseslah di mana kerja keras terjadi.
Berikut adalah ilustrasi dari perjalanan emosi dalam mencapai sebuah tujuan.
Di tengah perjalanan mencapai tujuan, kita semua memiliki keraguan. Perasaan ini pada dasarnya
dihasilkan karena rencana tidak selalu berjalan lurus dan mulus, karena tantangan dan perubahan dapat
muncul tiba tiba dan tidak terduga . Perubahan yang tersisa biasanya memberikan dua pilihan dampak:
langkah maju dan langkah mundur.
Selain itu, mudah untuk merasakan bahwa ketika kita berada di tengah-tengah proses, kita merasa sangat
jauh dari tujuan yang ingin kita capai. Berbagai peristiwa yang tak terduga, perubahan arah tujuan,
masalah ketidakcukupan sumberdaya (waktu, uang, tenaga, keterampilan, dan lainnya) dapat membuat
munculnya keputusasaan.
Inilah mengapa penting untuk memahami sepenuhnya bahwa kegagalan adalah bagian penting dari
perubahan, karena akan ada periode kebingungan di mana godaan untuk meninggalkan apa yang sudah
kita rintis akan menjadi besar. Di perusahaan, di tim kerja manapun, dan secara individu, sangat penting
untuk menumbuhkan dan mengembangkan pola pikir bahwa kegagalan adalah bagian alami dari sebuah
proses.
Sumber: https://facilethings.com/blog/en/everything-looks-like-a-failure-in-the-middle
Diterjemahkan langsung Video: https://bigthink.com/videos/what-do-you-believe
Pertanyaan:
1. Apa yang dimaksud Profesor Kanter dengan "segala sesuatu tampak seperti kegagalan di tengah?"
2. Diskusikan contoh saat kamu "sedang berada di tengah proses" menjalankan sesuatu dan rasanya
seperti gagal. Bagaimana hasilnya? Apa yang kamu pelajari? Apakah Anda akan melakukan
sesuatu yang berbeda lain kali?
3. Menurut kamu, bagaimana perasaan para wirausahawan (orang yang memulai bisnis mereka
sendiri) ketika mereka berada di tengah dan ada banyak hal "yang tidak diketahui?" Apakah itu
mudah atau sulit? Menurut kamu bagaimana mereka bisa melewatinya?
Tugas Individu
Tuliskan pengalaman yang berhubungan dengan Hukum Kanter. Pengalaman tersebut dapat
berhubungan dengan pengalaman dalam kehidupan pribadi, organisasi, usaha, akademik ataupun
non-akademik tentang: menetapkan tujuan/rencana, melaksanakan setiap rencana, situasi yang
dialami, dan langkah serta keputusan yang diambil
Diskusi kelompok
Peserta didik duduk berkelompok. Setiap peserta dalam kelompok mempresentasikan selama 1-2
menit tentang pengalaman mereka sendiri dengan "Hukum Kanter".
Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila “ Pembuatan Rencana Bisnis untuk Membangun Jiwa Kewirausahaan “50
Refleksi
● Apa yang akan terjadi jika saya akan menghadapi tantangan dalam hidup, dan karier saya,
atau dalam memulai bisnis suatu hari nanti?
● Bagaimana saya bisa melewati tengah di mana 'segala sesuatu tampak seperti kegagalan?
● Mengapa kemampuan untuk mengatasi tantangan ini penting?
Lampiran
Kuis Ketangguhan
Nilai dirimu dari 1 hingga 5 untuk hal-hal berikut: (1 = sangat tidak setuju, 5 = sangat setuju)
Dalam situasi krisis atau kacau, saya menenangkan diri dan fokus untuk mengambil tindakan yang
berguna.
Saya biasanya optimis. Saya melihat kesulitan sebagai sementara dan berharap untuk
mengatasinya.
Saya dapat mentolerir tingkat ambiguitas dan ketidakpastian yang tinggi tentang situasi.
Saya beradaptasi dengan cepat terhadap perkembangan baru. Saya pandai bangkit kembali dari
kesulitan.
