Anda di halaman 1dari 7

CUKUR GAZA’ MENURUT PANDANGAN ISLAM

Diajukan untuk memenuhi syarat mata kuliah Metode Penelitian

Dalam Program Studi Ilmu Hadis

Oleh:

DICKY WAHYU PRATAMA

NIM. 2130303024

PROGRAM STUDI ILMU HADIS

FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH

PALEMBANG 2023M / 1444H


LATAR BELAKANG

Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada


manusia melalui Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul. Islam pada hakikatnya
membawa ajaran-ajaran yang bukan hanya mengenai satu segi, tetapi
mengenai berbagai segi dari kehidupan manusia. Sumber dan ajaran-ajaran yang
mengambil berbagai aspek itu ialah al-Qur’an dan hadis. Dalam paham dan
keyakinan umat Islam al-qur’an mengandung firman tuhan yang diwahyukan
kepada Nabi Muhammad SAW.
Islam sangat memperhatikan agar setiap muslim hidup teratur dan rapi,
baik ucapan, perbuatan, rupa, tingkah laku dan setiap aspek kehidupannya.
Sejauh mana seorang muslim beradap dan meneladani Nabi Muhammad SAW,
maka seperti itulah kedudukannya disisi Allah dan kedekatan Rasulullah SAW
dengan umatnya pada hari kiamat. Diantaranya upaya islam untuk mengarahkan
kehidupan seseorang muslim adalah dalam masalah rambut, perhatian islam
terhadap adab seorang muslim berkaitan dengan rambut adalah apabila kepala
dan bagian tubuh seseorang terdapat rambut, maka ia harus beradap dengan
adab-adab yang berkaitan dengannya, diantaranya: Memuliakan rambut dan tidak
mencukur sebagian rambut dan membiarkan sebagiannya. Dizaman yang sudah
modern ini manusia ingin berpenampilan unik, mengikuti tren/fashoin, dari
mulai berpakaian, teknologi, dan juga gaya rambut. Islam memperbolehkan
bahkan menuntut seorang muslim untuk berpenampilan yang bagus. Indah
dipandang, hidup teratur dan rapi menikmati apa yang diciptakan oleh Allah
SWT.
Islam menentang yang berlebih-lebihan dalam berpernampilan, seperti
berburuk penampilan. Zaman sekarang ini berbagai fashion sudah
berkembang di negara kita khususnya untuk gaya rambut, banyak orang
sekarang cukur rambut sesuai keinginannya atau ingin mengikuti idolanya.
Model rambut yang paling santer adalah gaya cukur mohawak. Gaya rambut ini
mencukur di bagian sebelah kiri dan kanan lalu meninggalkannya disebagian
tengah. Ada juga mencukur rambut disebagian dengan cara terpisa-pisah atau
seperti garis-garis yang dinamakan skin, dalam islam potongan rambut
disebut kan dengan nama qaza’.1
Imam an-Nawawi berpendapat yaitu mencukur sebagian rambut kepala
anak dari mana saja. Sebagian ulama mengatakan mencukur sebagian secara
terpisah-pisah. Dari hadis diatas dapat dipahami pelarangan terhadap perbuatan
qaza’, adalah merusak dari penampilan seseorang. Menurut ibn Abidin
qaza’adalah mencukur sebagian rambut dan meninggalkan sebagian yang
lain dan bagian-bagian yang lain kira-kira tiga jari. Dari pendapat ulama diatas
terdapat perbedaan pendapat, berangkat dari ini semua penulis ingin memahami
hadis tentang mencukur sebagian rambut (qaza’) dengan melihat konteks
hadis disebut dikeluarkan dan direlevansikan terhadap masa sekarang dengan
menggunakan metode Yusuf al-Qardhawi. Adapun untuk melaksanakanprinsip-
prinsip dasar dari metode Yusuf al-Qardhawi dalam bukunya yang berjudul
bagaimana memahami sunnah nabi Muhammad SAW beliau membagi menjadi
tiga metode, yaitu pertama, Mengkorelasikan dengan al-Qur’an. Kedua,
mengumpulkan hadis-hadis yang setema. Ketiga, memahami hadis menurut
sebab kondisi dan tujuannya.
Islam merupakan agama yang sempurna sehingga dalam kehidupan sehari-
hari pun sangat diperhatikan, bahkan menuntut seorang muslim untuk
berpenampilan yang baik, dari ujung kaki sampai ujung rambut juga diatur dalam
agama Islam, tidak terkecuali dalam masalah gaya rambut, elok dipandang dan
rapi dalam berpenampilan sangat dianjurkan.2 Islam sangat menentang sikap
berlebih-lebihan dalam berpenampilan, seperti memperburuk penampilan. Salah
satu akhlak yang dicontohkan oleh Rasulullah adalah terkait rambut. Rasulullah
menyuruh umatnya agar memuliakan rambutnya dengan cara merawatnya. Dalam
beberapa riwayat disebutkan rambut Rasulullah SAW panjangnya sampai
menyentuh bahunya. Memanjangkan rambut haruslah memuliakan dan

1
Nada,Abdul „Azīz bin Fathi al-Sayyid, Ensiklopedia Adab Islam
“Menurut al- Qur‟an dan as-Sunnah”, jilid 2, terj. Abu Ihsan al-Atsari (Jakarta:
Pustaka Imam asy-Syafi‟i, 2007), cet. 1, 54.

2
Angga Febrian, Trand Cukur Qaza dalam Perspektif Hadis, 2022
merawatnya dengan rapi, artinya memuliakan rambut adalah meminyakinya,
menyisirnya, dan tidak mencukurnya secara sebagian saja karena hal tersebut
bertentangan dengan memuliakan rambut dan menyerupai qaza’.

Pada dasarnya jiwa manusia menyukai akan keindahan, penampilan


menarik dan perhiasan yang beraneka ragam. Sehingga seseorang merasa senang
bila penampilannya terlihat indah dan di terima oleh orang-orang yang ada di
sekelilingnya. Sifat keindahan ini meliputi keindahan lahir dan batin. Dan
manusia berbeda-beda dalam mewujudkannya. Akan tetapi hampir semuanya
sepakat untuk memperindah penampilan luarnya, karena itulah yang paling mudah
untuk di ketahui oleh orang lain. Sebagai contoh rambut kepala misalnya, ia
merupakan salah satu ciri yang nampak pada tubuh manusia dan pada umumnya
manusia pasti memilikinya kecuali sebagian kecil di antara mereka yang tidak di
karuniai Allah dengan perhiasan ini. Maka kita cermati baik dari kalangan laki-
laki atau perempuan dari zaman dulu hingga saat ini saling membanggakan diri
dengan rambutnya dan berusaha meniru model rambut orang lain.3

Adapun model rambut seperti potongan Mohawk atau Balotelli itu


merupakan potongan rambut yang di larang dalam Islam. Karena potongan yang
seperti itu menyerupai orang kafir. Oleh karena itu perlu adanya pengkajian
mendalam untuk dapat menangkap makna dan tujuan yang terkandung
didalamnya agar mendapatkan pemahaman yang tepat serta dapat
menghubungkannya dengan permasalahan- permasalahan yang banyak terjadi di
masa sekarang. Tidak dapat dipungkiri lagi, bahwa penampilan merupakan
sesuatu yang sangat penting untuk diperhatikan. Baik buruknya pribadi seseorang
dapat dilihat dari sejauh mana ia memperhatikan penampilan, salah satunya dalam
mencukur rambut kepala. Mengenai mencukur rambut kepala tersebut.
Rasulullah pernah melarang seorang anak kecil yang dicukur orang tuanya tidak

3
Nurussadah, Studi Analisis Hadis Tentang Larangan Qaza’ dan
Implimentasi Sekarang, UIN Walisongo Semarang 2019
beraturan, yaitu mencukur sebagian rambut kepala dan sebagiannya lagi
dibiarkan, atau yang disebut dengan qaza’. 4

Dan qaza’ itupun di larang dalam Islam. Dalam beberapa kitab hadits
khususnya kitab-kitab hadits yang terangkum dalam kutub al-Sittah. Terdapat
beberapa hadits yang menjelaskan tentang hal itu, diantaranya Shohih
Muslim meriwayatkan : Artinya Zuhair Bin Harb telah datang kepadaku, Yahya
yaitu Ibnu Sa’id telah memberitahukan kepadaku, dari Ubaidullah, Umar bin Nafi’
telah mengabarkan kepadaku dari Ayahnya dari Ibnu Umar Radhiyallahu
Anhuma,bahwasannya Rasululluah SAW melarang Qaza’. Dia (Umar) Berkata,
“Aku Bertanya kepada Nafi’ ,”Apa itu Qaza‟? “Dia (Nafi‟) menjawab,“seseorang
memotong sebagian rambut anak kecil dan meninggalkan (menyisakan) sebagian
yang lain. Kata qaza’ secara bahasa bermakna : qath‟un minas sahab (segumpal
awan ) yang tipis atau kata qaza bentuk jamak dari kata qaz’ah artinya segumpal
awan. Rambut kepala bila sebagiannya di cukur dan sebagiannya tidak dinamakan
qaza’. Karena diserupakan dengan gumpalan- gumpalan awan yang terpisah.