Saya suka bercanda. Saya menemukan humor dalam situasi yang sulit, dan dapat menertawakan
diri saya sendiri.
Saya bisa pulih secara emosional dari kerugian dan kemunduran. Saya punya teman yang bisa
saya ajak bicara. Saya bisa mengungkapkan perasaan saya kepada orang lain dan meminta
bantuan. Perasaan marah, kehilangan dan putus asa tidak berlangsung lama.
Saya merasa percaya diri, menghargai diri sendiri. dan memiliki konsep yang sehat tentang siapa
saya.
Saya penasaran. Saya mengajukan pertanyaan. Saya ingin tahu bagaimana segala sesuatunya
bekerja. Saya suka mencoba cara baru dalam melakukan sesuatu.
Saya belajar pelajaran berharga dari pengalaman saya dan dari pengalaman orang lain.
Saya pandai memecahkan masalah. Saya dapat menggunakan logika analitis, menjadi kreatif, atau
menggunakan akal sehat praktis.
Saya pandai membuat semuanya berjalan dengan baik. Saya sering diminta untuk memimpin
kelompok dan proyek.
Saya sangat fleksibel. Saya merasa nyaman dengan kompleksitas paradoks saya. Saya optimis dan
pesimis, percaya dan berhati-hati, tidak egois dan egois, dan lain sebagainya.
Saya selalu menjadi diri saya sendiri, tetapi saya menyadari bahwa saya berbeda dalam situasi
yang berbeda.
Saya lebih suka bekerja tanpa deskripsi pekerjaan tertulis. Saya lebih efektif jika saya bebas
melakukan apa yang menurut saya terbaik dalam setiap situasi.
Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila “ Pembuatan Rencana Bisnis untuk Membangun Jiwa Kewirausahaan “51
Saya pendengar yang baik. Saya memiliki keterampilan empati yang baik.
Saya tidak menghakimi orang lain dan beradaptasi dengan gaya kepribadian orang yang berbeda.
Saya sangat tahan lama. Saya bertahan dengan baik selama masa-masa sulit. Saya memiliki
semangat mandiri di balik cara kerja sama saya dalam bekerja dengan orang lain.
Saya telah dibuat lebih kuat dan lebih baik oleh pengalaman yang sulit.
Saya telah mengubah kemalangan menjadi keberuntungan dan menemukan manfaat dalam
pengalaman buruk.
secara emosional bagi mereka. Mereka berkembang dalam situasi yang membuat stres orang lain karena mereka
belajar pelajaran yang baik dari pengalaman buruk. Mereka mengubah kemalangan menjadi keberuntungan dan
mendapatkan kekuatan dari kesulitan.
Indikator yang baik dari kesehatan mental yang luar biasa adalah ketika seseorang yang berbicara tentang
pengalaman kasar berkata, "Saya tidak akan pernah rela mengalami hal seperti itu lagi, tetapi itu adalah salah satu
hal terbaik yang pernah terjadi pada saya." Tanyakan "Bagaimana saya bisa membalikkan ini? Mengapa bagus
jika ini terjadi? Apa hadiahnya?"
Menjadi lebih baik dan lebih baik setiap dekade. Menjadi semakin kompeten dalam hidup, tangguh, tahan lama,
menyenangkan, dan bebas. Luangkan lebih sedikit waktu untuk bertahan hidup daripada yang lain dan selamat
dari kesulitan besar dengan lebih baik. Nikmati hidup lebih dan lebih.
Unjuk Karya
Pengetahuan yang aku dapat dari Keterampilan yang aku bangun Sikap yang aku bangun dari
Projek Kewirausahaan ini dari Projek Kewirausahaan ini Projek Kewirausahaan ini
Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila “ Pembuatan Rencana Bisnis untuk Membangun Jiwa Kewirausahaan “53
Di masa depan, pengetahuan dan keterampilan, dan sikap dari project kewirausahaan akan membantuku
dalam…….. …...