Qaza seperti seperti yang dijelaskan oleh Nafi’ dan Ubaidullah artinya
memotong sebagian rambut kepala secara mutlak, menurut pendapat ulama yaitu
memotong rambut kepala di beberapa bagian secara berpisah. Rasulullah SAW
melarang umatnya mencukur rambut dengan qaza’ karena bukanlah model cukur
rambut yang baik, justru menjadikan penampilan menjadi semangkin buruk.
Qaza’ juga termasuk budaya beberapa kelompok non muslim. Dan berhubungan
dengan itu Rasulullah SAW bersabda, Artinya dari ibn Umar, Rasulullah SAW
Bersabda : Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk golongan
kaum tersebut” (HR. Abu Daud ). Qaza’ ialah mencukur rambut anak kecil pada
beberapa titik (secara acak) dan membiarkannya dibeberapa titik lainnya sehingga
tidak beraturan seperti gumpalan awan. Kata qaza‟ bentuk jamak dari kata
qaza‟ah artinya segumpal awan. Rambut kepala bila sebagiannya dicukur dan

4
Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jilid I (Jakarta:
UI-Press, 1985), 17
sebagiannya tidak dinamakan qaza’, karena diserupai dengan gumpalan-gumpalan
awan yang terpisah-pisah. Menurut Ubaidillah bin Hafs beliau mengisyaratkan
qaza‟ adalah apabila seorang anak kecil dicukur dan ditinggalkan rambutnya
ditempat ini dan disini dari pada ubun-ubunnya dan kedua sisinya. Menurut Imam
Nawawi qaza‟ adalah mencukur sebagian kepala secara total.5

Hal tersebut kemudian diikuti oleh pemuda pemuda diseluruh belahan


dunia termasuk Indonesia yang mana sebagian besar penduduknya beragama
Islam. Masalah-masalah umat Islam yang menjadi pembahasan salah satunya
yaitu tentang qaza’ (mencukur sebagian rambut dan meninggalkan sebagian yang
lainnya). Melihat trand para anak muda khususnya, sangat menyukai gaya rambut
yang berbeda-beda, fashion sebagai ekspresi diri dan komunikasi dari pemakainya
memberikan implikasi bagi pengguna yang berkaitan dengan bagimana
mengkomunikasikan nilai, status, kepribadian, identitas dan perasaan. Ciri dan
identitas pribadi sangat penting, hingga tataran remaja sangat terpengaruh oleh
fashion dalam kehidupan mereka. Begitu juga dengan gaya rambut (qaza’) yang
memiliki persinggungan dengan syari’at Islam, dimana hukum Qaza’ menjadi
perdebatan dikalangan ulama, yang mana jika dilihat dari sisi hadisnya memilki
hukum haram, sebab Rasulullah melarang qaza’ pada saat itu. Namun jika
dikaitkan dengan konteks sekarang, dimana sangat berbeda kondisi antara pada
zaman Rsulullah dan zaman sekarang, maka dari sini penulis memiliki
ketertarikan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana hukum qaza’ jika dikaitkan
dengan hukum sekarang dengan mengunakan pendekatan sosio-histori.6

Rumusan Masalah

Bagaimana pandangan islam terhadap cukur ghoza?


5
Ahmat Bukhori, Pelaksanaan Cukur Rambut Mohawak (Qaza’) Ala Baloteli
Ditinjau Menurut Perspektif Hukum Islam, Universitas Islam Negri Sultan Syarif Kasim,
2018
6
Siti Mujarofah, Qaza’ Ditinjau dari Teori Maqosid, UIN Sunan Kalijaga,
Yogyakarta, 2019
Tujuan Penelitian

Berangkat dari rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan:

1. Agar bisa menambah khazanah dalam bidang keislaman


2. Mengetahui lebih mendalam hukum dan larangan dalam cukur goza’
3. Bisa memberikan sumbangsih dalam kajian islam khususnya di dalam
bidang al qur’an dan hadis dan bisa memberikan manfaat bagi kita semua.

Anda mungkin juga menyukai